Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SUKMAWATI

NIM : 1801414060
KELAS : 5D/PGSD
MATKUL : SOSIOLOGI

Resume Materi:
 MASYARAKAT KOTA/CIVILSOCIETY
Istilah kota bisa kita definisikan untuk wilayah yang padat penduduk dan dengan pembangunan
yang sangat berkembang. Sedangkan untuk ciri-ciri masyarakat perkotaan bisa kita amati melalui
kehidupan sehari-hari penduduk, lalu menyimpulkannya. Ciri-ciri masyarakat perkotaan dapat
ditunjukkan melalui kehidupan sehari-hari.Di bawah ini adalah beberapa diantaranya.
 Masyarakat perkotaan umumnya memiliki standar pendidikan yang tinggi.
 Masyarakat perkotaan kebanyakan tidak terikat dengan adat istiadat.
 Masyarakat perkotaan cenderung berorientasi pada kepentingan personal.
 Masyarakat perkotaan biasanya dapat dengan cepat mengikuti gaya hidup modern.
 Masyarakat perkotaan biasanya lebih terbuka terhadap pengaruh dari luar dan dengan
mudah menerima hal-hal baru.
 Masyarakat perkotaan cenderung sulit untuk disatukan karena pengaruh perbedaan
pandangan politik dan kepercayaan.
 MASYARAKAT DESA/URBAN
Desa merupakan bagian vital bagi keberadaan bangsa Indonesia. Vital karena desa
merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia.
Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak
dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta. Salah
satu nilai nilai luhur yang masih terpelihara di desa adalah mengenai semangat kerjasama
yang masih dapat dirasakan ketika ada pekerjaan dalam membangun sarana umum dan
membangun rumah tinggal untukk masyarakat.
 BUDAYA MASYARAKAT TORAJA

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi


Selatan. Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di
negeri atas". Mayoritas suku Toraja memeluk agama kristen, sementara sebagian menganut islam
dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Suku Toraja terkenal akan ritual
pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Sistem kepercayaan tradisional suku
Toraja adalah kepercayaan animisme politeistik yang disebut aluk, atau "jalan" (kadang
diterjemahkan sebagai "hukum"). Dalam mitos Toraja, leluhur orang Toraja datang dari surga
dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara
berhubungan dengan Puang Matua, dewa pencipta. Alam semesta, menurut aluk, dibagi menjadi
dunia atas (Surga) dunia manusia (bumi), dan dunia bawah. Dalam masyarakat Toraja, upacara
pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan
berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Dalam agama
aluk, hanya keluarga bangsawam yang berhak menggelar pesta pemakaman yang besar. Pesta
pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama
beberapa hari. Jenis upacara ditentukan oleh status orang yang meninggal,
dalam masyarakat Toraja dikenal sebagai tana’ atau kelas. Ada beberapa stratifikasi upacara
rambu solo’, sebagai berikut:

1. Didedekan palungan, berlaku untuk semua tana’ atau kelas.

2. Disilli, berlaku untuk semua kelas.

3. Dibai Tungga’, berlaku untuk semua kelas.

4. Dibai a’pa’, berlaku untuk semua kelas.

5. Tedong tungga’, untuk semua kelas.

6. Tedong tallu atau tallung bongi, untuk tana’ karurung ke atas.

7. Tedong pitu, limang bongi, untuk tana’ bassi.

8. Tedong kasera, pitung bongi, untuk tana’bassi dan tana’ bulaan.

9. Rapasan, untuk tana’ bassi dan tana’ bulaan. Jenis upacara pertama dan kedua


diselenggarakan untuk kematian anak. Jenis ketiga dan keempat berlaku hanya bagi para budak.

 MASYARAKAT BUDAYA BUGIS/LUWU

Masyarakat suku Bugis dengan segala kebudayaan dan adat istiadat juga memiliki sistem
kepercayaan. Kepercayaan suku Bugis yang banyak dianut sejak abad ke-17 adalah Islam. Islam
dibawa oleh para pesyiar dari daerah Minangkabau. Para pesyiar tersebut membagi wilayah
penyebaran agama Islam menjadi tiga wilayah. Di wilayah Gowa dan Tallo, penyiar yang
ditugaskan adalah Abdul Makmur. Di wilayah Luwu, yang diperintahkan untuk menyiarkan
ajaran Islam adalah Suleiman. Untuk wilayah Bulukumba, Nurdin Ariyani yang ditugaskan
untuk bersyiar. Selain Islam, kepercayaan suku Bugis lainnya adalah sistem kepercayaan To
Lotang. Kepercayaan masyarakat Luwu pada upacara maccera Tasi yaitu sebagai bentuk
syukuran atas hasil laut yang didapatkan oleh masyarakat nelayan, perasaan suka cita karena
limpahan rezeki yang telah diberikan Tuhan kepada masyarakat nelayan. Hakikinya, pelaksanaan
upacara adat maccera tasi secara filosofis diyakini masyarakat adat berfungsi untuk
mengembalikan dan menguatkan semangat pada tubuh kasar nelayan sehingga semangat yang
telah pergi akan kembali ke tubuh.
Adat yang ada di suku bugis adalah :
o Adat pernikahan
o Rumah adat
o Baju adat
o Adat istiadat
 MASYARAKAT SUKU BUGIS/LUWU
Perkawinan adalah salah satu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat sebab
perkawinan, tidak hanya menyangkut wanita dan pria bakal mempelai saja tetapi kedua orang tua
belah pihak, bahkan dalam hukum adat dikatakan:
“ Perkawinan itu bukan hanya merupakan peristiwa penting bagi mereka yang masih hidup saja,
tetapi perkawinan juga merupakan peristiwa yang sangat berarti serta sepenuhnya mendapat
perhatian dan diikuti oleh parah leluhur kedua belah pihak”
Dari pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa perkawinan adalah salah satu unsur yang sangat
penting dalam kehidupan manusia, karena salah satu manfaat perkawinan adalah “menentramkan
jiwa, menahan emosi, menutup pandangan dari segala yang dilarang Allah dan untuk mendapat
kasih sayang suami istri yang dihalalkan Allah Swt.”
Ritual merupakan adat atau kebiasaan yang secara turun temurun yang masih dijalankan oleh
masyarakat baik komplek maupun yang sederhana, ada sejumlah nilai budaya yang saling
berkaitan dan bahkan telah merupakan suatu sistem. Sebagai pedoman dari konsep konsep ideal,
sistem itu menjadi pendorong yang kuat untuk mengarahkan kehidupan masyarakat.
Ritual pernikahan masyarakat Bugis di bagi menjadi 3 tahap yakni
a. Para pernikahan (sebelum pernikahan)
b. Pada saat pernikahan
c. Pasca pernikahan (setelah pernikahan)
 SUMBER NILAI MASYARAKAT TORAJA
Pengertian nilai secara umum adalah konsep umum tentang sesuatu yang dianggap baik dimana
keberadaannya dicita-citakan, diinginkan, dihayati, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari
hari dan menjadi tujuan kehidupan bersama di dalam kelompok masyarakat tersebut, mulai dari
unit kesatuan sosial terkecil hingga yang terbesar, mulai dari lingkup suku, bangsa, hingga
masyarakat internasional. Ada beberapa bentuk dan jenis-jenis nilai dilihat dari bidangnya yaitu
nilai sosial, nilai agama, nilai ekonomi., nilai moral., nilai keilmuan pengetahuan dan nilai seni
diri. Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan,
Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih
tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas
suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan
animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo.
 SUMBER NILAI MASYARAKAT BUGIS/LUWU
Nilai – nilai budaya adalah nilai – nilai yang di sepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat,
lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan kepercayaan,
simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat di bedakan satu dan lainnya sebagai
acuan perilaku dan tanggapa atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Nilai-nilai luhur budaya masyarakat Sulawesi Selatan seperti yang diungkapkan di atas bersifat
universal, jadi bukan hanya dapat berlaku dalam lingkup masyarakat Sulawesi Selatan, akan
tetapi dapat diterapkan dalam lingkup yang lebih luas, yaitu dalam lingkup kehidupan berbangsa
dan bernegara. Bahkan lebih dari itu, nilai- nilai luhur budaya masyarakat Sulawesi Selatan dapat
diterapkan dalam lingkup kemanusiaan universal karena nilai-nilai luhur budaya masyarakat
Sulawesi Selatan tersebut, pada dasarnya bersifat universal.

Anda mungkin juga menyukai