Anda di halaman 1dari 8

RESUME PERKULIAHAN

Nama : Puspa Madya Nurhuda


NIM : 2003810
Kelas :A
Program Studi : S1 Keperawatan
Mata Kuliah : Komunikasi Dalam Keperawatan
Topik : Konsep Komunikasi dan Komunikasi Efektif
Tanggal Penugasan : Selasa, 16 Februari 2021

A. Konsep Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan proses pertukaran ide atau gagasan yang dapat
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan sebuah pesan yang
disampaikan. Dalam sebuah komunikasi, pesan yang disampaikan tidak hanya
berupa rangkaian kata, tetapi bisa berbentuk simbol/lambang, gerak tubuh
ataupun perbuatan. Semua itu tergantung konteks atau pembahasan yang sedang
dibicarakan.
Komunikasi berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar,
bercakap-cakap, berteman, bertukar pikiran, memberitahukan sesuatu kepada
seseorang, berhubungan berpartisipasi atau memberitahukan (Kusumawati,
2016).

2. Komponen atau Unsur-Unsur Komunikasi


Pada umumnya, unsur-unsur yang harus ada agar terjadinya sebuah komunikasi
adalah sebagai berikut.
a. Komunikator, orang yang menyampaikan pesan.
b. Komunikan, orang yang menerima pesan.
c. Pesan, hal-hal yang disampakan.
Pendapat lain mengenai unsur-unsur komunikasi.
a. Menurut Cangara
1) Sumber
2) Pesan
3) Media
4) Penerima
5) Pengaruh atau efek
6) Tanggapan balik
7) Lingkungan (Wati, 2017)
b. Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy
1) Sender yaitu pengirim pesan.
2) Encording yaitu proses pengolahan atau persiapan pengumpulan ide
sebelum disampaikan.
3) Message yaitu hasill dari pengumpulan ide-ide untuk disampaikan.
4) Media yaitu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
5) Decording yaitu proses dari receiver dalam memhami pesan yang
disampaikan oleh sender.
6) Receiver yaitu penerima pesan.
7) Respons yaitu sikap yang ditunjukkan sebagai tanda bahwa pesan telah
sampai kepada penerima.
8) Feed back yaitu bentuk respons dari penerima dalam memberikan
umpan balik kepada sender.
9) Noise yaitu hambatan-hambatan yang terjadi saat proses komunikasi
berlangsung

Walaupun terdapat banyak perbedaan dalam penyebutan atau istilah yang


digunakan untuk unsur-unsur komunikasi, tetapi penjelasannya sama. Hanya
saja terdapat penjelasan yang rinci dan juga tidak.

3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi


Dampak dari adanya komunikasi dapat berupa tanggapan baik atau buruk
yang tergantung pada proses berlangsungnya komunikasi itu sendiri. Namun,
pada dasarnya sebuah komunikasi dilakukan agar terjadi sebuah perubahan
perilaku atau pengertian dari satu orang dengan yang lainnya sehingga terjalin
hubungan yang baik.
Carl I Hovland mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah
perilaku orang lain. Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang
komunikatif (Wati, 2017). Komunikatif berarti pesan yang disampaikan
menggunakan bahasa yang baik, dapat dipahami oleh pendengar, jelas dan tidak
bertele-tele. Komunikatif berarti pendengar diajak masuk pada komunikasi
tersebut.
Berikut adalah beberapa tujuan dan fungsi dilakukannya komunikasi.
a. Dapat menyampaikan pikiran atau perasaan
Komunikasi akan membuat seseorang dapat mengutarakan pikiran kepada
sasaran yang dimaksud agar seseorang mengetahui pesan yang ingin kita
sampaikan.
b. Dapat menambah pengetahuan dan mengubah perilaku
Dengan adanya komunikasi, seseorang dapat menambah pengetahuan
karena komunikasi itu sendiri dapat diartikan sebagai proses pertukaran ide dari
satu orang kepada orang lain. Selain itu, komunikasi membuat perubahan
perilaku menjadi yang lebih baik karena mengetahui kebenarannya dari proses
komunikasi.
c. Penentu efektivitas sosialisasi
Komunikasi sebagai alat masyarakat untuk menyampaikan informasi kepada
komunikan merupakan suatu penentu efektifitas sosialisasi (Chandrabuwono &
Atika, 2019). Dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentu harus adanya
komunikasi yang baik, misalnya penyuluhan kesehatan yang harus dilakukan
dengan teknik komunikasi yang baik agar kegiatan berjalan dengan efektif.
d. Mendapatkan hiburan
Dengan berkomunikasi, bukan hanya informasi yang dpat diperoleh,
hiburan pun bisa kita dapatkan. Terkadang, orang yang kurang berkomunikasi
sering terlihat murung. Orang introvert sekali pun perlu berkomunikasi dengan
rang lain karena sudah menjadi kebutuhan manusia. Dengan komunikasi,
ketegangan seseorangpun dapat dikurangi karena akan mendapatkan hiburan
dari orang orang lain, termasuk motivasi.
e. Mengetahui keadaan lingkungan sekitar
Sebagi makhluk sosial, manusia tidak akanlepas dari lingkungan. Oleh
karena itu, untuk mengetahui keadaan lingkungan harus ada komunikasi agar
mengetahui kabar terbaru. Apabila terdapat sebuah kesenjangan, kita dapat ikut
serta dalam mengatasi sesuai kemampuan yang dimiliki dengan melakukan
komunikasi yang baik.
f. Memberikan Pendidikan
Salah satu peran perawat adalah sebagai educator . Klien harus diberikan
edukasi tentang kesehatan sesuai kemampuan perawat agar mereka dapat
menerapkan kehidupan yang sehat. Saat itulah komunikasi diperlukan antara
perawat dank lien.
Komunikasi ini dilakukan dengan tujuan agar lawan bicara (komunikan)
memperoleh/mencapai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dan menunjukkan
hal yang lebih baik dari sebelumnya (Anjaswarni, 2016).

4. Karakteristik Komunikasi
Dalam memberikan informasi, komunikator harus memiliki sifat yang
jujur agar komunikan bisa mendapatkan informasi yang akurat dan benar.
Selain itu, komunikasi yang baik harus dilakukan dengan jelas dan tidak kabur
agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima.

5. Jenis-Jenis Komunikasi
Berdasarkan bentuknya, komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu kkomunikasi
verbal dan nonverbal.
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi ini dilakukan dengan menggunakan kata-kata secara lisan
maupun tulisan. Dalam komunikasi ini ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu kejelasan bahasa, kecepatan penyampaian pesan, makna
konotasi dan denotasi, kosakata, dan lain-lain. Hal ini penting karena
penerima pesan akan terfokus langsung pada komunikator ketika melakukan
komunikasi.

b. Komunikasi Nonverbal
Berbeda dengan verbal, komuniksi nonverbal dilakukan tanpa
menggunakan kata-kata. Komunikasi ini dilakukan dengan gerak tubuh,
penampilan, pandangan,ekspresi wajah dan sentuhan.
Dalam situasi tertentu, komunikasi verbal dan nonverbal harus dilakukan
agar memperjelas pesan yang disampaikan. Contohnya, bagi seorang perawat
komunikasi verbal dan nonverbal harus dilakukan kepada beberapa klien atau
pasien berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, penting adanya penyesuaian dalam
menentukan bentuk komunikasi yang tepat.
Pemberi jasa layanan publik khususnya pihak rumah sakit atau puskesmas
dituntut untuk selalu memperhatikan dan meningkatkan pelayanan kepada
pasien terutama saat melakukan komunikasi baik secara verbal maupun non
verbal (Tanapuan et al., 2019).

Selain itu, terdapat jenis komunikasi searah yang feedbacknya tidak


diterima secara langsung oleh komunikator, komunikator dua arah yang mana
feedbacknya langsung diterima oleh komunikator dan komunikasi berantar
yang dilakukan kepada lebih dari satu komunikan.

B. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif merupakan proses penyampaian pesan yang dilakukan
dengan cara yang baik melalui proses yang baik pula. Dengan komunikasi yang
efektif, komunikator dan komunikan akan mendapatkan atu memiliki pandngan
yang sama mengenai hal-hal yang sedang dibicarakan.

1. Fungsi Komunikasi Efektif


Komunikasi efektif berfungsi dalam memberikan kemudahan dalam
penyampaian informasi karena metode, teknik dan bahasa dipersiapkan terlebih
dahulu agar jelas dan mampu dipahami oleh komunikan. Dalam dunia
kesehatan, komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang
ditimbulkan oleh beberapa pihak, seperti pasien, dokter, perawat maupun tenaga
kesehatan lainnya. Tenaga kesehatan khususnya perawat dapat mengetahui
dengan balk kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya
kepada tenaga kesehatan. Kondisi ini sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan pasien selanjutnya (Rokhmah & Anggorowati, 2017).

2. Hambatan Dalam Komunikasi Efektif


Dalam pelaksanaan komunikasi efekti pasti tidak akan lepas dari hambatan
yang akan mempengaruhi komunikasi itu sendiri, seperti perbedaan bahasa yang
menimbulkan kesulitan dalam memahami isi pesan, factor budaya dan kelebihan
informasi yang membuat komunikan tidak mendapatkan inti atau maksud dari
pembahasannya.
Salah satu hambatan berkomunikasi dalam proses asuhan keperawatan
adalah status social yaitu keadaan ekonomi. Hal ini dikarenakan dibutuhkan
banyak pemikiran dan pertimbangan apabila menyangkut tentang pembiayaan
mengingat hal ini merupakan sesuatu yang sensitif bagi keluarga pasien
(Arumsari et al., 2017).

3. Prinsip-Prinsip Komunikasi Efektif


a. Respect
Saat melakukan komunikasi, setiap orang yang adaa di dalamnya harus
salingmenghargai setiap lawan bicaranya. Tanamkan etika dalam
berkomunikasi agar berjalan dengan baik.
b. Empathy
Empati merupakan rasa yang harus dimiliki oleh seorang perawat dalam
melakukan asuhan keperawatannya yang tidak akan lepas dari komunikasi
bersama pasien. Seorang perawat harus bisa menempatkan diri pada keadaan
pasien tapi tidak berlarut-larut.
c. Audible
Komunikasi yang baik adalah penyampaian pesan yang mudah
dimengerti dan dipahami agar setiap pesan akan sampai kepada penerima
dengan baik juga.
d. Clarity
Pesan yang disampaikan harus lugas dan jelas
e. Humble
Dalam berkomunikasi, rendah hati adalah hal yang peting agar lawan
bicara atau sasaran dalam komunikasi tersebut merasa nyaman dan dapat
terbuka.

4. Tips Komunikasi Efektif


Sebelum melakukan komunikasi, kenalilah lawan bicara agar dapat
memposisikan diri sesuai dengan keadaan lawan bicara. Selain itu,
gunakanlah bahasa yang baik dan menyampaikan pesan atau informasi
dengan efektif atau tidak banyak bicara. Hal penting lainnya yaitu jangan
menganggap diri sendiri lebih tau daripada penerima pesan. Hal tersebut
sangat tidak baik dilakukan karena kita harus menghargai penerima pesan
yang pasti memiliki kemampuan juga pada bidangnya.

5. Pondasi Dalam Membangun Komunikasi Efektif


Hal-hal yang akan membangun sebuah komunikasi menjadi efektif
yaitu mempunyai rasa empati, menepati janji dan menjelaskan harapan.
Maksudnya, menyampaikan tujuan dari komunikasi tersebut untuk apa?
Agar komunikator dan komunikan dapat saling memahami.
Dalam berkomunikasi pasti ada hal-hal yang tidak diduga sehingga
membuat kesalahan di dalamnya, janganlah segan untuk meminta maaf
untuk keberlangsungan komunikasi tersebut.

6. Keterampilan Dalam Berkomunikasi


Untuk melakukan komunikasi yang efektif, ada beberapa keterampilan
yang harus dimiliki yaitu keterampilan mendengarkan, bertingkah laku
asertif, menyelesaikan konflik, membaca situasi dan melakukan persuasi.

7. Kesalahan Dalam Berkomunikasi


Kesalahan-kesalahan yang mungkinterjadi dalam sebuah komunikasi adalah
sebagai berikut.
Bagi komunikator :
a. Berbicara terlalu cepat
b. Terlalu banyak bicara
c. Mengabaikan pengetahuan pendengar
Bagi komunikan :
a. Tidak fokus
b. Menyimpulkan atau menilai sebelum paham
c. Menyusun jawaban sebelum mengetahui informasi yang lengkap

8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi


a. Kredibilitas
Kredibilitas merupakan suatu image atau gambaran audiens mengenai
kepribadian komunikator. Semakin kredibel seorang komunikator makah hal
tersebut akan membuat semakin mudah mempengaruhi cara pandang
seorang komunikan. Oleh karena itu, kredibilitas sangat penting untuk
membangun sebuah kepercayaan (Kosasih et al., 2017).
b. Isi pesan dan kesesuaian pesan dengan kepentingan sasaran
Isi pesan yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan sasaran agar
dapat lebih mudah sampai dan diterima. Dengan demikian, komunikasi akan
berjalan dengan efektif.
c. Kejelasan
d. Konsistensi
e. Saluran
Dalam menetukan saluran atau media yang akan digunakan harus
menyesuaikan dengan pesan dan situasi yang ada agar tersampaikan kepada
sasaran.
f. Kapasitas sasaran

g. Faktor psikologis dan faktor sosial


Faktor psikologis dan factor social akan mempegaruhi kemampuan
seseorang dalam berkomunikasi. Dengan keadaan psikologis dan social yang
baik maka akan menghasilkan komunikasi yang efektif. Orang dengan usia
yang sudah dewasa dengan remaja akan berbeda cara berkomunkasinya.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui sasaran yang akan
dituju.
SUMBER LITELATUR

Anjaswarni, T. (2016). Komunikasi Dalam Keperawatan. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.
Arumsari, D. P., Emaliyawati, E., & Sriati, A. (2017). Hambatan Komunikasi Efektif
Perawat Dengan Keluarga Pasien Dalam Perspektif Perawat. Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 2(2), 104. https://doi.org/10.17509/jpki.v2i2.4745
Chandrabuwono, A. B., & Atika, A. (2019). Komunikasi Lingkungan Masyarakat
Sungai Tabuk Dalam Menjaga Kebersihan Sungai. Metacommunication: Journal
of Communication Studies, 4(2), 195. https://doi.org/10.20527/mc.v4i2.6939
Kosasih, E. J., Setianti, Y., & Wahyudin, U. (2017). Pengaruh Kredibilitas Petugas
Terhadap Sikap Kepatuhan Pasien Tuberkulosis Pada Pemeriksaan Dahak. Jurnal
Kajian Komunikasi, 5(1), 1–10.
Kusumawati, T. I. (2016). Komunikasi Verbal Dan Nonverbal. Jurnal Pendidikan Dan
Konseling, 6(2).
Rokhmah, N. A., & Anggorowati, A. (2017). Komunikasi Efektif Dalam Praktek
Kolaborasi Interprofesi Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan. Journal
of Health Studies, 1(2), 65–71. https://doi.org/10.31101/jhes.186
Tanapuan, O., Pratiwi, S., & Sulasmini. (2019). HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN
TENTANG KOMUNIKASI VERBAL DAN NON-VERBAL PERAWAT
DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN. Nursing News, 4(1).
Wati, F. F. (2017). Kemampuan Komunikasi Persuasif Pengelola Museum Provinsi Su-
Lawesi Tengah. Jurnal Online Kinesik, 4(1), 81–92.

Anda mungkin juga menyukai