Anda di halaman 1dari 48

STUDI SIFAT ELEKTRONIK GRAPHENE MENGGUNAKAN

DENSITY FUNCTIONAL THEORY (DFT)

DESI NOVIANTI
1603408005

FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
STUDI SIFAT ELEKTRONIK GRAPHENE MENGGUNAKAN
DENSITY FUNCTIONAL THEORY (DFT)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Program Studi Fisika Fakultas Sains
Universitas Cokroaminoto Palopo

DESI NOVIANTI
1603408005

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020

i
ii
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU
Jalan Latammacelling No. 19 Kota Palopo 91913 - Sulawesi Selatan
Telepon (0471) 22111, Fax. (0471) 325055. Websitehttp://www.uncp.ac.id

Lampiran:
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN NASKAH SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Desi Novianti


NIM : 1603408005
Program Studi : Fisika
Fakultas : Sains
menyatakan bahwa naskah Skripsi Saya dengan
Judul : Studi Sifat Elektronik Graphene menggunakan
Density Functional Theory (DFT)
adalah benar merupakan karya asli saya yang dibuat berdasarkan serangkaian
gagasan, rumusan, metode, dan penelitian yang telah saya laksanakan sendiri.
Sumber informasi dalam karya ini telah dituliskan sesuai dengan kaidah
pengutipan yang berlaku dan telah dicantumkan dalam daftar pustaka dan belum
pernah dipublikasikan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebaik-baiknya tanpa ada paksaan dari
pihak manapun dan apabila dikemudian hari ditemukan keterangan yang tidak
benar maka saya bertanggung jawab atas segala akibat yang ditimbulkan.

Palopo, 19 September 2020


Yang Membuat Pernyataan

Desi Novianti
1603408005

iii
iv
ABSTRAK
Desi Novianti. 2020. Studi Sifat Elektronik Graphene menggunakan Density
Functional Theory (DFT) (dibimbing oleh Irwan Ramli dan Rahma Hi Manrulu).

Graphene merupakan material dasar dua dimensi yang tersusun atas atom
karbon yang membentuk pola hexagonal seperti sarang lebah dengan ketebalan
sebesar satu atom. Graphene memiliki berbagai sifat yang sangat unik sehingga
sejak penemuannya, Graphene telah menjadi fokus penelitian para fisikawan baik
secara eksperimental maupun teoritik. Untuk mengetahui sifat-sifat Graphene,
khususnya sifat elektronik diperlukan analisis terhadap sifat elektronik Graphene
dengan melakukan perhitungan electronic band structure dan Density of States
(DOS) dengan menggunakan metode komputasi perangkat lunak Quantum
Espresso berbasis Density Functional Theory (DFT). Perhitungan dilakukan
dengan energy cut-off wave function (ecutwfc=60 Ry) dan resolusi K-Point
12×12×12. Perhitungan electronic band structure menghasilkan zero band gap
dengan energi Fermi sebesar -0,4492 eV yang menunjukkan bahwa Graphene
gapless semiconductor.

Kata Kunci: Graphene, Density Functional Theory, electronic band structure,


Density of States (DOS), gapless semiconductor.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaiakan skripsi ini yang berjudul “STUDI SIFAT
ELEKTRONIK GRAPHENE MENGGUNAKAN DENSITY FUNCTIONAL
THEORY (DFT)”.
Penulis banyak mengalami kendala namun karena keingintahuan dan usaha
yang keras serta bantuan dari berbagai pihak sehingga segala kesulitan yang
dihadapi dapat dilalui dengan baik. Walaupun telah diupayakan semaksimal
mungkin, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Untuk itu dalam penyusunan
dan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, arahan, dan
dorongan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Hanafie Mahtika, M.S., selaku Rektor Universitas
Cokroaminoto Palopo.
2. Ibu Pauline Destinugrainy K, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains
Universitas Cokroaminoto Palopo.
3. Ibu Ilmiati Illing, S.Si., M.Pd., selaku Wakil Dekan Fakultas Sains
Universitas Cokroaminoto Palopo.
4. Irwan Ramli, Ph.D., selaku Pembimbing I yang bersedia berdiskusi dan
memberi ilmunya, banyak memberikan masukan, bimbingan dan
dukungan yang sangat bermanfaat dan membantu penulis.
5. Ibu Rahma Hi. Manrulu, S.Si., M.Sc., selaku Ketua Program Studi
Fisika serta selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan dan
dukungan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Fisika yang telah banyak
memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan.
7. Kedua orangtua, Ayahanda Umar dan Ibunda Sahria, saudara serta
seluruh keluarga dekat yang tak henti-hentinya memberikan doa,

vi
kepercayaan dan materi yang telah membantu dan mendukung selama
mengikuti perkuliahan.
8. Sahabat semasa kecil saya Mildayanti, Sabahiyah dan Musdalifah yang
selalu ada untuk memberikan semangat dan motivasi, yang tidak lelah
mendengar keluh-kesah saya selama penyusunan skripsi ini.
9. Sahabat LDR squad Fajar Agustiningtias, Windy Pujana dan Marwah
Hasan, yang selalu ada walau jarak memisahkan, saling memberikan
motivasi dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman satu bimbingan skripsi Nirmala dan St. Rohaniyah yang saling
membantu dan memberikan motivasi satu sama lain selama penyusunan
skripsi ini.
11. Teman kelas Fisika angkatan 2016 yang telah menemani dari awal
perkuliahan hingga sekarang, saling berbagi suka maupun duka selama
perkuliahan.
12. Teman SMA saya Marlina yang selalu ada dalam memberikan semangat,
saran dan dukungan selama ini.
13. Seluruh sahabat seperjuangan yang selalu menyemangati dan
memberikan motivasi kepada penulis sampai skripsi ini dapat
terselesaikan.
Akhir kata, penulis berharap kepada Allah Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan dan dukungan semua pihak yang telah membantu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya di bidang fisika. Sekian dan terima kasih.

Palopo, 10 Juni 2020

Desi Novianti

vii
RIWAYAT HIDUP

Desi Novianti, anak pertama dari dua bersaudara, lahir di


Takalar 28 Desember 1998, anak dari pasangan Umar dan
Sahria. Penulis memasuki jenjang pendidikan di SDN 75
Surutanga dan lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 3 Palopo dan lulus pada tahun
2013. Selanjutnya penulis menempuh pendidikan di SMA
Negeri 3 Palopo dan lulus pada tahun 2016. Pada tahun yang sama, penulis
diterima sebagai mahasiswa Program Studi Fisika Fakultas Sains Universitas
Cokroaminoto Palopo (UNCP). Selama penulis menjadi mahasiswa, penulis
pernah mengikuti Olimpiade Nasional MIPA tingkat kopertis IX di Universitas
Muslim Indonesia (UMI) dan menjadi finalis Olimpiade Nasional MIPA tingkat
nasional di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada tahun 2018. Penulis
melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Pusat Penelitian Fisika LIPI di
kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK)
Serpong, Tangerang Selatan pada tahun 2019. Penulis pernah mengikuti dan
menjadi peraih perunggu pada Physics Competition III di Universitas Andalas
pada tahun 2019. Penulis merupakan penerima beasiswa Peningkatan Prestasi
Akademik (PPA) dan beasiswa UNCP Science Scholarship (USS) ongoing.
Penulis juga aktif di Komunitas eksternal kampus, Majelis Intelektual Muslim
(MIM).

viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI ............................... iii
HALAMAN KETERANGAN UJI SIMILARITY ............................................... iv
ABSTRAK ..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori............................................................................................4
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan..............................................................16
2.3 Kerangka Pikir......................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ..................................................................18
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................18
3.3 Prosedur Penelitian ..............................................................................18
3.4 Diagram Alir Penelitian .......................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................20
4.2 Pembahasan ..........................................................................................23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................25
ix
5.2 Saran ....................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................26
LAMPIRAN ..........................................................................................................28

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Stuktur kristal Graphene ....................................................................................5


2. Bentuk lembaran Graphene ...............................................................................5
3. Kurva disperse Graphene ..................................................................................6
4. Pseudopotensial ...............................................................................................13
5. Kerangka pikir ..................................................................................................17
6. Diagram alir penelitian ....................................................................................19
7. Grafik ecutwfc vs energi total ..........................................................................20
8. Grafik K-Points vs energi total ........................................................................21
9. Kurva electronic band structure Graphene ....................................................22
10. Kurva Density of States (DOS) Graphene .......................................................23

xi
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang/Singkatan Arti dan Keterangan


DFT Density Functional Theory
DOS Density of States
CNT Carbon Nanotube
QHE Quantum Hall Effect
LDA Local Density Approximation
GGA Gradient Generalized Approximation
QE Quantum Espresso
International Center of Theoretical
ICTP
Physics
KS Kohn Sham
HK Hohenberg-Kohn
U On site Coulomb Repultion
̂ Operator Hamiltonian
Psi, Fungsi gelombang
Sigma, operator penjumlahan
Nabla, operator diferensial vektor
Turunan parsial
Potensial eksternal
Energi exchange correlation
Energi dari interaksi elektron-elektron
A&B Indeks inti atom
i&j Indeks elektron
⃗ Kerapatan elektron
Z Muatan
M Massa
R Posisi vektor dari inti
r Posisi vektor
Keadaan kerapatan elektron
T Energi kinetic
U Energi potensial
C++ Bahasa pemrograman komputer
GL Software General Ledger

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Input File DFT ................................................................................................ 29
2. Cara Perhitungan Quantum Espresso.............................................................. 32
3. Output Data DFT ............................................................................................ 33
4. Tabel Ecutwfc dan K-Point ............................................................................. 34

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Baterai didefinisikan sebagai suatu alat penyimpan energi yang berupa sel
elektrokimia yang dapat mengubah energi kimia yang disimpannya menjadi
energi listrik secara langsung. Penggunaan baterai sebagai penyimpan energi
listrik pada berbagai peralatan elektronik seperti telepon genggam, laptop dan
gadget lainnya saat ini semakin meningkat. Dalam kegunaannya, baterai harus
mampu bekerja secara efisien, ekonomis, ramah lingkungan dan berkapasitas
tinggi.
Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat dua jenis baterai, yaitu baterai primer
yang hanya dapat dipakai sekali saja (single use) dan baterai sekunder yang dapat
diisi ulang (rechargeable). Pada prinsipnya, baterai sekunder menghasilkan arus
listrik yang sama dengan baterai primer. Hanya saja pada baterai sekunder terjadi
reaksi kimia yang dapat berbalik (reversible). Baterai sekunder yang sering
digunakan adalah Li-Ion (Lithium-Ion).
Baterai Lithium-Ion memiliki densitas energi dan tegangan yang tinggi dan
memiliki siklus hidup (life cycle) yang panjang sekitar 500-1000 siklus serta
kapasitas spesifik lebih tinggi dibandingkan dengan baterai sekunder yang lain.
Selain itu, baterai Lithium-Ion sudah banyak digunakan sebagai sumber energi
untuk peralatan elektronik.
Pada prinsipnya, komponen sel baterai terdiri dari elektroda, elektrolit dan
separator. Komponen elektroda terdiri atas elektroda positif (katoda) dan
elektroda negatif (anoda) yang dipisahkan dengan separator. Salah satu bahan
anoda yang berpotensi digunakan untuk baterai Lithium-Ion adalah Graphene.
Hailiang Wang dan tim penelitiannya membuat suatu material hybrid untuk anoda
pada baterai Lithium-Ion yang terdapat Graphene didalamnya yaitu nano partikel
Mn3O4 Graphene Oxide yang secara eksperimen diperoleh kepadatan energi
mencapai ~900 Ah/kg.
Graphene adalah material dasar dua dimensi berbentuk sarang lebah yang
tersusun atas atom karbon memiliki susunan kisi hexagonal dengan ketebalan satu
atom. Graphene memiliki sifat yang sangat baik antara lain mobilitas elektron
2

yang tinggi sekitar 15000 cm2/Vs, sehingga konduktivitas listriknya baik dan
bersifat konduktor, konduktivitas termal yang baik yaitu >5000 W/m/K, sangat
transparan karena setipis satu atom. Penemuan Graphene secara eksperimental
terjadi pada tahun 2004 oleh A. K. Geim dan K. S. Novoselov.
Sejak penemuannya, Graphene telah menjadi fokus penelitian para
fisikawan karena Graphene memiliki berbagai sifat yang unik seperti sifat
elektronik, mekanik, optik, termal dan listrik sehingga sangat menarik untuk
diteliti baik secara eksperimental maupun teoritik.
Pembahasan mengenai sifat-sifat Graphene sangat dibutuhkan dalam
memahami sifat dekomposisi material Graphene. Sehingga untuk mengetahui
sifat-sifat dari Graphene, khususnya sifat elektronik yang diperoleh dari studi
teoritis dan eksperimen diperlukan analisis terhadap sifat elektronik Graphene
yang dilakukan dengan perhitungan electronic band structure dan Density of State
(DOS). Untuk mendapatkan informasi secara detail mengenai struktur elektronik
dari Graphene pada penelitian ini dilakukan perhitungan dengan menggunakan
Density Functional Theory (DFT).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengetahui struktur elektronik Graphene?
2. Bagaimana perhitungan electronic band structure dan Density of State
(DOS) Graphene dengan menggunakan Density Functional Theory
(DFT)?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui struktur elektronik Graphene.
2. Membuat kurva electronic band structure dan Density of State (DOS)
Graphene dengan menggunakan Density Functional Theory (DFT).
3. Mengetahui perhitungan electronic band structure dan Density of State
(DOS) Graphene dengan menggunakan Density Functional Theory (DFT)
dan penggunaannya dalam perangkat lunak Quantum Espresso.
3

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir.
2. Bagi pembaca, sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian
selanjutnya mengenai Graphene.
3. Bagi lembaga, dapat memberikan sumbangan penelitian dan bahan
referensi penelitian mengenai Graphene.
4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi tambahan untuk dikembangkan
lebih lanjut dalam penelitian yang lebih mendalam.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Graphene
Pada tahun 1789 Abraham Gottlob Wenner, seorang ilmuwan menamakan
suatu material yang disebut dengan grafit. Grafit merupakan salah satu jenis
material yang tersusun dari atom karbon yang strukturnya membentuk 3 dimensi
(3D). Material ini dapat dijumpai di kehidupan sehari-hari, yaitu isi pensil. Ketika
kita menulis, maka grafit akan membentuk tulisan dan juga terdapat serpihan-
serpihan. Jika serpihan grafit tersebut ditekan dengan menggunakan selotip maka
akan ada satu jenis material yang lebih sederhana, yang disebut dengan Graphene.
Graphene ini merupakan partikel penyusun grafit, dengan pemisalan tumpukan-
tumpukan kertas membentuk sebuah buku, dengan Graphene sebagai kertas dan
grafit sebagai bukunya. Percobaan sederhana ini dilakukan pada tahun 2004 oleh
dua orang ilmuwan dari Manchester, Inggris yaitu Novoselov dan Andre Geim
(Geim 2007; dalam Nisioka, 2020).
Graphene adalah material baru tertipis, terkuat dan terunggul di dunia saat
ini yang terbentuk dari satu lapis atom karbon yang memiliki struktur hexagonal
menyerupai sarang lebah. Graphene merupakan allotropi karbon yang menjadi
struktur dasar dari material berbasis karbon seperti grafit, carbon nanotube (CNT)
dan fullerene. Graphene memiliki jarak antar atom 0,142 nm dan diikat oleh
ikatan kovalen yang kuat dalam satu bidang lapisan tetapi lemah antar lapisan lain
(Wolf, 2014).

2. Morfologi Graphene
Graphene merupakan material karbon dalam bentuk monolayer dasar atom
dalam bentuk 2 dimensi yang membentuk pola hexagonal seperti sarang lebah
dengan susunannya berupa lembaran dengan ketebalan sebesar satu atom karbon.
Graphene adalah senyawa yang hanya terdiri dari satu lapisan, sedangkan untuk
struktur ikatan yang terdapat pada Graphene sama seperti alotrop karbon yang
berbentuk tiga dimensi. Luas permukaaan dari satu lapisan Graphene dapat
mencapai 2630 m2/g. Graphene berikatan secara heksagonal dengan luas
5

permukaan sebesar 0,052 nm2, dengan massa jenis sebesar 0,77 mg/m2 (Ray,
2015).

Gambar 1. Struktur kristal Graphene


Sumber: mp-48_C Springer Material, gambar divisualisasikan dengan VESTA
Jenis ikatan yang terdapat pada Graphene adalah jenis ikatan hibridisasi sp2
seperti ikatan yang dimiliki oleh benzene. Jarak antar atom karbon pada satu
ikatan antar karbon pada Graphene tersebut adalah 0,142 nanometer. Sedangkan
untuk membuat suatu grafit, jarak antar lembar Graphenenya adalah 0,335
nanometer.
Lembaran Graphene dapat membentuk 0 dimensi (0D) yaitu fullerene, 1
dimensi (1D) yaitu carbon nanotube (CNT), 2 dimensi (2D) yaitu lembaran
Graphene itu sendiri dan 3 dimensi (3D) yaitu grafit (Rohman, 2012).

a b c
Gambar 2. Bentuk lembaran Graphene (Sumber: Rohman, 2012)
6

Pada gambar 2 (a) Graphene yang digulung menjadi sebuah bola akan
menjadi material fullerene. Gambar 2 (b) Graphene yang digulung menjadi
semacam tabung akan menjadi material carbon nanotube (CNT). Gambar 2 (c)
Graphene yang disusun menjadi berlapis-lapis akan membentuk material grafit.

3. Sifat Graphene
Struktur unik dari Graphene menjadikan Graphene memiliki sifat yang baik
meliputi mobilitas pembawa yang tinggi, efek Quantum Hall pada temperature
ruangan, transparansi optik yang baik, luas permukaan yang spesifik, modulus
Young, dan konduktivitas panas yang sangat baik (Rafitasari dkk., 2016).
a. Sifat Elektronik
Sifat elektronik pada Graphene dapat ditinjau melalui mobilitas pembawa
muatannya, konduktivitas, band gap serta kurva dispersinya. Susunan atom
Graphene merupakan susunan hexagonal dua dimensi dari atom karbon. Oleh
karenanya, Graphene memiliki mobilitas elektron diprediksi pada suhu kamar
pada tingkatan 106 cm2 /Vs dan secara eksperimental dapat diketahui bahwa
mobilitas elektronnya adalah 15.000 cm2 /Vs (Prasetyo, 2012).
Pada pojok-pojok zona Brillouin pertama, ditunjukkan pada gambar 3 energi
elektron pada pita konduksi tepat bertemu dengan pita valensi membentuk
kerucut, sehingga band gapnya bernilai nol (Rohman, 2012). Pada tempat ini
dinamakan titik Dirac, nilai energi berbanding lurus dengan momentum, sehingga
massa efektif elektron adalah nol. Dengan massa efektif bernilai nol, maka
Graphene memiliki mobilitas serta konduktivitas yang tinggi.

Gambar 3. Kurva disperse Graphene (Sumber: Rohman, 2012)


7

Parameter lain yang menjadi acuan kualitas elektronik Graphene adalah


Quantum Hall Effect (QHE). QHE merupakan karakteristik gas elektron dua
dimensi pada medan magnet yang kuat. QHE pada umumnya terjadi pada
temperatur yang rendah, yaitu di bawah titik didih Helium cair. Namun, pada
Graphene, QHE dapat diamati pada temperatur ruang. Hal ini disebabkan karena
Graphene memiliki konsentrasi pembawa yang sangat tinggi (~1013 cm2) dengan
sub-band yang terisi hampir penuh hingga mencapai Landau level pada medan
magnet tinggi. Hal ini berlawanan dengan sistem 2D pada umumnya, sub-band
menjadi kosong pada medan magnet menengah. Selain itu, QHE juga
mempengaruhi mobilitas Graphene yang selalu konstan yaitu ~15000 cm2/Vs,
baik dalam kondisi temperature didih Helium cair maupun temperatur kamar.
b. Sifat Optik
Graphene bersifat transparan meskipun tetap memiliki kerapatan yang
cukup tinggi, yaitu sebesar 0,77 mg/m2. Satu lapisan dari Graphene menyerap
hanya 2,3% dari cahaya yang masuk. Hal ini menyebabkannya masih dapat dilihat
oleh mata walaupun material ini merupakan material yang sangat tipis dengan
ketebalannya sebesar satu atom karbon. Namun, untuk melihatnya diperlukan
penumbuhan Graphene di permukaan pada wafer silicon berupa silicon oxide
(Rohman, 2012). Cahaya ini akan memberikan sinar pada permukaan tersebut dan
permukaan Graphene dapat terlihat melalui pantulan dari cahaya tersebut.
Kombinasi berbagai sifat misalnya nilai konduktivitas tinggi, sifat elektronik yang
unik dan penyerapan cahaya rendah membuat bahan ini sebagai calon yang ideal
bahan film konduktif transparan.

4. Electronic Band Structure


Dalam fisika zat padat, struktur pita elektronik (atau secara sederhana
struktur pita) suatu padatan menggambarkan rentang energi yang dibolehkan atau
terlarang bagi sebutir elektron. Pita ini terbentuk akibat difraksi gelombang
kuantum elektron. Struktur pita elektronik ini menentukan beberapa ciri bahan,
terutama sifat elektronik dan optiknya.
Elektron-elektron pada atom bebas mengisi orbital-orbital atom, membentuk
sekumpulan tingkat-tingkat energi yang diskrit. Bila beberapa atom didekatkan
bersama-sama dalam sebuah molekul, orbital atomik mereka terbelah. Ini
8

menghasilkan sejumlah orbital molekuler yang sebanding dengan jumlah atom.


Bila sejumlah besar atom (dalam orde 1020) digabungkan bersama-sama
membentuk padatan, banyaknya orbital ini menjadi sangat besar, dan perbedaan
energi di antara mereka menjadi sangat kecil, sehingga tingkat-tingkat energi ini
dapat dianggap membentuk pita energi kontinu, bukannya tingkat energi diskrit
seperti yang dijumpai pada atom bebas. Namun beberapa selang energi tidak
memiliki orbital, berapa pun banyaknya atom yang bergabung. Ini membentuk
celah pita.
Dalam pita energi, tingkat energi begitu banyaknya sehingga membentuk
kesinambungan. Pertama, selisih antara tingkat energi dalam padatan dapat
dibandingkan dengan energi yang terus-menerus dipertukarkan dengan fonon
(vibrasi atom). Kedua, selisih tersebut sebanding dengan ketidakpastian energi
akibat prinsip ketidakpastian Heisenberg, untuk jangka waktu yang cukup
panjang. Akibatnya, selisih antara tingkat-tingkat energi ini dapat diabaikan
(Hutagalung, 2018).

5. Density Functional Theory (DFT)


Merupakan salah satu dari beberapa pendekatan populer untuk perhitungan
struktur elektron banyak-partikel secara mekanika kuantum untuk sistem molekul
dan bahan rapat. Teori Fungsi Kerapatan (DFT) adalah teori mekanika kuantum
yang digunakan dalam fisika dan kimia untuk mengamati keadaan dasar dari
sistem banyak partikel.
Dalam banyak kasus DFT dengan pendekatan kerapatan lokal memberikan
hasil yang memuaskan jika dibandingkan dengan data eksperimen pada daya
komputasi yang relatif rendah, ketika dibandingkan dengan cara-cara penyelesaian
masalah mekanika kuantum banyak-partikel yang lain.
DFT menjadi sangat terkenal untuk perhitungan dalam fisika keadaan padat
sejak tahun 1970. Akan tetapi, DFT tersebut tidak dapat dipertimbangkan cukup
akurat untuk perhitungan kimia kuantum sampai tahun 1990, ketika pendekatan
digunakan dalam teori dihasilkan perbaikan yang lebih baik. DFT kini merupakan
suatu metode yang mengarahkan pada perhitungan struktur elektron dalam
berbagai bidang.
9

Metode tradisional dalam perhitungan struktur elektron, seperti teori


Hartree-Fock didasarkan pada fungsi gelombang banyak-elektron yang rumit.
Sasaran utama dari teori fungsi kerapatan adalah menggantikan fungsi gelombang
elektron banyak-partikel dengan kerapatan elektron sebagai besaran dasarnya.
Fungsi gelombang partikel-banyak bergantung pada 3N variabel, yaitu tiga
variabel ruang untuk masing-masing N elektron, sedangkan kerapatan hanya
merupakan fungsi dari 3 variabel, jadi merupakan suatu besaran yang sederhana
untuk ditangani, baik secara konsep maupun secara praktis.
a. Mekanika Kuantum Banyak Partikel
Pada sistem fisis dalam material, tinjauan studi kuantum ini melibatkan dua
jenis partikel, yaitu inti dan elektron. Konfigurasi elektronik dalam material
didefinisikan dari interaksi-interaksi antara elektron dan inti yang terlibat dalam
material tersebut. Konfigurasi elektronik ini dapat diperoleh dengan
menyelesaikan persamaan Schrodinger untuk banyak partikel. Jika sistem
diasumsikan dalam keadaan tunak, persamaan Schrodinger memiliki bentuk,
̂
H ⃗r E ⃗r (1)
Dengan bentuk Hamiltonian pada banyak partikel, 1)

∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ̂
H (2)
| | |r | |r r | 1)
inti elektron inti inti elektron elektron

b. Pendekatan Born-Oppenheimer
Interaksi yang terjadi baik pada elektron maupun inti merupakan interaksi
coulomb yang sama dan memiliki besar yang sama. Akibatnya perubahan
momentum yang muncul akibat interaksi coulomb tersebut (baik untuk elektron
maupun inti) akan memiliki besar yang sama. Namun karena massa inti jauh lebih
besar dari massa elektron, dengan perubahan momentum yang sama, maka
kecepatan inti akan jauh lebih lambat dari kecepatan elektron. Maka dalam satu
skala waktu dari sudut pandang pergerakan inti, maka elektron akan
berkonfigurasi dalam keadaan dasar secara instan. Dalam menyelesaikan
persamaan Schrodinger, dapat diasumsikan inti bergerak stasioner. Maka
persamaan dikerjakan dengan menyelesaikan konfigurasi keadaan dasar dari
elektron dulu, kemudian menghitung energi dari konfigurasi sistem tersebut, dan
10

terakhir menyelesaikan perhitungan pergerakan inti. Pemisahan perhitungan


pergerakan elektron dan inti ini dikenal dengan pendekatan Born-Oppenheimer.
Dengan asumsi tersebut, dapat dihilangkan komponen dari kinetik inti dan
potensial ion inti. Sehingga komponen Hamiltonian hanya bagian kinetik elektron
dan potensial interaksi elektron dengan elektron. Kemudian konsekuansi dari
pendekatan ini juga, maka potensial coulomb yang muncul dari inti dapat
diperlakukan sebagai potensial eksternal statis yang dinyatakan dalam notasi ̂ .
Maka hamiltoniannya menjadi :

∑ ∑ ext
̂
H (3)
|r |
elektron inti elektron 1)
c. Teori Hohenberg-Kohn
Ide besar dari Density Functional Theory (DFT) adalah bahwa fungsi
gelombang banyak partikel ⃗ ⃗ ⃗ ), dapat didefinisikan sebagai
fungsional dari kerapatan elektron (electron density) ⃗). Hal ini muncul dari ide
bahwa untuk suatu nilai ⃗) tertentu, maka akan merepresentasikan fungsi
gelombang yang tertentu pula.
Secara umum teori Hohenberg-Kohn ini menyatakan:
1) Suatu fungsi gelombang pada keadaan dasar (Ground State Wave Function)
terdefinisi unik oleh suatu fungsional dari kerapatan dalam keadaan dasar
(Ground State Density).
⃗r ⃗r ⃗r [n r ] (4)
1)
2) Kerapatan elektron dalam keadaan dasar dapat mendefinisikan secara unik
energi total dalam keadaan dasar.
E[n ] ̂ | [n ] E[n ]
[n ]|H ̂ | [n ]
[n ]|H (5)
1)
Teorema Hohenberg-Kohn (HK) menunjukkan adanya pemetaan satu-satu
antara kerapatan elektron keadaan dasar dengan fungsi gelombang keadaan dasar
dari sistem banyak-partikel. Selain itu, teorema HK membuktikan bahwa
kerapatan keadaan dasar meminimalkan energi elektron total sistem tersebut.
Karena teorema HK berlaku hanya untuk keadaan dasar, DFT juga merupakan
sebuah teorema keadaan dasar.
Teorema Hohenberg-Kohn hanya suatu teorema keberadaan, yang
menyatakan bahwa penggambaran itu ada, tetapi tidak menghasilkan
11

penggambaran apapun yang tepat seperti itu. Teorema tersebut dalam


penggambaran ini dibuat pendekatan. Penggambaran yang paling terkenal adalah
pendekatan kerapatan lokal (LDA) yang memberikan pendekatan penggambaran
dari kerapatan sistem terhadap energi total. LDA digunakan untuk gas elektron
yang seragam, dikenal juga sebagai Jellium.
d. Pendekatan Kohn-Sham – Dasar Metode DFT
Pendekatan Kohn-Sham merupakan pendekatan dengan mengaplikasikan
teori Hohenberg-Kohn dalam persamaan matematis. Dengan pendekatan ini,
ekspresi dan energi total merupakan fungsional dari kerapatan elektron ⃗),
ditunjukkan,
E[n] [n] [n] ext [n] Exc [n] (6)

[n] [n] | ∑ | [n] (7)


1)
n[r ]
[n] ∫ vee n [r]d r vee ∫ d r (8)
|r r |
1)

ext [n] ∫ ext n[r]d r (9)


1)
dan bagian [ ] merupakan energi exchange correlation.
Energi exchange-correlation ini merupakan bentuk koreksi energi dari
pendekatan Kohn-Sham. Energi exchange merupakan koreksi energi akibat dari
dua partikel yang saling dipertukarkan. Sementara energi correlation merupakan
koreksi energi berupa selisih energi antara sistem partikel yang saling berinteraksi
dengan sistem partikel yang tidak saling berinteraksi.
Suatu sistem fisis akan selalu mengarah ke energi yang paling minimum.
Maka dalam hal ini, minimalisasi energi dapat dilakukan dengan melakukan
turunan terhadap kerapatan elektron, dengan menggunakan konstrain prinsip
eksklusi pauli,

(E[n] ∑ ∫ i
r i
r d r) (10)
n r
i

dengan menyelesaikan persamaan tersebut, akan diperoleh persamaan Kohn-Sham


yang memiliki bentuk seperti persamaan Schrodinger satu partikel,
n[r ] Exc [n]
( i ∫ d r ext ) i [n] i
[n] (11)
|r r | n r
12

Untuk menyelesaikan persamaan Kohn-Sham, diperlukan informasi dari


kerapatan elektron total ⃗). Namun kerapatan elektron total merupakan jumlah
dari kuadrat seluruh solusi fungsi gelombang,

n ⃗r ∑| i
r| (12)
i

Maka untuk menyelesaikan persamaan KS ini, diperlukan suatu nilai


tebakan kerapatan elektron yang selanjutnya digunakan untuk menyelesaikan
persamaan KS. Dan kemudian dapat kita peroleh solusi persamaan KS, solusi ini
dapat digunakan untuk menghitung kerapatan elektron. Pada akhirnya dapat
diperoleh kerapatan elektron baru untuk digunakan menyelesaikan persamaan KS
kembali. Hal ini membentuk siklus yang dinamakan self consistent field (scf). Jika
siklus ini dilakukan berulang sehingga mendapat besaran kerapatan elektron yang
konsisten, maka kita peroleh kerapatan elektron tersebut merupakan kerapatan
elektron pada keadaan dasar dengan energi yang minimal. Dapat diperoleh juga
solusi persamaan KS yang merepresentasikan fungsi gelombang orbital pada
keadaan ground state (Rahman & Purqon, 2015).
Dalam kerangka DFT Kohn-Sham, masalah interaksi elektron banyak
partikel, potensial statis eksternal direduksi menjadi sebuah masalah yang mudah
dikerjakan dengan penggantian elektron yang tidak berinteraksi menjadi sebuah
potensial efektif. Potensial efektif meliputi potensial eksternal dan pengaruh
interaksi “Coulomb” antar elektron.

6. Pseudopotensial
Dalam menentukan kerapatan elektron awal, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan. Salah satunya, kerapatan tersebut merepresentasikan kondisi
fisis yang ada di alam. Pada kasus sistem dengan perulangan batas (periodic
boundary condition), konsep pseudopotensial (potensial semu) digunakan untuk
memodelkan kerapatan elektron awal.
Pseudopotensial adalah suatu pendekatan yang memodelkan elektron-
elektron, mulai dari elektron-elektron pada kulit terdalam (disebut juga elektron
inti) hingga terluar (elektron valensi), sebagai suatu potensial efektif. Elektron-
elektron inti dianggap sebagai suatu ion yang kaku, tidak terpolarisasi dan tidak
13

ikut serta dalam reaksi kimia di sisi lain, elektron-elektron valensi dianggap
sebagi elektron yang “aktif” secara kimiawi.
Ada perbedaan antara metode all-electron dan pseudopotensial. Pertama,
semua elektron secara eksplisit dimasukkan dalam perhitungan, dan tarikan inti
elektron dijelaskan oleh potensial coulomb standar. Metode terakhir didasarkan
pada perbedaan antara elektron inti dan valensi. Dengan mengganti efek inti dan
elektron inti dengan efek semu yang efektif, Plane Wave. Metode gelombang
augmented-proyektor (PAW) dikembangkan, mengabungkan keunggulan
pseudopotensial dengan rekonstruksi fungsi gelombang all- electron.
Pseudopotensial diyakini yang disetel dengan baik dapat menghasilkan
perhiutngan yang sangat tepat dari banyak sifat padatan dengan biaya yang jauh
lebih rendah daripada metode all-electron . beberapa tabel pseudopotensial telah
teruji tersedia untuk masyarakat, pseudopotensial ini dibangun berdasarkan dua
perkiraan untuk fungsi xc: Local Density Approximation (LDA) dan Gradient
Generalized Approximation (GGA), dan lebih khusus fungsional Perdew-Burke
Ernzerhof (PBE) yang merupakan standar de facto dalam komunitas fisika
(Borlido, 2020).

Gambar 4. Pseudopotensial (Sumber: Ramli, 2020)

7. Exchange Correlation
LDA dan GGA memaainkan peran penting dalam perhitungan DFT dan
sebagain besar perkiraan fungsional bergantung pada dua aproksimasi ini.
14

1) LDA (Local Density Approximation)


LDA hanya bergantung pada nilai kerapatan elektronik pada setiap titik
dan LDA mengganggap kepadatan sama pada semua titik (homogen). LDA
cenderung mengabaikan energi pertukaran. LDA ini sangat cocok untuk bahan
yang bersifat metal. Persamaan LDA exchange correlation dituliskan sebagai
berikut. (13)

ExcD [ r ] ∫ r hom [
xc r ]dr
2) GGA (Gradient Generalized Approximation)
LDA gagal dalam dalam menjelaskan situasi dimana kepadatan mengalami
perubahan cepat seperti dalam molekul. Untuk mengoreksi kecenderungan ini
maka diperluas dalam penghitungan gradien kerapatan (GGA) untuk
menjelasakan non-homogenitas dari kerapatan elektron sebenarnya. Dan koreksi
ini memungkinkan koreksi yang lebih koordinat. Persamaan Gradient
Generalized Approximation adalah
EGG
xc [ r ] ∫ r hom [
xc r ]Fxc [ r r ] dr (14)

8. Quantum Espresso
Quantum Espresso adalah rangkaian kode komputer terintegrasi untuk
kalkulasi struktur elektronik dan pemodelan material, berdasarkan teori fungsi-
kerapatan, gelombang bidang dan pseudopotensial. Quantum Espresso merupakan
singkatan dari Open Source Package for Research in Electronic Structure,
Simulation and Optimization. Quantum Espresso sebagai perangkat lunak open-
souce tersedia secara gratis untuk para peneliti di seluruh dunia di bawah
ketentuan General Public License (GNU atau GPL).
Quantum Espresso bertujuan untuk mendorong inovasi metodologis di
bidang simulasi struktur elektronik dan untuk menyediakan komunitas pengguna
akhir yang luas dan beragam dengan perangkat lunak yang sangat efisien, kuat
dan ramah. Filosofi inti dari Quantum Espresso diringkas dalam 4 kata kunci
yaitu keterbukaan, modularitas, efisiensi dan inovasi. Distribusi ini didasarkan
pada dua paket inti, Pwscf dan CP, yang masing-masing melakukan perhitungan
self-consistent dan molecular-dynamics (dinamika molekular) dan pada paket
tambahan untuk perhitungan lanjutan seperti PHonon, untuk kalkulasi respon
15

linier dari sifat getaran; PostProc, untuk analisis data dan postprocessing: atom,
untuk generasi pseudopotensial; XPectra, untuk perhitungan spektrum serapan
sinar-x; GIPAW, untuk resonansi magnetik inti dan perhitungan resonansi
paramagnetik elektron (Giannozzi, 2017).
Quantum Espresso mengimplementasikan berbagai metode dan algoritma
yang ditujukan untuk pemodelan material yang realistis secara kimiawi dari skala
nano ke atas, berdasarkan solusi dari masalah Density Functional Theory,
menggunakan Plane Qaves (PW), basis set dan pseudopotential, untuk mewakili
interaksi elektron-ion. Kode-kode tersebut dibuat berdasarkan penggunaan
periodic boundary conditions, yang memungkinkan untuk pengolahan langsung
dari sistem kristal tak terbatas dan konvergensi yang efisien ke batas
termodinamika untuk sistem aperiodic seperti cairan atau bahan amorf. Sistem ini
juga bisa bisa menggunakan supercell; jika diperlukan, open-boundary conditions
dapat digunakan melalui penggunaan metode density-countercharge. Dengan
demikian, Quantum Espresso dapat digunakan untuk struktur kristal atau
supercell dan untuk logam serta insulator (isolator). Inti atom dapat dijelaskan
dengan separable norm-conserving (NC) PPs, Ultra-Soft (US) PPs, atau dengan
Projector-Augmented Wave (PAW) sets. Banyak fungsi exchange-correlation
yang berbeda tersedia dalam kerangka Local Density Approximation (LDA) dan
Generalized Gradient Approximation (GGA), ditambah fungsi lanjutan seperti
koreksi Hubbard U dan beberapa meta-GGA dan fungsi hybrid (Gianozzi, 2009).

9. VESTA
VESTA adalah penerus dari dua program visualisasi, VICS dan VEND,
dalam paket perangkat lunak VENUS. VICS dan VEND adalah program yang
ditulis dalam bahasa C untuk visualisasi tiga dimensi dari struktur kristal dan
struktur elektronik. VESTA ditulis dalam bahasa C++ dengan penggunaan penuh
dari teknologi openGL. Kode komponennya terdiri dari GUI dan komponen inti.
VESTA dikembangkan untuk memvisualisasikan data struktural dan
volumentrik di multiple windows dengan tabs. VESTA mendukung multiple
windows, yang masing-masing memiliki banyak tab yang ditetapkan ke halaman
grafik. VESTA merepresentasikan struktur kristal dengan model bola-dan-
tongkat, pengisi ruang, polyhedral, rangka kawat, tongkat, permukaan titik dan
16

model thermal-ellipsoid. VESTA sangat skalable, memungkinkan untuk


menangani objek yang hampir tidak terbatas seperti atom, ikatan, polihedra
koordinasi dan polygon pada isosurfaces selama kapasitas memori mencukupi.
Objek dapat diputar, diskalakan dan diterjemahkan dengan cepat dalam tiga
dimensi (Momma, 2008).

10. GNUPLOT
GNUPLOT adalah salah satu program open-source paling awal yang
digunakan secara luas dan dapat diperoleh secara gratis serta memiliki lisensi
istimewa. Nama ini tidak berasal dari proyek GNU, dan tidak menggunakan
Lisensi Publik Umum (GNU). Dulunya program ini bernama “Newplot” akan
tetapi nama tersebut telah digunakan oleh perangkat lunak lain lebih dulu, nama
tersebut kemudian diganti menjadi gnuplot (Phillips, 2015).
Beberapa kemampuan gnuplot diantaranya adalah memplot deretan data
univariat (misalnya time series), memplot sederhana suatu fungsi yang
didefinisikan pengguna baik pada sistem koordinat cartesius maupun polar,
scatter plot data bivariat dengan pilihan error bar, grafik batang, scatter plot 3D
data trivariat, memplot permukaan 3D suatu fungsi seperti z = f (x,y) dengan
beberapa pilihan, memplot 2D dan 3D suatu fungsi parametrik, memplot data
secara langsung dari tabel yang dihasilkan oleh aplikasi yang lain, memplot
berulang pada suatu variasi devais grafik yang lain.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan


Paudel et al., (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “First Principles
Study of Electronic and Magnetic Properties of Manganese Decorated
Graphene”. Berdasarkan penelitian dilakukan studi untuk sifat elektronik dan
magnetik dari Graphene murni dan Graphene yang ditambahkan Mangan. Sifat
elektronik dan magnetik diselidiki dengan menghitung nilai Density of State
(DOS) dan band structure untuk Graphene murni dan Graphene yang
ditambahkan Mangan. Perhitungan ini menggunakan DFT dengan perhitungan
kode Quantum Espresso.
Elgammal 6 dalam penelitiannya yang berjudul “Density Functional
Theory Calculations of Graphene based Humidity and Carbon Dioxide Sensors”.
17

Berdasarkan penelitian, dilakukan perhitungan DFT dari Graphene dimana terjadi


peningkatan adsorbates (penyerapan) karbon dioksida dan air pada Graphene.
Peningkatan efek penyerapan ini yang kemudian mempengaruhi sifat-sifat
elektronik Graphene.

2.3 Kerangka Pikir


Kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Persiapan software dan
input file QE

Perhitungan DFT

Sifat elektronik material

Electronic band structure Density of State (DOS)

Grafik electronic band


structure dan DOS diplot
dengan menggunakan
GNUPLOT

Performa Baterai

Gambar 5. Kerangka pikir


Perhitungan DFT (Density Functional Theory) menunjukkan sifat elektronik
material seperti electronic band structure dan Density of State (DOS) yang akan
menghasilkan grafik yang diplot menggunakan GNUPLOT sebagai salah satu
cara untuk meningkatkan performa baterai.
18

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen komputasi,
yaitu penelitian yang dilakukan di dalam komputer dengan metode pemodelan
mekanika kuantum komputasi untuk menyelidiki sifat elektronik pada Graphene
menggunakan perangkat lunak Quantum Espresso.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Komputasi Kampus II Universitas
Cokroaminoto Palopo pada bulan Februari sampai bulan April 2020.

3.3 Prosedur Penelitian


1. Alat dan Bahan
Dalam penelitian ini menggunakan alat yaitu komputer dan informasi
struktur kristal Graphene single layer. Perangkat lunak yang digunakan yaitu
Quantum Espresso (QE) untuk perhitungan DFT dan GNUPLOT dan VESTA
untuk visualisasi.
2. Prosedur Kerja
a. Studi Literatur
Penulis mengkaji berbagai artikel di jurnal nasional dan internasional dan
buku untuk memperoleh informasi terkait dengan material Graphene.
b. Perhitungan
Proses perhitungan menggunakan metode DFT yang disimulasikan dalam
software Quantum Espresso. Input dan hasil divisulisasikan dengan menggunakan
perangkat lunak GNUPLOT.
19

3.4 Diagram Alir Penelitian


Berikut ini diagram alir penelitian:

Mulai

Penentuan energy cut-off optimal menggunakan


perangkat lunak Quantum Espresso dan diplot
menggunakan GNUPLOT

Penentuan K-Point optimal menggunakan perangkat


lunak Quantum Espresso dan diplot menggunakan
GNUPLOT

Perhitungan Electronic Bands Structure dan Density of


States menggunakan perangkat lunak Quantum Espresso
dan diplot menggunakan GNUPLOT

Sifat elektronik Graphene

Selesai

Gambar 6. Diagram alir penelitian


20

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Untuk menghitung kurva electronic bands structure dan Density of States
Graphene dengan komputasi menggunakan perangkat lunak Quantum Espresso,
pertama-tama kita menetapkan energy cut-off wave function (ecutwfc=60) dan
resolusi K-Points yang konvergen. Setelah mendapatkan nilai tersebut maka akan
dilanjutkan ke perhitungan electronic band structure dan Density of States dari
Graphene.
1. Energy cut-off wave function (ecutwfc)
Energy cut-off wave function (ecutwfc) adalah batasan energi yang
digunakan untuk mewakili ekspansi dari fungsi gelombang. Untuk menetapkan
energy cut-off wave function optimal Graphene dilakukan dengan cara menginput
angka secara sembarang dan dipastikan dalam deretan angka tersebut energy cut-
off teori (ecutwfc=60) ada di dalamnya yang merupakan posisi ground state Ecut-
off Graphene. Setelah mendapatkan energi total dari setiap output energy cut-off,
maka langkah selanjutnya adalah membuat grafik perbandingan energy cut-off
dengan energi totalnya. Setelah grafik terbentuk maka kita
mengecek/memverifikasi posisi nilai ecutwfc teori di dalam grafik.

Gambar 7. Grafik ecutwfc vs energi total


21

Grafik di atas memperlihatkan perbandingan Energy Cut-off Wave function


(ecutwfc) dengan energi total. Energi total menurun seiring bertambahnya energy
cut-off wave function hingga grafik terlihat lurus mulai dari ecutwfc = 40 sampai
ecutwfc = 100. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai energi total mulai
konvergen pada energy cut 40 Ry. Sehingga untuk menjamin konvergensi pada
perhitungan selanjutnya akan digunakan energy cut 60 Ry.
2. K-Points
Untuk mendapatkan nilai K-Points optimal Graphene dilakukan dengan cara
menginput angka secara sembarang dan dipastikan di dalam deretan angka
tersebut ada K-Point yang konvergen (K-Point = 12 12 12) ada di dalamnya yang
merupakan posisi ground state K-Points Graphene. Setelah mendapatkan energi
total dari setiap output K-Points, maka langkah selanjutnya adalah membuat
grafik perbandingan K-Points dengan energi totalnya. Setelah grafik terbentuk
maka kita menetapkan posisi nilai K-Points teori di dalam grafik.
Energi Total (Ry)

K-Points
Gambar 8. Grafik K-Points vs energi total
Grafik di atas memperlihatkan perbandingan K-Points dengan energi total.
Energi total menurun seiring bertambahnya K-Points hingga grafik terlihat lurus
mulai dari K-Point = 8 8 8 sampai K-Point = 14 14 14. K-Point = 12 12 12
merupakan K-Point yang konvergen dan dari hal ini dapat disimpulkan bahwa K-
Point ini telah mencapai ground statenya dan K-Point = 12 12 12 disimpan untuk
melakukan perhitungan selanjutnya.
22

3. Electronic Bands Structure


Langkah-langkah yang dilakukan sebelum menghitung electronic band
structure Graphene, hal pertama yang dilakukan adalah menghitung self-
consistent (scf) Graphene itu sendiri. Nilai optimal yang diperoleh kemudian
diinput ke dalam script baru. Pada kalkulasi ini data akan disimpan sebagai
patokan untuk perhitungan selanjutnya. Setelah melakukan perhitungan self-
consistent, dilanjutkan dengan perhitungan electronic band structure dan Density
of States (DOS).
E-Ef (Ry)

K-Point
Gambar 9. Kurva electronic band structure Graphene
Gambar di atas adalah kurva electronic band structure Graphene yang
menunjukkan tingkat energi yang dapat ditempati electron dalam Graphene. Ada
dua jenis pita energi yaitu pita valensi (valence band) yang berada di bawah level
Fermi dan pita konduksi (conduction band) yang berada di atas level Fermi. Pita
valensi merupakan tempat elektron dapat melompat keluar ketika atom tereksitasi
sedangkan pita konduksi merupakan pita orbital elektron tempat elektron dapat
melompat ketika atom tereksitasi. Di antara pita valensi dan pita konduksi
terdapat daerah terlarang dimana elektron tidak dapat melewatinya atau sering
disebut sebagai band gap (celah pita).
23

4. Density of States (DOS)


Perhitungan Density of State (DOS) Graphene dimulai dengan perhitungan
nscf untuk DOS. Perhitungan ini dilakukan dengan mengedit script gr.scf.in yang
kemudian akan menghasilkan data output gr.nscf.out. langkah selanjutnya adalah
membuat script gr.dos yang akan menghasilkan data output dos.dat yang akan
diplot dengan perangkat lunak GNUPLOT.
Density of State (DOS)

E-Ef (eV)
Gambar 10. Kurva Density of States (DOS) Graphene
Gambar di atas adalah kurva Density of States (DOS) Graphene yang diplot
dengan energi yang berbeda. Kurva DOS Graphene menunjukkan bahwa
Graphene tidak memiliki celah energi antara pita valensi dan pita konduksi.
Kurva di atas memiliki struktur celah berbentuk V pada titik M (dirac point)
dengan ketergantungan energi linier di dekat dirac point untuk hopping tetangga
terdekat. Kurva DOS mempertahankan bentuk V-nya untuk hopping tetangga
terdekat kedua.

4.2 Pembahasan
Dalam Graphene, elektron tidak lagi menempati tingkat energi diskrit
seperti pada satu atom karbon, tetapi mampu menempati berbagai energi yang
disebut sebagai pita energi. Pita energi ini menyusun struktur pita elektronik
Graphene dan memplot energi elektron sebagai fungsi momentum. Sehingga
24

elektron dengan momentum tertentu hanya dapat memiliki energi tertentu dalam
pita energi.
Pada hasil perhitungan pita energi dengan metode Density Functional
Theory (DFT) memperlihatkan bahwa Graphene tidak memiliki celah antara pita
valensi dan pita konduksi atau zero band gap dengan energi Fermi sebesar -
0,4492 eV yang menunjukkan Graphene bersifat gapless semiconductor. Namun,
untuk celah pita yang berbeda dapat dihasilkan karena dimensi Graphene dapat
direduksi menjadi pita sempit dengan lebar 1-2 nm, sehingga menjadikan
Graphene berperilaku sebagai semikonduktor.
Dalam struktur pita elektronik Graphene, muncul titik dimana pita valensi
dan pita konduksi bertemu di persimpangan berbentuk kerucut. Titik inilah yang
disebut sebagai dirac point. Pada daerah sekitar dirac point ini, hubungan dispersi
energi sebagai vektor gelombang adalah linier tidak seperti material lain yang
pada umumnya memiliki hubungan dispersi energi sebagai vektor gelombang
adalah kuadratik. Hal ini yang menyebabkan sifat elektronik Graphene sangat
unik dibandingkan dengan semikonduktor yang lain.
Graphene sebagai semikonduktor tanpa celah (gapless semiconductor)
menghasilkan kecepatan elektron menjadi 0,0025 kali kecepatan cahaya. Ini lebih
besar dari semikonduktor konvensional manapun. Sehingga aplikasi Graphene
sangat menjanjikan dalam berbagai bidang seperti perangkat penyimpanan dan
konversi energi, khususnya sebagai anoda pada baterai Lithium-ion. Penambahan
Graphene ke bahan anoda baterai Lithium-ion akan menghasilkan konduktivitas
listrik yang superior, stabilitas kimia yang baik, luas permukaan spesifik yang
tinggi dan akan meningkatkan kapasitas transmisi elektron ion.
Meskipun Graphene memiliki sifat elektronik yang sangat baik, penggunaan
Graphene sebagai anoda pada baterai Lithium-ion mengalami keterbatasan.
Graphene memiliki energi ikat rendah terhadap Lithium-ion, sehingga diperlukan
metode yang berbeda untuk mengatasi keterbatasan ini dengan membentuk celah
energi Graphene agar Graphene dapat menjadi bahan yang ideal untuk menahan
ekspansi dan kontraksi volume elektroda baterai selama proses pengisian-
pelepasan. Ini akan meningkatkan kinerja siklus hidup bahan elektroda baterai
Lithium-ion.
25

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Analisis sifat elektronik Graphene dilakukan dengan perhitungan electronic
band structure dan Density of States (DOS) dengan menggunakan metode
Density Functional Theory (DFT) diimplementasikan dengan menggunakan
perangkat lunak Quantum Espresso.
2. Perhitungan dilakukan dengan ecutwfc = 60 Ry dan resolusi K-Point =
12×12×12. Hasil perhitungan pita energi dengan metode DFT memperlihatkan
bahwa Graphene tidak memiliki celah antara pita valensi dan pita konduksi
atau zero band gap dengan energi Fermi sebesar -0,4492 eV yang
menunjukkan Graphene bersifat gapless semiconductor.

5.2 Saran
Metode Density Functional Theory (DFT) yang diaplikasikan terhadap
perangkat lunak Quantum Espresso merupakan metode yang dijadikan
komplemen untuk perhitungan electronic band structure dan Density of State
suatu material. Sehingga, script pada Quantum Espresso dapat divariasikan jenis
parameter yang diinginkan sehingga diperoleh nilai electronic band structure dan
Density of States yang lebih akurat. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk
melakukan studi teoritis dan eksperimental untuk doping Graphene, sehingga
dapat memberikan prospek yang sangat besar dalam aplikasi elektronik.
26

DAFTAR PUSTAKA

Borlido, P., Doumont, J., Trans, F., Maeques, L., A., M., Botti, S., 2020,
Validation of pseudopotential calculations for the electronic band gap of
solids. arXiv:2003.10177v1.

Elgammal, K., 2016, Density Functional Theory Calculations of Graphene based


Humidity and Carbon Dioxide Sensors, Licentiate Thesis in Physics,
Sweden.

Giannozzi, P., Baroni, S., Bonini, N., Calandra, M., Car, R., Cavazzoni, C.,
Ceresoli, D., Chiarotti, G., L., Coccocioni, M., Dabo, I., Dal Corso, de
Gironcoli, S., Fabris, S., Fratesi, G., Gebauer, R., Gertsmann, U.,
Gougoussis, C., Kokalj, A., Lazzeri, M., Martin-Samos, L., Marzari, N.,
Mauri, F., Mazzarello, R., Paolini, S., Pasquarello, A., Paulatto, L., Sbraccia,
C., Scandolo, S., Sclauzero, G., Seitsonen, A., P., Smogunov, A., Umari, P.,
Wentzcovith, R., M., 2009, Quantum Espresso: A Modular and Open-
Source Software Project for Quantum Simulations of Materials. Journal of
Physics: Condensed Matter. Vol. 21.

Giannozzi, P., Andreuzzi, O., Brumme, T., Bunau, O., Nardelli, M., B., Calandra,
M., Car, R., Cavazzoni, C., Ceresoli, D., Cococcioni, M., Colonna, N.,
Carnimeo, I., Dal Corso, A., de Gironcoli, S., Delugas, P., Distasio Jr, R.,
A., Ferretti, A., Floris, A., Fratesi, G., Fugallo, G., Gebauer, R., Gertsmann,
U., Giustino, F., Gorni, T., Jia, J., Kawamura, M., Ko, H-Y., Kokalj, A.,
Kucukbenli, E., Lazzeri, M., Marsili, M., Marzari, N., Mauri, F., Nguyen,
N., L., Otero-de-la-Roza, A., Paulatto, L., Ponce, S., Rocca, D., Sabatini, R.,
Santra, B., Schlipf, M., Seitsonen, A., P., Smogunov, A., Timrov, I.,
Thonhauser, T., Umari, P., Vast, N., Wu, X., Baroni, S., 2017, Advanced
Capabilities for Materials Modelling with Quantum Espresso, Journal of
Physics: Condensed Matter. Vol. 29.

Hutagalung, G., 2018, Perhitungan Electronic Band Structure dan Fonon Dos
Silikon Menggunakan Metode DFT dan Teknik Hamburan Neutron
Inelastik, Skripsi, Sumatera Utara, Universitas Sumatera Utara.
Momma, K., Izumi, F., 2008, Vesta: A Three-Dimensional Vizualization System
for Electronic and Structural Analysis, Journal of Applied Crystallography.

Nisioka, K. R., Santos, J. C., Nero, J. D., Silva, C. A. B., 2020, Electronic
Transport in Zigzag PhaGraphene NanoRibbon doped with Boron and
Nitrogen, Applied Surface Science.

Paudel, B. P., Pantha, N., Adhikari, N. P., 2016. First-Principles Study of


Electronic and Magnetic Properties of Manganese Decorated Graphene,
Journal of Nepal Physical Society.
27

Prasetyo, A., 2012, Graphene, Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Phillips, L., 2015. Plotting Tools for Linux: Gnuplot. Articles.

Ramli, I., 2020, Presentation Density Functional Theory, irwan.ramli@riken.jp.

Rafitasari, Y., Suhendar, H., Imani, N., Luciana, F., Radean, H., Santoso, I., 2016,
Sintesis Graphene Oxide dan Reduced Graphene Oxide, Vol. 5.

Rahman, I. A., Purqon, A., 2015, Studi Density Functional Theory (DFT) dan
Aplikasinya pada Perhitungan Struktur Elektronik Monolayer MoS2.

Ray, S., C., 2015, Applications of Graphene and Graphene-Oxide based


Nanomaterials.

Rohman, F., 2012, Aplikasi Graphene untuk Lithium Ion Battery, Bandung:
Institut Teknologi Bandung.

Wolf, E. L., 2014, Graphene, Oxford University Press.


28

LAMPIRAN
29

Lampiran 1. Input File DFT

a. gr.scf.in
&CONTROL
calculation = 'scf',
restart_mode = 'from_scratch',
pseudo_dir = '../pseudo/',
outdir = '../tmp/',
prefix = 'gr',
/
&SYSTEM
ibrav = 4,
a = 2.4623,
c = 10
nat = 2,
ntyp = 1,
occupations = 'smearing',
smearing = 'methfessel-paxton',
degauss = 0.02,
ecutwfc = 60,
ecutrho = 720,
nbnd = 8,
/
&ELECTRONS
conv_thr = 1.0d-8,
mixing_beta = 0.7,
/
ATOMIC_SPECIES
C 12.0107 C.pbe-rrkjus.UPF
ATOMIC_POSITIONS (crystal)
C 0.333333333 0.666666666 0.500000000
C 0.666666666 0.333333333 0.500000000
K_POINTS (automatic)
12 12 1 0 0 0
30

b. gr.nscf.in

&CONTROL
calculation = 'bands',
restart_mode = 'from_scratch',
pseudo_dir = '../pseudo/',
outdir = '../tmp/',
prefix = 'gr',
/
&SYSTEM
ibrav = 4,
a = 2.4623,
c = 10
nat = 2,
ntyp = 1,
occupations = 'smearing',
smearing = 'methfessel-paxton',
degauss = 0.02,
ecutwfc = 60,
ecutrho = 720,
nbnd = 8,
/
&ELECTRONS
conv_thr = 1.0d-8,
mixing_beta = 0.7,
/
ATOMIC_SPECIES
C 12.0107 C.pbe-rrkjus.UPF
ATOMIC_POSITIONS (crystal)
C 0.333333333 0.666666666 0.500000000
C 0.666666666 0.333333333 0.500000000
K_POINTS (crystal_b)
4
0.00000000 0.00000000 0.00000000 40
0.66666667 -0.33333333 0.00000000 20
0.50000000 0.00000000 0.00000000 40
0.00000000 0.00000000 0.00000000 20
31

c. gr.bands.in

&BANDS
outdir='../tmp/',
prefix='gr',
filband='gr.bands',
/

d. gr.dos.in
&DOS
prefix='gr',
outdir='../tmp/',
fildos='gr.dos'
emin=-10.0,
emax=15.0,
/
32

Lampiran 2. Cara Perhitungan Quantum Espresso

a. Perhitungan electronic band structure DFT

mpirun -np 2 pw.x <gr.scf.in> gr.scf.out


mpirun -np 2 pw.x <gr.nscf.in> gr.nscf.out
mpirun -np 2 bands.x <gr.bands.in> gr.bands.out

b. Perhitungan Density of States (DOS) DFT

mpirun -np 2 pw.x <gr.scf.in> gr.scf.out


mpirun -np 2 pw.x <gr.nscf.in> gr.nscf.out
mpirun -np 2 dos.x <gr.dos.in> gr.dos.out
33

Lampiran 3. Output Data DFT

a. Output Data gr.scf.out

b. Output Data gr.nscf.out


34

Lampiran 4. Tabel Ecutwfc dan K-Point

a. Tabel Perbandingan Ecutwfc dengan Energi Total (Ry)

No Ecutwfc Energi Total (Ry)


1. 10 -22.04401674
2 20 -22.76672817
3 30 -22.78954520
4 40 -22.79003096
5 50 -22.79072964
6 60 -22.79081545
7 70 -22.79085372
8 80 -22.79090814
9 90 -22.79092711
10. 100 -22.79093135

b. Tabel Perbandingan K-Points dengan Energi Total (Ry)

No. K-Points Energi Total (Ry)


1 111 -22.29559655
2 222 -22.63664155
3 333 -22.75175574
4 444 -22.79359190
5 555 -22.78910344
6 666 -22.78760901
7 777 -22.79186250
8 888 -22.79104569
9 999 -22.79021341
10 10 10 10 -22.79145772
11 11 11 11 -22.79117978
12 12 12 12 -22.79081545
13 13 13 13 -22.79130594
14 14 14 14 -22.79120009

Anda mungkin juga menyukai