Anda di halaman 1dari 9

1.

Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro memiliki nama lengkap Bendara Pangeran Harya Dipanegara. Pangeran
Diponegoro lahir Ngayogyakarta Hadiningrat pada 11 November 1785. Beliau meninggal di
Makassar pada 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun. Pangeran Diponegoro adalah pahlawan
kemerdekaan Republik Indonesia yang memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825-
1830) melawan pemerintah Hindia Belanda. Perang Diponegoro tercatat sebagai perang dengan
korban paling besar dalam sejarah Indoensia.

2. Kapitan Pattimura

Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy lahir di Haria, Pulau Saparua, Maluku pada 8 Juni
1783. Kapitan Pattimuran meninggal di Ambon, Maluku pada 16 Desember 1817. Beliau adalah
pahlawan kemerdekaan Indonesia yang memimpin rakyat Maluku untuk melawan penjajah
Belanda. Perang Pattimura yang berskala nasional dihadapi Belanda dengan mengerahkan
kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan Laksamana Buykes, salah seorang
Komisaris Jenderal untuk mneghadapi Pattimura.
3. Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin lahir di Gowa, Sulawesi Selatan pada 12 Januari 1631 dan meninggal pada 12
Juni 1670 di usia 39 tahun. Beliau adalah Raja Gowa ke-16 yang terlahir dengan nama
Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape. Sultan Hasanuddin
dijuluki De Haantjes van Het Osten oleh Belanda yang berarti Ayam Jantan dari Timur. Beliau
melajutkan perjuangan ayahandanya melawan VOC yang menjalankan monopolo perdagangan
di Indonesia bagian timur.

4. Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien lahir Lampadang, Kerajaan Aceh pada 1848 dan meninggal di Sumedang, Jawa
Barat pada 6 November 1908. Cut Nyak Dien adalah pahlawan kemerdekaan dari Aceh yang
berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Suaminya, Ibrahim Lamnga, tewas di Gle
Tarum saat bertempur melawan Belanda pada 29 Juni 1878. Hal ini menyebabkan Cut Nyak
Dhien sangat marah dan bersumpah menghancurkan Belanda. Beliau kemudian menikah dengan
Teuku Umar dengan syarat tetap memperbolehkannya bertempur di medan perang melawan
Belanda.
5. Teuku Umar

Teuku Umar lahir di Meulaboh tahun 1854 dan wafat pada 11 Februari 1899. Teuku Umar
berjuang dengan berpura-pura bekerjasama dengan Belanda. Beliau juga terkenal dengan strategi
perang gerilyanya. Beliau melawan Belanda saat sudah mengumpulkan uang dan senjata yang
cukup banyak. Sejak kecil Teuku Umar dikenal sebagai anak yang cerdas dan pemberani.
Meskipun tidak pernah menempuh pendidikan formal, beliau mampu menjadi pemimpin yang
kuat, cerdas, dan pemberani.

6. Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol yang memiliki nama asli Muhammada Shahab merupakan pahlawan
nasional dari Sumatera Barat. Imam Bonjol dilahirkan di Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat tahun
1772. Beliau wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotta, Pineleng, Minahasa pada 6
November 1864. Beliau adalah sosok ulama sekaligus pemimpin dan pejuang yang berperang
melawan Belanda dalam Perang Padri (1803-1838).
7. Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu adalah pahlawan wanita yang lahir di Nusa Laut, Maluku pada tanggal
4 Januari 1800. Sosok pejuang wanita ini meninggal di usianya yang ke-17 di Laut Banda,
Maluku pada 2 Januari 1818. Beliau masih berusia 17 tahun saat berjuang bersama Ayahnya
(Kapitan Paulus Tiahahu) melawan Belanda. Beliau adalah seorang puteri remaja yang langsung
terjun dalam medan pertempuran melawan Belanda pada Perang Pattimura tahun 1817. Ia
dikenal sebagai pahlawan nasional wanita yang pemberani dan konsekuen terhadap cita-cita
perjuangannya.

8. Cut Nyak Meutia

Cut Nyak Meutia lahir Aceh Utara tahun 1870. Sosok pahlawan kemerdekaan wanita asal Aceh
ini melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya (Teuku Muhammad). Suaminya
berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe. Sebelum meninggal,
suaminya berwasiat agar sahabatnya (Pang Naggroe) menikahi istrinya dan merawat anaknya
Teuku Raja Sabi. Selanjutnya Cut Nyak Meutia pun menikah dengan Pang Nanggroe dan
melanjutkan perjuangan melawan Belanda. Beliau akhirnya gugur pada pertempuran di Alue
Kurieng pada 24 Oktober 1910.
9. Pangeran Antasari

Pangeran Antasari dilahirkan di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar pada 1797 atau 1809. Beliau
meninggal di Bayan Begok, Hindia Belanda pada 11 Oktober 1862 pada umur 53 tahun. Beliau
adalah Sultan Banjar sekaligus pemimpin perjuangan melawan penjajah di wilayah Banjar
bagian utara. Para panglima Dayak, pejuang, alim ulama, bangsawan Banjar, dan seluruh rakyat
secara sepakat mengangkat Pangeran Antasari menjadi “Panembahan Amiruddin Khalifatul
Mukminin”.

10. I Gusti Ngurah Rai

I Gusti Ngurah Rai lahir di Badung, Bali pada 30 Januari 1917 dan meninggal di Marga,
Tabanan, Bali pada 20 November 1946 di usianya yang ke-29 tahun. Beliau memiliki pasukan
yang bernama Ciung Wanara yang melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama
Puputan Margarana. Beliau adalah salah satu pahlawan nasional dari Bali yang berperan penting
bagi kemerdekaan Indonesia.
11. Sultan Ageng Tirtayasa

Sultan Ageng Tirtayasa (Pangeran Surya) lahir di Kesultanan Banten tahun 1631 dan meninggal
di Batavia, Hindia Belanda tahun 1692 pada usia 60-61 tahun. Sultan Ageng Tirtayasa adalah
Sultan Banten ke-6 yang memimpin Kesultanan Banten pada periode 1651-1683. Beliua banyak
memimpin perlawanan terhadapa Belanda. Pada saat beliau memerintah, VOC menerapkan
perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten.

12. Hasyim Asy’ari

Kiai Haji Mohammad Hasyim Asy’ari lahir di Jombang, Jawa Timur pada 14 Februari 1871.
Beliau meninggal di Jombang, Jawa Timur pada 21 Juli 1947 pada umur 76 tahun. Beliau adalah
sosok pahlawan nasional dan sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama, yaitu organisasi Islam terbesar
di Indonesia yang berarti kebangkitan ulama. Beliau memiliki julukan Hadratus Syeikh yang
berarti maha guru di kalangan Nahdliyin dan ulama pesantren.
13. H. Ahmad Dahlan

Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis lahir di Yogyakarta, 1 Agusutus 1868 dan
meninggal pada 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun. Beliau adalah sosok yang
membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia melalui pembaharuan Islam dan pendidikan.
Ahmad Dahlan berperan dalam pendirian Muhammadiyah yang berperan mempelopori amal
usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa,
dengan jiwa ajaran Islam.

14. Ki Hadjar Dewantara

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara lahir di
Pakualaman, 2 Mei 1889. Beliau meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada usia 69 tahun.
Beliau adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor
pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Ki Hadjar Dewantara
adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, yaitu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan
bagi pribumi untuk mendapatkan pendidikan layaknya priyayi dan orang-orang Belanda.
Tanggal kelahirannya saat ini diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia.
15. Bung Tomo

Sutomo lahir di Surabaya, 3 Oktober 1930. Sutomo meninggal di Padang Arafah, Arab Saudi
pada 7 Oktober 1981 di usianya yang ke 61 tahun. Sutomo atau yang lebih akrab disapa Bung
Tomo adalah pahlawan yang terkenal karena perannya membangiktkan semangat rakyat untuk
melawan kembalinya penjajah Belanda melalu tentara NICA. Seruan tersebut pun berkahir
dengan pertempuran 10 November 1945. Hingga saat ini tanggal tersebut diperingati sebagai
Hari Pahlawan.
TUGAS KLIPING
IPS ( ILMU PENGETAHUAN SOSIAL )
RIWAYAT PARA PAHLAWAN

DI SUSUN OLEH

NAMA : ARINA AZKA AULIA

KELAS : VIII.3

SMP NEGERI 2 UNAAHA


KABUPATEN KONAWE
SULAWESI TENGGARA
2020

Anda mungkin juga menyukai