Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم‬


Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, dan shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi Muhammad sallalhu ‘alaihim wasallam, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Pelayanan Kebidanan dalam
Struktur Organisasi terkait profesi bidan “ ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah organisasi kebidanan Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “Manajemen Pelayanan Kebidanan dalam
Struktur Organisasi terkait profesi bidan” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta, 08 April 2021

1. KONSEP ORGANISASI DAN MANAJEMEN


1.1 DEFINISI MANAJAMEN

Manajemen dan organisasi meruapakan dua sisi yang tak terpisahkan.


Keberadaan organisasi merupakan wadah bagi manajemen, tetapi manajemen
pula yang menentukan gerak dan napas organisasi. Artinya organisasi tidak
dapat digerakkan tanpa manajemen dan sebaliknya manajemen hanya dapat
diimplementasikan dalam organisasi. Dijelaskan mengenai definisi
manajemen, yaitu:”management as being responsible for the attainment of
objectives, taking place within a structured organization and with prescribed
roles” (Mullins, 1989:199). Definisi ini menjelaskan bahwa manajemen
mencakup orang yang melaksanakan tanggung jawab mencapai tujuan dalam
suatu struktur organisasi dan peran yang jelas. Itu artinya, manajemen
berkaitan dengan organisasi. Di dalam organisasi ada struktur yang jelas
dengan pembagian tugas dan kewenangan formal sebagai upaya
menggerakkan personil melakukan tugas mencapai tujuan. Tegasnya, kegiatan
manajemen selalu saja melibatkan alokasi dan pengendalian uang,
sumberdaya manusia, dan fisik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sebagai ilmu, manajemen memiliki pendekatan distemik yang selalu
digunakan dalam memecahkan masalah. Pendekatan manajemen bertujuan
untuk menganalisis proses, membangun kerangka konseptual kerja,
mengidentifikasi prinsip-prinsip yang mendasarinya dan membangun teori
manajemen dengan menggunakan pendekatan tersebut. Karena itu,
manajemen adalah proses universal berkenaan dengan adanya jenis lembaga,
berbagai posisi dalam lembaga, atau pengalaman pada lingkungan yang
beragam luasnya antara berbagai persoalan kehidupan.
1.2 FUNGSI MANAJEMEN
A. PERENCANAAN (PLANNING)
Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas manajerial
pada setiap organisasi. Karena itu, perencanaan akan menentukan adanya
perbedaan kinerja (perforemance)satu organisasi dengan organisasi lain dalam
pelaksanaan rencana untuk mencapai tujuan. Dalam perencanaan ada tujuan
khusus. Tujuan tersebut secara khusus sunguh-sungguh dituliskan dan dan
dapat diperoleh semua anggota organisasi. Dan perencanaan mencakup
periode tahun tertentu. Jelasnya, ada tindakan program khusus untuk
mencapai tujuan ini, karena manajemen memiliki kejelasan pengertian sebagai
bagian yang mereka inginkan. Mengapa manajer membuat perencanaan?
Karena perencanaan memberikan arah, mengurangi pengaruh perubahan,
meminimalkan pengulangan dan menyusun ukuran untuk memudahkan
pengawasan. Dengan kata lain proses perencanaan merupakan langkah awal
kegiatan manajemen dalam setiap organisasi, karena melalui perencanaan ini
ditetapkan apa yang akan dilakukan, kapan melakukannya, dan siapa yang
akan melakukan kegiatan tersebut. Akan tetapi sebelum sampai pada langkah
langkah ini diperlukan data dan informasi yang cukup serta analisis untuk
menetapkan rencana yang konkrit sesuai kebutuhan organisasi. Langkah
selanjutnya dalam proses perencanaan adalah menciptakan rencana. Dalam
hal ini rencana-rencana adalah pernyataan bagaimana sasaran dapat dicapai.
Sedangkan perencanaan adalah suatu tugas yang setiap manajer, baik pada
tingkat puncak, supervisor harus mengerjakannya. Suatu rencana harus
dikembangkan untuk memberi pengertian kepada orang-orang tentang apa
yang dilakukan agar supaya tujuan dapat dicapai sepenuhnya. Biasanya
perencanaan lebih dari sekedar satu cara mencapai sasaran. Maka rencana
menyatakan pendekatan yang mana harus diambil. Khususnya perencanaan
seharusnya menjawab pertanyaan berikut:
1) Aktivitas apa diperlukan untuk mencapai sasaran
2) Kapan seharusnya aktivitas ini dilaksanakan
3) Siapakah yang bertanggung jawab mengerjakan kegiatan
4) Di mana seharusnya kegiatan itu dilaksanakan
5) Kapan seharusnya tindakan dicapai
Sementara menurut Siagian (1985) suatu proses perencanaan harus dapat menjawab
lima pertanyaan pokok, yaitu :
1) Apa yang akan dikerjakan dalam satu kurun waktu tertentu?
2) Siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan, dan kepada siapa bertanggung
jawab
3) Prosedur, mekanisme dan metode kerja yang bagaimana yang akan diberlakukan
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut agar terintegrasi dengan baik ?
4) Adakah perjadwalan kegiatan yang jelas dan harus ditaati?
5) Apa alasan yang benar-benar data dipertanggung jawabkan tentang mengapa
berbagai kegiatan harus dilaksanakan?

Perencanaan dapat membangun usaha-usaha koordinatif. Memberikan arah kepada


para manajer dan pegawai tentang apa yang akan dilakukan. Bila setiap orang
mengetahui di mana organisasi berada dan apa yang diharapkan
memberikankontribusi untuk mencapai tujuan, maka akan meningkat koordinasi,
kerjasama dan tim kerja.
B. PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian adalah mencakup kegiatan mengembangkan


strukturorganisasi, tujuan dan peranan yang ada di dalamnya untuk
menentukan tuntutan kegiatan tugas yang diperlukan dalam rangka
mencapai tujuan oleh setiap orang. Dengan demikian, pengorganisasian
juga dipahami pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab, pertanggung
jawaban, dan pendelagasian.

Langkah-langkah manajemen dalam membentuk kegiatan pada proses


pengorganisasian adalah sebagai berikut:
a. Sasaran, manajemen harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin
dicapai.
b. Penentuan kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan dan
mengspesifikasi kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi dan menyusun daftar kegiatan yang akan dilakukan.
c. Pengelompokan kegiatan, artinya manajer harus mengelompokkan
kegiatan dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama.
d. Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan wewenang
yang akan didelegasikan kepada setiap departemen.
e. Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah personil
pada setiap departemen.
f. Rentang kendali perlu dalam organisasi, karena terbatasnya kemampuan
fisik dan mental manusia atau adanya limits factor (keterbatasan waktu,
pengetahuan, kemampuan, perhatian).
g. Perinci perasaan seseorang, artinya manajer harus menetapkan tugas-
tugas perorangan.
h. Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa
yang akan dipakai, apakah ini, staf organisasi, atau yang lainnya.
i. Bagan organisasi, artinya manajer harus menetapkan bagan/struktur
organisasi yang bagaimana yang akan diperlukan.

C. LEADING

Kepemimpinan merupakan hasil daripada organisasi sosial yang telah


terbentuk atau sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak mula
kala terbentuknya suatu kelompok sosial, seseorang atau beberapa orang di
antara warga-warganya melakukan peranan yang lebih aktif daripada rekan-
rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol
daripada yang lainnya. Itulah asal mula timbulnya kepemimpinan, yang
kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang kurang stabil.
Munculnya seorang pemimpin sangat diperlukkan dalam keadaan-keadaan di
mana tujuan daripada kelompok sosial yang bersangkutan terhalang atau
apabila kelompok tadi mengalami ancaman-ancaman dari luar. Dalam
keadaan demikianlah, agak sulit bagi warga – warga kelompok yang
bersangkutan untuk menentukkan langkah– langkah yang harus diambil dalam
mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Munculnya seorang pemimpin
merupakkan hasil dari suatu proses yang dinamis yang sesuai dengan
kebutuhan– kebutuhan kelompok tersebut. Apabila dalam saat tersebut
muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok tersebut akan
mengalami suatu disintegrasi. Tidak munculnya pemimpin tadi adalah
mungkin karena seorang individu yang diharapkan menjadi pimpinan,
ternyata tidak berhasil membuka jalan bagi kelompoknya untuk mencapai
tujuan dan bahwa kebutuhan warganya tidak terpenuhi.

Manajemen Organisasi IBI Sebagai Payung Hukum Profesi Bidan


Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang kompetensinya memberikan
pelayanan kebidanan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Pelayanan kebidanan diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga utamanya ibu
dan anak.

Bidan dapat berpraktik di rumah sakit, puskesmas, klinik dan unit-unit


pelayanan kesehatan lainnya. Jika bidan hendak melakukan praktik, maka yang
bersangkutan harus memiliki kualifikasi agar mendapatkan lisensi untuk praktik.
Pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464 tahun 2010 mengatur
tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.Untuk menyelenggarakan praktik
mandiri, bidan wajib memiliki persyaratan khusus antara lain pendidikan minimal
Diploma III kebidanan, terdaftar melalui Surat Tanda Register (STR), memiliki Surat
Ijin Praktek Bidan (SIPB), mempunyai tempat praktik, yang secara sah dan legal
digunakan untuk menjalankan praktik kebidanan mandiri sesuai dengan kewenangan
dan kompetensi bidan. Praktik Bidan memiliki kewenangan yang meliputi pelayanan
kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana.
Ketika bidan dalam melakukan upaya kesehatan tidak sesuai kewenangannya,
maka berisiko terjadi penyimpangan kewenangan. Risiko tersebut dapat berupa
pelanggaran terhadap hak pasien. Pelanggaran hak pasien akan berakibat
terancamnya keselamatan pasien, dimana tidak adanya perlindungan hukum bagi
pasien. Oleh karena itu untuk mencegah agar tidak terjadi pelanggaran tersebut maka
bidan praktik mandiri perlu ditingkatkan mutu pelayanannya.
Dalam hal peningkatan mutu ini tentu diperlukan pengawasan oleh berbagai
pihak. Salah satu pihak tersebut yang paling utama yaitu organisasi profesi bidan
(Ikatan Bidan Indonesia) sebagai pembuat standart profesi bidan dan standart layanan
kebidanan professional.
Organisasi profesi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) berfungsi sebagai pengontrol bagi
anggotanya dan bertujuan menjaga, mengendalikan mutu pelayanan dan pengabdian
profesi bidan. IBI melakukan upaya dengan mempertahankan dan menjaga mutu
profesionalisme guna memberi perlindungan bagi masyarakat sebagai penerima jasa
dan bidan sendiri sebagai pemberi jasa pelayanan. Dalam rangka melindungi
masyarakat terhadap pelayanan kebidanan yang berkualitas, IBI melakukan penilaian
kemampuan keilmuan dan ketrampilan (kompetensi). Disamping itu IBI juga menilai
kepatuhan setiap bidan terhadap kode etik profesi dan kesanggupan melakukan
praktik mandiri.
Bidan selaku profesi yang mengemban amanah akan kesehatan ibu dan anak,
mempunyai kedudukan yang bermutu professional dalam peningkatan pelayanan
kesehatan. Namun demikian peran dan fungsi organisasi profesi bidan belum mampu
mengontrol yang baik dalam praktik pelayanan kebidanan. Dalam praktiknya bidan
praktik mandiri belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga membutuhkan
pengawasan oleh organisasi profesi bidan (IBI) perlu dioptimalkan.

Langkah – langkah Manajemen Pelayanan Kebidanan dibagi 3 yaitu :


P1 ( Perencanaan )
P2 ( Pengorganisasian )
P3 (Penggerakan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian)
1) P1 ( PERENCANAAN )
Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
kegiatan yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan ( landasan dasar ).
Contoh :
- Rencana Pelatighan untuk kader
- Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas
2) P2 ( PENGORGANISASIAN )
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan
menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan tugas-
tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang dalam rangka
pencapaian tujuan layanan kebidanan.
Inti dari pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan
atau sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek personil, finansial, material
dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah
di tetapkan.
Contoh : P2 (Pelaksanaan )
- Puskesmas
- Puskesmas Pembantu
- Polindes dan Pembantu
- Balai Desa

3) P3 (Penggerakan dan Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian )


Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan
iklim kerja sama di antara pelaksanaan program pelayanan kebidanan
sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang
manajer pelayanan kebidanan mengarahkan dan menggerakkan semua sumber
daya yang ada untuk mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah di
sepakati.
Contoh :
- Pencatatan dan pelaporan ( SP2TP )
- Supervisi
- Stratifikasi
- Survey

2. Perencanaan dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan


Seorang Bidan haruslah berfikir logikatik, anallitis, sistematik,teruji secara
empiris, memenuhi sifat pengetahuan umum yaitu : objektif, umum dan memiliki
metode ilmiah. Penerapan di dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan.
Unsur- unsur dalam perencanaan Pelayanan Kebidanan meliputi :
1. IN – PUT
Merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan aktifitas
yang meliputi :
 Man : Tenaga yang di manfaatkan.
Contoh : Staf atau Bidan yang kompeten
 Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program
 Material : Bakauataumateri ( sarana dan prasarana ) yang dibutuhkan
 Metode : Cara yang di pergunakan dalam bekerja atau prosedur kerja
 Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program
 Market : Pasar dan pemasaran atau sarana program

2. PROSES
Memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan. Meliputi Manajemen
Operasional dan Manajemen asuhan.
 Perencanaan ( P1 )
 Pengorganisasian ( P2 )
 Penggerakan dan pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian ( P3 )

3. OUT – PUT
Cakupan Kegiatan Program :
 Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima  layanan kebidanan  
(memerator), di bandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang
menjadi sasaran program kebidanan. (Denominator)
 Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan (Mulai
dari KIE, Asuhan Kebidanan, dsb). Contoh : Untuk BPS : Out – Putnya
adalah
 Kesejahteraan ibu dan janin
 Kepuasan Pelanggan
 Kepuasan bidan sebagai provider

4. EFFECT
Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang diukur dengan
peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kebidanan yang ada di
sekitarnya ( Posyandu, BPS, Puskesmas dsb ) yang tersedia.

5. OUT – COME ( IMPACT )


Di pergunakan untuk menilai perubahan atau dampak ( impact ) suatu
program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan
masyarakat.
MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT DI ERA
PROGRAM PEMERINTAH/BPJS
1. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan (Ante Natal Care) yang dibiayai oleh program
pemerintah/BPJS mengacu pada buku pedoman KIA, dimana selama hamil ibu
hamil diperiksa sebanyak 4 kali disertai konseling KB dengan frekuensi :
 1 kali pada triwulan pertama
 1 kali pada triwulan kedua
 2 kali pada triwulan ketiga
Pemeriksaan kehamilan yang jumlahnya melebihi frekuensi di atas pada tiap-
tiap triwulan tidak dibiayai oleh program ini. Penyediaan obat- obatan, reagensia
dan bahan yang habis pakai diperuntukkan bagi pelayanan kehamilan, persalinan
dan nifas dan KB pasca salin serta komplikasi yang mencakup seluruh sasaran
ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir menjadi tanggung jawab Pemda atau
Dinas Kesehatan Kab/Kota.
Pada Jaminan Persalinan (Jampersal) dijamin penatalaksanaan komplikasi
kehamilan dirumah sakit antara lain :
a. Penatalaksanaan abortus imminen, abortus inkompletus dan missed
abortion
b. Penatalaksanaan mola hidatidosa
c. Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
d. Penanganan kehamilan Ektopik terganggu
e. Hipertensi dalam kehamilan, pre eklamsi dan eklamsia
f. Perdarahan pada masa kehamilan
g. Decompensatio cordis pada kehamilan
h. Pertumbuhan janin terhambat (PJT) : tinggi fundus tidak sesuai dengan
usia kehamilan.
i. Penyakit lain sebagai komplikasi kehamilan yang mengancam nyawa
2. Penatalaksanaan Persalinan
a. Persalinan per vaginam
1) Persalinan per vaginam normal
2) Persalinan per vaginam melalui induksi
3) Persalinan per vaginam dengan tindakan
4) Persalinan per vaginam dengan komplikasi
5) Persalinan per vaginam dengan kondisi bayi kembar
6) Persalinan per vaginam dengan induksi, dengan tindakan, dengan
komplikasi serta pada bayi kembar dilakukan di Puskesmas PONED
dan/atau RS.
b. Persalinan per abdominam
1) Seksio sesarea elektif (terencana), atas indikasi medis
2) Seksio sesarea segera (emergensi), atas indikasi medis
3) Seksio sesarea dengan komplikasi (perdarahan, robekan jalan lahir,
perlukaan jaringan sekitar rahim, dan sesarean histerektomi)
4) Penatalaksanaan komplikasi persalinan
5) Perdarahan
6) Eklampsia
7) Retensio plasenta
8) Penyulit pada persalinan
9) Infeksi
10) Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu bersalin
c. Penatalaksanaan bayi baru lahir
1) Perawatan esensial neonatus atau bayi baru lahir
2) Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan komplikasi (asfiksia, BBLR,
infeksi, ikterus, kejang, RDS)
d. Lama hari inap minimal di fasilitas kesehatan
1) Persalinan normal dirawat inap minimal 1 (satu) hari
2) Persalinan per vaginam dengan tindakan dirawat inap minimal 2 hari
3) Persalinan dengan penyulit post section-caesaria dirawat inap
minimal 3hari
3. Pelayanan Nifas (Post Natal Care)
Pelayanan nifas sesuai standar yang dibiayai oleh program ini
ditujukan bagi ibu dan bayi baru lahir yang meliputi pelayanan ibu nifas,
pelayanan bayi baru lahir, dan pelayanan KB pasca salin. Pelayanan nifas
diintegrasikan antara pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir dan pelayanan
KB pasca salin. Tata laksana asuhan PNC merupakan pelayanan ibu dan
bayi baru lahir sesuai dengan Buku Pedoman KIA. Pelayanan bayi baru
lahir dilakukan pada saat lahir dan kunjungan neo natal. Pelayanan ibu
nifas dan bayi baru lahir dilaksanakan 4 kali, masing-masing 1 kali pada :
a. Kunjungan pertama untuk Kf1 dan KN1 ( 6 jam s/d hari ke 2)
b. Kunjungan kedua untuk KN2 (hari ke 3 s/d hari ke 7
c. Kunjungan ketiga untuk Kf2 dan KN3 ( hari ke 8 s/d hari ke 28)
d. Kunjungan keempat untuk Kf3 ( hari ke 29 s/d hari ke 42)
Pada Jaminan Persalinan dijamin penatalaksanaan komplikasi nifas antara
lain:
 Perdarahan
 Sepsis
 Asfiksia
 Ikterus
 BBLR
 Kejang
 Abses/infeksi diakibatkan oleh komplikasi pemasangan alat
kontrasepsi
 Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu dan bayi baru lahir
sebagaikomplikasi persalinan.

4. Keluarga Berencana (KB)


a. Jenis pelayanan KB
 Kontrasepsi mantap ( Kontap)
 IUD, Implan
 Suntik
b. Tata laksana pelayanan KB dan ketersediaan alokon sebagai upaya
untuk pengendalian jumlah penduduk dan keterkaitannya dengan
Jampersal, maka pelayanan KB pada masa nifas perlu mendapatkan
perhatian. Tata laksana pelayanan KB mengacu pada Pedoman
Pelayanan KB dan KIA dan diarahkan pada Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) atau Kontrasepsi Mantap (Kontap) sedangkan
ketersediaan alat dan obat kontrasepsi (alokon) KB ditempuh dengan
prosedur sebagai berikut :
1) Pelayanan KB di fasilitas kesehatan dasar :
 Alat dan obat kontrasepsi (alokon) disediakan oleh BKKBN
terdiri dari IUD, Implan dan suntik.
 Puskesmas membuat rencana kebutuhan alat dan obat kontrasepsi
yang diperlukan untuk pelayanan KB di Puskesmas maupun
dokter/bidan praktik mandiri yang ikut program Jampersal.
Selanjutnya daftar kebutuhan tersebut dikirimkan ke SKPD yang
mengelola program keluarga berencana di Kabupaten/Kota
setempat.
 Dokter dan bidan praktik mandiri yang ikut program Jampersal
membuat rencana kebutuhan alokon untuk pelayanan KB dan
kemudian diajukan permintaan ke Puskesmas yang ada di
wilayahnya.
 Rumah sakit setelah mendapatkan alokon dari SKPD
Kabupaten/Kota yang mengelola program KB selanjutnya
mendistribusikan alokon ke dokter rumah sakit yang ikut program
Jampersal sesuai usulannya.
 Besaran jasa pelayanan KB diklaimkan pada program Jampersal.
2) Pelayanan KB di fasilitas kesehatan lanjutan :
 Alat dan obat kontrasepsi (alokon) disediakan oleh BKKBN
 Rumah sakit yang melayani Jampersal membuat rencana
kebutuhan alat dan obat kontrasepsi yang diperlukan untuk
pelayanan KB di rumah sakit tersebut dan selanjutnya daftar
kebutuhan tersebut dikirimkan ke SKPD yang mengelola
program KB di Kabupaten/Kota setempat.
 Jasa pelayanan KB di pelayanan kesehatan lanjutan menjadi
bagian dari penerimaan menurut tarif INA CBG’s.

Pengertian Bidan Praktek Mandiri

Bidan praktek mandiri (BPM) adalah suatu institusi pelayanan kesehatan secara
mandiri yang memberikan asuhan dalam lingkup praktik kebidanan. Praktik
kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan atau
asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan menejemen kebidanan.

UNSUR UNSUR MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN DI BPM


1.Perencanaan
Proses perencanaan :
 Analisa situasi
 Identifikasi masalah
 Menetapkan Prioritas Masalah
2. Pengorganisasian
3. Penggerakan dan pelaksanaan
B.Tujuan Operasional suatu manajemenharus mengandung unsur-unsur:
•WHAT : Kegiatan apa yang akan dikerjakan harus jelas.
•WHO : Sasarannya harus jelas, siapa yang akan mengerjakan, beberapa yang ingin
dicapai.
•WHEN : Kejelasan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
•HOW : Prosedur kerjanya ( SOP ) jelas, sesuai denganSPK( Standar Pelayanan
Kebidanan ).
•WHY : Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasanyang jelas.
•WHERE : Kapan dan dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas. Jika perlu
ditambah dengan:
•WHICH : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut ( lintassektor walaupun lintas
program yang terkait)
C. Langkah-Langkah dalam Manajemen Kebidanan
P1 ( PERENCANAAN ) Contoh :
-Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.
-Rencana Pelatihan untuk kader, nakes
P2 ( PENGORGANISASIAN )Contoh :
-Puskesmas
-Puskesmas Pembantu
-Polindes dan Pembantu
-Balai Desa
P3 (PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN ), Contoh :
 Pencatatan dan pelaporan ( SP2TP )
 Supervisi
 Stratifikasi Puskesmas
 Survey
Konsep manajemen kebidanan di tempat praktik bidan mandiri
Pelaksanaan Manajemen Kebidana di tempat Praktik mandiri Bidan swasta
A. Perencanaan : meliputi perencanaan :
1. Tempat praktik, fasilitas pelayanan, bahan habis pakai
2. Sumber daya manusia : jenis ketenagaan, jumlah dan tupuksi masing-
masing SDM
3. Pelayanan : jenis pelayanan, Jadwal pelayanan, tarif pelayanan, pemberi
pelayanan
4. Anggaran : penerimaan, pengeluaran
5. Kemitraan
B. Pengorganisasian :membuat struktur organisasi yang terdiri dari :
1. Penanggung jawab ( bidan suciati )
2. Pelayanan kebidanan ( Bidan suciati )
3. Penunjang : penunjang asisten bidan, administrsi dan petugas kebersihan
C. Aktion : memberikan pelayanan asuhan kebidanan dengan menggerakan
semua tenaga dan fasilitas yang ada ( promitif, prefentif dan kuratif )
D. Controling dan evaluasi proses dilakukan setiap hari untuk memastikan
pelayan berjalan sesuai standar, evaluasi hasil setiap bulan dan triwulan
( dalam bentuk laporan bulanan dan laporan triwulan )

Anda mungkin juga menyukai