PENYUSUN :
Novita Rantetasak
K1B1 20 031
PEMBIMBING :
dr. Arimaswati, M.Sc
I. PENDAHULUAN
yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya
dari pekerja. Pekerja tidak hanya berisiko menderita penyakit akibat kerja
ataupun penyakit terkait kerja. Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang
2013 diketahui bahwa setiap tahun ditemukan 2,34 juta orang meninggal
terkait pekerjaan baik penyakit maupun kecelakaan dan sekitar 2,02 juta
penyakit akibat kerja saat ini seperti fenomena “Puncak Gunung Es”,
penyakit akibat kerja yang diketahui dan dilaporkan masih sangat terbatas
1
2
ataupun permanen. Hal ini sangat dipengaruhi oleh intensitas dan lamanya
hearing loss pada orang dewasa disebabkan lingkungan kerja yang bising.
penurunan pendengaran atau tuli akibat bising yang melebihi nilai ambang
II. EPIDEMIOLOGI
memperkirakan bahwa terdapat 441 sampai 580 juta orang yang tersebar
dunia.5
3
%.6
vestibularis.
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai
yang menyilang dalam cavum timpani mulai dari lateral ke medial. Tulang
paling luar adalah malleus, ditengah incus dan didalam adalah stapes.
4
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua
semisirkularis.1,7
daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau
kanal ion terbuka dan terjadi depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan
yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya
adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
proses produksi atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
ketulian dengan paparan pekerja terhadap bising yang sangat keras saat
dalam. Yang sering mengalami kerusakan adalah alat Corti untuk reseptor
6
bunyi yang berfrekuensi 3000 Hertz (Hz) sampai dengan 6000 Hz dan
yang terberat kerusakan alat Corti untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi
4000 Hz.1,9
terpajan bising antara lain intensitas tuli akibat terpajan bising, antara lain
intensitas bising yang lebih tinggi, berfrekuensi tinggi, lebih lama terpapar
V. PATOGENESIS
Bising akan menimbulkan lesi pada telinga dalam. Lesi yang timbul
sterosilia dan organel subseluler. Bising juga menimbulkan efek pada sel
bahwa sel-sel sensor dan sel penunjang merupakan bagian paling peka di
telinga dalam.1
tingkatan kerusakan sel rambut. Kerusakan juga dapat dijumpai pada sel
ringan pada silia dan Hensen’s body, sedangkan stimulai dengan intensitas
yang lebih keras dengan waktu pajanan yang lebih lama akan
Pajanan bunyi dengan efek destruksi yang tidak begitu besar menyebabkan
VI. GEJALA
percakapan dengan kekerasan biasa dan bila sudah lebih berat percakapan
1. Definisi
golongan, yaitu:
daripada masyarakat
VIII. DIAGNOSIS
1. Diagnosis Klinis
Anamnesis
dalam jangka waktu yang cukup lama biasanya lima tahun atau lebih. Pada
industri, petugas bandara ataupun pekerja pln yang sering terpapar bising.
Faktor kebiasaan dari pasien perlu juga diketahui karena hal ini
Pemeriksaan Fisik
sensorineural koklea.1
bunyi nada murni yang kontinyu, sedangkan bila ada rekrutmen dapat
mengatakan jangan berbisik, tetapi bila kita berbicara agak keras dia
di tempat yang sunyi atau tenang, maka orang tersebut menderita tuli
sensorineural koklea.1
12
Pemerikasaan Penunjang
Sumber NIHL paling utama adalah paparan bising yang cukup lama.
mendetail.
dialami
bekerja maka semakin berat pajanan bising yang didapatkan. Bila ada hasil
pemeriksaan pra-kerja dan berkala dapat digunakan sebagai salah satu data
dalam. Yang sering mengalami kerusakan adalah alat Corti untuk reseptor
13
bunyi yang berfrekuensi 3000 Hertz (Hz) sampai dengan 6000 Hz dan
yang terberat kerusakan alat Corti untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi
4000 Hz.
pelindung diri seperti sumbat telinga (ear plugs), tutup telinga (ear muffs),
dari pajanan bising yang berlebihan. Sehingga perilaku yang benar dalam
keluhan tersebut seperti hobi atau aktivitas yang dilakukan diluar dari
7. Diagnosis okupasi
IX. PENGOBATAN
bising, seperti sumbat telinga (ear plug), tutup telinga (ear muff) dan
X. PENCEGAHAN
diusahakan lebih rendah dari 85 dB. Hal ini dapat diusahakan dengan cara
pengerolan baja, kilang minyak atau bising yang ditimbulkan sendiri oleh
harus dilindungi dengan alat pelindung bising seperti sumbat telinga, tutup
lebih baik dari pada sumbat telinga sedangkan helm selain pelindung
serta menerapkan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) secara ketat dan
XI. PROGNOSIS
Oleh karena jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tuli sensorineural
koklea yang sifatnya menetap, dan tidak dapat diobati dengan obat
1. Soepardi, E.A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., Restuti, R.D. 2017. Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok Kepala & Leher Ed.7
Cetakan Pertama. Badan Penerbitan FK UI. Jakarta.
9. Adams, G.L. 1997. Boies: Buku Ajar Penyakit THT. Ed.6. EGC. Jakarta.
18