Anda di halaman 1dari 17

BAB II

DASAR-DASAR EKONOMI TEKNIK

II.1 PENDAHULUAN

Setiap ahli teknik dihadapkan pada dua lingkungan yang penting, yaitu lingkungan fisik
dan lingkungan ekonomi. Keberhasilan mengenal lingkungan fisik dipengaruhi oleh pengetahuan
dalam hukum fisika, teknik, kimia dsb. Akan tetapi, nilai dari produk-produk yang dibuatnya
diukur manfaatnya dalam batasan ekonomi. Banyak contoh yang menunjukkan rancangan yang
hebat secara fisik, tetapi hanya memiliki nilai ekonomi yang rendah. Karena itu merupakan suatu
hal yang penting bagi ahli teknik untuk dapat menilai suatu usulan rancangan dari sisi ekonomi.

Uang akan bertambah nilainya, bila ditanamkan dalam bentuk investasi suatu usaha atau
ditabung/deposito di bank. besarnya pertambahan nilai sebanding dengan besarnya suku bunga,
lamanya menyimpan uang. Bunga adalah ongkos untuk menutup peluang mendapatkan
keuntungan, jika uang ditanamkan dalam bentuk investasi atau ditabung. Untuk menilai suatu
investasi uang harus diperhitungkan dari aspek nilai waktu dari uang, serta kemungkinan resiko
yang terjadi.

Nilai waktu dari uang dapai dilakukan dengan meninjau dari saat sekarang (present
value) atau dengan cara meninjau dari masa yang akan datang (future value). Nilai waktu dri
uang bisa juga dihitung dengan dasar nilai tahunan (annual value). Dasar ckonomi tehnik ini
sebagai alat analisi untuk menghitung dengan tolok ukur ekonomik.

Penyusutan nilai aset (depresiasi) adalah berkurangnya nilai aset yang disebabkan oleh
umur teknik dan ekonomis dari aset tersebut. Nilai asset tersebut harus disebarkan selama waktu
ekonomisnya, dengan harapan pada saat nilai ekonomisnya habis dapat di adakan kembali aset
baru. Bila pada akhir periode suatu aset memiliki nilai sisa, ini dianggap sebagai keuntungan
perusahaan.
II.2. PENYAJIAN

II.2.1 Konsep Bunga Pinjaman (INTEREST)

Istilah bunga (Interest) bisa diartikan sebagai “the rent paid for the use of money" atau
diterjemahkan sebagai nilai sewa terhadap peminjaman sejumlah uang untuk suatu waktu
tertentu. Selain itu, interest bisa pula diartikan sebagai laju pengembalian (rate of return) dari
sejumlah uang yang diinvestasikan. Sejumlah uang tersebut berasal dari milik sendiri atau
pinjaman (saham) perorangan, bank atau instutusi keuangan lainnya); maka sipemilik uang
biasanya akan berharap adanya “kompensasi' terhadap kondisi-kondisi dimana sang pemilik
tersebut tidak akan bisa menggunakan uangnya dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian
perlu ada semacam 'pembayaran sewa (rental fee)' untuk pinjaman-pinjaman ini. Didalam
analisa biaya, kompensasi ini akan diperhitungkan sebagai salah satu unsur biaya (cost),
dimana besar kecilnya bunga (interest) akan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

 Resiko tidak kembalinya uang yang diinvestasikan! dipinjamkan karena


berbagai hal seperti kerugian, infiasi dan sebagainya.
 Pengaruh hukum permintaan dan penawaran (supply-demand) yang dikaitkan
dengan dana untuk pinjaman seperti tampak dalam gambar berikut:

Interest Rate

Supply Variable Demand Variable

Supply Constan Demand Constan

Jumlah Pinjaman

Gambar 2.1 Hubungan Supply Demand dan Pengaruhnya


Terhadap Besarnya Interest Rate
 Biaya-biaya overhead yang harus dikeluarkan untuk book keeping, Collection
fees, dan biaya administrasi lainnya disamping juga lama periode waktu
peminjaman
 Adanya aturan-aturan yang dibuat/ditetapkan oleh pemerintah berkaitan dengan
besarnya interest yang ditetapkan. Sebagai misal di indonesia besarnya interest
akan dikendalikan lansung oleh Bank Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas, maka interest rate dalam hal ini bias didefenisikan sebagai
rasio dari hasil yang diterima dari modal atau sejumlah uang yang ditanamkan dalam jangka
waktu tertentu. Förmülási lain dinyatakan sebagai rasio antara jumlah yang harus dibayarkan
untuk sejumlah uang yang dipinjamkan. Sebagai contoh bila diketahui :

 Jumlah uang yang dipinjamkan = Rp.10.000.000,-


 Bunga (interest) yang harus dibayarkan pada setiap tahun Rp.1.800.000,- per
tahun maka
Rp .1 .800.000 ,−¿ tahun
Interest rate ( i ) =
Rp .10 .000.000 ,−¿ atau i=18 % per tahun ¿

Interest rate pada umumnya dinyatakan per tahun, terkecuali ada ketetapan lain,
bilamana dinyatakan :

i = 18% per tahun

i = 1,5% per bulan

i = 4,5% per tri wulan

i = 9% per ½ tahun

maka pernyataan diatas akan memiliki pengertian yang sama. Secara sederhana bilamana
interest dianggap sebagai sejumlah uang yang diterima sebagai hasil penanaman modal, maka
hal ini akan diartikan sebagai keuntungan (profit). Sebaliknya bila interest dinyatakan sebagai
sejumlah uang yang diterima sebagai pembayaran sewa (rental fee) dari uang pinjman maka
hal tersebut bisa diartikan sebagai biaya (costs).
II.2.2 SINGLE INTEREST DAN COMPOUND INTEREST

Besarnya bunga yang harus dibayarkan pada prinsipnya bergantung pada 3 hal :

 Lama waktu / periode peminjaman (n).


 Besarnya interest rate yang ditetapkan (i%)
 Metode penetapan interest yang diaplikasikannya yaitu antara lain metode single
interest (bunga sederhana) dan metode coumpound interest (bunga
digabungkan).

Pada metode single-interest, besarnya bunga yang dibayarkan akan proporsional dengan
metode periode waktu peminjaman (n) dikalikan dengan sejumlah uang yang dipinjam. Secara
sederhana pula hal ini diformulasikan sebagai berikut :

P = P. n. i

dengan :

P = Besarnya uang yang dipinjamkan/diinvestasikan (Pricipal of Money)

i = Interest rate (%)

n = Periode waktu pinjaman (n) atau interest berlaku

Contoh Soal :

1. Jika uang sejumlah Rp.10.000.000,- dipinjam selama 1 tahun bank dengan interesi rate
(i) yang berlaku sebesar 22% pertahur, maka jumlah uang yang harus dikembalikan
pada akhir tahun adalah :
P + P.n.i = Rp.10.000.000,- + Rp.10.000.000,- (1).(22%)
= Rp.12.200.000,-
2. uang sejumlah Rp.10.000.000,- dipinjam dengan interest rate (i) yang berlaku sebesar
20% pertahun selama 80 hari, maka jumlah uang yang harus dikembalikan pada akhir
tahun adalah :
P + P.n.i = Rp.10.000.000,- + Rp.10.000.000,- (80/360).(20%)
= Rp.10.444.444,44,-
Cara penetapan bunga dengan menggunakan metode simple interest dalam prakteknya
hampir tidak pernah digunakan. Dalam hal ini metode bunga yang digabungkan yang
seringkali pula disebut bunga majemuk/berganda atau bunga berbunga (compound interest).
Dibandingkan dengan single interest, maka metode compound interest akan lebih teliti lagi di
dalam memberikan gambaran terhadap perubahan nilai uang berdasarkan fungsi waktu (Time
Value of Money).
Apabila peminjaman uang dilakukan pada suatu jangka waktu tertentu yang lamnya
sama dengan beberapa kali periode bunga / interest, maka disini interest akan dihitung pada
setiap akhir dari suatu periode bunga tersebut. Selanjutnya pembayaran bunga bisa
dilaksanakan pada setiap akhir periode atau diiakumulasi dan dibayarkan pada akhir waktu
peminjaman. Kondisi terakhir ini akan menyebabkan adanya bunga dari bunga yang diperoleh
pada periode sebelumnya. Untuk lebih jelas, dapat dilihat dalam contoh berikut :

Rp.10 Juta Rp.10 Juta Rp.10 Juta Rp.10 Juta


Pinja-
man

thn 1 thn 2 thn 3 thn 4


Pemba-
yaran
1,8 Juta 1,8 Juta 1,8 Juta

10 juta + 1,8 juta


Gambar.2.2 Metode Compound Interest dengan Bunga Dibayarkan
Per Tahun

Pada contoh diatas tampak bahwa bunga / interest harus dibayarkan setiap tahunnya
sebesar Rp.1.800.000,- dan pada akhir tahun keempat yang dibayarkan adalah pinjaman pokok
di tambah dengan bunga pada periode tahun tersebut yaitu sebesar Rp.11.800.000,-
Apabila bunga tidak dibayarkan secara rutin pertahun, melainkan dibayar pada akhir
periode peminjaman maka akan menyebabkan adanya”
bunga yang berbunga (compound interest) “pada periode berikutnya. Dengan contoh yang
sama aliran uang akan memperlihatkan hasil yang berbeda bilamana bunga pinjaman
dibayarkan sekaligus pada akhir periode peminjaman.

Rp.10 Juta Rp.11,900.000,- Rp.13.924.000 Rp.16.430.320 juta


Pinja-
man

thn 1 thn 2 thn 3 thn 4


Pemba-
yaran

Rp. 10.430.320
+ 2.957.457,60

Gambar. 2.3 Metode Compound Interest dengan Bunga Dibayarkan


pada Akhir Tahun Periode Peminjaman

II.2.3 Nilai waktu dari uang

Uang yang kita miliki sekarang akan berbeda nilainya dengan masa satu tahun yang
akan datang. Contohnya uang Rp 1 juta sekarang, bija ditanamkan di bank dengan bunga 12 %
nilai uangnya menjadi Rp 1.120.000 {Rp. 1.000.000 + 12% (1.000.000)}

Jadi, jelas bahwa nilai waktu memiliki kemampuan untuk menaikkan nilai uang.
Caranya bisa dengan menanamkan dalam bentuk tabungan atau deposito atau bentuk investasi.

Bunga adalah ongkos untuk menutup mendapatkan keuntungan jika uang ditanamkan
dalam bentuk usaha. Uang yang diam tidak akan berkembang sedangkan uang yang digunakan
dalam suatu usaha bisnis akan memberikan peluang memiliki nilai tambah dari suatu hasil
usaha. Dengan menanamkan uang dalam bentuk tabungan atau investasi lain, diharapkan nilai
uangnya sedemikian bertambah.
II. 1.2.3.1. Nilai waktu sekarang (Nilai Sekarang)

Telah dijelaskan, bahwa nilai waktu tersebut memberikan nilai tambah pada uang yang
ditanamkan dalam bentuk usaha atau tabungan. Jika saat ini kita memiliki uang Rp.1.000.000,-
dengan tingkat bunga 8% pertahun maka pada akhir tahun pertama, nilai uang akan meningkat
(8% * Rp.1.000.000) Rp.80.000,- sehingga nilai akhir menjadi Rp.1.080.000,-. Diharapkan, jika
pada akhir tahun pertama, dibutuhkan jumlah uang sebesar Rp.1.000.000,- berapa banyak uang
yang harus ditabung? Besarnya uang yang harus ditabung:

Rp 1.000 .000
Nilai sekarang ¿ = Rp 925.930,-
(80 ° 0+ 0 ' 1)

Jika pada tahun kedua, diinginkan dengan jumlah tetap Rp.1.000.000,- dengan tingkat
bunga bank 8% pertahun, berapa jumlah uang yang harus diterima saat ini? Dengan cara yang
sama seperti di atas, dapat dihitung :

Rp1.000 .000
Nilai Sekarang= = Rp 850.340,-
(1,0+ 0,08)

Nilai sekarang = ? (Rp 857.3400)

1995

1993 1994

Bila pada tahun pertama disimpan uang Rp.1000.000,- pada tahun kedua disimpan
Rp.300.000,- dan tahun keiiga disimpan Rp.200.000,- berapa nilai rupiah pada tahunsekarang ini
pada tingkat bunga 10% pertahun?. Untuk menjawah itu persoalan tersebut dibuat dari suatu
gambar aliran dana sebagai berikut:

Nilal sekarang = 100rb 300rb 200rb

1993 1994 1995 1996

Langkah 1 :
Menghitung konstanta faktor bunga dengan persamaan :
1
PV =
¿¿
dengan : n = tahun ke
i = suku bunga % tahun

PV tahun ke 1 = 1 = 1 = 0,90909 = 0,90909


¿¿ ¿¿

PV tahun ke 1 = 1 = 1 = 0,82645 = 0,90909


¿¿ ¿¿

PV tahun ke 1 = 1 = 1 = 0,75131 = 0,90909


¿¿ ¿¿
Langkah 2 :
Nilai sekarang tahun ke 1 = Rp.1000.000 (0,90909) = Rp. 90.909,-
Nilai sekarang tahun ke 2 = Rp.300.000 (0,82645) = Rp. 247.935,-
Nilai sekarang tahun ke 3 = Rp.200.000 (0,75131) = Rp. 152.262,-
Total nilai sekarang Rp. 489.106,-

II.2.3.2 NIlal Wakte Yang Akan Datang (Future Value)

Besarnya uang di masa depan yang akan datang dapat dihitung pula dengan memasukkan
unsur bunga dan lamanya waktu. Nilai uang dari waktu ke waktu akan bertambah dengan
prinsip bunga berbunga. Dengan uang Rp. 1.000.000 yang ditabung dengan bunga 10%
pertahun, maka pada tahun pertama uang bertambah u sebesar Rp. 100.000,- atau menjadi Rp.
1.100.000,-. Jika uang tersebut tetap ditabung pada tahun kedua, akan bertambah Rp. 110.000,-
(10% * Rp. 1.100.000) atau menjadi Rp. 1.210.000,-
Nilai sekarang
Rp. 1.000.000,- Rp. 1.100.000,-

1995

1993 1994

Rp. 1.210.000,-

Persamaan untuk menghitung nilai yang akan datang adalah :


Future Value = Present * (1 + i)n
= P * (F/P,i,n)
dengan i = suku bunga % tahun
n = lama waktu uang disimpan

Contoh kasus 1
Diketahui nilai sekarang, dicari nilai yang akan datang.

PT Mesranindo melaksanakan suatu proyek investasi dalam bentuk pembelian mesin pembuat
kaleng minyak pelumas seharga Rp. 20 juta pada bulan januari tahun 1985. Apabila suku bunga
banyak yang berlaku selama kurun waktu 10 tahun yang akan datang dianggap konstan, yaitu
sebesar 10% pertahun. Berapakah sebenarnya nilai investasi tersebut pada bulang januari 1995.

Pembahasan
Langkah 1
Gambar model aliran dana selama jangka waktu

Investasi
P = 20 juta

Jan, 95

Jan. 95

F=7

Langkah 2

Tentukan apa yang dicari dan apa yang diketahui, kemudian cari faktor hitungannya. Yang dicari
nilai yang akan datang (Future) dan diketahui nilai sekarang (Present), sehingga faktor bunganya
adalah (F/P,i,n)

Langkah 3

Tentukan suku bunga (i%), lama investasi (n thn) dan dihitungkan nilai yang datang (F) dengan
menggunakan rubus rimboliknya, dengan melihat di daftar tabel bunga (pada lampiran) untuk i
dan n yang sesuai.

i = 10% dan n = 10 tahun

F = P * (F/P, i, n)

F = 20 jt * (F/P, 10%, 10)


F = 20 jt * (2,5937)

F = 51,874 juta
Jadi, nilai transaksi/investasi tersebut pada akhir tahun ke 10 adalah ekivalen sebesar Rp. 51,874
juta.

Contoh kasus 2
Diketahui nilai tahunan (Annual), dicari nilai yang akan datang (Future).

Dalam angka penghematan energi, sebuah perusahaan minyak dan gas bumi telah berhasil
menemukan cara penghalang energi, sehingga dana yang dikeluarkan dapat disimpan dalam
bentuk tabungan di sebuah bank. Apabila perusahaan tersebut mulai menabung pada awal tahun
1990 sebesar Rp. 100 juta per tahun, berapakah total tabungan pada awal tahun 1995 bila suku
bunga bank yang berlaku adalah 20% per tahun.

Pembahasan
Langkah 1

Gambar model aliran dana selama jangka waktu investasi.

A =100 jt A =100 jt A =100 jt A =100 jt A =100 jt


1995
1990 1991 1992 1993 1994
F=?
Langkah 2
Tentukan apa yang dicari dan apa yang diketahui, kemudian cari faktor hitungannya. Yang dicari
nilai yang akan datang (Future) dan diketahui ini tahunan (A), sehingga faktor bunganya adalah
(F/A,i,n)

Langkah 3

Tentukan i, n, dan hitung E dengan menggunakan rubus rimboliknya, dengan melihat di daftar
tabel bunga (pada lampiran) untuk i dan n yang sesuai.
I = 10%; n = 5 tahun; A = 100 juta
F = A * (F/A, i, n)
F = 100 jt * (F/A, 29/0%)

F = 100 jt * (FA,/4, 20 = 1000 juta)

F = 20 jt * (74416)

F = 744,16 juta
Jadi, nilai tabungan secara keseluruhan selama 5 tahun adalah sebesar Rp. 744,16 juta.

Notasi dan persamaan ekonomi teknik


Tabel 2.1 Notasi dan pengertian rumus bunga yang digunakan dalam ekonimo teknik.

Notaris Pengertian
I Suku bunga per periode jangka waktu analis (dalam %)
N Jangka waktu analis (biasanya dalam tahun)
P Nilai transaksi di awal jangka waktu analis (periode ke 0)
F Nilai transaksi di akhir jangka wakru analis (pada periode ke n),
yang dapat diekivalensikan dengan P.
A Nilai serangkaian transaksi sama rata selama jangka waktu analis
(dari periode ke-1 sampai periode ke-n) yang dapat
diekivalensikan dengan P dan F.
G Nilai serangkaian transaksi naik atau turun sama rata (sesuai
dengan gradiennya) selama jangka waktu analisis (dari periode
ke 1 sampai dengan periode ke n) yang dapat diekivalensikan
dengan P, F dan A. Atau dapat juga dikaitkan dengan bantuan
tambahan analisis nilai periode analisis periode (dari periode ke
2 dengan periode ke n) yang dapat diekivalensikan dengah P, F
dan A.
Tabel 2.2 Pengertian, faktor, dan simbol dari rumus bunga

Dicari Diketahui Faktor Bunga Simbolik Rumus Bunga Rumus


Simbolik
F P (1+i)N (F/P,i, n) F=P(1+i)n F=P(F/P,i,n)

P F 1 (P/F, i, n) 1 P=F(P/f,i,n)
( 1+i )n
P= F { }
( 1+i )n
A F 1 (A/F, 1, n) A=F A=
( 1+i )n −1 1 F(A/F,1,n)
{ ( 1+i )n−1 }
A P i (1+i )n (A/P, 1, n) A=P A= P(A/P,1,n)
n
n i ( 1+i )
( 1+i ) −1
{ ( 1+i )n−1 }
F A ( 1+i )n (F/A, 1, n) ( 1+i )n F= A(F/A,1,n)
1
F=A { } 1
P A ( 1+i )n −1 (P/A, i, n) P=A P=A(F/A,1,n)
n
n ( 1+i ) −1
( 1+i )
{ ( 1+i )n }
P G (P/G, 1, n) P =G(P/G,1,n)

A G (A/G, 1, n) A=G(A/G,1,n)
Tabel 2.3 Contoh aplikasi penggunaan rumus bunga

DIKETAHUI DICARI PENJELASAN


F P Apabila suatu transaksi/investasi yang dikeluarkan
saat sekarang besarnya P, maka berapakah sebenarnya
nilai P tersebut. Pada akhir tahun ke n dari jangka
waktu transaksi n tahun, dengan P pada tahun ke n
tersebut besarnya menjaid ekivalen dengan F
P F Apabila suatu transaksi/investasi yang dikeluarkan
pada akhir tahun ke n dari jangka waktu transaksi n
tahun besarnya F, maka berapakah nilai ekivalensi F
tersebut kalau dinilai saat sekarang ini, dengan F
tahun ke n tersebut, nilainya ekivalen dengan P tahun
sekarang.

A F Apabila suatu transaksi/investasi yang dikeluarkan


pada akhir tahun ke n dari jangka waktu transaksi
tehun besarnya F, maka berapakah nilai ekivalen-si F
tersebut kalau dinilai rata-ratakan 9sama rata) selama
jangka waktu transaksi n tahun tersebut dengan nilai F
tersebut, ekivalen dengan A
F A Apabila nilai transaksi rata-rata (sama rata) selama
jangka waktu transaksi n tahun besarnya adalah A,
maka berapakah nilai ekivalensinya secara
keseluruhan pada akhir tahun ke n yang dinyatakan

dengan F.

P A Apabila nilai transaksi-transaksi rata-rata (sama rata)

selama jangka waktu transaksi n tahun besarnya


adalah A, maka berapakah nilai ekivalensinya secara
kesciuruhan pada saat tahun sekarang yang
dinyalakan dengan P.

P G Apabila nilai transaksi selama jangka waktu transaksi


n tahun besarnya makin meningkat tiap tahun sebesar
G, maka berapakah niini ekivaiensinya secara
keseluruhan pada saat tahun sekarang yang
dinyatakan dengan P.
II.2.4 Penyusutan Nilai Aset

Nilai aset baik berupa mesin produksi maupun bangunan akan menyusut karena usia. Kita kenal
usia teknik dan usia ekonomis. Mesin produksi adalah aset yang diharapkan memberikan nilai tambah,
namun demikian aset ini suatu saat akan habis masa pakainya. Untuk itu dalam periode tertentu harus
diremajakan lagi. Untuk itu nilai suatu aset harus dihitung dengan cara menghitung nilai susutnya
pertahun. Nilai susut pertahun ini harus dikompensasi dari hasil yang diperoleh dari nilai tambah proses
produksi. Nilai susut pertahun dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut ini.

Model garis lurus

Nilai investasi−nilai sisa


Nilai susut pertahun =
umur ekonomis mesin

Misalkan suatu mesin produksi dibeli dengan investasi sebesar 20.000.000,- memiliki nilai sisa sebesar
Rp. 2.000.000, dan umur pakai mesin adalah 6 tahun, hitunglah nilai susutnya pertahunnya.

Rp 20.000 .000−Rp 2.000 .000


Nilai susut pertahun =
6 thn

=Rp 3.000.000/tahun

Tabel 2.4 Nilai buku dan nilai susut mesin prodüksi (dalam ribuan rupiah)

TAHUN KE-(RP) NILAI AWAL (RP) PENYUSUTAN (RP) NILAI AKHIR(RP)


1 20.000,- 3.000,- 17.000,-
2 17.000,- 3.000,- 14.000,-
3 14.000,- 3.000,- 11.000,-
4 11.000,- 3.000,- 8.000,-
5 8.000,- 3.000,- 5.000,-
6 5.000,- 3.000,- 2.000,-

18.000,-
II. PENUTUP

Soal Latihan

1. Sebelum mengevaluasi keuntungan ekonomi dari suatu usulan investasi, Perum Minyak dan Gas
menunjuk salah seorang staf perencanaan proyeknya untuk membuat diagram laju aliran kas
(cash flow diagram) dari usulan tersebut. Investasi proyek tersebut sebesar Rp. 20 juta, yang akan
memberikan pendapatan rutin per tahun sebesar Rp. 5 juta selama 5 tahun. Apabila pada akhir
tahun ke 5 proyek tersebut masih memberikan nilai akhir (salvage value) atau nilai akhir transaksi
(F) sebesar Rp. 2 juta dan biaya operasi tahunan proyeknya sebesar Rp. 3 juta selama 5 tahun
tersebut. Dari data-data di atas, berapakah nilai ekivalensi rata-rata tahunan (A) usulan proyek
tersebut.

Langkah pembahasan

1. Buat cash flow diagramnya


2. Kelompokkan mana arus pendapatan dan mana arus pengeluaran dengan melihat apa yang
diketahui dan apa yang dicari. Untuk kasus ini yang dicari adalah A, sedangkan yang diketahui
adalah P, F, Ai dan Ac (Ai = nilai ekivalensi sama rata tahunan dari pendapatan rutin, sedangkan
Ac = nilai ekivalensi sama rata dari biaya operasi tahunan)
3. Beri tanda negatif (-) untuk mengeluarkan dan positif (+) untuk pendapatan.
4. Tentukan A dari data-data pengeluaran dan penerimaan tersebut di

atas.

2. Perhatikan kedua proyek di bawah ini.


PROYEK A PROYEK B

biaya awal 10 JUTA 15 JUTA

umur proyek 5 TAHUN 10 JUTA

nilai akhir proyek 2 JUTA 0

penerimaan tahunan 5 JUTA 7 JUTA

pengeluaran tahunan 2,2 JUTA 4,3 JUTA

suku bunga bank 8% TAHUN 8% TAHUN

Dengan menggunakan tabel rumus bunga, manakah diantara ke dua proyek tersebut yang paling
menguntungkan ditinjau dari sisi nilai ekivalensi pendapatan tahunan sama ratanya (A).

Langkah pembahasan

PROYEK A PROYEK B

Penerimaan tahunan (a) 5 juta 15 juta

Pengeluaran tahunan(b) -2,2 juta 10 tahun

Ekivalensi biaya investasi sama rata -P(A/P,I,n) -P(A/P,I,n)

tahunan (c) +F(A/F,F,i,n) +F(A/F,F,i,n)

Anda mungkin juga menyukai