Anda di halaman 1dari 20

PEWARNAAN/

STAINING
Kelompok 3

1. Alfiranti Sekar Pramesti 4411419014


2. Nabila Azzahra Luthfiah 4411419015
3. Rida Nur Afifah 4411419016
4. Farah Fitrotun Nisa’ 4411419017
5. Adi Franata Jaya 4411419019
6. Adhisti Lutfia Hanan 4411419020
PENGERTIAN

Tahap pewarnaan / staining Tujuan dari pewarnaan agar


merupakan suatu tahapan mempermudah dalam
untuk memberikan warna pengamatan bagian- bagian
pada irisan preparat. jaringan tumbuhan.
PENGERTIAN

Warna adalah persepsi dari Teknik pewarnaan membantu dalam


mata yang dapat dibedakan menghasilkan kontras dimana
berdasarkan panjang setiap warna memiliki afinitasnya
gelombang. masing – masing (Steven dkk, 2013).
Penggunaan zat pewarna yang dapat mempertegas jaringan maupun
organ tumbuhan ataupun
hewan.

Proses pewarnaan dapat menggunakan pewarna yang tahan lama


dan sesuai dengan kebutuhan pewarnaan. Zat pewarna harus
mampu diserap oleh irisan preparat agar dapat membedakan
bagian jaringan maupun organ secara jelas.
MACAM PEWARNAAN Berdasarkan jumlah zat warna

Pewarnaan Tunggal Pewarnaan Rangkap 3


01. Pewarnaan yang hanya
menggunakan satu macam zat
03. Pewarnaaan yang
menggunakan tiga macam zat
warna saja. warna.

Pewarnan Rangkap 2 Pewarnaan Rangkap 4


02. Pewarnaan yang menggunakan
dua zat macam warna.
04. Pewarnaan yang
menggunakan empat macam
zat warna.
MACAM PEWARNAAN Berdasarkan MACAM PEWARNAAN Berdasarkan
pengaruh zat warna terhadap obyek cara pemberian zat warna

Pewarnaan Efektif Pewarnaan Simultan


01. Pewarnaan di mana zat warna
yang diberikan hanya
01. Pewarnaan di mana dua atau
tiga zat warna diberikan
mempengaruhi satu atau secara bersama-sama dalam
beberapa bagian jaringan saja, satu waktu.
atau mempengaruhi salah satu
bagian dari sel.
Pewarnan difus Pewarnaan Suksedan
02. Pewarnaan di mana zat warna 02. Pewarnaan dimana zat warna
dua atau tiga zat warna
yang diberikan akan mewarnai
seluruh jaringan. diberikan secara bergantian,
satu persatu dan ada
pencucian sendiri-sendiri.
MACAM PEWARNAAN Berdasarkan tebal/tipisnya zat
warna yang diberikan pada jaringan

Pewarnan Progresif Pewarnaan Regresif


01. Pewarnaan di mana zat warna 02. Pewarnaan di mana zat warna
yang diberikan pada jaringan
yang diberikan pada jaringan
sangat tipis, sehingga warna yang diwarnai menjadi demikian
yang tepat pada jaringan akan tebal, yang kemudian warna
didapatkan setelah yang bersangkutan ditipiskan
menggunakan waktu lama. sedikit demi sedikit sampai
diperoleh ketebalan yang
diinginkan.
JENIS PEWARNAAN
PEWARNAAN BIASA Beberapa larutan hematoxilin yang
digunakan adalah:
Pewarnaan jaringan yang diproses ▪ Hematoxilin Erhlic
secara sederhana dan diwarnai dengan Hematoxlin yang paling tahan lama,
pewarnaan hematoxylin–eosin (HE). mudah di deferensiasi dan warna nya
relatif tahan lama. Hematoxilin ini bisa
PEWARNAAN KHUSUS digunakan setelah 1-2 bulan di buat.
Pewarnaan yang dibuat dengan teknik Waktu inkubasi nya adalah 30 menit dan
tertentu dan lebih sulit dalam counterstainingnya adalah 0,5-1% larutan
pengerjaannya. Pengerjaannya dilakukan eosin dalam air.
sewaktu-waktu dikarenakan faktor ▪ Hematoxilin Delafield
kesulitan dan penggunaan bahanbahan Larutan zat warna ini tahan bertahun-
yang lebih mahal. Pewarnaan khusus tahun, bisa di gunakan 3 hari setelah
dapat berupa dengan menggunakan pembuatan. Waktu inkubasi 15-20 menit.
pewarnaan khusus Counterstaining dengan menggunakan
0,5-1% larutan eosin dalam air.
❑ Hematoxilin Mayer
Larutan hematoxilin mayer merupakan larutan yang dapat disimpan dalam waktu lama
(berbulan-bulan), waktu inkubas nya 10-15 menit. Counterstainingnya 0,5-1% larutan
eosin.
❑ Hematoxilin Harris
Larutan pewarna yang dapat dipakai setelah selesai dibuat. Waktu inkubasi nya
adalah 15-20 menit. Counterstaining nya 0,5-1% larutan eosin.
Hematoksilin dan eosin Hematoksilin dan eosin adalah metode pewarnaan
yang berfungsi ganda. Fungsi pertama memungkinkan pengenalan
komponen jaringan tertentu dengan cara memulasnya secara differensial.
Fungsi kedua adalah dapat mewarnai dengan tingkat atau derajat warna
berbeda yang menghasilkan kedalaman warna yang berbeda (Peckam, 2014).
Hematoksilin bekerja sebagai pewarna basa. Zat ini mewarnai unsur basofilik
pada jaringan. Eosin bersifat asam serta memulas komponen asidofilik pada
jaringan (Jusuf, 2009; Peckam, 2014).
MACAM-MACAM PEWARNAAN
BERDASARKAN SIFAT ZAT WARNA:

Zat warna asam Zat warna basa


1 Adalah , yang dapat
2 zat warna basa yaitu eosin
mewarnai inti dan dan fast green, tidak
jaringan berkayu, dapat mewarnai inti dan
jaringan berkayu, tetapi
bagian-bagian lain dari
jaringan (Moebadi, 2011).
MACAM PEWARNAAN Berdasarkan perbedaan struktur
kimianya zat warna
Golongan Tri phenil methane Golongan Thiazine
01. Derivat dari methane, yaitu 3
atom hidrogen dari methane
03. Zat warna yang molekulnya
berisi cincin quinoid yang
diganti oleh 3 cincin phenyl yang dihubungkan dengan
merupakan dasar molekul nonquinoid melalui atom-atom
N dan S.

Golongan Xantene Golongan Azine


Zat warna yang mengandung
02. Zat warna yang terdiri dari
cincin quinoid yang 04. cincin orthoquinoid yang
dihubungkan dengan cincin non dihubungkan dengan bentuk
quinoid oleh atom-atom C dan cincin lainnya melalui 2 atom
O. N.
MACAM-MACAM PEWARNAAN
MACAM-MACAM PEWARNAAN
BERDASARKAN KEMAMPUAN
BERDASARKAN ASAL ZAT WARNA:
MEWARNAI JARINGAN:

Zat Warna alam Zat Warna subatansif


01 Zat warna yang diperoleh dari
tumbuhan atau hewan. Misalnya 01 Zat warna yang apabila
diberikan pada jaringan dapat
Hematoxylin (dari tumbuhan) langsung mewarnainya dengan
dan Carmine (dari hewan) baik. Misalnya Neutral Red

Zat Warna sintesis Zat Warna ajektif


Zat warna yang dapat
02 Zat warna yang dibuat di
pabrik. Misalnya basic fuchsin
02 mewarnai jaringan dengan baik
bila diberikan pertolongan
suatu mordan. Misalnya
Hematoxylin Ehrlich
MACAM-MACAM PEWARNAAN BERDASARKAN
PERBEDAAN STRUKTUR KIMIANYA ZAT WARNA:

Golongan Azo
05. Zat warna yang mempunyai
chromophore − N = N − yang
terkait pada sebuah rantai
quinoid yang terletak pada
suatu tempat di dalam molekul.

Golongan Nitro
06. Zat warna yang mengandung
chromophore –NO2.
Pelaksanaan pewarnaan Pemilihan zat warna yang
biasanya dilakukan setelah digunakan harus disesuaikan
kegiatan fiksasi. dengan tujuan pewarnaan.
Disamping itu harus mengetahui
sifat zat warna dan pelarutnya.
Tahapan Pewarnan
Merupakan tahap mewarnai jaringan tumbuhan
yang telah ditempel pada kaca benda. Adapun
tujuan dari pewarnaan agar mempermudah dalam
pengamatan bagian- bagian jaringan tumbuhan.

Dari sifatnya,
zat warna dibagi menjadi zat warna asam dan zat warna basa serta dari asalnya di bagi menjadi
pewarna natural dan pewarna sintetik. Pada jaringan tumbuhan biasanya menggunakan
safranin- fast green. Safranin dapat mewarnai dinding sel yang terlignifikasi dengan berwarna
merah sedangkan fast green mewarnai dinding sel yang tidak terlignifikasi dengan warna hijau.

I. Proses pewarnaan dimulai dengan merendam gelas objek berisi sampel dalam xilol agar pita
parafin hilang (deparafinasi),
II. selanjutnya rehidrasi zat warna yang larut dalam air.
III. Kemudian dehidrasi zat warna larut alkohol dan yang terakhir yakni merendam sampel pada
xilol agar gelas objek jernih.
Bahan pewarna

Zat warna digunakan dalam pengamatn mikroskopis dibedakan menjadi dua


yakni pewarna sintetis dan pewarna alami. Zat pewarna sintetis di produksi di
pabrik sedangkan zat pewarna alami didapat dari tumbuhan atau hewan misalnya
hematoxylin (Handari, 1983).
Secara Alami
Tanaman dapat dijadikan Coloring matter merupakan substansi untuk
sebagai sumber warna alami menentukan arah warna dari zat warna alam dan
merupakan senyawa organic yang terkandung pada
karna mengandung pigmen
sumber zat warna alam. Setiap tanaman dapat
alam. Potensi ini ditentukan menjadi sumber zat warna alam karena
oleh kadar intensitas warna mengandung pigmen. Proses ini dapat ditentukan
yang dihasilkandan melalui intensitas warna yang dihasilkan dan
sangat tergantung pada kepekaannya dalam fungsi
bergantung pada jenis sebagai indikator titrasi asam basa (Alifia,2016).
coloring matter yang ada.
Bahan pewarna alami yang memiliki pigmen dan sudah terbentuk pada proses pemanasan,
penyimpanan. Adapun zat pewarna yang dapat dihasilkan oleh tanaman seperti :
Contohnya:
a. Biksin yang mengandung warna kuning , dapat diperoleh dari tanaman
Bixa.
b. Karoten yang mengandung warna jingga, dapat diperoleh dari kunyit,
pepaya, labu dan lainnya.
c. Karamel yang mengandung warna coklat, dapat diperoleh dari gula,
laktosin dan lainnya.
d. Klorofil yang mengandung warna hijau, dapat diperoleh dari daun
bayam,
sawi dan lainnya.
e. Antosianin yang mengandung warna merah ke-orange an, ungu, biru
serta
kuning, dapat diperoleh dari bauh semisal buah naga, rosella, bayam
merah, bit dan lainnya.
f. Tanin yang mengandung warna coklat, dapat diperoleh dari getah
tanaman (Alifia,2016).
Kriteria Pewarna Preparat

Adapun beberapa kriteria pewarna yang baik bagi preparat menurut


Wahyuni (2015) sebagai berikut:
1. Zat warna memiliki senyawa kompleks yang bersifat khusus (warna
tertentu ).
2. Zat warna dapat bertahan dalam jaringan
3. Zat warna gugus kromophore dan radikal auxochrome akan terjadi
berinteraksi dengan muatan sel dimana bagian dalam sel mempunyai yang
spesifik (afinitas dapat terjadi pada zat warna yang berbeda)
4. Zat warna dapat mewarnai jaringan sesuai dengan sifatnya. Ikatan
elektostatik dalam ion zat pewarna bersifat basa, sehingga jaringan dapat
terwarnai. Zat warna basa memiliki muatan ion istolog sedangkan zat
warna asam bermuaran positif. Zat warna asam mewarnai bagian sel yang
bersifat basa dan sebaliknya, zat warna basa mewarnai bagian sel yang
bersifat asam.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai