Anda di halaman 1dari 4

Dampak akibat pacaran toxic terhadap kaum muda pada masa kini.

Perspektif Feminisme.
From : Utari Apriliyani Dumbela

Universitas Negeri Gorontalo

Menjalin sebuah hubungan sosial dengan semua manusia memanglah hal yang sangat
mudah dan baik untuk dilakukan, bukan? Karena pada dasarnya, setiap mahluk hidup didunia
ini butuh pasangan hidup dan setiap individu perlu adanya komunikasi antar sesama.

Seperti halnya bahasan pada artikel kali ini mengenai " toxic relationship" atau
hubungan beracun. Sepertinya kata ini sudah menjadi hal tabu ketika teman-teman
mendengar kata demikian. Jadi, ini berarti membahas hubungan antara kaum perempuan dan
laki-laki (yang masih single) dengan persoalan kebiasaan, rasa, hati, dan pikiran.

Laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk dapat mengembangkan diri
dalam konteks apapun dan sukses dalam berbagai pola bidang kehidupan manapun. Semua
berkesempatan untuk bisa bahagia dengan cara apapun tanpa mengesampingkan kodrat
sebagai manusia ciptaan Tuhan.

Seiring perkembangan zaman, waktu dan kehidupan, hubungan antara perempuan dan
laki-laki (bukan muhrim) direalisasikan dengan kata "pacaran" . It's okay, semua manusia
berhak mendapatkan kebahagiaan. So, itu mungkin sebagian dari 'kata' bahagia mereka.

Berbicara tentang "pacaran", itu sudah menjadi kebiasaan yang tabu untuk anak muda masa
kini atau anak milenials.

Menurut pandangan saya, banyak yang berhasil menuju kejenjang pernikahan dan
tidak jarang juga yang berakhir dengan kekecewaan, penyesalan, kesedihan, kepahitan
bahkan ada kejadian sampai merenggut nyawa akibat kebiasaan toxic ini. Semua itu bisa saja
terjadi selama dia masih berada dalam circle hubungan seperti ini. Yes, exactly ! Ini bisa
dikatakan "pacaran toxic" . Pacaran toxic ini adalah pacaran yang tidak sehat dan sangat
berbahaya apalagi untuk kaum perempuan jika terus di biarkan dan tida secepatnya untuk
ditinggalkan. Ini merupakan hubungan yang sangat tidak layak dipertahankan, dan sebaiknya
di hindari karena pacaran toxic ini bukan hanya membuat kita sakit hati, bahkan cenderung
akan mengalami yang namanya 'kekerasan fisik' dari pasangan. Tentu saja itu akan membuat
perempuan menjadi mental break/down. Karena pada dasarnya, perempuan mahluk Tuhan
yang sangat lembut, kasih sayang, gampang trauma oleh suatu keadaan, maka dari itu perlu
adanya perlindungan dari pihak siapapun.

Tapi bukan hanya laki-laki yang akan bisa menjadi toxic dalam sebuah hubungan lho, ada
juga seringkali kita dengar justru si perempuan yang menjadi sangat toxic dalam satu
hubungan bahkan bisa saja keduanya. Berulang-ulang kali bergumul dengan hubungan toxic
bukanlah satu hal yang menyenangkan.
Memang tidak ada seorangpun yang mau berada dalam zona hubungan beracun alias
toxic apalagi perempuan. Namun banyak dicircle lingkungan sosial kita sering kali terjadi
perlakuan toxic ini, karena sudah dibutakan oleh yang namanya "kebucinan" tanpa
mengetahui dampak atau efek samping dari hubungan ini jika terlalu lama dipertahankan.

Memang benar kata pepatah "Cinta membutakan mata". Itu tepat sekali. Banyak
kejadian yang sebenarnya bisa kita ambil pelajaran apalagi kalau ada teman-teman kita yang
sudah merasakan ketoxican dalam sebuah hubungan.

Banyak yang menginginkan adanya cinta dan kasih sayang ketika mereka pacaran, tapi alih-
alih mendapatkan cinta dan kasih sayang, malah mendapatkan kehancuran lahir batin. Akan
tetapi, banyak juga yang memilih tetap bertahan dalam circle hubungan seperti itu. Mengapa
demikian? Padahal ini bisa saja membuat kita hidup sengsara.

Jadi, kenapa kalian mau mempertahankan hubungan ini, dude? Mau mencari
kesenangan, kasih sayang, cinta, perhatian kan bisa saja dengan berhubungan baik sama
teman, keluarga, orang tua, dan yang paling tepat dengan Tuhan bukan?

Banyak orang-orang yang lebih memilih toxic relationship daripada bahagia dengan teman or
something like that. Mereka terjerumus dalam hubungan salah. Padahal Agama Islam juga
tidak menganjurkan kita yang bukan muhrim memiliki hubungan diluar ikatan pernikahan.
Tapi seiring berkembangnya waktu, ini menjadi hal biasa.

Berbicara perihal Toxic people, ini merupakan istilah bagi orang yang suka
menebarkan sikap dan pemikiran yang negatif dalam suatu hubungan, sering kali tidak sadar
bahwa kehadiran orang-orang seperti ini bisa memberikan dampak yang sangat buruk bagi
orang di sekitarnya atau bahkan pasangannya sendiri.

Orang yang tergolong toxic people juga tidak bisa mengendalikan emosinya. Mereka


juga sangat gemar menyalahkan orang lain atas perasaan yang mereka rasakan. Dengan kata
lain, kamu akan menjadi medium untuk menampung segala perasaan emosional yang dialami
oleh si toxic people. Sifat yang satu ini susah untuk diubah, oleh karena itu lebih baik kamu
menghindar atau menjauh dari orang yang seperti ini. Ketidaksadaran ini terjadi lantaran
mereka selalu merasa senang ketika menciptakan kerumitan bagi orang-orang yang ada di
sekitarnya tersebut. 

Berbicara perihal dampak atau efek dari toxic people ini sangatlah berbahaya sekali.
Karena ini akan berhubungan dengan fisik dan mental seseoang. Hal ini merujuk dari sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Friedrich Schiller University yang menemukan bahwa
sikap toxic people mampu mendorong otak orang-orang di sekitarnya ke dalam kondisi stres.
Kondisi stres ini juga menimbulkan dampak negatif dan mampu bertahan lama pada otak.
Paparan akibat stres tersebut nantinya bisa membahayakan keefektifan neuron di
hipokampus, yaitu area penting di otak, yang bertanggung jawab untuk penalaran dan
memori.

Dari penjabaran efek buruk di atas, pasti kamu tidak mau berada di lingkungan yang
dipenuhi oleh toxic people.
Hindari hubungan seperti ini jika kamu ingin hidup bahagia bersama pasangan. Jika kamu
memang ingin hidup bersama pasangan, kamu tentunya harus memilih kandidat pendamping
dengan sangat saksama. Sebab, dengan siapa kamu mengarungi kehidupan yang mungkin
singkat ini, akan memengaruhi kebahagiaan kamu dalam hidup.

Nah, jika sampai kamu menutup mata dan nggak hati-hati hingga punya pasangan dari
6 tipe ini, pasti hidupmu nggak bahagia, deh. Apa saja, sih? (Source from : Popbela.com).

1. Gemar selingkuh

Selingkuh sekali okelah, manusia bisa khilaf. Tapi kalau sudah 2 hingga berkali-kali, itu
bukan lagi khilaf melainkan memang karakternya atau mungkin 'fetish' dia yang nggak bisa
punya satu pasangan saja. Jangan biarkan dirimu jadi seperti terminal saja, menantikan
busnya pulang dari berkelana. Pastikan deh, jangan mau sama orang yang sudah bolak-balik
selingkuh, sebelum terlanjur menikah!

2. Kasar dan suka memukul

Kamu terus dijadikan samsak pribadi dia. Setiap kesal yang mungkin saja bukan salah kamu
atau tak ada hubungannya denganmu, dia tetap main kasar sama kamu. Ingat lho, nyawamu
bisa terancam jika disakiti secara fisik seperti itu. Siapa yang mau jadi budak seumur
hidupnya? Orangtuamu membesarkan kamu bukan untuk disia-siakan dan dikasari orang
kan? Jadi kamu juga harus bisa menghargai tubuhmu sendiri.

3. Cemburuan tidak masuk akal

Kamu jalan sama temanmu saja dia bisa cemburu. Padahal kalian pergi ramai-ramai. Kalau
kamu nggak bisa dihubungi, nuduhnya langsung selingkuh. Pasti lelah kan punya pasangan
yang seperti ini, Bela? Cemburu itu tak selamanya tanda cinta, lho! Cemburu bisa jadi
pertanda insecure. Jadi, buat kamu yang punya pasangan cemburuan banget, coba cek dia
pasti merasa dirinya itu banyak kurangnya

4. Sangat pelit.

Aduh sudah deh kalau punya pasangan yang pelitnya minta ampun, kamu juga nggak akan
menemukan kebahagiaan dan enaknya punya pasangan. Kalau sebenarnya dia itu mampu,
tapi dia selalu nggak mau bayar harga buat hubungan ini, lebih baik cari yang bisa mengatur
uang tapi nggak pelit ya, dude.

5. Membatasi mimpimu demi kepentingan dia sendiri

Misalnya saja, kamu nggak boleh ikut kegiatan atau komunitas hobimu karena harus
menemani dia ke mana-mana. Padahal dia tahu, mungkin hobi kamu juga
adalah passion kamu dalam hidup. Tapi, yang namanya orang egois itu nggak akan pernah
mengerti penjelasan darimu. Makanya, kamu harus pilih pasangan yang bisa mendukung apa
pun passion yang kamu punya.

6. Kecanduan obat-obatan terlarang.


Oke, dia nggak memaksa kamu untuk ikut makai obat-obatan terlarang. Tapi, orang yang
sudah terkena narkoba itu nggak pernah berakhir happy ending. Kalau dia lagi nggak punya
uang, dia bisa melakukan hal apa pun demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Alhasil,
yang menderita tentunya adalah orang-orang yang ada di sekelilingnya, termasuk kamu
sebagai pasangan. 

Pasangan haruslah jadi hal yang benar-benar kamu pilih dengan baik. Karena kamu
nggak bisa milih siapa orangtua atau saudaramu. Tapi, kamu bisa milih siapa pasangan kamu.
Jadi, daripada sengsara, ayo sekarang mulai berhati-hati dalam jatuh cinta.

Semangat Girls 💞

Anda mungkin juga menyukai