ZIL’ARIFAH
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
PENENTUAN RUTE BUS KARYAWAN MENGGUNAKAN
PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER
ZIL’ARIFAH
G54050899
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
ABSTRAK
Tulisan ini memberikan formulasi masalah penentuan rute bus karyawan menggunakan
pemrograman linear integer. Rute setiap bus berawal dan berakhir di suatu tempat (depot) untuk
menjemput karyawan melalui beberapa pos. Setiap pos dikunjungi tepat sekali oleh suatu bus
dengan memperhatikan kapasitas setiap bus dan jarak tempuh maksimum setiap bus sehingga
dapat dipastikan bahwa bus sampai depot (tempat kerja) sebelum jam kerja dimulai. Fungsi
objektif masalah ini adalah meminimumkan biaya operasional seluruh bus yang dioperasikan.
Biaya operasional setiap bus diasumsikan sepadan dengan biaya perawatan tetap dan biaya
penggunaan yang sesuai dengan jarak perjalanan bus tersebut. Pada contoh studi kasus dengan
menggunakan data hipotetik dalam karya ilmiah ini, biaya yang paling minimum diperoleh jika
digunakan 4 unit bus. Total jarak yang ditempuh oleh keempat unit bus dalam menjemput atau
mengantar karyawan adalah 247 km. Total biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya operasional
bus karyawan per harinya adalah 894000 rupiah.
ABSTRACT
This paper gives formulation of the problem in determining an employee bus route using
integer linear programming. Each bus route begins and ends in one place (depot) to pick some
postal employees. Each post will be visited once by a bus according to the capacity and maximum
mileage of each bus, so it can be ascertained that the bus arrives before work begins. Objective
function of this problem is to minimize operating costs of all of the buses. The result of case study
using hypothetical data shows that the minimum cost is obtained when four buses are used. The
total distance traveled by the four buses is 247 km with total daily operating costs 894,000 rupiahs.
PENENTUAN RUTE BUS KARYAWAN MENGGUNAKAN
PEMROGRAMAN LINEAR INTEGER
ZIL’ARIFAH
G54050899
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Matematika
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul: Penentuan Rute Bus Karyawan Menggunakan Pemrograman Linear
Integer
Nama : Zil’Arifah
NIM : G54050899
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat, karunia, izin, dan
pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Penentuan
Rute Bus Karyawan Menggunakan Pemrograman Linear Integer”. Karya ilmiah ini merupakan
syarat untuk menyelesaikan studi pada Departemen Matematika, Fakultas Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Sang pencipta, Tuhan semesta alam Allah SWT, atas maha karya-Nya,
2. Nabi besar Muhammad SAW sebagai penutup para nabi,
3. Bapak dan Ibu tercinta; Drs. Ermasdi dan Brata Graha, atas segala dukungan, motivasi,
pembelajaran, masukan, dan segala kasih sayang yang diberikan kepada penulis, juga adik-
adikku tersayang, Rozaanah, Fauzan Aziman, dan Hanifatul Khairiyah, atas segala kasih
sayangnya dan keceriaannya,
4. Bapak Drs. Prapto Tri Supriyo, M. Kom dan Ibu Dra. Farida Hanum, M.Si, selaku dosen
pembimbing, atas segala kesabaran dan masukan serta doanya selama membimbing penulis,
tak lupa kepada Bapak Drs. Siswandi, M. Si selaku penguji yang telah memberikan ilmu, saran,
dan doanya,
5. semua dosen Departemen Matematika, terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan,
6. staf Departemen Matematika: Bapak Yono, Bapak Hery, Bapak Deni, Ibu Ade, Bapak Epul,
Bapak Bono dan Ibu Susi atas semangat dan doanya,
7. keluarga besar Ibu Sulastri, Mama El, Mama Af, Etek Am, Om Eri, Etek Pit, Etek Ira, Etek Eda,
Etek Nel, Etek Adek, Pa Etek Razak, Pa Etek Am, dan Pa Etek Fadly,
8. keluarga besar Bapak M. Yusuf, terutama Ibu Maemunah, Mamang Sabeni, Bibi Lilis, Uwa
Isah, Siska, Syukri, dan Fajar,
9. keluarga besar Bapak Mardani, terutama Ibu Hj. Masna Ulyanah Mardani, Aa Dicky, Mas
Risyad, Aa Fikri, Kang Ade, Wildan, dan Algifari,
10. Chandra yang selalu mendampingi serta memberikan semangat, dukungan, dan doanya,
11. Afat yang selalu memberikan semangat, dan doanya,
12. sahabat-sahabatku tersayang yang selalu memberi semangat; Kiky, Warno, Mega, Dhani, dan
Aa Dede, atas segala tawa dan tangis, manis dan pahit, suka dan duka selama persahabatan kita,
13. teman-teman mahasiswa angkatan 42: Riyu, Ricken, Agnes, Hikmah, Dian, Titi, Mira, Octa,
Rita, Vita, Vera, Gita, Luri, Rima, Hesti, Ayu, Nyoman, Lisda, Ida, Achi, Dewi, Septiwi, Erlin,
Eyyi, Hapsari, Jane, Lela, Lina, Mega, Niken, Nola, Nofi, Oby, Ocoy, Pipit, Siti, Tia, Vino,
Yuni, Ety, Yudi, Danu, Sapto, Dendi, Ardy, Septian, Awi, Eko, Rendy, Boy, Jawa, Arif,
Makinun, Ridwan, Yusep, Bima, Ilyas, Iput, Fachri, Warno, Heri, Acuy, dan Bayu, atas
segenap dukungan, suka duka dan keceriaan selama penulis menempuh studi di Departemen
Matematika IPB,
14. kakak-kakak mahasiswa matematika angkatan 40, terutama kak Rusli, atas segala bantuannya
dalam mengajarkan Lingo; kakak-kakak mahasiswa angkatan 41, terutama kak Aji, atas
bantuannya; adik-adik mahasiswa angkatan 43, terutama Slamet atas bantuannya dan Faizal
yang telah bersedia menjadi pembahas, dan adik-adik mahasiswa angkatan 44,
15. keluarga besar BEM FMIPA IPB angkatan 2006-2007 dan angkatan 2007-2008, atas segenap
dukungan, doa, dorongan semangat, dan warna warni dalam kebersamaan kita,
16. keluarga besar pengurus Gumatika IPB, atas dukungan dan doanya,
17. pembimbing dan asisten pengajar Kumon Taman Yasmin; bu Yani, pak Bambang, mbak Berti,
mbak Eka, mbak Era, mbak Sri, mbak Iis, mbak Nining, mbak Mira, mbak Tina, mbak Titi,
mbak Oy, Susi, Roby, Mia, Dwi, Wiwi, Eyyi, dan Riska,
18. teman-teman penghuni Maharlika Depan; Vina, Ayu, Veza, Yuyun, Icha, Ninu’, Almira dan
Isna,
19. semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
Bogor, Februari 2012
Zil’Arifah
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Batusangkar pada 23 September 1986 dari pasangan Drs. Ermasdi dan
Brata Graha. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Pada tahun 1999 penulis lulus dari SD Negeri 22 Batusangkar kemudian tahun 2002 lulus dari
SLTP Negeri 1 Batusangkar. Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Padang Panjang dan
pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi
Masuk IPB). Pada tahun 2006, penulis memilih Mayor Matematika dan Minor Statistika Industri,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, di antaranya pada
tahun 2006-2007 menjabat sebagai staf Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa dan
pada tahun 2007-2008 sebagai staf Departemen Sosial Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (BEM FMIPA) IPB. Selain itu, penulis juga terlibat
dalam Organisasi Mahasiswa Daerah Ikatan Pelajar Mahasiswa Minang (IPMM) sebagai staf
Dewan Penasehat IPMM tahun 2006-2007 dan tahun 2007-2008. Penulis juga terlibat dalam
organisasi Ikatan Mahasiswa Serambi Makkah dan Pagaruyung (IMASEREMPAG) sebagai
sekretaris pada tahun 2007-2008 dan tahun 2008/2009, serta mengikuti kepanitiaan dari beberapa
kegiatan selama rentang waktu 2006-2008. Pada tahun 2008 penulis pernah mengajar di SMK
IZZATA Depok dan pada tahun 2009 penulis pernah mengajar di SMK Wira Buana Citayam dan
asisten PT KIE Indonesia (Kumon).
DAFTAR ISI
Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
II LANDASAN TEORI
2.1 Fungsi Linear dan Pertidaksamaan Linear 1
2.2 Pemrograman Linear 1
2.3 Pemrograman Integer (Integer Programming) 3
2.4 Relaksasi Pemrograman Linear 3
2.5 Graf 3
2.6 Masalah Path Terpendek 4
2.7 Traveling Salesman Problem (TSP) 5
2.8 Metode Branch-and-Bound 6
IV STUDI KASUS 12
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 16
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Graf G = (V, E) 3
2 Graf G’ = (V, E) 4
3 Graf berbobot G’ =(V,A) 4
4 Contoh rute dalam traveling salesman problem (TSP) 5
5 Input dari sebuah VRP 5
6 Solusi yang mungkin dari VRP pada Gambar 5 dengan tiga kendaraan 6
7 Daerah fisibel untuk PL-relaksasi dan IP (2.7) 7
8 Daerah fisibel untuk Subproblem 2 dan Subproblem 3 dari IP (2.7) 8
9 Seluruh pencabangan pada metode branch-and-bound untuk menyelesaikan IP (2.7) 9
10 Perjalanan bus yang berupa subrute 11
11 Perjalanan bus yang berupa rute 11
12 Solusi rute perjalanan 14
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Syntax Program LINGO 8.0 untuk Menyelesaikan Masalah Pemrograman Linear dengan
Metode Branch-and-Bound Beserta Hasil yang Diperoleh 17
2 Syntax Program LINGO 8.0 untuk Menyelesaikan Masalah Rute Bus Karyawan 21
3 Hasil Komputasi Program pada Lingo 8.0 untuk Menyelesaikan Masalah Rute Bus Karyawan
23
viii
I PENDAHULUAN
II LANDASAN TEORI
b) Nilai variabel-variabel keputusannya harus variabel basis dan x N adalah vektor variabel
memenuhi suatu himpunan kendala. Setiap nonbasis, maka Ax = b dapat dinyatakan
kendala harus berupa persamaan linear
⎛x ⎞
atau pertidaksamaan linear. sebagai Ax = ( B N ) ⎜ B ⎟
c) Ada pembatasan tanda untuk setiap ⎝ xN ⎠
variabel dalam masalah ini. Untuk = Bx B + Nx N = b. (2.2)
sembarang variabel x i , pembatasan tanda Karena matriks B adalah matriks taksingular,
menentukan x i harus taknegatif ( xi ≥ 0) maka B memiliki invers, sehingga dari (2.2)
atau tidak dibatasi tandanya (unrestricted xB dapat dinyatakan sebagai:
in sign). xB = B-1b – B-1NxN. (2.3)
Ilustrasi graf berarah dapat dilihat pada Ilustrasi walk dan path berarah diberikan
gambar berikut sebagai berikut. Pada graf berarah G ' yang
G ' : terdapat dalam Gambar 2, contoh walk
berarah adalah 1,3, 2,1, 4,3,5 , dan contoh
1
path berarah adalah 2,1, 4,3,5 .
4
Ilustrasi walk dan path diberikan sebagai 2.6 Masalah Path Terpendek
berikut. Pada graf G yang terdapat dalam Masalah penentuan rute perjalanan dengan
Gambar 1, salah satu contoh walk adalah biaya minimum merupakan aplikasi dari
1, 2,3,4,3,5 , sedangkan 1,2,3,5 adalah masalah penentuan path terpendek dalam
salah satu contoh path. suatu graf berbobot. Didefinisikan panjang
untuk sembarang path berarah dalam suatu
Definisi 13 (Walk Berarah) network sebagai jumlah biaya semua sisi
Walk berarah pada suatu graf berarah berarah dalam path tersebut. Dalam masalah
G ' = (V , A) adalah suatu barisan terurut ini akan dicari suatu path terpendek, yakni
path berarah dari suatu simpul asal ke simpul
simpul dan sisi pada G ' yang berbentuk
tujuan dengan panjang terkecil.
v0 , a1 , v1 ,...,an , vn , dengan setiap sisi Dalam bab ini, juga dijelaskan tentang
berarah ai menghubungkan simpul-simpul vi-1 traveling salesman problem (TSP) yang
dan vi secara berurutan. merupakan dasar dari vehicle routing problem
(Foulds 1992) (VRP), kemudian akan diperlihatkan
5
+ + + Pelanggan
+ + +
+ + + +
Depot +
+
+ +
Gambar 5 Input dari sebuah VRP.
6
Rute kendaraan
+ + +
+ + +
+ + + +
+
Depot
+ +
Gambar 6 Solusi yang mungkin dari VRP pada Gambar 5 dengan tiga kendaraan.
pecahan (non-integer). Karena nilai dari dengan aturan LIFO (Last In First Out).
kedua variabel yang diperoleh bukan integer, Dengan adanya aturan ini berarti dipilih
maka dipilih salah satu variabel untuk dasar Subproblem 4 atau Subproblem 5. Karena
pencabangan. Misalkan dipilih x1 sebagai Subproblem 4 takfisibel (lihat pada Lampiran
dasar pencabangan. Jika masalah relaksasi-PL 1), maka subproblem ini tidak dapat
diberi nama Subproblem 1, maka menghasilkan solusi optimal, yang tersisa
pencabangan tersebut menghasilkan 2 adalah Subproblem 3 dan Subproblem 5.
subproblem, yaitu: Karena aturan LIFO, dipilih Subproblem
• Subproblem 2: Subproblem 1 ditambah 5, yang kemudian menghasilkan solusi
kendala x1 ≥ 4; optimal x1 = 4.5, x2 = 0, dan z = 22.5 (lihat
• Subproblem 3: Subproblem 1 ditambah pada Lampiran 1). Karena x1 = 4.5 bukan
kendala x1 ≤ 3. integer, maka dilakukan kembali pencabangan
Hal ini diilustrasikan secara grafis pada atas x1, sehingga diperoleh:
Gambar 8. • Subproblem 6: Subproblem 5 ditambah
kendala x1 ≥ 5;
• Subproblem 7: Subproblem 5 ditambah
kendala x1 ≤ 4.
Misalkan dipilih Subproblem 6. Ternyata
subproblem ini juga takfisibel (lihat pada
Lampiran 1), sehingga tidak dapat
Subproblem 2
menghasilkan solusi optimal. Dengan
demikian subproblem-subproblem yang
Subproblem 3
belum diselesaikan adalah Subproblem 3 dan
Subproblem 7. Karena aturan LIFO, dipilih
Subproblem 7. Subproblem ini kemudian
menghasilkan solusi optimal x1 = 4, x2 = 0,
dan z = 20 (lihat pada Lampiran 1). Dapat
Gambar 8 Daerah fisibel untuk Subproblem 2
dan Subproblem 3 dari IP (2.7). dilihat bahwa solusi optimal subproblem ini
semuanya berupa integer, sehingga
Setiap titik (solusi) fisibel dari IP (2.7) merupakan kandidat solusi untuk IP (2.7).
termuat dalam daerah fisibel Subproblem 2 Nilai z pada kandidat solusi ini merupakan
atau Subproblem 3. Setiap subproblem ini batas bawah bagi nilai optimal IP.
saling lepas. Subproblem 2 dan Subproblem 3 Penyelesaian Subproblem 3 menghasilkan
dikatakan dicabangkan oleh x1. solusi optimal x1 = 3, x2 = 2, dan z = 23
Sekarang dipilih subproblem yang belum (lihat pada Lampiran 1). Batas bawah yang
diselesaikan. Misalkan dipilih Subproblem 2, ditetapkan dari solusi optimal Subproblem 7
kemudian diselesaikan. Solusi optimal untuk terlalu lemah dan tidak lebih baik dari nilai
Subproblem 2 ini adalah x1 = 4, x2 = 0.83, solusi optimal yang dihasilkan oleh
dan z = 23.33 (lihat Lampiran 1). Karena Subproblem 3. Dengan demikian, nilai solusi
solusi optimal yang dihasilkan Subproblem 2 optimal Subproblem 3, yakni z = 23 menjadi
bukan solusi integer, maka dipilih batas bawah yang baru. Semua solusi optimal
pencabangan pada Subproblem 2 atas x2 , telah berupa integer dan tidak perlu lagi
dilakukan pencabangan, sehingga solusi
sehingga diperoleh dua subproblem lagi, optimal dari Subproblem 3 merupakan solusi
yakni:
optimal IP (2.7), yakni x1 = 3, x2 = 2, dan
• Subproblem 4: Subproblem 2 ditambah
kendala x2 ≥ 1; z = 23. Pohon pencabangan yang
menunjukkan penyelesaian masalah IP (2.7)
• Subproblem 5: Subproblem 2 ditambah secara keseluruhan ditunjukkan pada Gambar
kendala x2 ≤ 0. 9.
Saat ini subproblem yang belum
diselesaikan adalah Subproblem 3, 4, dan 5.
Salah satu subproblem dipilih, misalnya
9
Subproblem 1
x1 = 3.75, x2 = 1.25, z = 23.75
t=1
Batas atas = 23.75
x1 ≥ 4 x1 ≤ 3
Subproblem
Subproblem2 2 Subproblem 3*
x1 = 4, x2 = 0.83, z = 23.33 x1 = 3, x2 = 2, z = 23
t=2 x1 = 4, x2 = 0.83, z = 23.33 t =7
Batas bawah = 23
Solusi Optimal
x2 ≥ 1 x2 ≤ 0
Subproblem 4
t=3
takfisibel Subproblem 55
Subproblem
x1 = 4.5, x2 = 0, z = 22.5 t=4
x1 = 4.5, x2 = 0, z = 22.5
x1 ≥ 5 x1 ≤ 4
Subproblem 6 Subproblem 7*
t=5 x1 = 4, x2 = 0, z = 20
takfisibel t=6
Batas bawah = 20
Kandidat Solusi
Pada Gambar 9, solusi Subproblem 3 dan dari Subproblem 3 merupakan solusi optimum
Subproblem 7 adalah kandidat solusi terbaik untuk masalah IP pada Contoh 3. Tanda (*)
karena semua variabelnya bernilai integer. pada Subproblem 3 dan Subproblem 7
Namun, karena nilai z untuk Subproblem 3 menyatakan kandidat solusi untuk masalah IP
lebih besar dari Subproblem 7 maka solusi tersebut.
3.1 Deskripsi Masalah Rute Bus Karyawan 3.2 Model Masalah Rute Bus Karyawan
Masalah rute bus karyawan adalah Dalam model ini, rute untuk menjemput
masalah penentuan rute bus untuk menjemput karyawan dari pos-pos menuju perusahaan
karyawan dari pos-pos yang sudah ditentukan dan rute untuk mengantarkan karyawan dari
menuju perusahaan dan mengantarkan perusahaan ke pos-pos, diasumsikan sama
karyawan dari perusahaan ke pos-pos, karena pos-pos penjemputan dan pengantaran
kemudian bus tersebut kembali ke tempat karyawan adalah sama.
asalnya, yaitu perusahaan (depot), dengan Masalah penentuan rute bus karyawan
biaya yang minimum sehingga kendala sangat berhubungan dengan VRP dan graf.
kapasitas atau kendala waktu tempuh Secara matematis VRP dapat dinyatakan
terpenuhi. sebagai suatu digraf G = (V, A) dengan V =
Untuk meminimumkan biaya operasional {0, 1, ... , n} adalah himpunan simpul yang
bus, hal yang harus dipertimbangkan adalah menunjukkan pos-pos antar-jemput karyawan
biaya perjalanan setiap bus dan biaya tetap dan A={(i, j) | i, j ∈ V, i ≠ j} yaitu himpunan
untuk mengirimkan bus. sisi berarah yang menyatakan jalan
penghubung antarpos. Pos 0 menunjukkan
10
1 3
2 4
4
5
2 5
Gambar 11 Perjalanan bus yang berupa
Gambar 10 Perjalanan bus yang berupa rute.
subrute.
Dari Gambar 11 diasumsikan bahwa
Gambar 10 merupakan subrute yang pos 1 merupakan pos pertama dari
terdiri atas (1-2-1) dan (1-3-4-5-1), dan perjalanan bus (pada akhirnya semua pos
diasumsikan bahwa pos 1 adalah depot. akan dikunjungi). Misalkan ui =
Pada Gambar 10, nilai x13 = x34 = x45 = banyaknya karyawan di bus tepat setelah
x51 = x12 = x21 = 1. Misalkan diambil pos i dan qi = banyaknya karyawan yang
subrute (1-2-1) dengan q1 = 0, q2 = 15, q3 harus dijemput di pos i.
= 10, q4 = 21, q5 = 8, dengan Q = 40. q3 + Sebagai gambaran, akan
q4 + q5 = 10 + 21 + 8 = 39. Sedangkan q2 dipertimbangkan rute yang diperoleh dari
= 15, sehingga q3 + q4 + q5 + q2 = 10 + Gambar 11, yaitu 1-3-4-5-2-1, kemudian
21 + 8 +15 = 54 > 40 (kapasitas bus). dipilih q1 = 0, q2 = 15, q3 = 10, q4 = 21,
Akibatnya dari pos 5, bus harus kembali q5 = 8, dengan Q = 40 sehingga x13 = x34
lagi ke depot untuk menurunkan = x45 = x52 = x21 = 1.
karyawan terlebih dahulu baru Dengan pemilihan tersebut akan
menjemput karyawan lagi. Rute bus dibuktikan pertidaksamaan (4) terpenuhi.
seperti ini tidak diinginkan, sehingga Pertama, pemilihan tersebut sesuai
harus dieliminasi. untuk sebuah sisi berarah dengan xij = 1.
Representasi pertaksamaan kendala (4) Sebagai contoh, pembatasan untuk x34
terhadap sisi berarah dalam subcycle ini adalah u3 – u4 + 40 x34 ≤ 40 – q4 dengan
adalah : u3 = 10 dan u4 = 31 sehingga
u1 − u2 + Qx12 ≤ Q − q2 (1) 10 − 31 + 40 x34 ≤ 40 – 21
10 − 31 + 40 (1) ≤ 40 − 21
dan
19 ≤ 19
u2 − u1+ Qx21≤ Q − q1 (2) Kedua, pemilihan rute di atas juga
memenuhi kendala xij = 0. Sebagai contoh
sehingga dari (1) dan (2) didapat :
untuk untuk x34 adalah u3 – u4 + 40 x34 ≤
Q(x12 + x21) ≤ 2Q − q2 − q1 (3)
40 – q4 dengan u3 = 10 dan u4 = 31
sehingga
Hasil (3) bertentangan dengan
10 – 31 + 40 x34 ≤ 40 – 21
x12 = x21 = 1
10 – 31 + 40 (0) ≤ 40 − 21
yaitu, Q(1 + 1) ≤ 2Q − q2 – q1
31 ≤ 71
2Q ≤ 2Q − q2 – q1
80 ≤ 80 – 15 – 0
5. Kendala Jarak
80 ≤ 65
vi − vj + (T − di0 − d0j + dij) xij + (T − di0 −
Berdasarkan hasil di atas perjalanan d0j − dji) xji ≤ T − dio − doj ∀i≠j ∈ I
yang memuat suatu subrute merupakan vi − d0i x0i ≥ 0, ∀i∈ I
solusi yang tidak fisibel. vi − d0i x0i + T x0i ≤ T, ∀i∈ I
IV STUDI KASUS
Studi kasus berikut berdasarkan data 8. Biaya tetap untuk setiap pengiriman satu
hipotetik dengan kendala-kendala sebagai bus per hari adalah 100000 rupiah.
berikut: 9. Biaya yang dikeluarkan tiap-tiap bus per
1. Setiap pos hanya dikunjungi satu kali oleh kilometer adalah 2000 rupiah.
satu bus. Pengelola bus karyawan tersebut telah
2. Setiap bus mengangkut karyawan sesuai melakukan survei ke beberapa tempat yang
dengan batasan kapasitasnya. Setiap bus dianggap strategis untuk dijadikan pos
mempunyai kapasitas maksimum 40 sehingga semua karyawan dapat menjangkau
orang. pos tersebut dengan mudah. Pos-pos ini yang
3. Setiap rute bus berawal dari perusahaan. nantinya menjadi tempat bus untuk
4. Setiap rute bus berakhir di perusahaan. menjemput karyawan. Pos dibagi menjadi:
5. Setelah menjemput karyawan dari pos, bus Pos A, Pos B, Pos C, Pos D, Pos E, Pos F, Pos
akan meninggalkan pos tersebut. G, Pos H, Pos I, dan Pos J. Setiap pos hanya
6. Tidak terdapat subrute pada setiap rute dikunjungi oleh satu bus. Data jarak antarpos
yang ada. dan jarak dari perusahaan ke setiap pos
7. Jarak maksimum yang ditempuh oleh diberikan pada Tabel 1 (dalam kilometer).
setiap bus adalah 100 km.
POS 0 A B C D E F G H I J
0 0 23 25 17 23 19 21 24 24 23 25
A 23 0 15 8 13 13 14 14 18 15 15
B 25 15 0 10 12 14 17 18 18 17 17
C 17 8 10 0 10 16 16 10 18 15 13
D 23 13 12 10 0 11 12 12 16 13 11
E 19 13 14 16 11 0 12 12 16 13 11
F 21 14 17 16 12 12 0 9 13 14 15
G 24 14 18 10 12 12 9 0 14 11 11
H 24 18 18 18 16 16 13 14 0 11 11
I 23 15 17 15 13 13 14 11 11 0 12
J 25 15 17 13 11 11 15 11 11 12 0
13
A 10
B 12
C 13
D 14
E 15
F 16
G 17
H 18
I 19
J 20
Tabel 3 Rute solusi optimal untuk bus Tabel 5 Rute solusi optimal untuk bus ketiga
pertama Pos i Banyaknya karyawan yang dijemput di
Pos i Banyaknya karyawan yang dijemput di pos i
pos i 0 0
0 0 H 18
C 13 J 20
B 12 0 0
E 15
0 0 Tabel 6 Rute solusi optimal untuk bus
keempat
Tabel 4 Rute solusi optimal untuk bus kedua Pos i Banyaknya karyawan yang dijemput di
Pos i Banyaknya karyawan yang dijemput di pos i
pos i 0 0
0 0 I 19
F 16 G 17
D 14 0 0
A 10
0 0
B
C F
D
Depot (0)
E Keterangan :
A Bus 1
Bus 2
G J Bus 3
Bus 4
I H
Rute yang dilalui bus pertama berawal dari Sedangkan rute yang dilalui oleh bus keempat
depot, pos C, pos B, pos E, lalu kembali ke meliputi depot, pos I, pos G, dan kembali ke
depot dengan total jarak tempuh 60 km dan depot dengan total jarak tempuh 58 km dan
mengangkut karyawan sejumlah 40 orang. mengangkut karyawan sejumlah 36 orang.
Rute yang dilalui oleh bus kedua adalah Total jarak yang ditempuh oleh keempat
meliputi depot, pos F, pos D, pos A, kemudian unit bus tersebut dalam menjemput atau
kembali ke depot dengan total jarak tempuh mengantar karyawan adalah 247 km. Total
69 km dan mengangkut karyawan sejumlah 40 biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya
orang. Rute yang dilalui oleh bus ketiga operasional bus karyawan per harinya adalah
meliputi depot, pos H, pos J, dan kembali ke 894000 rupiah.
depot dengan total jarak tempuh 60 km dan
mengangkut karyawan sejumlah 38 orang.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bektas T, Elmastas S. 2007. Solving school Taha HA. 1975. Integer Programming:
bus routing problems through integer Theory, Applications, and
programming. Journal of Operational Computations. Academic Press, New
Research Society 58: 1599-1604. York.
Cordeau JF, Gendreau M, Laporte, Potvin JY, Taha HA. 1996. Pengantar Riset Operasi.
Semet F. 2002. A guide to vehicle Alih Bahasa: Daniel Wirajaya.
routing heuristics. Journal of Binarupa Aksara, Jakarta. Terjemahan
Operational Research Society 53: 512- dari: Operations Research.
522.
Toth P, Vigo D. 2002. An overview of vehicle
Foulds LR. 1992. Graph Theory Applications. routing problems. Di dalam: Toth P,
Springer-Verlag, New York. Vigo D, editor. The Vehicle Routing
Problem. Philadelphia: Siam. Hlm. 1-
Garfinkel RS, Nemhauser GL. 1972. Integer 26.
Programming. Jo Ghn Wiley & Sons,
New York. Winston WL. 1995. Introduction to
Mathematical Programming 2nd ed.
Larsen J. 1999. Vehicle routing with times Duxbury, New York.
windows [Ph. D Thesis]. Denmark :
Department of Mathematical Winston WL. 2004. Operations Research
Modelling, University of Denmark. Applications and Algorithms 4th ed.
Duxbury, New York.
Nash SG, Sofer A. 1996. Linear and
Nonlinear Programming. McGraw-
Hill, New York.
LAMPIRAN
17
Lampiran 1.
Syntax Program LINGO 8.0 untuk Menyelesaikan Masalah Pemrograman Linear dengan Metode
Branch-and-Bound Beserta Hasil yang Diperoleh
1) PL‐relaksasi masalah (2.7)
max=5*x1+4*x2;
x1+x2<=5;
10*x1+6*x2<=45;
x1>=0;
x2>=0;
3) Subproblem 4 :
max=5*x1+4*x2;
x1+x2<=5;
10*x1+6*x2<=45;
x1>=4;
x2>=1;
18
4) Subproblem 5:
max=5*x1+4*x2;
x1+x2<=5;
10*x1+6*x2<=45;
x1>=4;
x2<=0;
5) Subproblem 6:
max=5*x1+4*x2;
x1+x2<=5;
10*x1+6*x2<=45;
x1>=5;
x2<=0;
6) Subproblem 7:
max=5*x1+4*x2;
x1+x2<=5;
10*x1+6*x2<=45;
x1<=4;
x1>=4;
x2<=0;
20
7) Subproblem 3:
max=5*x1+4*x2;
x1+x2<=5;
10*x1+6*x2<=45;
x1<=3;
x2>=0;
Lampiran 2.
Syntax Program LINGO 8.0 untuk Menyelesaikan Masalah Rute Bus Karyawan
SETS:
NODE/1..11/:KRWN,CAP,V;
LINK(NODE,NODE):DIST,X,C;
ENDSETS
DATA:
DIST =
0 23 25 17 23 19 21 24 24 23 25
23 0 15 8 13 13 14 14 18 15 15
25 15 0 10 12 14 17 18 18 17 17
17 8 10 0 10 16 16 10 18 15 13
23 13 12 10 0 11 12 12 16 13 11
19 13 14 16 11 0 12 12 16 13 11
21 14 17 16 12 12 0 9 13 14 15
24 14 18 10 12 12 9 0 14 11 11
24 18 18 18 16 16 13 14 0 11 11
23 15 17 15 13 13 14 11 11 0 12
25 15 17 13 11 11 15 11 11 12 0
;
KRWN=
0
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
;
ALPHA = 2000;F = 100000;K = 4 ;T = 100;Q= 40;
ENDDATA
END
23
Lampiran 3
Hasil Komputasi Program pada LINGO 8.0 untuk Menyelesaikan Masalah Bus Karyawan
X( 3, 8) 0.000000 36000.00
X( 3, 9) 0.000000 36000.00
X( 3, 10) 0.000000 34000.00
X( 3, 11) 0.000000 34000.00
X( 4, 1) 0.000000 34000.00
X( 4, 2) 0.000000 16000.00
X( 4, 3) 1.000000 20000.00
X( 4, 4) 0.000000 0.000000
X( 4, 5) 0.000000 20000.00
X( 4, 6) 0.000000 32000.00
X( 4, 7) 0.000000 32000.00
X( 4, 8) 0.000000 20000.00
X( 4, 9) 0.000000 36000.00
X( 4, 10) 0.000000 30000.00
X( 4, 11) 0.000000 26000.00
X( 5, 1) 0.000000 46000.00
X( 5, 2) 1.000000 26000.00
X( 5, 3) 0.000000 24000.00
X( 5, 4) 0.000000 20000.00
X( 5, 5) 0.000000 0.000000
X( 5, 6) 0.000000 22000.00
X( 5, 7) 0.000000 24000.00
X( 5, 8) 0.000000 24000.00
X( 5, 9) 0.000000 32000.00
X( 5, 10) 0.000000 26000.00
X( 5, 11) 0.000000 22000.00
X( 6, 1) 1.000000 38000.00
X( 6, 2) 0.000000 26000.00
X( 6, 3) 0.000000 28000.00
X( 6, 4) 0.000000 32000.00
X( 6, 5) 0.000000 22000.00
X( 6, 6) 0.000000 0.000000
X( 6, 7) 0.000000 24000.00
X( 6, 8) 0.000000 24000.00
X( 6, 9) 0.000000 32000.00
X( 6, 10) 0.000000 26000.00
X( 6, 11) 0.000000 22000.00
X( 7, 1) 0.000000 42000.00
X( 7, 2) 0.000000 28000.00
X( 7, 3) 0.000000 34000.00
X( 7, 4) 0.000000 32000.00
X( 7, 5) 1.000000 24000.00
X( 7, 6) 0.000000 24000.00
X( 7, 7) 0.000000 0.000000
X( 7, 8) 0.000000 18000.00
X( 7, 9) 0.000000 26000.00
X( 7, 10) 0.000000 28000.00
X( 7, 11) 0.000000 30000.00
X( 8, 1) 0.000000 48000.00
X( 8, 2) 0.000000 28000.00
X( 8, 3) 0.000000 36000.00
X( 8, 4) 0.000000 20000.00
X( 8, 5) 0.000000 24000.00
X( 8, 6) 0.000000 24000.00
X( 8, 7) 0.000000 18000.00
X( 8, 8) 0.000000 0.000000
X( 8, 9) 0.000000 28000.00
28
C( 2, 4) 16000.00 0.000000
C( 2, 5) 26000.00 0.000000
C( 2, 6) 26000.00 0.000000
C( 2, 7) 28000.00 0.000000
C( 2, 8) 28000.00 0.000000
C( 2, 9) 36000.00 0.000000
C( 2, 10) 30000.00 0.000000
29
C( 8, 2) 28000.00 0.000000
C( 8, 3) 36000.00 0.000000
C( 8, 4) 20000.00 0.000000
C( 8, 5) 24000.00 0.000000
C( 8, 6) 24000.00 0.000000
C( 8, 7) 18000.00 0.000000
C( 8, 8) 0.000000 0.000000
C( 8, 9) 28000.00 0.000000
C( 8, 10) 22000.00 0.000000
C( 8, 11) 22000.00 0.000000
C( 9, 1) 48000.00 0.000000
C( 9, 2) 36000.00 0.000000
C( 9, 3) 36000.00 0.000000
C( 9, 4) 36000.00 0.000000
C( 9, 5) 32000.00 0.000000
C( 9, 6) 32000.00 0.000000
C( 9, 7) 26000.00 0.000000
C( 9, 8) 28000.00 0.000000
C( 9, 9) 0.000000 0.000000
C( 9, 10) 22000.00 0.000000
C( 9, 11) 22000.00 0.000000
C( 10, 1) 46000.00 0.000000
C( 10, 2) 30000.00 0.000000
C( 10, 3) 34000.00 0.000000
C( 10, 4) 30000.00 0.000000
C( 10, 5) 26000.00 0.000000
C( 10, 6) 26000.00 0.000000
C( 10, 7) 28000.00 0.000000
C( 10, 8) 22000.00 0.000000
C( 10, 9) 22000.00 0.000000
C( 10, 10) 0.000000 0.000000
C( 10, 11) 24000.00 0.000000
C( 11, 1) 50000.00 0.000000
C( 11, 2) 30000.00 0.000000
C( 11, 3) 34000.00 0.000000
C( 11, 4) 26000.00 0.000000
C( 11, 5) 22000.00 0.000000
C( 11, 6) 22000.00 0.000000
C( 11, 7) 30000.00 0.000000
C( 11, 8) 22000.00 0.000000
C( 11, 9) 22000.00 0.000000
C( 11, 10) 24000.00 0.000000
C( 11, 11) 0.000000 0.000000