Anda di halaman 1dari 133

A N T I

KORUPSI
PELATIHAN DASAR CPNS
Provinsi Kalimantan Barat 2021
DR. Hj. Sofiati, M.Pd
Brebes, 23 Juli 1970

Widyaiswara Ahli Madya


BPSDM Provinsi Kalimantan Barat

Suami
dr. H. Moh. Zainuddin, Sp.Rad.

Jl. Paris 2 Komplek Balimas 3 No. B 25


Pontianak Kalimantan Barat

S-3
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2001

0815 222 0225


sofiati.diklat@gmail.com
• Mampu
mengaktualisasikan
sikap dan perilaku
yang amanah dan
jujur, serta mampu
mencegah terjadinya
korupsi di
lingkungannya
INDIKATOR Hasil Belajar
01 Peserta Diklat Mampu

Menyadari dampak perilaku dan tindak


pidana korupsi bagi kehidupan diri pribadi,
keluarga, masyarakat, dan bangsa.

02 Peserta Diklat Mampu

Menganalisis kasus korupsi di sekitar lingkup


ASN,

03 Peserta Diklat Mampu

Menjelaskan cara-cara menghindari


perilaku dan tindak pidana korupsi;

04 Peserta Diklat Mampu

Membiasakan nilai dasar anti korupsi bagi


kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat,
dan bangsa.
MATERI POKOK

1. Pengetahuan Dasar Antikorupsi

2. Studi Kasus Korupsi,

3. Aktualisasi nilai-nilai AntiKorupsi


Infografik Kasus KPK Tahun 2018
11 April 2018 4 Juni 2018
15 Mei 2018
Suap Bupati Suap pengadaan
Bandung Barat Suap Proyek Kab. barang dan jasa di
Barang Bukti: Rp. Bengkulu. Kab. Purbalingga.
435 juta Bupati Bengkulu Bupati Purbalingga
Selatan. BB. 100 juta + 1
BB. Rp.100 juta mobil

29 Maret 2018
Suap Hakim PN
4 Mei 2018 23 Mei 2018
Tangerang. Suap Dana Suap Proyek Kab. Buton
Hakim PN Kelas 1A Perimbangan Selatan.
BB. 22,5 jt. Keuangan Daerah Bupati Buton Selatan
Anggota DPR RI BB. Rp.409 juta
Komisi XI
Barang Bukti : 500 jt
Infografik Kasus KPK Tahun 2018
26 Juli 2018
5 Juli 2018 18 Juli 2018
Suap pengadaan
Suap Alokasi Dana Suap Proyek Kab. barang dan jasa di
Otonomi Khusus Aceh Labuhan Batu Kab. Lampung
(DOKA) Bupati Labuhan Selatan
Gubernur Aceh Batu Bupati Lampung Sel
Barang Bukti: Rp.50 BB. Rp.500 juta BB. 600 juta
juta

8 Juni 2018 14 Juli 2018 20 Juli 2018


Suap Proyek Pekerjaan Suap Kalapas
Suap Pembangunan
Blitar Sukamiskin
PLTU Riau 1
Walikota Blitar Barang Kalapas Sukamiskin
Anggota DPR
bukti Rp.2,5 M BB. Rp.282 jt +
Barang Bukti : 500 jt
USD1.410 + 2 mobil
Infografik Kasus KPK Tahun 2018
3 Oktober 2018 26 Okt 2018
15 Oktober 2018
Suap Kepala Ktr
Suap Perizinan Suap terkait tugas
Pajak Ambon
Meikarta dan fungsi DPRD
Kepala Ktr Pajak
Bupati Bekasi Prov. Jateng
Ambon
BB. SGD 90.000 + Ketua Komisi B
Barang Bukti:
513 juta + 2 mobil DPPRD
Rp.100 ribu + bukti
Barang Bukti Rp.240
setor 570 rb
jt

28 Agust 2018 4 Oktober 2018 24 Okt 2018


Suap PN Medan Suap Pengadaan Suap Penempatan
Hakim PN Medan Barang dan Jasa di Jabatan di Kab. Cirebon
Barang bukti Pasuruan Bupati Cirebon
SGD150.000 Walikota Pasuruan Barang bukti : Rp.391
Barang Bukti : Rp juta
29,8 jt, Buku Tab &
3 kartu ATM
Infografik Kasus KPK Tahun 2018
19 Des 2018 30 Des 2018
28 Novem 2018 Suap Bantuan Suap Sistem Penyediaan
Suap Hakim PN Pemerintah untuk Air minum
Jakarta Selatan KONI Kepala Satuan Kerja di
Ketua Majelis Hakim Deputi IV Kementerian PUPR
Barang Bukti: Kemenpora Barang bukti : Rp.3,36
SGD 47.000 Barang bukti : Rp. Miliar + SGD 23.100 +
7,3 Miliar + 1 mobil USD 3.200

17 Nov 2018 12 Des 2018


Suap Proyek dinas Suap Dana Alokasi
PUPR Kab. Fakfak Khusus Pendidikan
Barat Kab. Cianjur
Bupati Fakfak Barat Bupati Cianjur
Barang bukti 150.000 Barang Bukti : Rp
juta 1,5 Miliar
Infographic Jejak Kasus di KPK
Sepanjang Tahun 2018

TOTAL TERSANGKA

121
Kepala Daerah : 21
Swasta : 46
DPR RI : 2
DPRD : 5
Hakim : 4
Eselon I : 16
Eselon 2 : 2
Eselon 3 : 1 TOTAL BARANG BUKTI
Advokat : 3 Rp. 24,47 Miliar
Lainnya : 11
USD 14.110
SGD 310.100.
13
14
15 4/5/2021
ANGKRINGAN GELAR PERKARA

Menganalisis dan mengkaji, membahas dan menyajikan topik


sbb :

1. Dampak Korupsi Terhadap Pendidikan dan Kesehatan


2. Dampak Korupsi Terhadap Penegakan Hukum dan HAM
3. Dampak Korupsi Terhadap Ekonomi, Sosial & Kemiskinan
4. Dampak Korupsi Terhadap Politik dan Demokrasi
5. Dampak Korupsi Thd Kerusakan Lingkungan & Ekosistem
6. Dampak Korupsi Terhadap Pertahanan dan Keamanan
TINDAK PIDANA KORUPSI
menurut UU 31 th 2009 jo. UU 20 th 2001
1. Menyebabkan Kerugian Keuangan Negara
Pasal 2 ayat (1)
Setiap orang yg secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi yg dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara, dipidana dgn
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20
(duapuluh) th dan denda paling sedikit Rp 200 juta
dan paling banyak Rp.1 miliar.
56
Dalam hal TPK dilakukan dlm keadaan tertentu,
“ pidana mati “ dapat dijatuhkan.
Ps. 2 ayat (2)
Pengertian “keadaan tertentu” dlm ketentuan ini adalah
keadaan yg dapat dijadikan alasan pemberatan pidana
bagi pelaku TPK, yaitu apabila tindak pidana tsb
dilakukan thd dana2 yg diperuntukkan bagi penang-
gulangan keadaan bahaya, bencana alam nasional,
penanggulangan akibat kerusuhan sosial yg meluas,
penanggulangan krisis ekonomi dan moneter, dan
penanggulangan TPK
57
2. Menyalahgunakan kewenangan
Pasal 3
setiap orang dgn tujuan menguntungkan dirinya
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, dipidana dgn pidana
penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling
singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun dan atau
denda paling sedikit Rp 50 juta dan paling banyak
Rp.1 miliar.

58
2. Korupsi yg Terkait Dgn Suap Menyuap
a. Menyuap pegawai negeri atau penyelenggara negara.
Psl 5 ayat 1 huruf a UU PTPK :
Dipidana dgn pidana penjara paling singkat 1 th dan paling
lama 5 th dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50 juta dan
paling banyak Rp 250 juta setiap orang yang:
1). Memberi atau menjanjikan sesuatu kpd pegawai atau
penyelenggara negara dgn maksud supaya pegawai negeri
atau penyelenggara negara tsb berbuat atau tdk berbuat
sesuatu dlm jabatannya yg bertentangan dgn kewajibannya.
2)........
b. Menyuap Pegawai negeri atau penyelenggara negara
c. Memberi hadiah kepada pegawai negeri.

60
d. Peg neg dan penyelenggara neg menerima suap.
(Psl 5 ayat 2 UU PTPK )
e. Peg neg atau penyelenggara neg menerima hadiah yg
berhubungan dgn jabatannya ( Psl 11 UU PTPK )
f. Menyuap hakim (Psl 6 ayat 1 huruf a UU PTPK )
g. Menyuap Advokad ( Psl 6 ayat 1 huruf b UU PTPK )
h. Hakim menerima suap (psl 12 huruf c UU PTPK)
i. Advokad menerima suap ( Psl 12 huruf d UU PTPK)

61
3. Korupsi yg terkait dgn penggelapan dlm jabatan.
a. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan
penggelapan.( Psl 8 UU PTPK ).
b. Pegawai negeri memalsukan bukti utk pemeriksaan
administrasi. ( Psl 9 UU PTPK ).
c. Pegawai negeri merusakkan barang bukti
( Psl 10 huruf a UU PTPK )
d. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan
barang bukti ( Psl 10 huruf b UU PTPK )
e. Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan
barang bukti. ( Psl 10 huruf c UU PTPK )

64
4. Korupsi yg terkait dgn perbuatan pemerasan.

a. Pegawai negeri atau penyelenggara negara


memeras. ( Psl 12 huruf e UU PTPK )
b. Pegawai negeri atau penyelenggara negara
memeras pegawai negeri yg lain.
( Psl 12 huruf f UU PTPK )

66
5. Korupsi yg terkait dgn perbuatan curang.
a. Pemborong berbuat curang.
( Psl 7 ayat 1 huruf a UU PTPK )
b. Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang
( Psl 7 ayat 1 huruf b UU PTPK )
c. Rekanan TNI/POLRI berbuat curang.
( Psl 7 ayat 1 huruf c UU PTPK ).
d. Pengawas rekanan TNI/POLRI berbuat curang.
( Psl 7 ayat 1 huruf d UU PTPK ).
e. Penerima barang TNI/PLRI membiarkan perbuatan curang
( Psl 7 ayat 2 UU PTPK )
f. Pegawai negeri atau penyelenggara negara menyerobot
tanah negara shg merugikan orang lain
( Psl 12 huruf h UU PTPK ). 68
6. Korupsi yg berkaitan dgn benturan kepentingan
dalam pengadaan barang.
Pegawai negeri turut serta dlm pengadaan yg diurusnya
(Psl 12 huruf i UU PTPK ) dipidana dgn pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (duapuluh) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp.200 juta dan paling banyak
Rp 1.miliar.
Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung
maupun tdk langsung dgn sengaja turut serta dlm
pemborongan,pengadaan atau persewaan, yg pada saat
dilakukan perbuatan, utk seluruh atau sebagian
ditugaskan utk mengurus atau mengawasinya.
70
7. Korupsi yg terkait dgn Gratifikasi
a. Pegawai negeri yg menerima gratifikasi dan tidak lapor
KPK. ( Psl 12 B UU PTPK).
(1). Setiap gratifikasi kpd peg neg atau penyelenggara neg
dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dgn
jabatannya dan yg berlawanan dgn kewajibannya
atau tugasnya dgn ketentuan sbb;
a). Yg nilainya Rp 10. juta atau lebih, pembuktian bhw
gratifikasi tsb bukan merupakan suap dilakukan
oleh penerima gratifikasi.

72
b). Yg nilainya kurang dari Rp.10 juta pembuktian
bhw gratifikasi tsb suap dilakukan oleh penuntut
umum.
2).Pidana bagi peg neg atau penyelenggara negara
sebagai mana dimaksud dlm ayat (1) adalah
dipidana dgn pidana penjara seumur hidup, atau
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp. 200 juta dan paling banyak
Rp.1. miliar.

73
b. Pegawai negeri menerima gratifikasi dan
melapor KPK ( Psl 12 C UU PTPK ).
(1).Ketentuan sebagaimana dimaksud dlm psl 12 B ayat (1) tdk
berlaku, jika penerima melaporkan gratifikasi yg diterimanya
kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.
(2).Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dlm ayat (1)
wajib dilakukan oleh penerima gratifikasi paling lambat 30
(tigapuluh) hari kerja terhitung sejak tgl gratifikasi tsb
diterima.
(3).Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dlm waktu
paling lambat 30 (tigapuluh) hari kerja sejak tgl menerima
laporan wajib menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik
penerima atau milik negara.

74
Ketentuan Tentang Gratifikasi
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Pasal 12 B :
• (1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan
yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan
sebagai berikut:
– yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih,
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap
dilakukan oleh penerima gratifikasi; (Pembuktian terbalik)
– yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah),
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut
umum.
• (2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
101
Pasal 16, 17,
Pelaporan dan Penentuan dan 18
Status Gratifikasi UU No. 30
th. 2002

Penerima Laporan Tertulis Proses


Gratifikasi kepada KPK Penetapan Status 30

H
Pasal Dapat A
12C Waktu 30 hari memanggil
Penerima
R
UU No. kerja Gratifikasi I
sejak diterima
20 th
2001 7 Hari Kerja sejak K
Pimpinan KPK
ditetapkan statusnya melakukan E
penelitian R
Menteri
Keuangan
J
SK Pimpinan
A
KPK ttg
Status Gratifikasi
Penerima
Gratifikasi
102
B. Tindak Pidana Lain yg Berkaitan
dgn Tindak Pidana Korupsi
1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi
( Psl 21 UU PTPK )
2. Tersangka tdk memberikan keterangan mengenai
harta kekayaannya ( Psl 22 UU PTPK )
3. Bank tdk memberikan keterangan rekening tersangka.
(Psl 22 UU PTPK).
4. Saksi atau ahli yg tdk memberikan keterangan atau
memberikan keterangan palsu. (Psl 22 UU PTPK)
5. Orang yg memegang rahasia jabatan tdk memberikan
keterangan atau memberi ket palsu (Psl 22 UU PTPK).
6. Saksi yg membuka identitas pelapor (Psl 24 UU PTPK)
103
GRATIFIKASI
GRATIFIKASI

104
Nilai-Nilai Antikorupsi
=
Nilai-Nilai Integritas
1. JUJUR

“ Jujur adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan


kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan. Jujur
berarti mengetahui apa yang benar, mengatakan dan
melakukan yang benar. Jujur adalah dapat dipercaya, lurus
hati, tidak curang, dan tidak berbohong baik pada dirinya
sendiri maupun kepada orang lain.”
2. TANGGUNG JAWAB

“ Tanggung jawab adalah menyelesaikan tugas dan


kewajibannya sesuai amanah yang diberikan
dengan baik, tidak mengelak, berani menghadapi,
dan memikul segala akibat atas perbuatan yang
dilakukan. Tidak buang badan.”
3. DISIPLIN

“ Sikap mental untuk melakukan hal-hal yang


seharusnya, pada saat yang tepat, dan benar-benar
menghargai waktu. Taat pada peraturan atau tata
tertib yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak
tertulis.”
4. MANDIRI

“ Mandiri dimaknai dengan keadaan yang dapat


berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Mandiri juga berarti kemampuan menyelesaikan,
mencari dan menemukan solusi dari masalah yang
dihadapi”
5. KERJA KERAS

“ Kerja keras adalah kegiatan yang dikerjakan sungguh-


sungguh dengan mencurahkan daya pikir dan kemampuannya
tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja
tercapai. Gigih dan fokus dalam melakukan sesuatu. Tidak
asal-asalan. Kerja keras berarti pantang menyerah, terus
berjuang dan berusaha”
6. SEDERHANA

“ Sederhana adalah bersahaja berarti


tidak berlebih-lebihan. Artinya, Anda
menggunakan sesuatu secukupnya
menyesuaikan dengan kebutuhan”
7. BERANI

“ Berani, berarti tidak takut atau gentar menghadapi


bahaya atau kesulitan. Berani, berarti mempunyai
hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar
dalam menghadapi ancaman”
8. PEDULI

“ Peduli adalah sikap dan tindakan


memperhatikan dan menghiraukan orang lain
serta melibatkan diri dalam suatu persoalan,
keadaan atau kondisi di luar diri kita sendiri”
9. ADIL

“ Adil berarti tidak berat sebelah, dan tidak memihak


pada salah satu. Adil juga berarti perlakuan yang sama
untuk semua tanpa membeda-bedakan berdasarkan
golongan, berlaku sepatutnya, tidak sewenang-wenang
dapat juga dikatakan berpegang pada kebenaran”
EVALUASI
Apa pengertian korupsi?
Gambarkan kondisi Indonesia jika tidak ada korupsi!
Apa penyebab terjadinya korupsi?
Apa saja dampak masif korupsi di Indonesia?
Sebutkan 9 indikator Nilai Dasar Anti Korupsi!
Sebutkan 7 kelompok delik tindak pidana Korupsi!
Apa saja strategi pemberantasan korupsi?
Apa yang akan anda lakukan untuk mencegah terjadinya
korupsi?

135
JADILAH GENERASI TANPA KORUPSI

Anda mungkin juga menyukai