Anda di halaman 1dari 6

JURNAL RESMI PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 1

Pengukuran Daya Listrik


(Percobaan 3)
Sinar Meisura Asyifa, Abidatul Khairiah, Humayrah, Mirnawati, Nor Alina, Nurul Hasanah dan Siti
Hadijah.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat.
Jl. Brigjen H. Hasan Basri Komp. Unlam Kayutangi, Banjarmasin 70123
e-mail: info@unlam.ac.id
Abstrak— Percobaan ini bertujuan untuk menentukan daya antara arus dan tegangan terhadap daya listrik yang
listrik dengan metode voltmeter-amperemeter DC dan 3voltmeter- dihasilkan ?
3amperemeter AC. Metode percobaannya dengan merangkai alat “Serta bagaimana hubungan antara hambatan dengan daya
dan bahan kemudian mengukur tegangan dan arusnya. Dengan listrik yang dihasilkan ?”.
menggunakan persamaan P=IV pada metode voltmeter-
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu menetukan daya
amperemeter DC (diperoleh nilai P yaitu (0,90±0,30) listrik dengan metode Voltmeter-Amperemeter DC. Serta
(2,0±0,4 ) menentukan daya listrik dengan metode 3 Voltmeter - 3
Watt dan Watt pada rangkaian I ;
Amperemeter AC.
(0,80±0,30) Watt dan (2,5±0,3) Watt pada
1 II. KAJIAN TEORI
P= (V 3 2 −V 2 2 −V 1 2 ) 1. Pengukuran Daya Listrik Dengan Metode Voltmeter –
rangkaian II) dan persamaan 2R
Amperemeter DC
untuk 3voltmeter (diperoleh nilai P yaitu (9,26±0,27) dW
(0 ,629±0 ,009 ) Watt). Untuk 3amperemeter P=
Watt dan Menurut persamaan dt, setiap saat daya yang
R diberikan arus i melalui suatu perbedaan tegangan V adalah
P= ( I 3 2−I 2 2 −I 1 2 ) P = Vi. Bila tegangan dan arus itu tetap besarnya dan
dengan persamaan 2 (Diperoleh nilainya masing-masing V dan I, maka daya menjadi : P =
nilai P yaitu (448,0±1,2) Watt dan (0,015±0,016) VI.
Watt ). Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan hipotesis yang
digunakan. 2. Pengukuran Daya Listrik Dengan Metode 3 Voltmeter – 3
Amperemeter AC
Kata Kunci— Arus, Amperemeter, Daya, Hambatan, Dalam pengukuran fase, dapat dilakukan pengukuran
Tegangan, Voltmeter. dengan menggunakan 3 alat ukur voltmeter dan atau
amperemeter. Bila dilakukan pengukuran dengan
menggunakan voltmeter maka diperoleh V1 , V2 , dan V3.
I. PENDAHULUAN

P emakaian benda-benda elektronik dewasa ini sudah


sangat luas, bahkan hampir sulit melepaskan diri dari
kebutuhan benda-benda yang berhubungan dengan listrik ini.
V 3 2 =V 1 2 +V 2 2 +2V 1 V 2 cosϕ
V2
Dalam benda-benda elektronik ini terdapat aliran-aliran
W =V 1 I cos ϕ=V 1 cos ϕ
R
listrik dengan kelajuan pada waktu tertentu. Laju hantaran 1
energi listrik dalam rangkaian listrik disebut daya. Alat listrik = (V 3 2 −V 2 2 −V 1 2 )
yang dijual ditoko biasanya sudah tercantum daya dan 2R (1)
tegangan. Namun ada kalanya alat listrik tidak
mencantumkan daya, tetapi tertulis tegangan dan kuat arus. Dengan menggunakan cara tiga alat ukur amperemeter
Dalam suatu kasus lampu akan menyala ebih redup jika maka bila masing-masing alat ukur menunjukan I 1 , I2 , dan I3,
dipasang pada tegangan rendah, hal ini karena arus yang maka
mengalir dalam lampu lebih kecil sehingga daya lampu juga
menurun. Sebaliknya lampu akan menyala lebih terang ketka I 3 2=I 1 2+I 2 2 +2I 1 I 2 cosϕ
dipasang pada tegangan yang lebih tinggi karena arus yang
mengalir jadi lebih besar sehingga daya lampu meningkat.
W =VI 1 cosϕ=I 2 RI 1 cosϕ
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil beberapa
rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana hubungan
JURNAL RESMI PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 2

R voltmeter menarik arus yang sangat kecil dan hanya sedikit


= ( I 3 2−I 2 2 −I 1 2 ) mengurangi tegangan rangkaian yang diukurnya. [3]
2 (2)[1]

Kita definisikan daya sebagai jumlah kerja yang dilakukan


Penurunan persamaan daya listrik persatuan waktu. Daya rata-rata yang diberikan pada suatu
W Vit benda adalah kerja total yang dilakukan pada benda tersebut
P= = dibagi dengan waktu total yang diperlukan untuk melakukan
t t kerja tadi, jadi :
P=VI →V =IR
=I . RI W
P̄=
P=I 2 R t (5)
(3)
V2 Daya sesat yang diberikan adalah
P=
R dW
(4) P=
dt
Satuan daya adalah satu joule per sekon yang disebut ⃗d s
Watt. Sekarang watt ini catuannya terlalu kecil, maka yang = ⃗F =⃗F V
dt (6)
sering dipakai adalah kilowatt, atau megawatt. Satuan daya
cgs adalah satu erg per sekon.
Satu kilowatt jam ialah usaha yang dilakukan dalam satu Jika daya besarnya tetap, maka P̄=P , dan W = Pt
jam oleh sesuatu yang bekerja konstan rata-rata sebesar 1 Dalam sistem satuan mks, satuan daya adalah Joule/detik,
Kwh. yang disebut Watt, satuan ini diambil dari nama James Watt,
6 yaitu orang yang menemukan motor uap. Dalam sistem
1 Kwh=3 .6×10 J=3,6 MJ [2]
satuan inggris, satuan daya adalah Ft-lb/det 2. Satuan ini
terlalu kecil untuk pemakaian sehari-hari, sehingga orang
mempergunakan satuan yang lebih besar, yaitu tenaga kuda
Amperemeter disusun seri agar memiliki hambatan dalam {Horse Power (Hp)}. 1 HP dipilih mempunyai harga 550 Ft-
RA yang jauh lebih kecil dari hambatan R agar penyisipan lb/det 2 atau 1 tenaga kuda adalah kira-kira sama dengan 746
amperemeter hanya sedikit mengurangi kuat arus dalam Watt. [4]
rangkaian.
III. METODE PERCOBAAN
Pada percobaan Pengukuran Daya Listrik ini dilakukan
dua jenis kegiatan, yang pertama pengukuran daya listrik
dengan metode voltmeter-amperemeter DC dan yang kedua
yaitu pengukuran daya listrik dengan metode 3voltmeter-
3amperemeter AC. Adapun pada kegiatan pertama
Gambar 2.1 Amperemeter Disusun Seri dibutuhkan beberapa peralatan seperti pada gambar yaitu
voltmeter 1 buah, amperemeter 1 buah, bohlam 1 buah,
Untuk mengukur tegangan, digunakan alat ukur voltmeter power supply 1 buah, kabel penghubung 6 buah.
yang dipasang secara paralel dengan komponen yang akan
diukur tegangannya.

Gambar 3.1 Voltmeter Gambar 3.2 Amperemeter

Gambar 2.2 Voltmeter Disusun Paralel

Voltmeter selalu didesign agar memiliki hambatan dalam Gambar 3.3 Bohlam Gambar 3.4 Power Supply
RV jauh lebih besar daripada hambatan rangkaian R agar
JURNAL RESMI PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 3

amperemeter dan dinyatakan dalam satu-satuan ampere.


Untuk variabel kontrolnya yaitu spesifikasi bohlam dan DOV
kontrolnya yaitu pada saat percobaan berlangsung menjaga
tetap besarnya nilai spesifikasi daya bohlam yaitu 7,2 V/m
untuk tiga kali percobaan.
Untuk kegitan kedua variabel yang dimanipulasi pada
Gambar 3.5 Kabel penghubung percobaan ini yaitu Hambatan (R). DOV manipulasinya yaitu
mengubah-ubah besarnya hambatan pada rheostat sebanyak
Sedangkan pada kegiatan keduan peralatan yang dua kali yang mana nilainya diukur dengan menggunakan
dibutuhkan yaitu multimeter 3 buah, rheostat 1 buah, bohlam multimeter yaitu 4,0 Ω dan 16,0Ω pada pengukuran 3
1 buah, power supply 1 buah, kabel penghubung 10 buah voltmeter AC dan sebesar 16,00Ω dan 0,80Ω pada
seperti pada gambar berikut : pengukuran 3amperemeter AC. Sedangkan variabel yang
direspon pada percobaan ini yaitu tegangan (V) dan kuat arus
(I). DOV responnya yaitu selama percobaan mengukur
besarnya tegangan dengan menggunakan multimeter dan
dinyatakan dalam satuan volt pada pengukuran 3voltmeter
serta mengukur kuat arus dengan multimeter yang sama dan
dinyatakan dalam satuan ampere pada pengukuran
Gambar 3.6 Multimeter Gambar 3.7 Rheostat 3amperemeter. Untuk variabel yang dikontrol yaitu
spesifikasi bohlam dan tegangan sumber dan DOV
kontrolnya yaitu selama percobaan berlangsung menjaga
tetap bohlam yang digunakan dengan spesifikasi 7,2 V/m dan
tegangan sumber yang digunakan yaitu 6V untuk dua kali
percobaan.
Adapun langkah percobaan untuk kegiatan pertama yaitu
Gambar 3.8 Bohlam Gambar 3.9 Power Supply
pertama-tama merangkai alat dan bahan seperti pada gambar
berikut

Gambar 3.10 Kabel penghubung

Adapun rumusan hipotesis pada percobaan ini yaitu, pada


kegiatan satu, pengukuran daya listrik dengan metode Gambar 3.11 Rangkaian Metode DC
voltmeter-amperemeter DC “Semakin Besar Tegangan
sumber yang diberikan, maka akan semakin besar pula daya Kemudian menghubungkan dengan sumber tegangan sambil
listrik yang dihasilkan sehingga nyala lampu akan semakin memperhatikan nyala lampu (Bohlam). Memulai dengan
terang”. Sedangkan pada kegiatan kedua, pengukuran daya nyala lampu yang redup hingga maksimal terangnya dengan
listrik dengan metode 3voltmeter-3amperemeter AC mengatur tegangan sumber mulai dari 3V sampai 6V. Setelah
“Semakin besar hambatan yang digunakan pada rangkaian, itu membaca penunjukan voltmeter dan amperemeter dan
maka akan semakin kecil daya yang dihasilkan dan nyala mencatatnya dalam lembar pengamatan. Melakukan kegiatan
lampu akan semakin redup pada pengukuran voltmeter. tersebut masing-masing untuk rangkaian (a) dan (b).
Sedangkan pada pengukuran amperemeter sebaliknya”. Untuk langkah percobaan pada kegiatan dua sebagai
Percobaan kali ini menggunakan tiga macam variabel berikut : pertama-tama merangkai alat dan bahan seperti pada
yaitu, variabel manipulasi, variabel respon, variabel kontrol. gambar berikut
Untuk identifikasi dan definisi operasional variabel (DOV)
percobaan ini adalah sebagai berikut , variabel yang
dimanipulasi pada kegiatan pertama yaitu tegangan sumber
(Vs), Sedangkan DOV manipulasinya yaitu tegangan sumber
didefinisikan sebagai beda potensial sumber dari power
supply yang mengalir dalam rangkaian yang mana selama
percobaan mengubah-ubah besarnya nilai tegangan sumber
(Vs) sebanyak dua kali yaitu 3V dan 6V. Sedangkan variabel
responnya yaitu tegangan (V) dan kuat arus (I). DOV
responnya yaitu pada saat percobaan berlangsung mengamati Gambar 3.12 Rangkaian Metode AC
dan mengukur besarnya tegangan yag terbaca pada alat ukur Lalu menghubungkan dengan sumber tegangan sambil
voltmeter dan dinyatakan dalam satu-satuan volt serta memperhatikan nyala lampu (Bohlam). Memulai dengan
mengukur besarnya kuat arus dengan menggunakan nyala lampu yang redup hingga maksimal terangnya dengan
mengatur rheostat yang nilainya hambatannya diukur dengan
JURNAL RESMI PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 4

multimeter. Kemudian membaca penunjukan alat ukur dan  Ketidakpastian Relatif (KR) =>
mencatatnya dalam lembar pengamatan. Melakukan kegiatan ΔP
tersebut masing-masing untuk rangkaian (a) dan (b). KR= ×100 %
Rancangan Percobaan : P
 Derajat Kepercayaan (DK) => DK = 100% - KR%
 PF=( P±ΔP)Watt
Kemudian setelah semua kegiatan telah dilakukan, maka
diharuskan membuat laporan lengkap dalam bentuk jurnal ini
dengan data yang diperoleh dan bantuan persamaan diatas.
Adapun hal-hal yang perlu dianalisis yaitu menyesuaikan
dengan tujuan percobaan dan rumusan hipotesis awal.

Rangkaian A Rangkaian B IV. ANALISA HASIL DATA DAN PEMBAHASAN


Gambar 3.13 Metode Voltmeter-Amperemeter DC Spesifikasi Bohlam = 7,2 V/m
A. Percobaan Voltmeter-Amperemeter DC
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Percobaan Rangkaian I
Vs (V ±0,5) (I±0,05)
No. (Volt Nyala Lampu
) Volt Ampere
1. 3 3,0 0,30 Redup
2. 6 5,0 0,40 Terang
3 Voltmeter 3 Amperemeter
Gambar 3.14 Metode 3Voltmeter-3Amperemeter AC
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Percobaan Rangkaian II
Adapun teknik analisis yang digunakan untuk Vs (V ±0,5) (I±0,05)
mendapatkan nilai perhitungan yaitu : No. (Volt Nyala Lampu
 P = VI ) Volt Ampere
ΔV ΔI 1. 3 2,0 0,40 Redup


ΔP= | { V
|+| | P
I } 2. 6 5,0 0,50 Terang

1
P= (V 2 −V 2 2 −V 1 2 ) B. Percobaan 3Voltmeter-3Amperemeter AC
 2R 3 Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Percobaan I (3 Voltmeter)

ΔR 2V 3 2V 2
(V ±0 ,01) (V ±0 ,01) (V ±0 ,01) Vs
No (R ±0,1 )
1 2 3 Nyala

{ }{ }
(V
. Ω ) Lampu
Volt Volt Volt

ΔP=¿ | |+| 2 2 2 ΔV 3|¿ +| 2 2 2 ΔV 2|¿ ¿{}P 1.


2.
4,0
16,0
1,80
0,20
3,60
1,00
9,50
4,60
6
Terang
Redup

R (V 3 −V 2 −V 1 ) (V 3 −V 2 −V 1 ) No
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Percobaan II (3 Amperemeter)
(R ±0,1 )
(I ±0,01 )
1
(I ±0 , 01)
2
(I ±0 , 01)
3
Vs
(V
Nyala
. ) Lampu
 Ω
Volt Volt Volt
R 1. 16,00 0 0,62 10,60 Terang
P= ( I 3 2−I 2 2 −I 1 2 ) 2. 0,80 0 0,62 0,65
6
Redup
 2
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, pada

ΔR 2I 3 2I2
kegiatan pertama yaitu pengukuran daya listrik dengan

{ }{ }
metode voltmeter-amperemeter DC dengan memanipulasi

ΔP=¿ | |+| 2 2 2 ΔI3|¿ +| 2 2 2 ΔV 2|¿ ¿{}P


tegangan sumber (Vs) diperoleh besarnya tegangan (V) dan
kuat arus (I) seperti pada Tabel 4.1 untuk rangkaian I dan

R (I 3 −I 2 −I1 ) (I3 −I 2 −I1 )


Tabel 4.2 untuk rangkaian II. Selanjutnya setelah besarnya
nilai tegangan dan kuat arus diketahui dengan menggunakan
persamaan P = VI dapat diperoleh besarnya nilai daya serta
ketidakpastian relatif (KR) dan derajat kepercayaan (DK)
 masing-masing untuk percobaan rangkaian I dan rangkaian II
seperti pada tabel berikut :
JURNAL RESMI PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 5

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Nilai Daya Metode 3Voltmeter-


Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Nilai Daya Metode Voltmeter- 3Amperemeter AC Pada Percobaan I (3Voltmeter)
Amperemeter DC Pada Rangkaian I No. ( R±0,1) ( P± ΔP) KR DK
No. Vs ( P± ΔP) KR DK (%) (%)
(Volt) (%) (%) Ω Watt
Watt 1. 4,0 (9,26±0,27) 2,9 97,1
1. 3 (0,90±0,30) 33,3 66,7
2. 16,0 (0 ,629±0 ,009 ) 1,39 98,61
2. 6 (2,0±0,4 ) 22,5 77,5
Dari tabel diatas dapat diketahui pada saat nilai
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Nilai Daya Metode Voltmeter- hambatannya diperbesar maka nilai daya yang diperoleh
Amperemeter DC Pada Rangkaian II mengecil. Dapat dilihat pada tabel diatas Tabel 4.7 pada saat
No. Vs ( P± ΔP) KR DK
(Volt) (%) (%) R = 4Ω nilai P = (9,26±0,27) Watt, lalu hambatannya
Watt diperbesar menjadi R = 16Ω dan nilai daya menjadi P =
1. 3 (0,80±0,30) 37,5 62,5 (0 ,629±0 ,009 ) Watt. Dari data tersebut berarti,
2. 6 (2,5±0,3) 11,0 89,0 semakin besar hambatannya maka daya yang diperoleh
semakin kecil.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada rangkaian I di Sedangkan pada percobaan kedua dengan menggunakan
rangkaian 3amperemeter dengan metode yang sama seperti
Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada saat tegangan sumber
dinaikan mulai dari 3V sampai 6V daya yang diperoleh juga percobaan sebelumnya diperoleh besarnya nilai kuat arus
seperti pada Tabel 4.4. Setelah iu dengan menggunakan
semakin besar yaitu (0,90±0,30) Watt menjadi R
(2,0±0,4 ) P= ( I 3 2−I 2 2 −I 1 2 )
Watt seiring dinaikannya nilai tegangan persamaan 2 diperoleh nilai daya
sumber. Begitu pula pada rangkaian II nilai tegangan yang secara perhitungan Serta KR dan DK nya seperti pada tabel
dihasilkan pun meningkat seiring bertambahnya tegangan berikut :
sumber dapat dilihat pada Tabel 4.4 Pada saat Vs = 3V, P =
(0,80±0,30) Watt, lalu meningkat nilainya menjadi P = Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Nilai Daya Metode 3Voltmeter-
3Amperemeter AC Pada Percobaan II (3Amperemeter)
(2,5±0,3) Watt pada saat Vs = 6V. Dari percobaan No. KR DK
( R±0,1) ( P± ΔP)
diperoleh semakin besar nilai tegangan dan kuat arusnya (%) (%)
maka dayanya pun akan semakin besar juga. Dalam hal ini Ω Watt
berarti percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan 1. 16,00 (448,0±1,2) 0,26 99,74
hipotesis yang digunakan yaitu “Semakin Besar Tegangan 2. 0,80 107,0 -7
sumber yang diberikan, maka akan semakin besar pula daya
(0,015±0,016)
listrik yang dihasilkan sehingga nyala lampu akan semakin
terang”. Dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 nyala Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada saat nilai
lampu yang dihasilkan juga semakin terang seiring dengan hambatannya besar maka nilai daya yang diperoleh juga
pertambahan nilai tegangan sumbernya. Dalam hal ini dapat besar, sebailknya pada saat nilai hambatannya kecil nilai
diketahui hubungan antara arus listrik dan tegangan terhadap daya yang diperoleh juga kecil. Dari data yang diperoleh
daya listrik yang dihasilkan yaitu semakin besar tegangan pada Tabel 4.8 ketika nilai hambatannya kecil R = 0,80Ω
dan arus yang dihasilkan maka dayanya pun juga akan nilai daya (0,015±0,016) Watt. Ketika R nya
semakin besar. Dari persamaan P = VI bahwa daya diperbesar menjadi 16,00Ω daya nya menjadi P =
berbanding lurus dengan tegangan dan arus.
Selanjutnya pada kegiatan kedua yaitu pengukuran daya (448,0±1,2) Watt. Dari data tersebut berarti semakin
listrik dengan metode 3voltmeter-3amperemeter AC. Pada besar hambatannya maka semakin besar pula nilai dayanya.
percobaan pertama dengan rangkaian 3 Voltmeter yang mana Dari percobaan yang telah dilakukan pada pengukuran
besarnya hambatan rheostat di ubah-ubah sebanyak dua kali daya listrik dengan metode 3Voltmeter-3Amperemeter AC
dan nilainya rheostat tersebut diukur dengan menggunakan secara keseluruhan telah sesuai dengan hipotesis yang
multimeter diperoleh 4,0Ω ; 16,0Ω dan dengan nilai tegangan digunakan yaitu : “Semakin besar hambatan yang digunakan
sumber tetap yaitu 6V, Sehingga diperolehlah besarnya nilai pada rangkaian, maka akan semakin kecil daya yang
V1,V2, dan V3 seperti pada Tabel 4.3. Selanjutnya setelah dihasilkan dan nyala lampu akan semakin redup pada
nilai tegangan diperoleh dengan menggunakan persamaan pengukuran voltmeter. Sedangkan pada pengukuran
1 amperemeter sebaliknya”. Pada pengukuran Voltmeter telah
P= (V 3 2 −V 2 2 −V 1 2 ) sesuai dengan hipotesisnya dapat dilihat pada Tabel 4.7
2R diperoleh lah nilai daya serta dayanya semakin kecil, sehingga nyala lampu yang
KR dan DK nya seperti pada tabel berikut : dihasilkan juga akan semakin redup dapat dilihat pada Tabel
4.3. Sehingga dalam percobaan 3 Voltmeter ini dapat
diketahui hubungan antara hambatan dengan daya listrik
JURNAL RESMI PRAKTIKUM ALAT UKUR LISTRIK 6

yang dihasilkan yaitu semakin besar hambatannya maka daya hubungan hambatan dan daya pada percobaan ini yaitu
yang diperoleh semakin kecil, karena pada persamaan semakin besar hambatannya maka daya listrik yang
1 dihasilkan akan semakin besar pula, hal ini dikarenakan pada
P= (V 3 2 −V 2 2 −V 1 2 ) persamaan yang digunakan daya berbanding lurus dengan
2R daya berbanding terbalik hambatan. Namun pada percobaan ini ketika R = 0,80Ω
dengan hambatannya. Begitu pula pada pengukuran nilai (KR) yang diperoleh yaitu 107 % sehingga DK
amperemeter telah sesuai dengan hipotesis yang menjadi -7%. Hal ini mungkin disebabkan pada saat
digunakan.dapat dilihat pada Tabel 4.8 nilai daya nya juga percobaan multimeter yang digunakan bermasalah sehingga
besar pada saat nilai hambatannya besar sehingga nyala nilai KR yang dihasilkan lebih dari 100%, selebihnya
lampu juga terang ketika hambatanya besar dapat dilihat percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan hipotesis yang
pada Tabel 4.4. Sehingga dalam percobaan 3 Amperemeter digunakan.
ini dapat diketahui hubungan antara hambatan dengan daya
listrik yang dihasilkan yaitu semakin besar hambatannya UCAPAN TERIMAKASIH
maka daya listrik yang dihasilkan akan semakin besar pula, Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas
R berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Jurnal ini
P= ( I 3 2−I 2 2 −I 1 2 ) dengan lancar dan tepat pada waktunya. Penulis
ini karena pada persamaan 2 . mengucapkan terimakasih kepada asisten praktikum
Daya berbanding lurus dengan hambatannya. Namun pada Pengukuran Daya Listrik yaitu Siti Hadijah yang telah
percobaan 3 amperemeter ini pada saat nilai R = 0,80Ω nilai memberikan panduan saat melakukan praktikum. Serta tidak
Ketidakpastian Relatif (KR) yang dihasilkan melebihi dari lupa kepada teman-teman praktikum satu kelompok dan
100% yaitu 107 % sehingga derajat kepercayaannya menjadi yang lainnya, yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan
-7%. Hal ini mungkin disebabkan pada saat percobaan percobaan dan Jurnal Laporan ini.
berlangsung multimeter yang digunakan bermasalah sehingga
nilai KR yang dihasilkan lebih dari 100%, selebihnya DAFTAR PUSTAKA
percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan hipotesis yang [1]
Tim Dosen Alat Ukur Listrik. 2015. Penuntun
digunakan. Praktikum Alat Ukur Listrik. Banjarmasin : FKIP
FISIKA UNLAM.
V.KESIMPULAN [2]
Zemansky, Sears. 1967. Fisika Universitas. Jakarta :
Berdasarkan tujuan awal dari percobaan Pengukuran Daya Bina Cipta.
Listrik ini dan berdasarkan pada hasil pengamatan yang [3]
Kanginan, Marthen. 2004. Fisika SMA 2. Jakarta :
diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, Erlangga.
yaitu pada pengukuran dengan metode Voltmeter – [4]
Sutrisno. 1984. Fisika Dasar I. Bandung : ITB.
Amperemeter DC dengan menggunakan persamaan P = VI
diperoleh besarnya daya serta KR dan DK nya seperti pada
Tabel 4.5 untuk rangkaian I dan Tabel 4.6 untuk rangkaian II.
Nilai daya yang diperoleh pada kedua percobaan ini sudah
sesuai dengan hipotesisnya, sehingga diperoleh hubungan
arus dan tegangan terhadap daya yaitu semakin besar
tegangan dan arus yang dihasilkan maka dayanya pun juga
akan semakin besar. Dari persamaan yang digunakan, bahwa
daya berbanding lurus dengan tegangan dan arus.
Sedangkan pada kegiatan kedua, pengukuran dengan
menggunakan metode 3voltmeter-3amperemeter AC, pada
pengukuran 3 voltmeter dengan menggunakan persamaan
1
P= (V 3 2 −V 2 2 −V 1 2 )
2R diperoleh besarnya nilai daya
serta KR dan DK nya seperti pada Tabel 4.7. Hasil yang
diperoleh telah sesuai dengan rumusan hipotesisnya,
sehingga diperoleh hubungan antara hambatan dengan daya
yang dihasilkan yaitu semakin besar hambatannya maka daya
yang diperoleh semakin kecil, karena pada persamaan
tersebut daya berbanding terbalik dengan hambatan.
Dan pada pengukuran 3amperemeter dengan menggunakan
R
P= ( I 3 2−I 2 2 −I 1 2 )
persamaan 2 diperoleh besarnya
daya seperti pada Tabel 4.8 hasil yang diperoleh juga telah
sesuai dengan hipotesisnya, sehingga dapat diketahui

Anda mungkin juga menyukai