Anda di halaman 1dari 27

Fiksasi

Kelompok 1
Verdinarisma Raihan Labibah ( 4411419002 )
Nanda Devita Sari ( 4411419003 )
Krissantia Serlin Anjarlina ( 4411419005 )
Fadhila Fauzia Syahriar ( 4411419007 )
Triana Mustikasari ( 4411419010 )
Kurnia Zulianti ( 4411419011 )
Pengertian Fiksasi
Sebagian besar jaringan hewan maupun tumbuhan akan rusak jika
dipisahkan dari indukan multiselulernya dikarenakan ketidak mampuan
sel untuk mempertahankan bentuk alaminya. Maka, untuk
mempertahankan bentuk alaminya, dibutuhkan suatu proses yang
disebut dengan fiksasi (to fix) yang artinya menetapkan pada bentuk
alamiahnya, dikeraskan dan distabilkan untuk dapat mempertahankan
bentuknya selama proses pembuatan preparat.

Fiksasi merupakan suatu tindakan mematikan elemen-elemen sel atau


jaringan tumbuhan/hewan dengan tetap mempertahankan bentuk,
struktur, maupun ukurannya menggunakan zat kimia tertentu.
Fungsi Fiksasi
● Fungsi utama fiksasi yaitu untuk mempertahankan struktur sel atau
jaringan tumbuhan/hewan yang dijadikan obyek dalam pembuatan
preparat.
● Fungsi kedua yaitu untuk mengubah indeks bias bagian-bagian sel,
sehingga bagian-bagian sel tersebut mudah terlihat di bawah
mikroskup.
● Fungsi ketiga, yaitu untuk mengubah jaringan mempunyai
kemampuan mudah menyerap zat warna.
● Dengan demikian fungsi fiksasi kedua dan ketiga tidak akan terlihat
apabila tidak dilakukan proses pewarnaan.

Zat kimia yang digunakan dalam proses fiksasi disebut fiksatif.


Kerusakan jaringan pasca kematian

● Aktifnya enzim-enzim autolysis yang menyebabkan


kerusakan jaringan dengan cara memecah protein
menjadi asam amino. Asam amino kemudian keluar
dari sel dan tidak dapat digunakan kembali. Hal ini
menyebabkan protein structural yang terdapat pada
hampir seluruh jaringan akan rusak.
Tujuan
● “AGAR DAPAT DIPEROLEH GAMBARAN STRUKTUR SEL /
JARINGAN SEPERTI PADA GAMBARAN SEBELUM MATI /
ASLINYA
● Mencegah terjadinya perubahan yang bersifat regresif
● Mengawetkan bahan histologis dan sitologis
● Mempertahankan bentuk actual bahan biologis
● Mengeraskan dan menstabilkan bahan-bahan biologis karena terjadi
koagulasi protoplasma
● Memberi kemungkinan adanya perbedaan optic pada proses pengamatan
jaringan.
Sifat larutan fiksatif
● Memiliki daya penetrasi yang baik ke dalam jaringan
● Dapat menembus jaringan dengan cepat tanpa menyebabkan kerusakan
● Mencegah perubahan jaringan secara cepat
● Memiliki kemampuan koagulasi protoplasma dengan baik
● Tidak merusak jaringan dan isi sel
● Melindungi jaringan selama proses pengerjaan preparatMembuat bagian jaringan
lebih jelas
CARA FIKSASI
● DIPILIH FIKSATIF MENURUT TUJUAN; FIKSATIF YG DIPILIH HARUS
SESUAI / DIKETAHUI SIFAT-SIFATNYA, A.L. : “DAYA PENETRASINYA”
● Proses fiksasi harus dilakukan sesegera mungkin setelah proses pengambilan jaringan
untuk mencegah kerusakan jaringan atau sel sebelum dilakukannya fiksasi.

Ingat:Fiksasi memiliki fungsi menetapkan jaringan, bukan mengembalikan jaringan ke


bentuk semula sehingga kerusakan yang diakibatkan sebelum terjadinya fiksasi tidak
dapat diperbaiki.
Kesulitan penggunaan larutan fiksatif
● Fiksatif ideal sangat sulit ditemukan karena jaringan memiliki karakter yang
berbeda-beda.
● Dapat mengawetkan sel tertentu tetapi melarutkan bahan sel yang lainnya.
● Bersifat mordant pada jaringan tertentu, tetapi mengganggu proses
pewarnaan pada jaringan lain.
● Tidak ada larutan fiksatif tunggal yang ideal, biasanya yang baik, larutan
bersifat majemuk.
● Mampu memfiksasi inti sel dengan baik, namun cenderung
menggembungkan jaringan (asam asetat).
● Penetrabilitas jaringan yang buruk, daya pengerasan jaringan kurang, daya
awet nucleus rendah, tetapi merupakan bahan pengawet dan mordant
sitoplasma yang sangat baik (Kalium Dikromat).
● Formalin dan glutaraldehidal merupakan fiksatif yang umum digunakan
dalam bentuk larutan tunggal.
Fiksatif yang baik
● Fiksatif yang baik biasanya terdiri dari larutan majemuk dengan
kemampuan koagulan dan kemampuan nonkoagulan sekaligus.
Contohnya larutan campuran antara asam asetat dan kalium
dikromat.
Memilih larutan fiksatif
● Jenis dan tujuan pengamatan yang akan dilakukan
● Jenis sel atau jaringan yang akan difiksasi
● Memahami efek negative dan positif dari setiap larutan fiksatif
● Memahami jenis larutan fiksatif yang digunakan untuk keperluan umum dan
khusus.

Larutan fiksatif umum antara lain, formadelhida, glutaraldehida, etanol, asam


asetat, asam pikrat, kalium dikromat, mercuri klorida, asam kromat, dan osmium
tetroksida
Hal yang perlu diperhatikan sebelum proses
pengambilan jaringan dan fiksasi
● Jaringan yang akan difiksasi harus diusahakan terhindar dari jepitan pinset, karena
terjadinya jepitan yang kerasdapat membuat rusaknya jaringan.
● Ukuran besarnya jaringan atau organ harus tepat dan diambil dari obyek yang tepat
pula.
● Jaringan atau organ harus dibersihkan terlebih dahulu dari semua kotoran yang
menempel.
● Sel, jaringan, organ,tubuh tumbuhan/hewan yang digunakan untuk pembuatan
preparat yang sudah sesuai ukurannya dan bersih harus sesegera mungkin dimasukkan
ke alam botol-botol khusus/flakon/yang lain yang telah berisi fiksatif dengan posisi
yang tepat/tidak terjadi lipatan dan dilengkapi dengan label/etiket untuk membedakan
jaringan satu dengan yang lainnya.
● Volume fiksatif yang digunakan dalam proses fiksasi minimal 10 kali volume
jaringan/obyek supaya proses fiksasi dapat sempurna.
Lamanya Fiksasi
Tergantung beberapa hal :

● Macamnya jaringan/organ/obyek,
● Tebal tipisnya jaringan/organ/obyek, makin tebal obyek yang difiksasi,
makin lama waktu yang diperlukan.
● Macam fiksatif yang digunakan, satu fiksatif dengan fiksatif lainnya
mempunyai kecepatan penetrasi ke dalam jaringan yang tidak sama
Macam – macam fiksatif
● Fiksatif sederhana adalah suatu larutan yang didalamnya hanya mengandung satu
macam zatsaja. Misalnya formalin 10%, ethyl alcohol 70%, asam asetat glacial 45 %,
aseton pada berbagai konsentrasi, dan masih banyak lagi jenisnya.
● Fiksatif majemuk atau campuran adalah suatu larutan yang didalamnya mengandung
lebih dari satu macam zat kimia. Misalnya Fiksatif FAA, Bouin, Carnoy, dan
sebagainya.
Spesifikasi Fiksatif Tunggal
Ethyl Alkohol
● Larutan ini sering disebut alcohol Untuk fiksatif tunggal lebih sering pada
konsentrasi 70%
● Alkohol mudah teroksidasi menjadi aldehida kemudian menjadi acetic acid.
● Mudah bercampur dengan air.
● tidak direkomendasikan digunakan dalam suhu rendah karena dapat
melarutkan albumin dan globulin dalam plasma darah.
● dapat memfiksasi ensim alkaline phosphatase
● dapat mengendapkan protein
● pada konsentrasi tinggi dapat memfiksasi glikogen serta mengerutkan
jaringan.
Formaldehyde
● Larutan ini sering disebut dengan formalin.
● Untuk fiksatif tunggal biasanya digunakan dalam konsentrasi 4% -10 %.
● Pengerasan jaringan terjadinya akibat pengendapan protein, akan tetapi pada
konsentrasi rendah 4% -10 % tidak mengendapkan protein jaringan. Jaringan akan
terfiksasi baik, tidak mengkerut, sangat baik untuk mengawetkan nucleus. Membuat
jaringan mempunyai afinitas yang lebih baik terhadap zat warna sehingga mudah
diwarnai dengan hemaatoxylin dan zat warna sintetis.
● Formalin tidak dapat memfiksasi lemak, tetapi dapat memfiksasai karbohidrat seperti
glikogen.
Acetic acid
● Larutan ini biasanya digunakan dalam konsentrasi 0,3% -5 %.
● Sifat acetic acid dapat mengendapkan nucleoprotein, tetapi melarutkan
histon dalam nucleus, tidak memfiksasi lemak dan karbohidrat. Sehingga
dalam sitologi acetic acid mempunyai fungsi utama mengeraskan kromoson
dan mencegah pengerasan jaringan.
PICRIC ACID
Memiliki bentuk kristal, kuning, mudah menyala, dan meledak
Merupakan asam kuat, larut dalam alkohol
Berguna untuk mengendapkan protein
U/ FIKSASI KARBOHIDRAT (LRT.BOUIN)
U/ FIKSASI PROTEIN
PENETRASI LAMBAT; SANGAT MENGKERUTKAN & MENGERASKAN
JARINGAN
MENINGGALKAN EFEK KUNING PD JARINGAN PERLU WASHING YG
CUKUP LAMA DALAM ALKOHOL 70%
CHROMIC ACID
Asam kromat biasanya digunakan sebagai cairan fiksasi dengan konsentarsi 0,5-1%. Asam
kromat dapat mendenaturasi protein pada jaringan agar cairan pewarna dapat terserap
dengan baik. selain itu, asam kromat juga dapat mengeraskan struktur jaringan. Asam
kromat bagik digunakan untuk menfiksasi lemak, mitokondria, badan golgi, glikogen.
Sifat asam kromat sebagai cairan fiksasi yaitu memiliki daya penetrasi yang lambat dan
tidak mengkerutkan jaringan. Keuntungan asam kromat jaringan dapat terpulas dengan
baik
MERCURIC CHLORID
Merkuri Chlorida (HgCl2) adalah salah satu reagen yang digunakan pertama kali untuk
fiksasi jaringan. Selama fiksasi menggunakan larutan yang mengandung mercuri dapat
terbentuk pigmen merkuri. da beberapa kelemahan menggunakan larutan fiksatif yang
mengandung merkuri yaitu harganya yang lebih mahal dibandingkan larutan fiksatif
lainnya, sangat korosif, sangat toksik,
Spesifikasi Fiksatif Majemuk
FAA
● Fiksatif FAA ini merupakan fiksatif majemuk yang terdiri dari:

Formalin 4% 5 ml
Acetic Acid Glaciale 5 ml
Alkohol 50% atau 70% 90%

● Fungsi masing-masing zat penyusun FAA ini saling melengkapi satu dengan lainnya.
Karena setiap jenis zat yang digunakan mempunyai kelebihan dan
kekurangan/kejelekan. Telah diketahui bahwa formalin apabila digunakan sebagai
fiksatif tunggal dapat mengeraskan jaringan, begitu pula alcohol. Oleh sebab itu
dengan adanya asam asetat glacial yang tercampur rata dalam fiksatif majemuk
tersebut dapat mencegah/mengurangipengerasan jaringan yang diakibatkan oleh
adanya alkohol.
Bouin
● Fiksatif bouin merupakan fiksatif majemuk yang terdiri dari :

Picric acid 5% aquosa (jenuh) 75 ml


Formalin 4% 25 ml
Acidium aceticum glaciale 5 ml

● Kelebihan fiksatif ini adalah mempunyai kemampuan penetrasi kedalam jaringan


dengan cepat. Nukleus dan jaringan pengikat akan terwarnai dengan baik sekali
setelah difiksasi dengan bouin. Hampir semua jaringan terutama obyek hewan
terfiksasi dengan baik oleh bouin.
● Kekurangan penggunaan bouin adalah jika waktu yang digunakan terlalu lama,
jaringan menjadi rapuh dan jaringan sukar diiris
Carnoy
Chloroform 30 ml
Alkohol Absolute 30 ml
Acidum aceticum glaciale 10 ml

● Kelebihan fiksatif ini adalah bahwa proses fiksasi dan dehidrasi dapat dilakukan
secara bersamaan, karena di dalam larutan fiksatif sudah terdapat alcohol absolute.
Fiksatif ini dapat mengawetkan glikogen dalam jaraingan. Setelah menggunakan
fiksatif ini, jaringan dapat langsung dipindah ke alcohol absolute.
● Kekurangan fiksatif ini adalah apabila jaringan terlalu lama di dalam larutan fiksatif
ini dapat menjadi sangat keras, sehingga menjadi sukar untuk diiris. digunakan untuk
fiksasi dalam waktu lama
● Larutan zenker
● Merupakan preservasi yang baik untuk inti sel tetapi melisiskan sel darah merah
karena adanya asam asetat. Sangat baik untuk spesimen congestif dan memberikan
hasil yang bags untuk PTAH dan trichrome staining. Sayangnya dapat memproduksi
pigmen merkuri yang harus diremove sebelum pewarnaan dan juga menghasilkan
pigmen chrome jika jaringan tidak dicuci sebelum proses fixatif.
● Isi larutan :
Distilled water: 950 ml
Mercuric chloride: 50 g
Potassium dichromate: 25 g
Glacial acetic acid: 50 ml
Fixation time: 4 – 24 hours
● Larutan Helly
● Sangat direkomendasikan untuk bone marrow, extramedullary haematopoiesis
dan discus interkalatus otot jantung.
● Isi larutan :
Distilled water: 1000 ml
Potassium dichromate: 25 g
Sodium sulphate: 10 g
Mercuric chloride: 50 g
Sebelum digunakan tambahkan 40% formaldehyde: 50 ml
Fixation time: 4 – 24 hours
Fiksasi selain menggunakan
perendaman
Fiksasi dengan cara perfusi :
Memaksa larutan fiksatif masuk ke dalam jaringan
menggunakan alat. Biasanya digunakan untuk pengawetan
hewan yang baru mati atau hewan yang masih hidup tetapi
dibawah pengaruh anestesi. Fiksasi ini untuk jaringan yang
harus segera difiksasi tetapi tidak dapat diambil dengan cepat.
Contoh jaringan: Sistem saraf
Contoh alat: Canulla glass
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai