Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TUBEKTOMI

Topik : TUBEKTOMI

Sub Topik : Mengenal lebih dalam tentang Tubektomi

Hari/Tanggal : Rabu, 25 juli 2018

Waktu/Jam : 15 Menit / 14.00-14.15 WIB

Tempat : Jl sei Raya Dalam

Peserta : Ny. D

Penyuluh : Euis Detiya Rahma Hastuti

I. TUJUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Ny. D memahami apa itu
tubektomi dan akan melaksanakannya secara sukarela

B. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan Ny. D mampu :
1. Menjelaskan pengertian Tubektomi
2. Menjelaskan Indikasi Tubektomi
3. Menjelaskan Kontraindikasi Tubektomi
4. Menjelaskan Kuntungan Tubektomi
5. Menjelaskan Persiapan Pre Operatif Tubektomi
6. Menjelaskan Perawatan Post Tubektomi
7. Menjelaskan Persyaratan peserta Kontrasepsi

1
II. MATERI
1. pengertian Tubektomi
2. Indikasi Tubektomi
3. Kontraindikasi Tubektomi
4. Kuntungan Tubektomi
5. Persiapan Pre Operatif Tubektomi
6. Perawatan Post Tubektomi
7. Persyaratan peserta Kontrasepsi

III. MEDIA
1. Leaflet

IV. METODE
Ceramah dan tanya jawab

V. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahapan Waktu Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Peserta
1 Pembukaan ( 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Kontrak waktu 15 menit dan
4. Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan 3. Menyetujui
4. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2 Kegiatan Inti (5 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengankan
menit) Tubektomi dan
2. Menjelaskan Indikasi memperhatikan
Tubektomi 2. Keluarga
3. Menjelaskan bertanya
Kontraindikasi Tubektomi
4. Menjelaskan Kuntungan
Tubektomi
5. Menjelaskan Persiapan Pre
Operatif Tubektomi

2
6. Menjelaskan Perawatan
Post Tubektomi
7. Menjelaskan Persyaratan
peserta Kontrasepsi

3 Penutup (5 menit) 1. Meminta pasien 1. Menjawab


mengulang pengertian, 2. Mendengarkan
indikasi, kontraindikasi, dan
keuntungan, persiapan pre memperhatikan
operatif, perawatan post
operatif, persyaratan
peserta kontrasepsi
2. Kesimpulan dari
pembelajaran
3. Salam penutup

VI. EVALUASI
Pertanyaan secara lisan
1. Apa pengertian Tubektomi
2. Apa Indikasi Tubektomi
3. Apa Kontraindikasi Tubektomi
4. Apa Kuntungan Tubektomi
5. Bagaimana Persiapan Pre Operatif Tubektom
6. Begaimana Perawatan Post Tubektomi
7. Apa Persyaratan peserta Kontrasepsi

EVALUASI OBSERVER
1. Evaluasi struktur
 Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat, dan pasien
 Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumnya
 Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media promosi
kesehatan sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Evaluasi proses
 Mahasiswa mampu memberikan informasi dengan jelas sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan

3
 Pasien bisa mendengarkan dan berpartisipasi aktif dari awal hingga akhir
kegiatan
3. Evaluasi hasil
 Pasien menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang tubektomi
dengan benar

MATERI PENYULUHAN TUBEKTOMI

A. Pengertian
Kontrasepsi mantap pada wanita adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur
yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat
keturunan lagi. Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan sering disebut tubektomi
atau sterilisasi (Handayani, 2010, hlm.182). Tubektomi adalah prosedur bedah
sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan yang
dilakukan dengan cara eksisi atau menghambat tuba fallopi yang membawa ovum
dari ovarium ke uterus. Tindakan ini mencegah ovum dibuahi oleh sperma di tuba
falopii (Everett,2008, hlm.252).

B. Indikasi
Dengan sifatnya yang permanen, sterilisasi hanya cocok untuk pasangan yang
tidak menginginkan anak lagi. Secara lebih luas, indikasi sterilisasi dapat dibagi
lima macam yaitu :
a. Indikasi Medis, Yang termasuk indikasi medis adalah penyakit yang berat
kronik seperti jantung, ginjal, paru-paru, dan penyakit kronik lainnya. Tetapi
tidak semua penyakit tersebut merupakan indikasi, hanya yang
membahayakan keselamatan Ibu kalau ia mengandung merupakan indikasi
untuk sterilisasi.
b. Indikasi Obstetris, keadaan di mana resiko kehamilan berikutnya meningkat
meskipun secara medis tidak menunjukkan kelainan apa-apa, termasuk
kedalam indikasi obstetric adalah multiparitas (banyak anak), apalagi dengan
usia yang relatif lanjut (misal grandemultigravida, yakni paritas lima atau

4
lebih dengan umur 35 tahun atau lebih), sesio sesarea dua kali atau lebih dan
lain-lain.
c. Indikasi Genetik, penyakit herediter yang membahayakan kesehatan dan
keselamatan anak, seperti hemophilia.
d. Indikasi Kontrasepsi, adalah indikasi yang murni ingin menghentikan
(mengakhiri) kesuburan, artinya pasangan tersebut tidak menginginkan anak
lagi meskipun tidak terdapat keadaan lain yng membahayakan keselamatan
Ibu seandainya ia hamil.
e. Indikasi Ekonomis, artinya pasangan suami istri menginginkan sterilisasi
karena merasa beban ekonomi keluarga menjadi terlalu berat dengan
bertambahnya anak dalam keluarga tersebut (siswosudarmo, 2007, hlm.52-
53).

C. kontraIndikasi
Kontra indikasi kontrasepsi mantap pada wanita adalah masalah hubungan,
ketidaksetujuan terhadap operasi dari salah satu pasangan, dan keadaan sakit atau
disabilitas yang dapat meningkatkan resiko pada operasi (Everett, 2008,
hlm.253).

D. Keuntungan Tubektomi
Sterilisasi wanita adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif dengan angka
kegagalan 1-5 per 1000 kasus yang berarti efektifitasnya 99,4-99,8% per 100
wanita pertahun, keefektifannya tercapai begitu operasi selesai dikerjakan.
Tubektomi merupakan cara KB jangka panjang yang tidak memerlukan tindakan
ulang artinya cukup sekali dikerjakan, meskipun kontap harus ditempuh melalui
sebuah operasi metode ini merupakan cara yang paling aman, bebas dari efek
samping asal semua prosedur dan persyaratan operasi terpenuhi. Sebagaimana
cara KB lainnya kontap bersifat praktis artinya tidak membutuhkan kunjungan
ulang yang terjadwal, dan tidak mengganggu hubungan seksual. Metode ini bebas
dari efek samping hormonal sebagaimana pil, KB suntik maupun susuk. Kontap

5
tidak mengganggu hubungan seksual, tidak pula menurunkan libido. Sekarang
sterilisasi merupakan tindakan operasi kecil di mana klien hanya memerlukan
istirahat beberapa jam sebelum ia bisa meninggalkan tempat pelayanan dan dapat
dikerjakan di lapangan dengan memanfaatkan kamar operasi di puskesmas
(Siswosudarmo, Anwar, 2007, hlm.51-52).

E. Persiapan Preoperatif Tubektomi


a. Konseling perihal kontrasepsi dan jelaskan kepada klien bahwa ia mempunyai
hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum prosedur dilakukan.
b. Menanyakan riwayat medis yang mempengaruhi keputusan pelaksanaan
operasi atau anestesi antara lain meliputi penyakit-penyakit pelvis, pernah
mengalami operasi abdominal atau pelvis, riwayat diabetes mellitus, riwayat
penyakit paru- paru seperti asthma, bronchitis, pernah mengalami problem
dengan anestesi, penyakit-penyakit perdarahan, alergi dan pengobatan yang
dijalani saat ini.
c. Pemeriksaan fisik : meliputi kondisi-kondisi yang mungkin mempengaruhi
keputusan pelaksanaan operasi atau anestesi.
d. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemerisaan darah lengkap, pemeriksaan
urin dan pap smear.
e. Informed consent harus diperoleh. Standard consent form harus
ditandatangani oleh suami atau istri yang dari calon akseptor kontrasepsi
mantap sebelum dilakukan. Umumnya penandatanganan dokumen Informed
consent dilakukan setelah calon akseptor dan pasangannya mendapatkan
konseling (Pinem, 2009, hlm.294).

E. Perawatan dan Informasi Postoperatif


Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulai lagi aktivitas
normal secara bertahap (sebaiknya dapat kembali ke aktivitas normal dalam waktu
7 hari setelah pembedahan), hindarilah hubungan intim hingga merasa cukup

6
nyaman, hindari mengangkat benda-benda berat dan apabila merasa sakit
minumlah 1 atau 2 analgesik (penghilang rasa sakit) setiap 4 hingga 6 jam.

F. Persyaratan Peserta Kontraksepsi


a. Syarat Sukarela
Calon peserta secara sukarela, tetap memilih kontrasepsi mantap setelah diberi
konseling mengenai jenis-jenis kontrasepsi, efek samping, keefektifan, serta
telah diberikan waktu untuk berfikir lagi.
b. Syarat Bahagia
Setelah syarat sukarela terpenuhi, maka perlu dinilai pula syarat kebahagian
keluarga. Yang meliputi terikat dalam perkawinan yang sah dan harmonis,
memiliki sekurang- kurangnya dua anak yang hidup dan sehat baik fisik
maupun mental, dan umur istri sekitar 25 tahun.
c. Syarat Medik
Setiap calon peserta kontrasepsi mantap wanita harus dapat memenuhi syarat
kesehatan artinya tidak ditemukan hambatan atau kondtraindikasi untuk
menjalani kontrasepsi mantap. Pemeriksaan seorang dokter diperlukan untuk
dapat memutuskan apakah seseorang dapat menjalankan kontrasepsi mantap.
Ibu yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi mantap ialah ibu yang
mnengalami peradangan dalam rongga panggul, obesitas berlebihan, dan ibu
sedang hamil atau dicurigai sedang hamil.

DAFTAR PUSTAKA
Gita, Widya Yuliani,. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan
Kontrasepsi. Fakultas Ilmu Kesehatan UMP. Skripsi .

Anda mungkin juga menyukai