Siapa yang tidak mengenal minuman keras? Semua orang pasti sudah
pernah mengetahui, melihat, atau mungkin merasakan minuman keras.
Apakah minuman keras itu? Minuman keras atau sering disebut juga dengan
miras yang adalah minuman yang mengandung alkohol, jika kebanyakan
meminumnya akan memabukan, serta membuat orang terasa pening dan
kehilangan kesadaran diri ketika mabuk. Pemakaian terlalu banyak minuman
keras juga mengakibatkan penyakit hati, kerusakan otak, impotensi,
gangguan kehamilan (bagi wanita), gangguan jantung, paru-paru dan
penyakit-penyakit yang lain. Minuman keras saat ini mempunyai banyak
sekali jenisnya, mulai minuman keras tradisional: seperti arak, tuak, sampai
minuman keras yang moderen seperti: bir, vodca, ciu oplosan (mencampur
minuman keras dengan minuman yang lain), anggur, dan minuman-minuman
keras lain yang mengandung alkohol rendah.
Minuman keras akhir-akhir ini makin sering dipakai oleh masyarakat di negeri
kita yang tercinta Indonesia ini. Bagi orang-orang tertentu penggunaan
minuman keras sering dianggap sebagai kehidupan orang-orang moderen
atau sebagai salah satu gaya hidup orang-orang yang sukses, dan bahkan
tidak jarang orang-orang mengidentikan minuman keras sebagai simbol
kejantanan seorang laki-laki, meskipun sekarang faktanya banyak wanita
yang ikut meminumnya. Di dalam kondisi negara kita Indonesia yang
mengalami keterpurukan di berbagai bidang ini menciptakan krisis moral di
dalam masyarakatnya. Krisis moral terjadi karena adanya kesenjangan-
kesenjangan yang terjadi yang membuat masyarakat tertekan dan mengalami
stress. Sedangkan minuman keras sendiri digunakan sebagai “pelarian”
masalah-masalah karena dengan minuman keras, seseorang berharap dapat
melupakan sejenak permasalahan yang sedang terjadi dalam dirinya. Seperti
halnya di negara-negara barat, dimana menyebabkan keadaan-keadaan yang
kurang diinginkan. Banyak sekali orang kecanduan minuman keras sehingga
seringkali menjadi seorang pemabuk. Pemakaian minuman keras yang
berlebihan menyebabkan kemungkinan dan kecerobohan dalam bekerja.
seperti halnya negara kita di Indonesia ini, lebih dari separuh kecelakaan-
kecelakaan yang terjadi di negara-negara barat diakibatkan oleh pengemudi
yang mabuk karena kebanyakan minum minuman keras. Minuman keras bisa
digunakan untuk hal-hal yang positif. di negara-negara barat menggunakan
minuman keras bukan hanya untuk mabuk-mabukan saja, tetapi banyak
orang di negara-negara barat meminum minuman keras diwaktu musim dingin
untuk mencegah rasa dingin yang terjadi. Bahkan para pendaki gunungpun
meminum minuman keras bukan karena mereka ingin mabuk-mabukan di
gunung, melainkan untuk mengusir hawa dingin yang menyerang tubuh.
Sebenarnya minuman beralkohol itu dibuat untuk obat dan juga untuk
menghangatkan tubuh (bagi orang-orang yang tinggal di negara-negara yang
berhawa dingin), dan bahkan di negara-negara Arab dahulu menggunakan
alkohol ini untuk obat sakit perut dengan mengoleskanya di perut. Sedangkan
di Indonesia sendiri, secara khusus di Jawa alkohol digunakan untuk lulur
kaki, tangan, atau tubuh dengan dicampur param untuk mengilangkan pegal-
pegal atau rasa capek. Namun, saat ini banyak orang yang minuman keras
beralkohol tinggi dengan memakainya untuk mabuk-mabukan.
Menurut Pandangan Alkitab
Ada perbedaan pendapat/pandangan yang cukup mencolok dalam
kalangan orang Kristen sendiri mengenai bagaimana sikap sebagai orang
Kristen dalam hubunganya dengan minuman keras (miras).
Pada umumnya ada dua pandangan tentang hal ini:
1. Boleh meminum minuman keras asal dengan batas-batas alkohol yang
cukup rendah sehingga tidak memabukan atau tidak membuat seseorang
yang meminumnya menjadi mabuk. Dalam Alkitab kemabukan dilarang
tetapi penggunaan anggur umumnya diterima. Karena minuman anggur
itu hanya memiliki kadar alkohol yang rendah sehingga tidak
memabukan. Orang yang mabuk biasanya karena kehendak dari orang
itu sendiri yang menghendaki demikian. Kebanyakan tokoh-tokoh
Alkitab dalam PL maupun PB, termasuk Yesus sendiri memakai atau
meminum anggur sebagai minuman sehari-hari dan terutama di dalam
pesta-pesta. Kita bisa melihat hal ini dimana Tuhan Yesus melakukan
mujizat pertama kali di pesta perkawinan di Kana dengan mengubah air
menjadi anggur (Yoh 2:1-11). Pada waktu perjamuan malam terakhir
Tuhan Yesus bersama-sama dengan para muridNya menggunakan roti
tak beragi sebagai makanan-Nya dan anggur sebagai minuman-Nya,
untuk mengingat peristiwa ini maka hal ini masih dipraktekan oleh
orang-orang Kristen sampai sekarang ketika dilaksanakannya perjamuan
kudus di gereja-gereja (Luk 22:14-23). Di dalam I Timotius 5:23 Paulus
memberi sarankan kepada Timotius agar minum sedikit anggur untuk
mengobati gangguan pencernaan yang sedang dialami oleh Timotius.
2. Orang-orang Kristen yang lain secara lebih ekstrim melarang
penggunaan minuman keras sama sekali. Dalam Amsal Salomo
mengatakan bahwa anggur dan minuman keras membawa dampak
negatif, sedangkan di dalam Injil Lukas 1:15 mengatakan bahwa
Yohanes akan besar dihadapan Tuhan tanpa minum anggur dan
minuman keras.
Penyelesaian Masalah
Dalam mengambil keputusan tentang minuman keras ini penulis
menyarankan agar kita sebaiknya memikirkanya masak-masak dan bisa
menggunakan 5 pertanyaan ini sebagai bahan pertimbangan.
1. Bagaimanakah pengaruhnya terhadap kesehatan?
Hal ini perlu diperhatikan karena minuman keras memang, bisa tidak
menyehatkan dan dapat “membawa” penyakit jika terlalu banyak
meminumnya. Lagi pula tidak semua orang bisa sembarangan minum-
minuman keras, makanya dibeberapa gereja dalam perjamuan kudus setiap
orang yang tidak bisa minum anggur disediakan teh. Kita harus selalu ingat
bahwa tubuh kita merupakan Bait Allah dan kita berkewajiban menjaga
kekudusan tubuh kita. Untuk itu kita sebagai Bait Allah harus pandai-pandai
menjaga kesehatan jasmani maupun rohani kita dengan baik.