Anda di halaman 1dari 8

8 Cara Mudah Menghemat Listrik Agar Tagihan Tidak Membengkak

Sulit dipungkiri jika salah satu keluhan yang muncul selama masa  Work From Home  (WFH) adalah
membengkaknya jumlah tagihan listrik di rumah. Penggunaan devices seperti laptop atau AC
secara  non-stop  saat bekerja menjadi salah satu faktor penyumbang besarnya tagihan listrik kamu.
Tapi tentu saja selalu ada cara untuk mengatasinya bukan? Mungkin sejumlah cara
dari Cosmo berikut ini bisa membantu kamu untuk lebih berhemat dalam menggunakan listrik di
rumah.

Ini dia 8 cara mudah untuk menghemat listrik agar tagihanmu tidak membengkak:

1. Cabut Colokan Elektronik Setelah Selesai Digunakan

Terkadang kita kerap abai untuk mencabut colokan dari beberapa produk elektronik yang telah
selesai kita gunakan. Misalnya tidak mencabut charger smartphone atau laptop, diffuser elektronik,
bahkan televisi dan membiarkannya begitu saja. Padahal selama kamu mencolok perangkat tersebut
ke listrik, maka daya listrik pun akan terus mengalir ke perangkat tersebut. Tanpa disadari inilah yang
membuat listrik menjadi lebih boros. Sebaiknya segera cabut alat-alat elektronik begitu selesai kamu
gunakan untuk menghemat penggunaan listrik.

2. Investasi ke Lampu LED

Apabila kamu masih menggunakan bola lampu biasa, inilah saat yang tepat untuk "berinvestasi" ke
lampu LED, dear! Selain memiliki kemampuan penerangan yang maksimal, lampu LED juga mampu
menghemat energi hingga 80-90% dibanding bola lampu biasa dengan kapasitas watt yang sama.
Lampu LED juga lebih bertahan lama hingga mencapai 20.000 jam pemakaian ketimbang bola lampu
biasa. Ini membuat lampu LED lebih awet dan tidak cepat rusak. Time to change! 

3. Cermat dalam Menggunakan AC

Yes, it's hard to life without air conditioner (AC)! Sayangnya, jika digunakan dalam jangka waktu lama
produk elektronik ini juga salah satu yang penyebab tagihan listrik kamu meningkat.
Saran Cosmo bijaklah dalam menggunakan AC. Misalnya hanya menyalakannya di waktu malam hari
menjelang tidur. Untuk efektifnya lagi, kamu juga bisa mengatur timer  6-8 jam pemakaian  selama
tidur agar AC kamu tidak terus menyala sepanjang waktu.

Apalagi kamu merasa panas di siang hari, sebaiknya atur suhu di kisaran 22-25 derajat Celcius.
Semakin rendah kamu mengatur suhunya, maka mesin AC akan bekerja lebih keras dan
membutuhkan daya lebih besar dan berakhir dengan pemakaian listrik yang lebih besar.

4. Hindari Mengisi Daya Smartphone Sepanjang Malam

Apakah kamu salah satu yang kerap memilih mengisi daya smartphone sepanjang malam, tidak ada
salahnya juga kamu mulai mengubah kebiasaan satu ini. Mengisi daya  smartphone  sepanjang
malam akan membuat listrik terbuang sia-sia. Terlebih jika kabel dan kepala  charger kamu tidak
dilengkapi sistem penghentian otomatis saat baterai sudah diisi penuh. Karena pada dasarnya men-
charger smartphone  hanya memakan waktu 2-3 jam. Bila kamu tetap ingin memilih cara ini, ada
baiknya gunakan kepala charger  yang sudah dilengkapi  timer technology.  Produk ini sudah banyak
tersedia di pasaran dan membantu kamu lebih bisa mengatur durasi pengisian daya, di mana daya
listrik akan terhenti otomatis menyesuaikan pengaturan waktu tersebut. Jadi tidak ada listrik yang
terbuang sia-sia dan baterai smartphone  pun bisa lebih awet karena tidak over-charging. Win-win
solutions, right?

5. Matikan Beberapa Produk Elektronik Sebelum Tidur

Menonton  series Netflix sebelum tidur di laptop atau televisi memang menyenangkan, tapi hindari
tidur dengan keadaan perangkat elektronik tersebut tetap menyala saat tidur. Matikan sejumlah
produk elektronik seperti televisi, music player, hingga dispenser sebelum kamu tidur agar lebih
menghemat daya. Gunakan juga lampu tidur dengan  watt yang rendah untuk semakin menekan
angka tagihan listrik kamu di rumah.

6. Kurangi Pemakaian Lampu di Siang Hari

Karena sebaiknya kamu menggunakan cahaya alami di siang hari. Apabila rumah kamu
memiliki natural lighting maka matikan lampu saat di siang hari dan baru nyalakan menjelang
malam. Kamu juga bisa membuka beberapa jendela dan ventilasi untuk mendapat cahaya lebih. Tapi
apabila cahaya di rumahmu kurang maksimal, seperti poin nomor 2 pilihlah LED  lamp yang lebih
hemat energi untuk menerangi rumahmu. 

7. Minimalisir Mandi dengan Air Hangat dari Mesin Pemanas

Mesin pemanas air ini bekerja dengan mengandalkan listrik sehingga tentu saja akan ikut
menyumbang daya dalam tagihan listrikmu. Kamu bisa menggunakan air hangat misalnya hanya
untuk mandi di malam hari saja. Dan cucilah bajumu menggunakan air bersuhu normal ketimbang air
hangat agar lebih menghemat pengeluaran listrik dan menjaga baju tidak cepat rusak. Cara lainnya,
atur temperatur water heater-mu ke dalam suhu yang lebih rendah misalnya 120 derajat demi
menekan biaya listrik hingga 10%.

8. Jangan Isi Kulkasmu Terlalu Penuh / Kosong dan Membuka-Menutup Kulkas Terlalu Sering

FYI, kulkas yang terlalu penuh isinya atau terlalu kosong justru membuat mesinnya bekerja lebih
keras demi menyesuaikan suhu di dalamnya. Meski terkesan sepele tapi ini justru malah membuat
tagihan listrikmu tanpa sadar ikut membengkak. Kebiasaan membuka-menutup kulkas terlalu sering
juga menyedot daya listrik yang besar. Sebab setelah dibuka-tutup, kulkas membutuhkan waktu
untuk menyesuaikan kembali suhunya.  So yeah, bye-bye kebiasaan sering bolak-balik
mengambil snack di kulkas mulai sekarang.  Cheers!

Sumber : https://www.cosmopolitan.co.id/article/read/6/2020/20299/8-cara-mudah-menghemat-
listrik-agar-tagihan-tidak-membengkak
Mobil Listrik VS Mobil Bensin: Mana yang Lebih Pas untuk Anda?
Sejak beberapa minggu terakhir ini, Indonesia cukup diramaikan oleh kondisi polusi udara di Jakarta
yang dikatakan memburuk. Bahkan kondisi udaranya sudah mencapai taraf tidak sehat untuk
dihirup. Tentu ada banyak faktor yang menjadi penyebab. Namun, menurut Direktur Eksekutif
Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB), Ahmad Saifudin, besarnya tingkat penggunaan
kendaraan bermotor menjadi sumber utama pencemaran udara, bahkan kisarannya sampai 47%
sampai 90%.

Apabila tidak diambil langkah konkret, bukan tidak mungkin polusi udara yang buruk juga terjadi di
kota-kota lain. Sebagai salah satu solusi, terutama yang terkait pengurangan kendaraan bermotor,
pengembangan mobil listrik pun dilakukan.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sudah merancang roadmap untuk pengembangan


kendaraan listrik di Indonesia. Ditargetkan pada 2020 nanti, setidaknya ada 10% dari 1,5 juta mobil
yang diproduksi di dalam negeri merupakan Low Carbon Emission Vehicle (LCEV). Namun, adaptasi
hal-hal baru sudah sewajarnya menimbulkan pertanyaan. Beberapa dari Anda mungkin bertanya-
tanya, apakah nantinya Anda juga harus berpindah menggunakan mobil listrik atau tetap mobil
bensin? Cek ulasannya di bawah ini!

Cara kerja mobil listrik vs mobil bensin

Sesuai namanya, mobil bensin menggunakan bahan bakar minyak (BBM) atau bensin sebagai
penggerak utama mobil. BBM dipasok ke dalam mesin untuk melalui proses pembakaran. Dari
proses pembakaran ini, akan dihasilkan energi untuk menggerakkan piston. Piston melakukan
gerakan linear yang ditransfer menjadi gerakan putar dengan menerapkan mekanisme slider crank.
Baru setelah itu terdapat transmisi untuk mentransfer gerakan putar ke roda penggerak.

Cara kerja mobil bensin tersebut tentunya berbeda dengan mobil listrik. Namun, sebelum
membahas cara kerja mobil listrik, perlu diketahui bahwa mobil listrik berbeda dengan mobil hybrid.
Bisa dikatakan bahwa mobil hybrid merupakan “jembatan” antara mobil bensin atau konvensional
dengan mobill listrik.

Jadi, mobil hybrid memadukan mesin mobil bensin dan energi listrik yang didapatkan dari baterai.
Saat mobil melaju dan mengerem, energi kinetik diubah menjadi listrik yang disimpan di baterai.
Ketika berjalan normal, mobil hybrid menggunakan tenaga bensin. Lalu saat diam, awal melaju, atau
sudah melaju pelan, barulah mobil menggunakan tenaga listrik. Sedangkan saat melaju pada
kecepatan agak tinggi, mobil menggunakan perpaduan tenaga bensin dan tenaga dari motor listrik.

Sementara itu, sumber energi mobil listrik berasal dari baterai. Pada mobil listrik, terdapat teknologi
inverter yang bertugas mengubah daya baterai DC menjadi tiga fase AC. Nah, ketiga fase AC inilah
yang akan mengubah motor induksi sehingga bisa mengaktifkan roda penggerak.

Efisiensi daya

Lalu, dengan cara kerja yang seperti itu, bagaimana daya yang dihasilkan oleh mobil bensin dan
mobil listrik? Terkait efisiensi daya, bisa dibilang mobil listrik yang menjadi juaranya. Ini karena mobil
listrik tidak membutuhkan transmisi yang kompleks. Kecepatannya pun bisa langsung dikontrol dari
motor. Tidak hanya itu, mobil listrik juga menghasilkan torsi yang besar walaupun baru dihidupkan
mengingat responnya yang cukup cepat.

Namun, tidak begitu halnya dengan mobil bensin yang mesin pembakaran dalamnya tidak bisa
dioperasikan jika melebihi tingkat kecepatan tertentu. Jadi, untuk mengontrol kecepatannya, mobil
bensin membutuhkan mekanisme transisi yang cukup kompleks. Adanya mesin pembakaran dalam
juga akan menimbulkan kesulitan pada rotasi per menit (RPM) yang rendah. Saat mesin mobil
dihidupkan, motor DC diperlukan untuk membawa mesin ke RPM yang optimal.
Pengeluaran biaya

Beberapa dari Anda mungkin berpikir bahwa penggunaan mobil listrik membutuhkan biaya yang
lebih mahal dari mobil bensin. Padahal, kenyataannya tidak begitu. Hal ini bahkan sudah dibuktikan
sendiri oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM. Hasilnya menunjukkan bahwa
mobil listrik cenderung lebih efisien jika dibandingkan dengan mobil bensin. Anda bahkan bisa
menghemat hingga 50%.

Katakanlah mobil bensin menghabiskan 1 liter bensin setiap 10 km. Apabila menggunakan BBM non
subsidi seharga kurang lebih Rp8.500 per liter, maka untuk jarak tempuh 100 km membutuhkan
biaya energi sebesar Rp85.000. Sedangkan, mobil listrik idealnya mampu menempuh jarak 100 km
hanya dengan daya sebesar 20 kWh. Apabila tarif listrik non subsidi sekitar Rp1.600 per kWh, maka
mobil listrik hanya membutuhkan biaya energi sekitar Rp32.000 untuk jarak tempuh 100 km.

Dampak terhadap lingkungan

Saat melakukan pertimbangan antara mobil bensin atau listrik, penting juga untuk memikirkan
dampak pemakaiannya terhadap lingkungan. Untuk hal ini, bisa dibilang mobil listrik lebih unggul.
Emisi gas buang mobil bensin mengandung hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO) yang
dampaknya cukup buruk terhadap udara. Kabar baiknya, dengan beralih menggunakan motor listrik,
Anda bisa membantu mengurangi emisi karbon di bumi melalui sektor transportasi.

Tidak hanya membantu mengurangi polusi udara, mobil listrik juga bisa membantu menurunkan
polusi suara. Jika dibandingkan dengan mobil bensin yang ketika dijalankan biasanya mengeluarkan
suara mesin, umumnya mobil listrik tidak mengeluarkan suara saat dijalankan.

Perawatan mobil

Salah satu hal yang dikhawatirkan banyak orang terkait penggunaan mobil listrik adalah pengisian
daya. Apalagi jika harus melakukan perjalanan cukup jauh, bagaimana apabila di tengah jalan Anda
kehabisan baterai? Belum lagi perawatan yang terkesan rumit karena mesin mengandalkan daya
baterai.

Terkait perawatan, sebetulnya mobil listrik justru cenderung lebih mudah dirawat daripada mobil
konvensional. Servis secara berkala tetap sangat dianjurkan. Namun, Anda tidak perlu repot-repot
melakukan penggantian oli atau busi. Anda hanya perlu memperhatikan baterai sebagai sumber
energi utama mobil listrik. Sayangnya, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini memang produsen
energi untuk mobil listrik belum banyak tersedia di Indonesia. Kalau pun ada, biasanya hanya di
kota-kota besar.

Namun, Anda tidak perlu khawatir akan hal ini, begitu juga terkait pengisian daya listrik di tengah
perjalanan. Mengingat bahwa pemerintah Indonesia memberi perhatian kepada pengembangan
mobil listrik, ditargetkan pada 2035 nanti, ada 30% LCEV dari total empat juta mobil yang diproduksi
dalam negeri. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah juga berencana untuk membangun power
station di seluruh penjuru Indonesia. Dengan begitu, Anda dan seluruh masyarakat Indonesia lain
pun bisa beralih menggunakan mobil listrik dengan kenyamanan maksimal.

Jadi, mana yang lebih pas untuk Anda, mobil bensin konvensional atau mobil listrik? Saat ini memang
pengembangan mobil listrik di Indonesia belum maksimal, sehingga power station untuk mengisi
daya baterai pada mobil listrik juga belum banyak tersedia. Wajar apabila banyak dari Anda yang
masih cenderung memilih mobil bensin untuk mobilitas sehari-hari.

Namun, pikirkan juga dampak jangka panjangnya. Penggunaan mobil bensin menghasilkan emisi
karbon yang bisa memperparah kondisi udara. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin anak cucu
kita nanti lah yang akan menjadi korbannya. Oleh sebab itu, beralih ke mobil listrik bisa menjadi
salah satu cara untuk meminimalisir dampak tersebut. Dengan dukungan pemerintah, bersama kita
pasti bisa memperbaiki lingkungan!
Sumber : https://kumparan.com/solar-kita/mobil-listrik-vs-mobil-bensin-mana-yang-lebih-pas-
untuk-anda-1rkk61ThXhs/full
8 Cara Menanam Cabai Rawit agar Hasil Melimpah
Jakarta - Cabai rawit merupakan salah satu jenis cabai favorit di Indonesia. Bahkan cabai rawit
merah sangat digemari karena rasanya yang sangat pedas.

Cabai rawit sangat mudah ditanam di rumah. Cabai rawit juga dapat tumbuh dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi. Hampir semua jenis tanah cocok ditanami cabai. Namun yang paling
baik adalah tanah humus yang kaya akan unsur hara.

Tanaman cabai rawit membutuhkan cahaya matahari yang cukup sepanjang hari. Jika kurang sinar
matahari, tanaman akan tumbuh meninggi, daun dan batang lemas, umur panen lebih lama, serta
produksi rendah.

Berikut Cara Menanam Cabai Rawit dikutip dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumbar, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan:

1. Siapkan Media Semai

Media yang dianjurkan untuk penyemaian adalah campuran tanah, pupuk kandang atau kompos dan
sekam bakar dengan perbandingan 3:2:1. Untuk mencegah serangan penyakit, media semai terlebih
dahulu disterilisasi. Sterilisasi dilakukan dengan mengukus media atau dengan menjemur di panas
matahari. Kemudian didinginkan, dimasukan ke dalam wadah penyemaian, dan disiram.

Wadah semai yang bias digunakan antara lain polybag kecil, kantung plastik, daun pisang, nampan
plastik, atau memanfaatkan gelas plastik bekas minuman yang diberi lubang.

2. Siapkan Benih Benih

Benih diambil dari pertanaman yang sehat, yakni yang berasal dari buah yang telah matang penuh
dan sehat. Sebelum benih disemai, terlebih dahulu benih direndam dalam air hangat kuku (suhu 45-
50 derajat celcius) selama 1 jam guna mempercepat tumbuhnya benih. Selain dengan air hangat,
benih juga dapat direndam dalam larutan fungisida Previcur N dengan dosis 1-2 cc per liter air
selama 1 jam. Fungsinya selain untuk mempercepat tumbuhnya benih juga untuk mencegah
serangan jamur.

Selama perendaman, benih yang cacat dan yang mengapung dibuang. Setelah itu benih ditiriskan
dan dikering anginkan di atas kertas koran agar tidak lengket di tangan saat menyemaikan.

3. Penyemaian

Benih disemai satu persatu dalam wadah semai yang sudah di isi media semai, dan ditutup dengan
media semai halus dengan cara diayakan. Untuk mempertahankan kelembaban, persemaian ditutup
dengan karung plastik atau goni atau daun pisang. Selama di pesemaian dilakukan penyiraman
dengan memercikan air.

Umur 5-7 hari setelah semai, benih akan tumbuh. Tutup persemaian dibuka. Setelah berumur 20-30
hari atau berdaun 4-5 helai, bibit dapat dipindahkan ke dalam pot atau polybag besar.

4. Media Tanam dan Penanaman

Media tanam untuk budidaya cabai rawit dalam pot atau polybag adalah campuran tanah dan pupuk
kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1. Jika tanahnya padat, dapat ditambahkan sekam
bakar atau sekam yang sudah lapuk dengan perbandingan antara tanah, pupuk kandang/kompos
dan sekam, 3:2:1. Ukuran pot/polybag besar yang dianjurkan adalah 40x50 cm.
Penanaman atau pemindahan bibit dari polybag kecil ke polybag besar sebaiknya dilakukan pada
sore hari agar bibit mempunyai waktu yang cukup untuk beradaptasi pada malam hari. Bibit yang
ditanam adalah yang telah berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 lembar. Sebelum bibit ditanam atau
dipindahkan, terlebih dahulu disiram dengan air sampai medianya jenuh. Selanjutnya bibit
dikeluarkan dari wadah pembibitan dengan hati-hati dan ditanam pada pot/polybag besar. Media
dijaga agar tidak pecah.

5. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menanam cabai rawit. Pemeliharaan
harus dilakukan secara disiplin, di antaranya penyiraman, penyiangan, dan pemupukan.

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari jika tidak ada hujan. Penyiangan dilakukan
sekali dua minggu dengan cara membuang rumput-rumput liar yang ada di dalam dan di sekitar
pot/polybag.

Tunas samping serta sebagian daun yang tumbuh sampai dengan ketinggian 15 - 25 cm dari
permukaan tanah dipangkas/dirempel. Pemangkasan bertujuan untuk menghindari percikan air
penyiraman yang menempel pada bagian tanaman, batang menjadi kokoh dan kuat, pertumbuhan
bagian atas tanaman lebih sempurna, dan sirkulasi udara lebih baik.

Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin menggunakan bahan yang kuat, seperti kayu, bambu atau
bahan lainnya.

6. Pemupukan

Pupuk kimia diberikan setelah tanaman berumur 1 bulan. Pupuk yang diberikan adalah NPK.
Kemudian larutan pupuk disiramkan pada tanaman sebanyak kurang lebih 200 ml per pot/polybag,
satu kali dalam 10 hari.

Sebagai pupuk tambahan dapat juga diberikan air cucian beras, air cucian daging/ikan, pupuk cair
(urine ternak), dan pupuk nabati seperti daun Titonia. Air cucian beras atau air cucian daging/ikan
sebelum digunakan terlebih dahulu disaring. Urine ternak yang digunakan adalah yang sudah
difermentasi.

7. Pengendalian Hama

Tantangan yang cukup berat dalam budidaya cabai adalah serangan hama dan penyakit atau OPT.
Hama yang banyak menyerang tanaman cabai rawit antara lain ulat tanah, ulat grayak, ulat buah,
kutu kebul, kutu daun, trips dan tungau. Penyakit yang banyak menyerang antara lain: Virus kuning,
busuk buah Antraknos, Layu Fusaium, layu bakteri, bercak daun serkos poradan rebah kecambah.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu
(PHT), yaitu melakukan budidaya secara sehat yang diawali dengan pemilihan varietas tahan, benih
yang bebas serangan OPT, perlakuan benih, sterilisasi media semai, penyiraman, sanitasi lahan dan
pemupukan secara teratur, serta pengamatan rutin setiap pagi dan sore hari.

Pengamatan rutin pada pagi dan sore dilakukan karena umumnya hama menghinggapi tanaman
pada pagi dan sore hari sampai malam. Jika ditemukan hama, langsung dilakukan pengendalian
secara mekanik, yaitu dengan mengambil hama dan membunuhnya.
Selanjutnya disemprotkan pestisi dan abati atau bio pestisida, seperti minyak seraiwangi dengan
dosis 1-3 cc/liter air yang ditambah dengan sedikit detergen. Pestisi dan abati lainnya bias dibuat
dari daun sirsak, daun mindi, daun bengkuang, bayam duri, bunga kembang puku lempat, tembakau
dan lain-lain.

8. Panen dan Pasca Panen

Panen cabai rawit dilakukan saat berumur sekitar 80-90 hari setelah tanam (HST), tergantung pada
varietas dan ketinggian tempat umbuh. Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca cerah. Cabai rawit
bisa dipanen setiap 1 minggu sekali. Jika budidaya dilakukan dengan benar, cabai rawit mampu
berproduksi hingga 2 sampai 3 tahun.

Itulah cara menanam cabai rawit. Kamu pun dapat memperoleh hasil melimpah jika memperhatikan
dengan benar cara menanam cabai rawit di atas. Selamat mencoba!

Sumber : https://wolipop.detik.com/home/d-4808389/8-cara-menanam-cabai-rawit-agar-hasil-
melimpah/3

Anda mungkin juga menyukai