Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR

MENGGUNAKAN PARAMETER RESISTIVITAS DAN PERMEABILITAS


DESA LANTAN KECAMATAN BATUKLIANG UTARA KABUPATEN
LOMBOK TENGAH

DISUSUN OLEH :
SYARIFATUL ULFAH
20004446

PROGRAM STUDI MEGISTER FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
2020

PROSES ILMIAH

1
1. Pengamatan Masalah (Observations)
Degradasi lahan yang diakibatkan oleh bencana alam cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu bencana alam yang sering terjadi adalah
tanah longsor. Longsor sering kali terjadi akibat adanya pergerakan tanah pada
kondisi daerah lereng yang curam, serta tingkat kelembaban tinggi, tumbuhan
jarang (lahan terbuka) dan material kurang kompak (Zakaria, 2009). Salah satu
daerah yang kondisi lingkungannya berlereng yakni di Desa Lantan Kecamatan
Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah. Berdasarkan informasi dari
wawancara kepada Kepala Desa Lantan dan pengamatan secara langsung yakni
pada lokasi tersebut pernah terjadi bencana tanah longsor yang menimbulkan
korban tunggal. Tepatnya di Dusun Lantan Duren Desa Lantan pada tanggal 27
Desember 2015 di tepi jalan raya perbatasan antara Dusun Endo Tojang dengan
Dusun Lantan Duren, akibat curah hujan yang tinggi, struktur tanah, dan
kemungkinan bidang gelincir yang di timbulkan dari proses penebangan kayu,
serta penggalian (pengerukan) tanah di daerah tersebut.
Bidang gelincir merupakan bidang yang menjadi landasan bergeraknya
massa tanah. Oleh karena itu diperlukan analisis bidang gelincir dan struktur tanah
sebagai langkah awal mitigasi bencana longsor melalui pengambilan data
geofisika. Selain bidang gelincir, struktur tanah yang terdapat pada daerah
tersebut, tingkat permeabilitas tanah sangat penting untuk kita ketahui.

2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat dirumuskan dari uraian pengamatan masalah di
atas adalah :
a. Berapa nilai Resistivitas yang diindikasikan sebagai bidang gelincir?
b. Berapakah nilai Permeabilitas tanah pada daerah penelitian ?
c. Hubungan nilai resistivitas dan permeabilitas untuk menentukan bidang
gelincir ?

3. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian identifikasi bidang gelincir menggunakan metode
geolistrik tahan jenis yang telah dilakukan oleh Dona, dkk (2012) menunjukkan

2
bahwa bidang gelincir pada lintasan 1 dan lintasan 3 terdapat lapisan batuan yang
agak keras, Batuan yang berperan sebagai bidang gelincir pada lintasan 1 dan
lintasan 3 daerah pengukuran adalah Limestone. Limestone pada lintasan 1
memiliki nilai tahanan jenis 104,45 Ωm. Limestone pada lintasan 3 memiliki nilai
tahanan jenis 149-197. Berdasarkan nilai tahanan jenis, nilai tahanan jenis
Limestone 50-107 Ωm, sehingga lapisan berwarna kuning pada setiap lintasan
dapat ditafsirkan sebagai Limestone. yaitu Limestone. Secara Geolistrik
karakteristik bidang gelincir ditandai dengan kontras nilai tahanan jenis yang
cukup besar antar lapisan. Bidang gelincir diperoleh dari kontras resistivitas antar
dua batuan yang berdekatan. Secara teoritis lapisan yang kedap air memiliki nilai
tahanan jenis yang cukup besar. Tahanan jenis suatu batuan tergantung pada
porositas batuan serta jenis fluida pengisi pori-pori batuan tersebut. Limestone
memiliki nilai tahanan jenis yang besar dan kedap air. Hal ini sesuai dengan nilai
perkiraan rata-rata porositas dan permeabilitas bahan. Limestone yang disebut
juga dengan Batu Kapur memiliki porositas dan permeabilitas yang lebih rendah
dari pada Sandstone. Limestone hanya dapat menyimpan air tapi tidak dapat
meloloskan air, sehingga apabila air sampai pada Limestone, maka air akan
terakumulasi pada batuan tersebut yang menjadikan batuan tersebut licin dan
mengurangi kuat geser. Sandstone dengan porositas dan permeabilitas yang lebih
besar akan mudah menyimpan dan meloloskan air. Secara teoritis, dengan
meningkatnya kadar air dapat meningkatkan tekanan pori dan melemahnya
kestabilan lereng.

4. Hipotesis (Hypotheses)
Hipotesis menurut Hasan (2004:13) adalah “pertanyaan atau dugaan yang
bersifat sementara terhadap suatu maslah penelitian yang kebenaran nya masih
lemah sehingga harus diuji empiris”. Dalam penelitian ini, akibat curah hujan
yang tinggi, struktur tanah (di tinjau dari nilai resistivitas), permeabilitas, dan
kemungkinan bidang gelincir yang di timbulkan dari proses penebangan kayu,
serta penggalian (pengerukan) tanah di daerah tersebut. Adapun hipotesis dari
hubungan masing-masing variabel adalah :

3
1. Terdapat hubungan curah hujan tinggi dengan tingkat kerentangan terjadinya
longsor pda bidang gelincir.
2. Terdapat hubungan struktur tanah (di tinjau dari nilai resistivitas) untuk
menentukan bidang gelincir daerah penelitian.
3. Terdapat hubungan nilai resistivitas dan permeabilitas tanah pada daerah
penelitian untuk menentukan bidang gelincir daerah penelitian.

5. Rencana Penelitian
Langkah - langkah dalam melakukan penelitian secara lengkap dapat
dilihat dalam gambar dibawah ini :
Persiapan

Data nilai resistivitas dan permeabilitas

Pengambilan data

Pengambilan Sampel Pengambilan Data Geolistrik

Uji Laboratorium Data Lapangan Geolistrik

Perhitungan Nilai Pengolahan Data (microsoft


permeabilitas Tanah exel dan Res2div)

Interpretasi hasil data dan sampel

Yes

Kesimpulan

Selesai

Anda mungkin juga menyukai