TSP Lexi Search
TSP Lexi Search
FIKRI HIDAYAT
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Fikri Hidayat
NIM G54100032
ABSTRAK
FIKRI HIDAYAT. Penyelesaian Clustered Travelling Salesman Problem dengan
Algoritme Lexisearch. Dibimbing oleh FARIDA HANUM dan ELIS
KHATIZAH.
ABSTRACT
FIKRI HIDAYAT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Matematika
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Penyelesaian Clustered Travelling Salesman Problem dengan Algoritme
Lexisearch”. Selawat serta salam senantiasa diucapkan kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai pemimpin dan suri teladan terbaik bagi umatnya. Penyusunan karya
ilmiah ini tidak lepas dari peranan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1 keluarga tercinta: Abdul Basit dan Siti Nihayah selaku orang tua, serta keluarga
yang telah mendoakan, memberikan semangat dan motivasi,
2 Dra Farida Hanum, MSi selaku dosen pembimbimg I yang selalu sabar dalam
membimbing, memberi motivasi, semangat dan doa,
3 Elis Khatizah, SSi, MSi selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
ilmu, kritik dan saran, motivasi serta doanya,
4 Drs Prapto Tri Supriyo, MKom selaku dosen penguji yang telah memberikan
kritik dan saran serta doanya
5 para dosen Departemen Matematika, terima kasih atas semua ilmu yang telah
diberikan,
6 para staf Departemen Matematika, terima kasih atas bantuan yang telah
diberikan selama ini,
7 Indri Juliyanti dan keluarga yang selalu memberikan motivasi, mendoakan,
memberikan dukungan dan perhatiannya,
8 teman-teman Matematika 47, 48, dan 49 yang selalu mendukung agar terus
berkembang dan telah menjadi keluarga selama di Bogor,
9 Gumatika yang telah memberikan banyak pengalaman yang berkesan,
10 teman-teman Mengejar Sarjana yang selalu mengingatkan dan menyemangati,
11 teman yang membantu dalam proses kelulusan Ando, Rendi, Ika, Son, Imad,
Bella, Tuty, Mira, Ale, Putri P, Rizky, Eric, Kamil, Kiki dan Syafii,
12 teman-teman yang selalu menyemangati Novan, Galih, Ichwan, Zeddy, Anbiya,
Bian, Aldi, Bani, Apro,
13 semua pihak yang telah membantu, mendukung dan mendoakan dalam
penyusunan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya
bidang matematika dan menjadi inspirasi bagi penelitian selanjutnya.
Fikri Hidayat
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
TINJAUAN PUSTAKA 1
Konsep-konsep dalam Teori Graf 1
Travelling Salesman Problem 2
Clustered Travelling Salesman Problem 3
Modifikasi Matriks Jarak 3
Bias dari Matriks 3
Tabel Alfabet 4
Blok Kata 5
Batas Bawah 5
Penyelesaian Clustered Travelling Salesman Problem dengan Algoritme
Lexisearch 5
APLIKASI 7
Penyelesaian CTSP dengan Algoritme Lexisearch 8
SIMPULAN DAN SARAN 13
Simpulan 13
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN 15
RIWAYAT HIDUP 24
DAFTAR TABEL
1. Lokasi peternakan dan kandang beserta cluster-nya 7
2. Jarak antarlokasi (dalam km) 8
3. Modifikasi matriks jarak dan minimal baris 9
4. Modifikasi matriks jarak dan minimal kolom 9
5. Matriks jarak yang direduksi 10
6. Tabel alfabet 10
7. Tabel pencarian 11
DAFTAR GAMBAR
1. Peta Subang, Cikarang, Bekasi, Jakarta, dan Kabupaten Bogor 7
2. Solusi rute distribusi 12
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang
upaya pemecahan masalah jembatan Königsberg yang sangat terkenal di Eropa.
Kurang lebih dua abad setelah lahirnya tulisan Euler tersebut, aktivitas dalam
bidang teori graf relatif kecil. Pada tahun 1920-an kegiatan tersebut muncul
kembali dipelopori oleh Denes König yang mengumpulkan hasil-hasil pemikiran
para ahli matematika tentang teori graf termasuk hasil pemikirannya sendiri,
2
kemudian dikemasnya dalam bentuk buku yang diterbitkan pada tahun 1936.
Dalam periode yang sangat singkat, teori graf kini mengalami perkembangan
yang sangat pesat (Chartrand & Oellermann 1993). Berikut ini akan dijelaskan
beberapa konsep-konsep dalam teori graf.
Definisi 1 (Graf)
Definisi 2 (Walk)
Suatu walk W pada graf G adalah barisan bergantian antara verteks dan sisi
yang dimulai dan diakhiri oleh verteks. Walk yang dimulai dari 𝑣 dan berakhir di
𝑣 disebut walk 𝑣 𝑣 dan walk W mempunyai panjang n karena melalui n sisi
(tidak harus berbeda) (Chartrand & Oellermann 1993).
Definisi 3 (Jalur/path)
Path adalah walk dengan tidak ada verteks yang diulang (Chartrand &
Oellermann 1993).
Definisi 4 (Cycle)
Cycle adalah walk tertutup, yang memuat sedikitnya tiga verteks, dan semua
verteks pada walk tersebut berbeda (Foulds 1992).
Graf lengkap adalah graf dengan 𝑛 verteks sehingga terdapat tepat satu
sisi yang menghubungkan tiap pasang verteks (Chartrand & Oellermann 1993).
Cycle Hamilton adalah sebuah jalur/path pada suatu graf yang berawal dan
berakhir pada verteks yang sama dan menyinggahi semua verteks tepat satu kali
(Foulds 1992).
kota, berangkat dari sembarang kota awal, melewati setiap kota tepat sekali, dan
terakhir kembali ke kota di mana ia berangkat. Penentuan rute ditetapkan
berdasarkan jarak minimum yang akan ditempuh.
𝑢 { } 𝑛
Setelah itu, ditentukan elemen terkecil pada setiap kolom dari matriks ̅ , yaitu
𝑣 ̅ 𝑛
̿ ̅ 𝑣 untuk 𝑛; 𝑛 (1.4)
Bias = ∑ 𝑢 ∑ 𝑣. (1.5)
(Ahmed 2011)
Blok Kata
Batas Bawah
Penentuan batas bawah nilai fungsi objektif untuk setiap leader pada CTSP
saat ini masih sangat sulit (Ahmed 2013). Oleh karena itu, pada karya ilmiah ini
digunakan batas bawah nilai fungsi objektif TSP sebagai batas bawah nilai fungsi
objektif CTSP. Langkah-langkah untuk menentukan batas bawah tersebut adalah
sebagai berikut. Misalkan diberikan tur parsial dan verteks
dipilih untuk dirangkaikan ke dalam tur parsial. Sebelum dibentuk rangkaian,
terlebih dahulu diperiksa batas untuk tur . Untuk itu, dimulai
dari baris ke-2 pada tabel alfabet sampai baris ke n jumlahkan nilai-nilai (jarak)
untuk verteks yang tidak termasuk dalam tur parsial, termasuk verteks 1 (depot),
dan tidak termasuk baris dan . Jumlah ini adalah batas bawah untuk leader
.
Tahap 10 : Nilai solusi terbaik merupakan nilai solusi optimal relatif terhadap
matriks yang tereduksi. Bias matriks ditambahkan pada nilai solusi
optimal agar diperoleh nilai solusi optimal terhadap matriks jarak
awal, dan beralih ke Tahap 11.
Tahap 11: Tur yang ada saat ini merupakan tur optimal relatif terhadap matriks
jarak awal/asli dan kemudian proses dihentikan.
APLIKASI
Verteks 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 0 103 106 131 122 124 117 143 146
2 97 0 21 47 37 39 33 65 61
3 107 16 0 31 21 23 18 49 55
4 131 44 31 0 8 10 36 46 52
5 122 36 23 10 0 8 31 53 59
6 123 37 24 10 8 0 29 39 44
7 122 30 18 40 30 32 0 25 38
8 152 65 52 48 51 41 26 0 17
9 157 70 57 53 55 45 37 17 0
Tahap 0
Berikut ini diberikan hasil Tahap 0 dari algoritme lexisearch, yaitu proses
pemodifikasian matriks jarak, hingga diperoleh tabel alfabet pada Tabel 6.
Misalkan diberikan matriks dengan ialah jarak antara lokasi i
dengan lokasi j seperti diberikan pada Tabel 2 dan dapat dinyatakan sebagai jarak
untuk edge . Diketahui 𝑛 ,𝑛 ,𝑛 , dan 𝑛 . Selanjutnya,
matriks jarak tersebut dimodifikasi dengan cara sebagai berikut :
Jarak untuk setiap edge diberi nilai sebesar-besarnya (misalkan M =
999) kecuali untuk edge-edge berikut tetap menggunakan jarak asli, yaitu :
i. edge , untuk yaitu edge (1,2), (1,3),
ii. edge , untuk yaitu edge (7,1), (8,1), (9,1),
iii. edge untuk dan
9
Setiap elemen pada baris ke-i dikurangi dengan 𝑢 (yaitu minimal elemen
baris i) sehingga diperoleh Tabel 4 seperti berikut :
Verteks 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 799 0 3 894 896 896 887 896 896
2 881 978 0 24 16 18 969 978 978
3 886 0 983 13 5 7 974 983 983
4 894 991 991 989 0 2 19 38 44
5 894 991 991 0 991 0 14 45 51
6 894 991 991 0 0 991 12 31 36
7 0 974 974 972 974 974 965 0 13
8 38 982 982 980 982 982 0 982 0
9 43 982 982 980 982 982 973 0 982
Setelah diperoleh tabel alfabet, langkah selanjutnya ialah mencari jalur tur
dari depot ke verteks yang berdekatan dengan menelusuri tiap cluster hingga
kembali ke depot tanpa terjadinya pengulangan tur yang diringkaskan pada Tabel
7 (detail penyelesaian diberikan di Lampiran 1). Sebagai penjelasan, notasi
pada Tabel 6 berarti “jarak verteks sekarang” = = 2, dan (7) + 43, GS
berarti (7) ialah nilai/jarak tur parsial termasuk jarak verteks sekarang, 43 ialah
nilai batas bawah dan keputusannya ialah GS.
11
11
12
Keterangan:
1. Subang (depot)
2. Cikarang
3. Bekasi
4. Cempaka Putih
5. Pulo Gadung
6. Jatinegara
7. Cileungsi
8. Citeureup
9. Cibinong
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed ZH. 2010. A lexisearch algorithm for the bottleneck travelling salesman
problem. International Journal of Computer Science and Security (IJCSS).
3(6):569-577.doi: 10.1016/j.jda.2008.11.007.
Ahmed ZH. 2011. A data-guided lexisearch algorithm for the asymmetric
travelling salesman problem. Mathematical Problem in Engineering. 2011:1-
18.doi:10.1155/2011/750968.
Ahmed ZH. 2013. An exact algorithm for the clustered travelling salesman
problem. Opsearch. 50(2):215-228.doi:10.1007/s12597-012-0107-0.
Anily S, Bramel J, Hertz A. 1996. A 5/3-approximation algorithm for the clustered
traveling salesman tour and path problems. Operations Research Letters. 24:29-35.
Chartrand G, Oellermann OR. 1993. Applied and Algorithmic Graph Theory. New
York (US): McGraw-Hill.
Chartrand G, Zhang P. 2009. Chromatic Graph Theory. London (GB): CRC Pr.
Chisman JA. 1975. The clustered travelling salesman problem. Computers &
Operations Research. 2(2):115-119.
Ding C, Cheng Y, He M. 2007. Two-level genetic algorithm for clustered traveling
salesman problem problem with application in large-scale TSPs. Tsinghua Science
and Technology. 12(4):459-465.
Foulds LR. 1992. Graph Theory Applications. New York (US): Springer-Verlag.
Fournier JC. 2009. Graph Theory and Applications. New Jersey (US): John Wiley &
Sons.
14
Iterasi 2:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-2 tabel alfabet, dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 0 + 0 = 0 < BS = 999.
Tahap 2: Verteks 3 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Belum semua verteks dikunjungi.
Tahap 5: Leader blok saat ini: (1, 2, 3). Batas bawah nilai fungsi objektif ialah
Batas = + + + + + +
= + + + + + +
= 5 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 5.
Tahap 6: Karena (batas + Sol + jarak) = 5 + 0 + 0 = 5 < BS, verteks 3 diterima
untuk tur parsial {1→2→3}.
“Jarak tur parsial” = Sol ← Sol + jarak = 0 + 0 = 0.
Tahap 8: Pergi ke subblok, yaitu baris ke-3 pada tabel alfabet.
Panjang tur taklengkap = 3 < 9 maka p = 1 dan ke Tahap 1 untuk iterasi
yang ke-3.
Iterasi 3:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-3 tabel alfabet, dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 0 + 0 = 0 < BS = 999.
Tahap 2: Verteks 2 membentuk subtur, maka verteks 2 tidak dapat digunakan dan
p ← 1 + 1 = 2, beralih ke Tahap 7.
16
Iterasi 4:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-5 tabel alfabet, dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 5 + 0 = 5 < BS.
Tahap 2: Verteks 4 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Belum semua verteks dikunjungi.
Tahap 5: Leader blok saat ini: (1, 2, 3, 5, 4). Batas bawah nilai fungsi objektif
ialah
Batas = + + + +
= + + + +
= 2 + 0 + 0 + 0 + 0 = 2.
Tahap 6: Karena (batas + Sol + jarak) = 2 + 5 + 0 = 7 < BS, verteks 4 diterima
untuk tur parsial {1→2→3→5→4}.
“Jarak tur parsial” = Sol ← Sol + jarak = 5 + 0 = 5.
Tahap 8: Pergi ke subblok, yaitu baris ke-4 pada tabel alfabet.
Panjang tur taklengkap = 5 < 9 maka p = 1 dan ke Tahap 1 untuk iterasi
yang ke-5.
Iterasi 5:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-4 tabel alfabet, dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 5 + 0 = 5 < BS.
Tahap 2: Verteks 5 membentuk subtur, maka verteks 5 tidak dapat digunakan dan
p ← 1+ 1 = 2 beralih ke Tahap 7.
Tahap 7: ∑ 𝑛 untuk cluster kedua, panjang tur
taklengkap {1→2→3→5→4} adalah 5 < 6 dan elemen ke 2 < 6, maka
proses dilanjutkan ke Tahap 1.
17
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-2 pada baris ke-4 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 2 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 5 + 2 = 7 < BS.
Tahap 2: Verteks 6 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Belum semua verteks dikunjungi.
Tahap 5: Leader blok saat ini: (1, 2, 3, 5, 4, 6). Batas bawah nilai fungsi objektif
ialah
Batas = + + +
= + + +
= 12 + 0 + 0 + 0 = 12.
Tahap 6: Karena (batas + Sol + jarak) = 12 + 5 + 2 = 19 < BS, verteks 6 diterima
untuk tur parsial {1→2→3→5→4→6}.
“Jarak tur parsial” = Sol ← Sol + jarak = 5 + 2 = 7.
Tahap 8: Pergi ke subblok, yaitu baris ke-6 pada tabel alfabet.
Panjang tur taklengkap = 6 < 9 maka p = 1 dan ke Tahap 1 untuk iterasi
yang ke-6.
Iterasi 6:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-6 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 7 + 0 = 7 < BS.
Tahap 2: Verteks 4 membentuk subtur, maka verteks 4 tidak dapat digunakan dan
p ← 1 + 1 = 2 beralih ke Tahap 7.
Tahap 7: ∑ 𝑛 untuk cluster kedua, panjang tur
taklengkap {1→2→3→5→4→6} adalah 6 ≤ 6 dan elemen ke 2 < 6,
maka proses dilanjutkan ke Tahap 1.
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-2 pada baris ke-6 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 7 + 0 = 7 < BS.
Tahap 2: Verteks 5 membentuk subtur, maka verteks 5 tidak dapat digunakan dan
p ← 2 + 1 = 3 beralih ke Tahap 7.
Tahap 7: ∑ 𝑛 untuk cluster kedua, panjang tur
taklengkap {1→2→3→5→4→6} adalah 6 ≤ 6 dan elemen ke 3 < 6,
maka proses dilanjutkan ke Tahap 1.
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-3 pada baris ke-6 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 12 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 7 + 12 = 19 < BS.
Tahap 2: Verteks 7 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Belum semua verteks dikunjungi.
Tahap 5: Leader blok saat ini: (1, 2, 3, 5, 4, 6, 7). Batas bawah nilai fungsi
objektif ialah
Batas = + +
= + +
= 0 + 0 + 0 = 0.
18
Iterasi 7:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-7 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 19 + 0 = 19 < BS.
Tahap 2: Verteks 1 membentuk subtur, maka verteks 1 tidak dapat digunakan dan
p ← 1 + 1 = 2 beralih ke Tahap 7.
Tahap 7: ∑ 𝑛 untuk cluster ketiga, panjang tur
taklengkap {1→2→3→5→4→6→7} adalah 7 ≤ 9 dan elemen ke 2 < 9,
maka proses dilanjutkan ke Tahap 1.
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-2 pada baris ke-7 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 19 + 0 = 19 < BS.
Tahap 2: Verteks 8 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Belum semua verteks dikunjungi.
Tahap 5: Leader blok saat ini: (1, 2, 3, 5, 4, 6, 7, 8). Batas bawah nilai fungsi
objektif ialah
Batas = +
= +
= 0 + 0 = 0.
Tahap 6: Karena (batas + Sol + jarak) = 0 + 19 + 0 = 19 < BS, verteks 8 diterima
untuk tur parsial {1→2→3→5→4→6→7→8}.
“Jarak tur parsial” = Sol ← Sol + jarak = 19 + 0 = 19.
Tahap 8: Pergi ke subblok, yaitu baris ke-8 pada tabel alfabet.
Panjang tur taklengkap = 8 < 9 maka p = 1 dan ke Tahap 1 untuk iterasi
yang ke-8.
Iterasi 8:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-8 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 19 + 0 = 19 < BS.
Tahap 2: Verteks 7 membentuk subtur, maka verteks 7 tidak dapat digunakan dan
p ← 1 + 1 = 2 beralih ke Tahap 7.
Tahap 7: ∑ 𝑛 untuk cluster ketiga, panjang tur
taklengkap {1→2→3→5→4→6→7→8} adalah 8 ≤ 9 dan elemen ke 2
< 9, maka proses dilanjutkan ke Tahap 1.
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-2 pada baris ke-8 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 19 + 0 = 19 < BS.
Tahap 2: Verteks 9 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
19
Iterasi 9:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-9 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 19 + 0 = 19 < BS.
Tahap 2: Verteks 9 membentuk suatu subtur, maka verteks 9 tidak dapat
digunakan dan p ← 1 + 1 = 2 beralih ke Tahap 7.
Tahap 7: ∑ 𝑛 untuk cluster ketiga, jika panjang tur
taklengkap {1→2→3→5→4→6→7→8→9} adalah 9 ≤ 9 dan elemen
ke 2 < 9, maka proses dilanjutkan ke Tahap 1.
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-2 pada baris ke-9 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 43 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 19 + 43 = 62 < BS.
Tahap 2: Verteks 1 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Semua verteks telah dikunjungi. Tur lengkap menjadi
{1→2→3→5→4→6→7→8→9→1} dengan jarak tur lengkap = 62 <
BS.
Tahap 4: Jarak tur lengkap = 62, maka BS = 62.
Tahap 9: Lompati blok ini dan pindah ke blok dengan level lebih tinggi. Tur
lengkap menjadi {1→2→3→5→4→6→7→8→9→1} dengan total
jarak 62. Misalkan lompat ke blok dengan leader (1, 2, 3, 5, 4, 6, 7),
berarti pindah ke baris ke-7 dan p ← 3.
Iterasi 10:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-3 pada baris ke-7 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 13 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 19 + 13 = 32 < BS.
Tahap 2: Verteks 9 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Belum semua verteks dikunjungi.
Tahap 5: Leader blok saat ini: (1, 2, 3, 5, 4, 6, 7, 9). Batas bawah nilai fungsi
objektif ialah
Batas = +
= +
= 0 + 0 = 0.
Tahap 6: Karena (batas + Sol + jarak) = 0 + 19 + 13 = 32 < BS verteks 9 diterima
dan tur parsial menjadi {1→2→3→5→4→6→7→9}.
20
Iterasi 11:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-9 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 32 + 0 = 32 < BS.
Tahap 2: Verteks 8 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Belum semua verteks dikunjungi.
Tahap 5: Leader blok saat ini: (1, 2, 3, 5, 4, 6, 7, 9, 8). Batas bawah nilai fungsi
objektif ialah
Batas = = = 0.
Tahap 6: Karena (batas + Sol + jarak) = 0 + 32 + 0 = 32 < BS verteks 8 diterima
dan tur parsial menjadi {1→2→3→5→4→6→7→9→8}.
“Jarak tur parsial” = Sol ← Sol + jarak = 32 + 0 = 32.
Tahap 8: Pergi ke subblok, yaitu baris ke-8 pada tabel alfabet.
Panjang tur taklengkap = 9 ≤ 9 maka p = 1 dan ke Tahap 1 untuk iterasi
yang ke-12.
Iterasi 12:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-8 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 32 + 0 = 32 < BS.
Tahap 2: Verteks 7 membentuk suatu subtur, maka verteks 7 tidak dapat
digunakan dan p ← 1 + 1 = 2 beralih ke Tahap 7.
Tahap 7: ∑ 𝑛 untuk cluster ketiga, jika panjang tur
taklengkap {1→2→3→5→4→6→7→9→8} adalah 9 ≤ 9 dan elemen
ke 2 < 9, maka proses dilanjutkan ke Tahap 1.
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-2 pada baris ke-8 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 32 + 0 = 32 < BS.
Tahap 2: Verteks 9 membentuk suatu subtur, maka verteks 9 tidak dapat
digunakan dan p ← 2 + 1 = 3 beralih ke Tahap 7.
Tahap 7: ∑ 𝑛 untuk cluster ketiga, jika panjang tur
taklengkap {1→2→3→5→4→6→7→9→8} adalah 9 ≤ 9 dan elemen
ke 3 < 9, maka proses dilanjutkan ke Tahap 1.
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-3 pada baris ke-8 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 38 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 32 + 38 = 70 > BS.
Karena jarak turlengkap lebih besar dibanding 62, maka tidak diterima
dan lanjut ke Tahap 9.
Tahap 9: Lompati blok ini dan pindah ke blok dengan level lebih tinggi.
Misalkan lompat ke blok dengan leader (1, 2, 3, 5, 4, 6), berarti pindah
ke baris ke-6 dan p ← 4.
21
Iterasi 13:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-4 pada baris ke-6 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 31 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 7 + 31 = 38 < BS.
Tahap 2: Verteks 8 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Belum semua verteks dikunjungi.
Tahap 5: Leader blok saat ini: (1, 2, 3, 5, 4, 6, 8). Batas bawah nilai fungsi
objektif ialah
Batas = +
= + +
= 0 + 0 + 0 = 0.
Tahap 6: Karena (batas + Sol + jarak) = 0 + 7 + 31 = 38 < BS verteks 8 diterima
dan tur parsial menjadi {1→2→3→5→4→6→8}.
“Jarak tur parsial” = Sol ← Sol + jarak = 7 + 31 = 38.
Tahap 8: Pergi ke subblok, yaitu baris ke-8 pada tabel alfabet.
Panjang tur taklengkap = 7 < 9 maka p = 1 dan ke Tahap 1 untuk iterasi
yang ke-14.
Iterasi 14:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-8 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 38 + 0 = 38 < BS.
Tahap 2: Verteks 7 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Belum semua verteks dikunjungi.
Tahap 5: Leader blok saat ini: (1, 2, 3, 5, 4, 6, 8, 7). Batas bawah nilai fungsi
objektif ialah
Batas = +
= +
= 0 + 0 = 0.
Tahap 6: Karena (batas + Sol + jarak) = 0 + 38 + 0 = 38 < BS verteks 7 diterima
dan tur parsial menjadi {1→2→3→5→4→6→8→7}.
“Jarak tur parsial” = Sol ← Sol + jarak = 38 + 0 = 38.
Tahap 8: Pergi ke subblok, yaitu baris ke-7 pada tabel alfabet.
Panjang tur taklengkap = 8 < 9 maka p = 1 dan ke Tahap 1 untuk iterasi
yang ke-15.
Iterasi 15:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-7 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 38 + 0 = 38 < BS.
Tahap 2: Verteks 1 membentuk subtur, maka verteks 1 tidak dapat digunakan dan
p ← 1 + 1 = 2 beralih ke Tahap 7.
Tahap 7: ∑ 𝑛 untuk cluster ketiga, panjang tur
taklengkap {1→2→3→5→4→6→8→7} adalah 8 ≤ 9 dan elemen ke 2
< 9, maka proses dilanjutkan ke Tahap 1.
22
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-2 pada baris ke-7 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 38 + 0 = 38 < BS.
Tahap 2: Verteks 8 membentuk subtur, maka verteks 8 tidak dapat digunakan dan
p ← 2 + 1 = 3 beralih ke Tahap 7.
Tahap 7: ∑ 𝑛 untuk cluster ketiga, panjang tur
taklengkap {1→2→3→5→4→6→8→7} adalah 8 ≤ 9 dan elemen ke 3
< 9, maka proses dilanjutkan ke Tahap 1.
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-3 pada baris ke-7 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 13 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 38 + 13 = 51 < BS.
Tahap 2: Verteks 9 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Belum semua verteks dikunjungi.
Tahap 5: Leader blok saat ini: (1, 2, 3, 5, 4, 6, 8, 7, 9). Batas bawah nilai fungsi
objektif ialah
Batas = = = 43.
Tahap 6: Karena (batas + Sol + jarak) = 43 + 38 + 13 = 94 > BS, jarak turlengkap
lebih besar dibanding 62, maka tidak diterima dan lanjut ke Tahap 9.
Tahap 9: Lompati blok ini dan pindah ke blok dengan level lebih tinggi.
Misalkan lompat ke blok dengan leader (1, 2, 3, 5, 4, 6), berarti pindah
ke baris ke-6 dan p ← 5.
Iterasi 16:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-5 pada baris ke-6 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 36 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 7 + 36 = 43 < BS.
Tahap 2: Verteks 9 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Belum semua verteks dikunjungi.
Tahap 5: Leader blok saat ini: (1, 2, 3, 5, 4, 6, 9). Batas bawah nilai fungsi
objektif ialah
Batas = +
= + +
= 0 + 0 + 0 = 0.
Tahap 6: Karena (batas + Sol + jarak) = 0 + 7 + 36 = 43 < BS verteks 9 diterima
dan tur parsial menjadi {1→2→3→5→4→6→9}.
“Jarak tur parsial” = Sol ← Sol + jarak = 7 + 36 = 43.
Tahap 8: Pergi ke subblok, yaitu baris ke-9 pada tabel alfabet.
Panjang tur taklengkap = 7 < 9 maka p = 1 dan ke Tahap 1 untuk iterasi
yang ke-17.
Iterasi 17:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-9 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 43 + 0 = 43 < BS.
23
Iterasi 18:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-8 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 43 + 0 = 43 < BS.
Tahap 2: Verteks 7 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Belum semua verteks dikunjungi.
Tahap 5: Leader blok saat ini: (1, 2, 3, 5, 4, 6, 9, 8, 7). Batas bawah nilai fungsi
objektif ialah
Batas = = = 0 = 0.
Tahap 6: Karena (batas + Sol + jarak) = 0 + 43 + 0 = 43 < BS verteks 7 diterima
dan tur parsial menjadi {1→2→3→5→4→6→9→8→7}.
“Jarak tur parsial” = Sol ← Sol + jarak = 43 + 0 = 43.
Tahap 8: Pergi ke subblok, yaitu baris ke-9 pada tabel alfabet.
Panjang tur taklengkap = 9 ≤ 9 maka p = 1 dan ke Tahap 1 untuk iterasi
yang ke-19.
Iterasi 19:
Tahap 1: Dilanjutkan ke elemen ke-1 pada baris ke-7 tabel alfabet dengan
dan “jarak verteks sekarang” = jarak = = 0 dan sesuai
dengan urutan kunjungan cluster; (Sol + jarak) = 43 + 0 = 43 < BS.
Tahap 2: Verteks 7 tidak membentuk subtur dan tidak melanggar urutan
kunjungan cluster.
Tahap 3: Semua verteks telah dikunjungi. Tur lengkap menjadi
{1→2→3→5→4→6→9→8→7→1} dengan jarak tur lengkap = 43 <
BS.
Tahap 4: Jarak tur lengkap = 43, maka BS = 43, JO.
Tahap 9: Tur lengkap menjadi {1→2→3→5→4→6→9→8→7→1} dengan jarak
tur terbaik 43 km.
Tahap 10: Bias matriks C yaitu ∑ 𝑢 ∑ 𝑣 .
Tahap 11: Sehingga jarak tur lengkap dengan matriks jarak yang sebenarnya
= bias matriks + jarak tur terbaik = 331 + 43 = 374 km.
24
RIWAYAT HIDUP