Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK 3

FUNGSI PENGELUARAN KONSUMSI AGREGAT DALAM RUANG


LINGKUP EKONOMI ISLAM
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Syariah
Dosen Pengampu: Sofyan Rizal M.Si

Di susun oleh :
1. Adam Albar 11170860000038
2. Fauzan Al Hafidh 11190860000017
3. Shabrina Sandrani Noor 11190860000070
4. Sulthan Ahmad Mamduh 11190860000119

4C Ekonomi Syariah

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka

penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Fungsi Pengeluaran

Konsumsi Agregat dalam Lingkup Ekonomi Islam”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah

untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Syariah

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun

penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan

berbagai pihak.

Penulis merasa masih banyak kekurangan kekurangan baik pada teknis penulisan

maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran

dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi

sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan khususnya bagi penulis sehingga tujuan

yang di harapkan dapat tercapai, aamiin.

Akhir kata bila ada kekurangan itu murni dari kami dan bila ada kelebihan itu murni

dari Allah SWT, dan bila ada kata kurang berkenan mohon dimaafkan.

Tangerang Selatan, 27 Maret 2021

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................... 4

1.1.Latar Belakang ..................................................................................................... 4

1.2.Rumusan Masalah ................................................................................................ 5

1.3.Tujuan Penulisan .................................................................................................. 5

BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................................. 6

2.1.Konsep Konsumsi Secara Islam .......................................................................... 6

2.2.Pengertian Konsumsi Agregat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ........... 10

2.3.Hubungan Konsumsi Agregat Islam terhadap Perekonomian ........................... 11

BAB III : PENUTUP .................................................................................................... 16

3.1.Kesimpulan ........................................................................................................ 16

3.2.Saran ................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Islam adalah agama yang universal. Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan

bahwa islam adalah suatu pandangan atau pedoman atau cara hidup yang mengatur

semua sendi kehidupan makhluk hidup termasuk manusia. Tidak ada satu aspek

kehidupan manusia terlepas dari ajaran islam, termasuk aspek ekonomi. Dalam hal ini

adalah konsumsi agregat secara islam.

Konsumsi merupakan suatu bentuk perilaku ekonomi yang asasi dalam kehidupan

manusia. Dalam ilmu ekonomi secara umum, konsumsi adalah perilaku seseorang

untuk menggunakan dan memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

hidup. Dalam teori ekonomi konvensional hal terpenting dalam konsumsi adalah

bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan untuk membelanjakan atas produk

atau jasa dan menjelaskan keputusan alokasi tersebut dalam menentukan permintaan

yang diinginkan.

Teori ekonomi Islam lahir karena adanya teori permintaan akan barang dan jasa.

Sedangkan permintaan akan barang dan jasa timbul karena adanya keinginan (want)

dan kebutuhan (need) oleh konsumen riil maupun konsumen potensial. Manusia diberi

kebebasan dalam melakukan kegiatan konsumsi sesuai dengan aturan-aturan yang ada

dalam ajaran Islam. Dalam Islam tidak hanya mengatur tentang ibadah dan cara

mendekatkan diri kepada pencipta-Nya, namun juga kegiatan perekonomian.

Perbedaan antara ilmu ekonomi modern dengan ilmu ekonomi Islam dalam hal

konsumsi terletak pada cara pendekatannya dalam memenuhi kebutuhan setiap orang.

Islam tidak mengakui kegemaran materialistis semata-mata dari pola konsumsi.

4
Konsumsi agregat secara umum adalah seluruh pengeluaran konsumsi rumah

tangga untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Konsumsi dipengaruhi oleh

pendapatan rumah tangga, kekayaan rumah tangga, tingkat suku bunga, dan harapan-

harapan rumah tangga di masa yang akan datang. Konsumsi agregat islam memiliki

dua karakteristik, yaitu muzzaki dan mustahiq. Muzakki adalah orang yang memberi

zakat sedangkan mustahiq adalah orang yang menerima zakat. Mustahiq di bagi

menjadi dua golongan yaitu fakir dan miskin. Antara muzakki dan mustahiq memiliki

pengeluaran konsumsi yang berbeda, konsumsi muzakki ditentukan oleh

pendapatannya sedangkan bagi mustahiq, pengeluaran konsumsi fakir ditentukan dari

pendapatan yang diperoleh namun belum mencukupi dan zakat yang diperoleh dari

muzakki. Konsumsi agregat secara islam berpengaruh terhadap pendapatan nasional

suatu Negara, pengangguran, inflasi dan neraca pembayaran.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep konsumsi secara islam ?

2. Apa pengertian konsumsi agregat secara umum dan apa faktor-faktor yang

mempengaruhi ?

3. Bagaimana hubungan konsumsi agregat islam terhadap perekonomian suatu Negara ?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui konsep konsumsi secara islam.

2. Mengetahui pengertian konsumsi agregat dan faktor-faktor yang mempengaruhi

3. Mengetahui hubungan konsumsi agregat islam terhadap perekonomian suau Negara.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Konsumsi Secara Islam

Menurut Monzer Kahf, teori konsumsi dalam Islam yakni konsumsi agregat

merupakan salah satu variabel kunci dalam ilmu ekonomi konvensional. Konsumsi

agregat terdiri dari konsumsi barang kebutuhan dasar serta konsumsi barang mewah.

Barang-barang kebutuhan dasar (termasuk untuk keperluan hidup dan kenyamanan)

dapat didefinisikan sebagai barang dan jasa yang mampu memenuhi suatu kebutuhan

atau mengurangi kesulitan hidup sehingga memberikan perbedaan yang riil dalam

kehidupan konsumen. Barang-barang mewah sendiri dapat didefinisikan sebagai

semua barang dan jasa yang diinginkan baik untuk kebanggaan diri maupun untuk

sesuatu yang sebenarnya tidak memberikan perubahan berarti bagi kehidupan

konsumen. pendapatan langsung yang pada akhirnya kembali ke ekonomi sebagai

investasi.

Konsep hidup sederhana yang bercermin pada cara hidup Rasulullah yang jauh

sebelumnya telah menerapkan konsep ini. Serta adanya konsep maslahah yaitu

konsep yang perlakuannya juga memikirkan kepentingan orang banyak. Yang

terpenting adalah adanya komsep senantiasa bersyukur atas apa yang dimiliki

sehingga akan menambah rasa cinta kepada Allah dan hidup akan lebih terjaga,

tercapainya tujuan hidup keseimbangan dunia dan akhirat. Konsumsi dalam ekonomi

Islam, perilaku konsumen Islam dijelaskan dalam dua pendekatan yaitu pendekatan

paradoks halal haram serta prinsip kemurahan hati. Perilaku konsumen muslim yaitu

dengan memaksimumkan kebutuhan, bukan kepuasan karena dalam mengkonsumsi

6
barang dan jasa ada batasan yang membatasi, yaitu konsep halal haram, kemudian

adanya konsep saling berbagi melalui zakat, infaq, sadaqoh, waqaf, dan hibah.

Menurut Abdul Mannan, dalam melakukan konsumsi terdapat lima prinsip

dasar, yaitu :

a. Prinsip keadilan

Artinya, sesuatu yang dikonsumsi itu didapatkan secara halal dan tidak

bertentangan dengan hukum.

b. Prinsip kebersihan

Dalam al-Qur’an maupun Sunnah disebutkan bahwa makanan itu harus baik

atau cocok untuk dikonsumsi, tidak kotor, ataupun menjijikkan sehingga

merusak selera.

c. Prinsip kesederhanaan

Artinya, dalam mengonsumsi sesuatu tidak berlebih-lebihan. Hal ini dijelaskan

antara lain dalam Q.S. al-A’raaf ayat 31.

‫ﯾ َﺎ ﺑ َ ﻨ ِﻲ آ د َ م َ ﺧ ُ ﺬ ُوا ز ِﯾ ﻨ َ ﺘ َ ﻜ ُ ﻢ ْ ﻋ ِ ﻨ ْ ﺪ َ ﻛ ُ ﻞ ﱢ ﻣ َ ﺴ ْ ﺠ ِ ﺪ ٍ و َ ﻛ ُ ﻠ ُﻮا‬

َ ‫و َا ﺷ ْ ﺮ َ ﺑ ُﻮا و َ ﻻ َ ﺗ ُ ﺴ ْ ﺮ ِ ﻓ ُﻮا ۚ ا ٕ ِ ﻧ ﱠ ﮫ ُ ﻻ َ ﯾ ُ ﺤ ِ ﺐ ﱡ ا ﻟ ْ ﻤ ُ ﺴ ْ ﺮ ِ ﻓ ِﯿ ﻦ‬
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)

mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

7
Sikap berlebih-lebihan (israf) sangat dibenci oleh Allah dan merupakan

pangkal dari berbagai kerusakan di muka bumi. Sikap berlebih-lebihan ini

mengandung makna melebihi dari kebutuhan yang wajar dan cenderung

memperturutkan hawa nafsu atau sebaliknya terlampau kikir sehingga justru

menyiksa diri sendiri. Islam menghendaki suatu kuantitas dan kualitas

konsumsi yang wajar bagi kebutuhan manusia sehingga tercipta pola konsumsi

yang efesien dan efektif secara individual maupun sosial.

d. Prinsip kemurahan hati

Dengan mentaati ajaran Islam maka tidak ada bahaya atau dosa ketika

mengkonsumsi benda-benda ekonomi yang halal yang disediakan Allah

karena kemurahanNya. Selama konsumsi ini merupakan upaya pemenuhan

kebutuhan yang membawa kemanfaatan bagi kehidupan dan peran manusia

untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah maka Allah telah memberikan

anugrahNya bagi manusia.

e. Prinsip moralitas

Pada akhirnya konsumsi seorang muslim secara keseluruhan harus dibingkai

oleh moralitas yang dikandung dalam Islam sehingga tidak semata – mata

memenuhi segala kebutuhan. Harta diberikan Allah SWT kepada manusia

bukan untuk disimpan , ditimbun atau sekedar dihitung-hitung tetapi

digunakan bagi kemaslahatan manusia sendiri serta sarana beribadah kepada

Allah. Konsekuensinya, penimbunan harta dilarang keras oleh Islam dan

memanfaatkannya adalah diwajibkan.

8
Bagi seorang muslim, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari keimanan. Tolak

ukur keimanan menjadi sangat penting karena keimanan memberikan cara pandang

dunia yang cenderung memengaruhi kepribadian manusia, baik dalam bentuk

perilaku, gaya hidup, selera, maupun sikap terhadap sesama manusia. Keimanan

sangat berpengaruh terhadap sifat, kuantitas, dan kualitas konsumsi baik dalam

bentuk kepuasan material maupun spiritual. Dengan adanya keimanan, seorang

individu akan berhati-hati dalam mengonsumsi pendapatannya.

Misalnya, seorang pekerja berpendapatan 3 juta sebulan. Total konsumsi

pokoknya selama sebulan adalah 1,5 juta. Sisa pendapatannya bisa saja ia

manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tersiernya. Tetapi karena faktor keimanan,

ia lebih memilih untuk melakukan amal saleh, baik itu untuk zakat maupun sedekah.

Dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 168-169 disebutkan bahwa:

َ ‫ﯾ َﺎ ا ٔ َ ﯾ ﱡ ﮭ َﺎ اﻟ ﻨ ﱠﺎ س ُ ﻛ ُ ﻠ ُﻮا ﻣ ِ ﻤ ﱠﺎ ﻓ ِﻲ ا ﻻ ْ ٔ َ ر ْ ض ِ ﺣ َ ﻼ َ ﻻ ً ط َ ﯿ ﱢ ﺒ ًﺎ و َ ﻻ‬

ْ ‫ﺗ َ ﺘ ﱠ ﺒ ِ ﻌ ُﻮا ﺧ ُ ﻄ ُ ﻮ َا ت ِ اﻟ ﺸ ﱠ ﯿ ْ ﻄ َﺎ ن ِ ۚ ا ٕ ِ ﻧ ﱠ ﮫ ُ ﻟ َ ﻜ ُ ﻢ ْ ﻋ َ ﺪ ُ و ﱞ ﻣ ُ ﺒ ِﯿ ﻦ ٌ ا ٕ ِ ﻧ ﱠ ﻤ َﺎ ﯾ َﺎ ٔ ْ ﻣ ُ ﺮ ُ ﻛ ُ ﻢ‬

َ ‫ﺑ ِﺎﻟ ﺴ ﱡﻮ ء ِ و َا ﻟ ْ ﻔ َ ﺤ ْ ﺸ َﺎ ء ِ و َا ٔ َ ن ْ ﺗ َ ﻘ ُﻮ ﻟ ُﻮا ﻋ َ ﻠ َﻰ ﷲ ﱠ ِ ﻣ َﺎ ﻻ َ ﺗ َ ﻌ ْ ﻠ َ ﻤ ُﻮ ن‬
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di

bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena

sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu(168). Sesungguhnya

syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap

Allah apa yang tidak kamu ketahui.(169)”

9
Batasan konsumsi di atas tidak hanya berlaku bagi makanan dan minuman,

tetapi juga mencakup jenis-jenis komoditi lainnya. Quraish Shihab menjelaskan

dalam Tafsir al-Misbah, komoditi yang haram itu ada dua, yaitu haram karena

zatnya dan haram karena sesuatu yang bukan dari zatnya. Haram karena zatnya,

seperti babi dan darah. Haram karena sesuatu yang bukan dari zatnya, seperti

makanan yang tidak diizinkan oleh pemiliknya untuk dimakan dan berdampak

negatif.

2.2. Pengertian Konsumsi Agregat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah bagaimana keputusan rumah tangga

menentukan berapa banyak atau berapa besar pendapatannya yang digunakan untuk

konsumsi barang dan jasa dalam periode tertentu. Sedangkan konsumsi agregat adalah

seluruh jumlah pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk barang dan jasa dalam suatu

perekonomian. Konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga, kekayaan rumah

tangga, tingkat suku bunga, dan harapan-harapan rumah tangga di masa yang akan

datang.

2.2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi agregat antara lain adalah :

a. Pendapatan rumah tangga

Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh rumah tangga maka pengeluaran

konsumsinya akan semakin tinggi. Dan sebaliknya, pendapatan rumah tangga

rendah maka pengeluaran konsumsinya akan rendah pula.

b. Kekayaan rumah tangga dan harga

Jika tingkat harga mengalami kenaikan dengan kekayaan rumah tangga yang

tetap maka pengeluaran konsumsi akan turun dan jika tingkat harga mengalami

10
penurunan dengan kekayaan rumah tangga tetap maka pengeluaran konsumsi

akan naik. Namun jika tingkat harga mengalami kenaikan dengan kekayaan

yang meningkat maka pengeluaran konsumsi tetap.

c. Tingkat suku bunga

Pengaruh tingkat suku bunga semakin tinggi, kecenderungan menabung akan

meningkat dan pengeluaran konsumsi akan turun. Tingkat suku bunga rendah,

kecenderungan menabung akan menurun dan pengeluaran konsumsi akan naik.

Di sisi lain, saat tingkt bunga turun, kecenderungan meminjam uang di bank

akan meningkat dan pengeluaran konsumsi akan meningkat.

d. Harapan di masa yang akan datang

Jika pendapatan yang akan di peroleh di masa yang akan datang tinggi, maka

konsumsi saat ini akan meningkat dan juga meningkatnya meminjam uang

misal di bank akan meningkat. Karena, pendapatan yang di peroleh di masa

yang akan datang mencukupi kebutuhan saat ini dan kebutuhan di masa yang

akan datang.

2.3. Hubungan Konsumsi Agregat Islam terhadap Perekonomian

Iqbal (1985) menjelaskan teori konsumsi Islam yang dikemukakan oleh Ausaf

dan Metwally bahwa MPC mustahik lebih tinggi daripada muzakki sehingga MPC,

APC, dan konsumsi agregat dalam ekonomi Islam akan lebih tinggi daripada ekonomi

sekuler. Dimulai dari fungsi konsumsi Keynes: CS = a + bY dalam ekonomi sekuler.

Untuk memperoleh fungsi konsumsi agregat, penduduk dibagi menjadi dua kelompok

yaitu muzakki (pembayar zakat) dan mustahik (penerima zakat). Muzakki mentransfer

11
proporsi tertentu (α) dari pendapatannya kepada mustahik karena pungutan wajib

zakat, sehingga fungsi konsumsi dalam ekonomi Islam menjadi:

CI = a + b {(βY – αY) + (1 – β)Y + αY)}

merupakan fungsi dari pendapatan muzakki dan mustahik. Pendapatan muzakki bersih

ditunjukkan pada persamaan (βY – αY), di mana pendapatan muzakki (βY) dikurangi

dengan zakat (αY) yang dibayar. Pendapatan mustahik bersih ditunjukkan pada

persamaan (1 – β)Y + αY, di mana pendapatan mustahik [(1 – β)Y] ditambah dengan

zakat (αY) yang diterima.

Pada model persamaan di atas zakat diperlakukan tidak sama dengan pajak,

melainkan diperlakukan sebagai salah satu pengeluaran konsumsi masyarakat untuk

akhirat walaupun zakat yang dikeluarkan tersebut dapat berguna bagi sosial

kemasyarakatan. Model persamaan konsumsi di atas menggunakan model Absolute

Income Hypothesis yang dikemukakan oleh Metwally. Menurut hipotesis ini

konsumsi seseorang tergantung sepenuhnya kepada pendapatan saat ini. Hal ini

sejalan dengan teori yang ada, yakni mustahik dalam konsumsinya sangat bergantung

pada besaran pendapatan yang diterimanya saat ini (Al-Arif, 2010).

Hubungan konsumsi agregat islam terhadap perekonomian suatu Negara

adalah Muzakki memberi zakat kepada mustahiq, akan mempengaruhi jumlah yang

dikonsumsi oleh mustahiq sehingga daya belinya akan semakin meningkat

menjadikan permintaan yang meningkat akan barang dan jasa. Dari meningkatnya

jumlah permintaan dalam suatu perekonomian akan berdampak terhadap

perekonomian itu sendiri. Diantaranya adalah :

12
a. Pengangguran dan inflasi

Dari sisi perusahaan, meningkatnya jumlah permintaan barang dan jasa

dalam suatu perekonomian akan memicu perusahaan-perusahaan untuk

menambah produk yang mereka produksi. Untuk menambah produk yang

diproduksi tentunya memerlukan tenaga kerja yang lebih. Perusahaan akan

menambah jumlah tenaga kerjanya maka akan mengurangi pengangguran.

Namun, dari sisi harga, meningkatnya jumlah permintaan barang dan jasa

dalam suatu perekonomian akan berdampak terhadap naiknya harga-harga

barang dan jasa yang di sebut dengan inflasi. Contohnya pada saat mendekati

hari-hari besar, permintaan akan daging pada hari-hari biasa harganaya

relative stabil atau normal, namun saat mendekati hari Raya Idul Fitri harga

daging akan naik dari harga di hari-hari biasa.

Hubungan pengangguran dan inflasi dapat digambarkan. Kurva phiplis

dikemukakan oleh A. W. Philips yang menjelaskan hubungan tingkat inflasi

dan pengangguran untuk jangka pendek.

13
Dari gambar kurva di atas, tingkat inflasi dan pengangguran memiliki

hubungan yang negative. Artinya jika tingkat inflasi tinggi maka tingkat

pengangguran akan rendah dan jika tingkat inflasi rendah maka tingkat

pengangguran akan tinggi. Dalam jangka pendek, saat terjadi inflasi diikuti

kemampuan masyarakat contohnya terjadi inflasi namun tingkat upah naik,

daya beli masyarakat akan naik pula sehingga meningkatnya jumlah

permintaan barang dan jasa dalam akan memicu perusahaan-perusahaan untuk

menambah produk yang mereka produksi. Untuk menambah produk yang

diproduksi tentunya memerlukan tenaga kerja yang lebih. Perusahaan akan

menambah jumlah tenaga kerjanya maka akan mengurangi pengangguran.

b. Pendapatan Nasional

Secara umum, pendapatan nasional adalah nilai barang dan jasa yang

dihasilkan atau diproduksi oleh suatu perekonomian Negara dalam satu tahun.

Salah satu factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan nasional

adalah konsumsi agregat, namun dalam hal ini konsumsi agregat secara islam.

Muzakki memberi zakat kepada mustahiq, akan mempengaruhi jumlah yang

dikonsumsi oleh mustahiq sehingga daya belinya akan semakin meningkat

menjadikan permintaan yang meningkat akan barang dan jasa. Dengan

penghitungan pendapatan nasional dengan cara pendapatan, peningkatan

permintaan suatu barang dan jasa akan meningkatkan pendapatan dan

keuntungan perusahaan, dan pendapatan dari para pekerja berupa upah dan

gaji. Hal tersebut akan meningkatkan pendapatan nasional dalam suatu Negara.

14
Dan sebaliknya apabila permintaan menurun akan menurunkan pendapatan

nasional dalam suatu Negara.

c. Neraca pembayaran

Neraca pembayaran merupakan catatan dari semua transaksi ekonomi

internasional yang meliputi perdagangan, keuangan dan moneter penduduk

dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu,

biasanya satu tahun atau dikatakan sebagai laporan penerimaan dan

pembayaran dalam suatu Negara. Neraca pembayaran digunakan untuk

mendapatkan factor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor suatu

Negara. Beberapa factor yang mempengaruhi adalah kurs, pendapatan luar

negeri, pendapatan dalam negeri, harga relative dan pendapatan.

Konsmsi agregat secara islam mempengaruhi neraca pembayaran suatu

Negara, dimana saat muzakki membayar zakat kepada mustahiq, mustahiq

akan meningkatkan daya beli dan akan meningkatkan permintaan barang dan

jasa. Dari meningkatnya permintaan, jumlah yang dikonsumsi masyarakat

meningkat juga akan meningkatkan pajak yang masuk dalam transaksi

penerimaan neraca pembayaran. Maka penerimaan akan lebih besar dari

pembayaran dalam neraca pembayaran. Hal ini menyatakan bahwa neraca

pembayaran suatu Negara dalam keadaan surplus. Dan sebaliknya apabila

pembayaran lebih besar dari penerimaan maka menyatakan bahwa neraca

pembayaran suatu Negara dalam keadaan yang defisit.

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Konsumsi agregat islam terdiri dari dua karakteristik yang berbeda, yaitu

muzakki dan mustahiq. Muzakki adalah golongan pembayar zakat. Sedangkan,

mustahiq adalah golongan penerima zakat. Mustahiq fibagi menjadi dua yaitu

mustahiq fakir dan mustahiq msikin. Antara muzakki dan mustahiq mempunyai

model kosnumsi yang berbeda. Konsumsi agregat islam berpengaruh terhadap

perekonomian suatu Negara. Apabila konsumsi secara agregat dalam suatu Negara

tinggi maka akan meningkatkan permintaan barang dan jasa. Dampak dari

meningkatnya permintaan barang dan jasa diantaranya adalah mengurangi

pengangguran tetapi menyebabkan inflasi yang tinggi, pendapaan nasional yang

meningkat dan neraca pembayaran berada dalam konsis surplus. Dan sebaliknya,

apabila konsumsi secara agregat rendah maka permintaan barang dan jasa akan

menurun dan dampak bagi perekonomian suatu Negara adalah pengangguran

meningkat, inflasi rendah, pendapatan nasional rendah,, dan neraca pembayaran

dalam keadaan defisit.

3.2. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat banyak

kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah

tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun

dari para pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

(P3EI), Pusat. Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam. (n.d.). Ekonomi Islam. Jakarta:

Rajawali Pers.

Al Arif, M. Nur Rianto (2010). Efek Pengganda Zakat Serta Implikasinya Terhadap Program

Pengentasan Kemiskinan. Jurnal Ekbisi Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 5(1), 42- 49.

Iqbal, Munawar. (1985). Zakah, Moderation, and Aggregate Consumption in an Islamic

Economy. Journal Reaserch Islamic Economics, 3(1), 45 - 61.

M, Abdul Mannan. (1993). Ekonomi Islam Teori dan Praktek Dasar-Dasar Ekonomi Islam.

Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.

Nurlita, E., & Marliana Ekawaty. (2017). Pengaruh Zakat Terhadap KOnsumsi Rumah

Tangga Mustahik (Studi Pada Penerima Zakat dari BAZNAS Kota Probolinggo.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.3, No. 2, 89 - 90.

Sukirno, Sadono. (2011). Makroekonomi Teori Pengantar Edisi 3. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

http://muhamadkava.blogspot.com/2014/12/makalah-konsumsi-agregat-islam.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai