Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sejarah manusia struktur sosial dan ekonomi kehidupan modern


sekarang ini telah menciptakan lebih banyak stress dibanding masa-masa
sebelumnya. Pekerjaan, broken home dan ada beberapa sumber atau penyebab
stress secara umum (yang oleh para psikolog disebut stressor) bisa berupa
bencana besar (angin badai, tsunami, gempa bumi) kejadiaan-kejadian di dalam
kehidupan individu (kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai karena
kematian atau putus cinta) kondisi yang tidak menyenangkan (tinggal disuatu
daerah yang berhimpit dan bising) dan masih banyak penyebab-penyebab stress
yang lain.
Stres merupakan fenomena psikofisis yang manusiawih artinya stres itu
bersifat inheren pada diri setiap orang dalam menjalankan kehidupan sehari – hari.
Stress dialami setiap orang dengan tidak mengenal jenis
kelamin,usia,kedudukan,jabatan, atau status social-ekonomi. Stres biasa dialami
oleh bayi,anak- anak,remaja atau dewasa,pejabat atau warga masyarakat
biasa,pengusaha atau karyawan ,seriap pria maupun wanita.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari stres dan depresi?
2. Apa saja faktor-faktor stres dan depresi?
3. Apa penyebab dari stres dan depresi?

C.    Tujuan
Penyusunan makalah mengenai stres ini, bertujuan untuk :
1.      Memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Mental;
2.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan stres dan bagaimana stres dalam
kehidupan.

1|KESEHATAN MENTAL
3.      Mengetahui gejala stres.

2|KESEHATAN MENTAL
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Stres
Stres adalah suatu rangsangan yang menegangkan psikologis dari suatu
organisme, tekanan-tekanan fisik dan psikologis yang menekan organ tubuh dan
dirisendiri,suatu keadaan ketegangan psikologis karena kecemasan. Kata “Stres”
telah digunakan sejak awal tahun 1900-an untuk menggambarkan situasi yang
menimbulkan perubahan secara fisik dan psikis dalam diri kita.Sulit untuk
mengartikannya karena stres muncul dalam begitu banyak bentuk. Tiap orang
memandang stress secara berbeda-berbeda. Stres dapat menjadi berbahaya atau
malahan membantu, tergantung keadaan. Beberapa stres menguntungkan karena
memotivasi kita untuk meningkatkan kinerja dan membuat perubahan-perubahan
dalam hidup kita.
Stres adalah tanggapan atau reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan atau
beban atasnya yang bersifat non spesifik. Namun disamping itu stres juga
merupakan faktor pencetus, penyebab sekaligus akibat dari suatu gangguan atau
penyakit. Stres dapat terjadi akibat adanya pemicu, misalnya sebuah situasi atau
peristiwa yang terjadi pada kita.
Stres bisa timbul akibat tuntutan-tuntutan yang kita letakkan dalam diri
kita. Mialnya berusaha menjadi seorang perfeksionis atau disukai oleh setiap
orang. Tak sesuatu pun yang kita lakukan cukup sempurna sehingga kita dapat
terus-menerus mengulangi atau memperbaiki tugas tertentu untuk dapat dilakukan
dengan sangat tepat. Beberapa orang menghabiskan seluruh hidup mereka dengan
berusaha menyenangkan setiap atau mengungguli mereka.Mereka menciptakan
tekanan dan tuntutan yang amat besar terhadap diri mereka sndiri untuk sedapat-
dapatnya mencapai tingkat kesempurnaan dan penerimaan yang memungkinkan.

3|KESEHATAN MENTAL
B. Manajemen Stres
Manajemen stres adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika
situasi orang-orang, dan kejadian-kejadian yang ada memberi tuntutan yang
berlebihan.“Tidak ada seorangpun yang bisa menghindarkan diri dari stres.
Namun stres dapat bisa dikelola sehingga justru dapat menimbulkan nilai positif
bagi seseorang. Stres tidak boleh dihilangkan sama sekali karena dia membantu
kelangsungan hidup dan memberikan kelangsungan hidup” (Mudjaddid,
Diffy:2005).
Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh
para pekerja di kota besar. Masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta
sebagian besar merupakan urbanis dan industrialis yang selalu disibukkan dengan
deadline penyelesaian tugas, tuntutan peran di tempat kerja yang semakin
beragam dan kadang bertentangan satu dengan yang lain, masalah keluarga, beban
kerja yang berlebihan, dan masih banyak tantangan lainnya yang membuat stres
menjadi suatu faktor yang hampir tidak mungkin untuk dihindari. Stres di tempat
kerja menjadi suatu persoalan yang serius bagi perusahaan karena dapat
menurunkan kinerja karyawan dan perusahaan.
Secara psikologis, timbul ketidakpuasan kerja yang diikuti dengan adanya
tekanan pada emosi seperti cemas, mudah tersinggung atau mudah marah, bad
mood, muram, bosan dan sikap kasar. Stres juga bisa berakibat pada perubahan
perilaku pekerja, seperti menurunnya produktivitas, tingkat kehadiran dan
komitmen terhadap organisasi.
Strategi –strategi yang termasuk dalam manajemen stres adalah:
1. Perhatikan lingkungan sekitar anda
2. Jauhkan diri anda dari situasi-situasi yang menekan
3. Jangan membebani diri anda secara berlebihan
4. Ubahlah cara pandang anda
5. Tetaplah memelihara hubungan persahabatan dan sosial dengan orang-orang
di luar lingkungan kerja atau belajar.

4|KESEHATAN MENTAL
Keuntungan manajemen stress
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, daya ingat dan daya pikir, kualitas
tidur, kualitas hubungan sosial, kualitas cinta kasih dalam keluarga, produktivitas,
lingkungan kerja atau belajar yang sehat dan dinamis, sangat memberi kontribusi
menekan efek samping sterss kecakapan mengelola stress juga ditenagarai dapat
mengurangi resiko terkena seperti jantung dan stroke.

C. Faktor-Faktor Penyebab Stres (Stressor)


a. Tekanan Orang Tua

Orang tua ingin yang terbaik dengan masa depan anaknya. Untuk
mencapai nilai terbaik, maka orang tua membebani anak-anaknya dengan
berbagai kursus pelajaran yang dapat secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kesehatan anak, istirahatnya, dan perkembangannya.Banyak orang
tua tidak menyadari bahwa membantu si anak merasa relaks justru akan
menyegarkan pikiran dan membantunya belajar dengan lebih baik. Sebaliknya
para orang tua terus membebani anak-anak mereka untuk mendapatkan prestasi
terbaik dan lulus ujian dengan memuaskan.

b. Tekanan Guru

Sama seperti orang tua, banyak guru ingin siswanya mendapat nilai
terbaik. Guru selalu mendorong muridnya untuk unggul dalam pelajaran, terutama
jika muridnya berprestasi. Mengapa guru juga ikut menekan murid-muridnya
mendapat nilai terbaik? Karena reputasi guru dan sekolah dipertaruhkan saat ujian
sekolah khususnya Ujian Nasional.

c. Tekanan dari Sesama Siswa

Semangat kompetisi akan semakin memanas menjelang ujian sekolah.


Setiap siswa berlomba-lomba untuk menunjukkan prestasi terbaik. Bahkan segala
cara dilakukan untuk meraih nilai tertinggi termasuk menyontek maupun mencari
bocoran soal.

5|KESEHATAN MENTAL
d. Tekanan dari Diri Sendiri

Banyak sekali orang mengalami tekanan hidup yang besar bahkan hingga
sulit sekali menghadapinya. Akibatnya timbul stress, tidak nafsu makan, susah
tidur, kepala pusing,  stroke, bahkan memutuskan mengakhiri hidupnya saat itu
juga dengan cara menyakiti dirinya sendiri.

D.     Dampak Stres


1.      Dampak Positif dari Stres
Berikut lima dampak positif dari stress:

         Mendorong orang berpikir kreatif


Banyak penulis atau artis mengungkap proses kreatif justru muncul
sebagai akibat dari frustrasi dan stres. Menurut Larina Kase, Ph.D., seorang
psikolog dan penulis buku “The Confident Leader: How the Most Successful
People Go from Effective to Exceptional”, hal itu bisa terjadi karena sebuah
alasan.
Stres sering mendahului atau menyertai suatu terobosan kreatif.Jika
pikiran kita benar-benar tenang dan santai, justru tidak perlu alasan untuk melihat
hal-hal berbeda. Stres akan meningkat terutama ketika menghadapi hal baru yang
terjadi karena perubahan. Hasil akhir dari proses kreatif yang disertai stres akan
sedikit mengintimidasi, karena reaksi orang lain,” kata Kase, seperti VIVAnews
kutip dari Shine.

         Meningkatkan sistem kekebalan tubuh


Penelitian menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh dapat mengambil
keuntungan dari stres. “Stres jangka pendek dapat membantu sistem kekebalan
tubuh,” ujar Mark Goulston, MD, seorang psikiater klinis dan penulis buku “Get
Out of Your Own Way:Overcoming Self-Defeating Behavior”.
Goulston menjelaskan, ketika hormon kortisol atau hormon stres
dilepaskan, akan meningkatkan kekebalan tubuh. Itu adalah proses keseimbangan.
Meskipun stres jangka pendek dapat menjaga tubuh dari penyakit, ia

6|KESEHATAN MENTAL
memperingatkan bahwa terlalu banyak stres dapat menyebabkan kelebihan
kortisol. Hal ini bisa memicu obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskuler.
         Membuat Tubuh lebih fit
Olahraga seperti, angkat berat, berjalan atau lari selama 45 menit, bisa
membuat tubuh berkeringat. Selain itu, stres juga bisa menjadi olahraga yang
baik. Hal itu menurut Jessica Matthews, MS, koordinator pendidikan
berkelanjutan untuk American Council on Exercise (ACE). Stres merupakan
latihan ringan yang bisa membuat tubuh lebih sehat. Dari perspektif fisiologis,
stres ditempatkan sebagai tuntutan, dan bisa membantu latihan menjadi lebih
efisien,” kata Matthews.
         Membantu memecahkan masalah
Stres sering dipicu karena munculnya dari dilema dalam diri Anda, atau
ketika “dipaksa” membuat keputusan besar? Rasa kekhawatiran ini sebenarnya
bermanfaat. “Stres menunjukkan nilai-nilai yang kita miliki. Ja kita tidak peduli
tentang sesuatu, kita tidak akan khawatir tentang hal itu,” kata Goulstin. Jadi,
dengarkan stres bisa jadi penanda untuk memberitahu Anda agar mendengarkan
intuisi.Memang sulit mendengar intuisi, ketika Anda berada dalam rasa khawatir
dan stres. Sehingga Anda akan “memaksa” diri untuk istirahat, berjalan-jalan,
tidur nyenyak atau pergi keluar untuk makan.
        Pemulihan
Penelitian menunjukkan hubungan antara stres jangka pendek sebelum
bedah atau prosedur medis, membuat pemulihan lebih sukses.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa stres dapat menekan
produksi estrogen, pemicu utama perkembangan kanker payudara.Respons stres
dapat memperingatkan kita adanya tantangan, bahaya, atau bahkan kesempatan.
Stres juga memicu pelepasan adrenalin, dan gelombang adrenalin dapat
membantu Anda lebih fokus dan berpikir jernih,” ujar Dr. Goulston menjelaskan.

2.      Dampak Negatif Dari Stres


Ada lima dampak buruk stres berikut ini:
a. Emosi yang naik turun. 

7|KESEHATAN MENTAL
b. Kecenderungan bersikap negatif. 
c. Konsentrasi terganggu.  
d. Lebih hiperaktif dari biasanya. 
e. Rentan terkena insomnia. 

Cara Mengendalikan Stres


Beberapa cara menghindari stress adalah sebagai berikut:
1.      Saat di rumah
         Mencari waktu santai di rumah.
         Tidur yang Cukup
         Berolahragalah Secara Teratur
         Banyak tersenyum
2.      Saat di Tempat Kerja
         Mencari waktu santai di tempat kerja
         Akrab dengan rekan, atasan dan bawahan kekeluargaan
         Mencari peluang kerja lebih enak
         Tidak menggantungkan hidup pada pekerjaan
         Mengatasi konflik dengan kepala dingin serta musyawarah

8|KESEHATAN MENTAL
A. Pengertian Depresi
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila
kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial
sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Depresi
merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.
Depresi adalah masalah yang dialami banyak orang pada berbagai usia dan
kelas sosial. Jumlah penderita depresi wanita dua kali lebih banyak dari pria,
tetapi pria lebih berkecenderungan bunuh diri. Di Amerika Serikat, 17% orang
pernah terkena depresi pada suatu saat dalam hidup mereka, dengan jumlah
penderita saat ini lebih dari 19 juta orang. Sebagai penyakit serius yang
mempengaruhi jiwa dan badan kita, depresi tidak boleh dianggap remeh.
Penderita depresi berusia lanjut rawan terkena kepikunan, mudah bingung dan
bahkan kematian karena serangan jantung. Namun demikian, kabar baiknya
adalah bahwa depresi dapat dikelola dengan baik bila Anda tahu tanda-tandanya.
Berikut adalah beberapa pengertian depresi menurut para ahli:
1. Menurut Rice PL (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi
emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir,
berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara
dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.
2. Menurut Kusumanto (1981) depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang
psikopatologis, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan
kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya
keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan
berkurangnya aktivitas. Depresi dapat merupakan suatu gejala, atau
kumpulan gejala (sindroma).
3. Menurut Kartono (2002) depresi adalah kemuraman hati (kepedihan,
kesenduan, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul
oleh; rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan
trauma psikis. Jika depresi itu psikotis sifatnya, maka ia disebut
melankholi.

9|KESEHATAN MENTAL
B. Manajemen depresi 

mungkin melibatkan sejumlah terapi berbeda: obat-obatan, terapi, perilaku dan


perangkat medis. Meskipun pengobatan psikiatri  adalah terapi yang paling sering
diresepkan untuk depresi berat, psikoterapi mungkin efektif, baik sendiri atau
dalam kombinasi dengan obat-obatan. 

Psikoterapi adalah pengobatan pilihan pada mereka yang berusia di bawah 18


tahun, dengan obat-obatan yang ditawarkan hanya bersama dengan yang pertama
dan umumnya bukan sebagai agen lini pertama.Kemungkinan depresi,
penyalahgunaan zat atau masalah kesehatan mental lainnya pada orang tua harus
dipertimbangkan dan, jika ada dan jika dapat membantu anak, orang tua harus
diperlakukan secara paralel dengan anak. 

C. Penyebab Faktor Depresi


1.Ketidakseimbangan zat kimia otak
Depresi bisa terjadi akibat ketidakseimbangan zat kimia dalam otak yang
menyebabkan kadar serotonin jadi sangat sedikit. Serotonin adalah senyawa yang
bertanggung jawab untuk mengatur emosi dan mood. 

Kadar serotonin yang tinggi identik dengan perasaan bahagia dan sejahtera. Itu
kenapa tingkat serotonin yang rendah umumnya dikaitkan dengan gejala
depresi . Jenis depresi ini dikenal sebagai depresi klinis.

2. Perubahan hormon

Perubahan keseimbangan hormon juga bisa jadi penyebab depresi. Wanita dua


kalo lipat rentan terkena depresi. karena perubahan hormon yang terjadi selama
hidupnya, seperti saat menstruasi , kehamilan, melahirkan (depresi pada
melahirkan). Biasanya, risiko depresi pada wanita akan menurun setelah lewat
usia menopause.

3. Kejadian traumatis di masa lalu

10 | K E S E H A T A N M E N T A L
Pengalaman buruk di masa lalu seperti pelecehan seksual, kematian orang
tercinta, atau perceraian orangtua, bisa berkembang menjadi trauma yang terbawa
seumur hidup dan memicu gejala depresi.

Ketika seseorang terlalu terpukul dan tubuh serta pikirannya tidak mampu
beradaptasi dengan tekanan tersebut, maka risiko mengalami depresi akan
semakin tinggi.

4. Memiliki penyakit kronis

Pada kebanyakan kasus, stres dan rasa sakit yang berkelanjutan dari penyakit
kronis seperti penyakit jantung, diabetes, atau kanker, dapat menjadi penyebab
depresi berat.

Maka itu, saat sedang sakit, dukungan orang sekitar sangat diperlukan untuk
menurunkan risiko depresi.

5. Kecanduan minum alkohol

Alkohol adalah zat depresan kuat yang bekerja menekan susunan saraf pusat
otak. Kecanduan alkohol lama-lama dapat merusak fungsi otak, terutama
menyebabkan kerja hipotalamus otak terhambat. Hipotalamus adalah bagian otak
yang bertanggung jawab mengatur emosi dan suasana hati si pemilik tubuh.

6. Kekurangan zat gizi

Kekurangan vitamin dan mineral tertentu dapat memicu gejala depresi. Misalnya,
kekurangan omega 3. Omega -3 berperan mencegah kerusakan otak dan diketahui
mencegah risiko depresi.

11 | K E S E H A T A N M E N T A L
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari materi yang dipaparkan dapat disimpulkan bahwa stress merupakan
fenomena psikofisik yang manusiawi. Artinya, stress itu bersifat inheren pada diri
setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-sehari. Stress dialami oleh setiap
orang dengan tidak mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan, atau status
sosial-ekonomi. Stress bisa dialami oleh bayi, anak-anak, remaja, atau dewasa;
pejabat atau warga masyarakat biasa; pengusaha atau karyawan; serta pria
maupun wanita.

Depresi serangkaian perasaan yang menggambarkan kenyamanan atau


ketidaknyamanan emosi. Kadang-kadang, mood diartikan sebagai emosi yang
bertahan lama yang mewarnai kehidupan dan keadaan kejiwaan seseorang

Mood berbeda dengan emosi. Emosi biasanya berlangsung sementara .emosi


kita terus menerus menanggapi berbagai gagasan, kegiatan, dan keadaan social
yang kita hadapi sepanjang hari.

b. Saran
Dalam menghindari depresi marilah kita untuk selalu berpikiran positif terhadap
apa yang terjadi dan dialami, serta marilah melakukan kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat.

12 | K E S E H A T A N M E N T A L
DAFTAR PUSTAKA

Lumongga Namora. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis, Jakarta: Kencana


Pranada.
Farid Mashudi, Psikologi Konseling (Jogjakarta : IRCiSoD, 2013). Hlm 185-233

http://artikelkesmas.blogspot.com/2013/01/makalah-psikologi-kesehatan-
depresi.html?m=1

13 | K E S E H A T A N M E N T A L

Anda mungkin juga menyukai