Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

HARMONI KEWAJIBAN NEGARA DAN WARGA NEGARA

“Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan”

Dosen Pengampu : Rini Puji Susanti, M.Pd

Nama Kelompok

Javanic Triyo Goldiny (1802010368)

Wildan Fauzan Akil (1802010360)

Anggi Syafiqul Ahmar (1502010049)

Rolis Triansyah Afif (1802010101)

Akbar Rido (1802010389)

Berliana Nada Salsabila (1802010381)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2019
Kata Pengantar

Assalamu’alaikumWr. Wb
Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang
selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah Kewarganegaraan. Karena dengan perkenan Nya lah batas waktu yang
disediakan tidak terlampaui, hingga sesuaidengan yang diharapkan.
Dalam pelaksanaannya penulis tidak terlepasdari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan dan kemudahan baik berupa saran maupun bentuk bantuan yang
lain. Untuk itu dengan kerendahan hatipenulis mengucapkan terima kasih kepada :
a.     Ibu Rini Puji Susanti, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
b.     Teman-teman semua yang sudah ikut andil dalam menyelesaikan makalah ini
Semoga Allah SWT. Berkenan membalas segala kebaikannya. Penulis harap
Makalah ini dapat berguna kelak di kemudianhari. Di dalam makalah ini banyak
sekali pembahasan tentang “Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara”, namun penulis sadar bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dan untuk perbaikan
makalah ini sangat penulis harapkan. Jika ada sesuatu yang kurang berkenan penulis
mohon maaf.
Demikian sepatah dua patah dari penulis. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terima kasih.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Purwokerto, 31 Maret 2019

Penulis

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR…………………………………………………..………..................2

DAFTAR ISI……………………….…………………………………………………….....3

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang……………………………………………………………………....4


1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………………………...5
1.3  Tujuan Penulisan……………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN
2.1  KAJIAN PUSTAKA

2.1.1 Pengertian Kewajiban dan Hak………………………………………………...5

2.1.2 Hubungan timbal balik kewajiban dan hak warga negara…………………... 6

2.1.3 Pentingnya harmoni kewajiban dan hak warga negara Indonesia………… 6

2.1.4 Hak-hak dan kewajiban warga negara Indonesia yang tercantum dalam UUD
NRI tahun 1945…………………………………………………………………………7

2.1.5 Sumber Historis, Sosiologis dan Politik tentang harmoni kewajiban dan hak
negara dan warga negara Indonesia………………………………………………….8

2.1.6 Dinamika dan tantangan harmoni kewajiban dan hak warga negara……..... 10

2.1.7 Esensi dan urgensi harmoni kewajiban dan hak warga negara……………. 10

2.2 ANALISIS PANDANG

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………. 11
3.2 Saran…………………………………………………………………...…………. 12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………........... 12

3
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehigga
dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala
sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan individu sebagai anggota
warga Negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban
merupakan suatu keharusan atau kewajiban bagi individu dalam
melaksanakan peran sebagai anggota warga Negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara seimbang dalm praktik
kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimbangan yang akan menimbulkan
gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.

Untuk mencapai suatu keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu


dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga
Negara harus mengetahui hak dan kewajiban nya. Seorang pejabat atau
pemerintah pun harus mengetahui akan hak dan kewajibannya. Seperti yang
telah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Jika
hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat
akan aman sejahtera.

Oleh karena itu, kita sebagai warga Negara yang berdemokrasi harus
membangun mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan
hak-hak sebagai warga Negara dan tidak lupa melaksanakan kewajiban kita
sebagai rakyat Indonesia. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945
pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga Negara dan penduduk

4
untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun
tulisan dan lain sebagainya

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kewajiban dan Hak?
2. Hubungan timbal balik kewajiban dan hak warga negara?
3. Pentingnya harmoni kewajiban dan hak warga negara Indonesia?
4. Hak-hak dan kewajiban warga negara Indonesia yang tercantum dalam UUD
NRI tahun 1945?
5. Sumber Historis, Sosiologis dan Politik tentang harmoni kewajiban dan hak
negara dan warga negara Indonesia?
6. Dinamika dan tantangan harmoni kewajiban dan hak warga negara?
7. Esensi dan urgensi harmoni kewajiban dan hak warga negara?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian Kewajiban dan Hak
2. Dapat memahamiHubungan timbal balik kewajiban dan hak warga negara
3. Dapat memahami Pentingnya harmoni kewajiban dan hak warga negara
Indonesia
4. Dapat mengetahui Hak-hak dan kewajiban warga negara Indonesia yang
tercantum dalam UUD NRI tahun 1945
5. Dapat mengetahui Sumber Historis, Sosiologis dan Politik tentang harmoni
kewajiban dan hak negara dan warga negara Indonesia
6. Dapat mengetahui Dinamika dan tantangan harmoni kewajiban dan hak
warga negara
7. Dapat memahami Esensi dan urgensi harmoni kewajiban dan hak warga
negara

Bab II Pembahasan

A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak adalah wewenang menurut hukum. Kewajiban adalah sesuatu yang
harus dilaksanakan, tidak boleh ditinggalkan. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
Sedangkan pengertian Hak dan Kewajiban menurut Sumantri (2001:1)
merupakan syarat objektif dalam semua organisasi negara demokratis.

5
Karena itu rakyat-bangsa yang menempati sebuah negara telah
mencantumkannya dalam konstitusi negara.
2. Hubungan Timbal balik Hak dan Kewajiban warga negara
Hubungan timbal balik antara lain
Contoh hak:
Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hokum, dan setiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

Contoh kewajiban:
Setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk berperan serta
dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dari serangan
musuh dan setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang
telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Penda)
Hubungan negara dan warga negara ibarat ikan dan airnya, keduanya
memiliki hubungan timbal balik yang sangat erat. Negara Indonesia sesuai
dengan institusi, missal, berkewajiban untuk menjamin dan melindungi
seluruh warganya, tanpa kecuali. Secara jelas dalam UUD pasal 33

3. Pentingnya Harmoni Hak dan Kewajiban warga negara Indonesia menurut


UUD 1945
a. Kewajiban Negara
melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia Pembukaan
UUD 1905 alinea 4. menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamannya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu Pasal 29 ayat 24
b. Hak warga negara
Berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan tulisan dan
lisan (pasal 28). Hak anak atas kelangsungan hidup, tmbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (pasal 28B
ayat 2)
c. Kewajiban warga negara
Menghormati HAM orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara (pasal 28J, ayat 1). Ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara (pasal 30, ayat 1)
4. Hak-hak dan Kewajiban warga negara Indonesia yang tercantum dalam UUD
NRI tahun 1945
Hak-Hak Warga Negara:

6
a. Sama Kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan (UUD NRI
1945 Pasal 27 ayat 1: Segala warga negara bersamaan keududukannya
di dalam hukum dan pemerintahan…)
b. Berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
(UUD NRI 1945 Pasal 27 ayat 2: Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan)
c. Ikut serta dalam upaya pembelaan negara (UUD NRI 1945 Pasal 27 ayat
3: Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara)
d. Hak atas Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan (UUD NRI 1945 Pasal 28: Kemerdekaan
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang)
e. Hak untuk memeluk agama masng-masing dan untuk beribadah menurut
agamanya dan kepercayaannya (UUD NRI 1945 Pasal 29 ayat 2: Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masng-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya
itu)
f. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (UUD NRI
1945 Pasal 30 ayat 1: Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dala usaha pertahanan dan keamanan negara)
g. Hak untuk mendapatkan pendidikan (UUD NRI 1945 Pasal 32 ayat 1:
Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan)
h. Memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya (UUD NRI
1945 Pasal 32 ayat 1: Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dala memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya)
i. Hak khusus fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara
(UUD NRI 1945 Pasal 34 ayat 1: fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara)
j. Hak fasilitas pelayanan kesehatan dan faslitas pelayanan umum yang
layak (UUD NRI 1945 Pasal 34 ayat 3: Negara bertanggung jawab atas
penyediaan faslitas pelayanan keshatan dan faslitas pelayanan umum
yang layak)

5. Sumber Historis, sosiologis, dan politik tentang Harmoni Hak dan Kewajiban
Negara dan Warga Negara Indonesia

7
a. Sumber historis
Secara historis perjuangan menegakkan hak asasi manusia terjadi di
dunia Barat (Eropa). Adalah John Locke, seorang filsuf Inggris pada abad
ke-17, yang pertama kali merumuskan adanya hak alamiah (natural
rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak
kebebasan, dan hak milik.
Hak asasi manusia kini sudah diakui seluruh dunia dan bersifat universal,
meliputi berbagai bidang kehidupan manusia dan tidak lagi menjadi milik
negara Barat. Sekarang ini, hak asasi manusia telah menjadi isu
kontemporer di dunia. PBB pada tanggal 10 Desember 1948
mencanangkan Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia).
Pemahaman HAM di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap yang
hidup di masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya berlangsung
sudah cukup lama. Perkembangan pemikiran dan pengaturan HAM di
Indonesia dibagi dalam dua periode (Manan, 2001), yaitu periode
sebelum kemerdekaan (1908–1945) dan periode setelah kemerdekaan
(1945–sekarang)
b. Sumber sosiologis
Akhir-akhir ini kita menyaksikan berbagai gejolak dalam masyarakat
yang sangat memprihatinkan, yakni munculnya karakter buruk yang ditandai kondisi
kehidupan sosial budaya kita yang berubah sedemikian drastis dan fantastis. Bangsa
yang sebelumnya dikenal penyabar, ramah, penuh sopan santun, dan pandai berbasa-
basi sekonyong-konyong menjadi pemarah, suka mencaci, pendendam, perang antar
kampung dan suku dengan tingkat kekejaman yang sangat biadab. Bahkan yang lebih
tragis, anak-anak kita yang masih duduk di bangku sekolah pun sudah dapat saling
menyakiti.
Situasi yang bergolak serupa ini dapat dijelaskan secara sosiologis karena ini memiliki
kaitan dengan struktur sosial dan sistem budaya yang telah terbangun pada masa yang
lalu. Mencoba membaca situasi pasca reformasi
sekarang ini terdapat beberapa gejala sosiologis fundamental yang menjadi sumber
terjadinya berbagai gejolak dalam masyarakat kita (Wirutomo, 2001). Kedua, sumber
terjadinya berbagai gejolak dalam masyarakat kita saat ini adalah akibat munculnya
kebencian sosial budaya terselubung (socio-cultural animosity). Gejala ini muncul dan
semakin menjadi-jadi pasca runtuhnya rezim Orde Baru. Ketika rezim Orde Baru
berhasil dilengserkan, pola konflik di Indonesia ternyata bukan hanya terjadi antara
pendukung fanatik Orde Baru dengan pendukung Reformasi, tetapi justru meluas
menjadi konflik antarsuku, antarumat beragama, kelas sosial, kampung, dan
sebagainya. Sifatnya pun bukan vertikal antara kelas atas dengan kelas bawah tetapi

8
justru lebih sering horizontal, antarsesama rakyat kecil, sehingga konflik yang terjadi
bukan konflik yang korektif tetapi destruktif (bukan fungsional tetapi disfungsional),
sehingga kita menjadi sebuah bangsa yang menghancurkan dirinya sendiri (self
destroying nation). Ciri lain dari konflik yang terjadi di Indonesia adalah bukan hanya
yang bersifat terbuka (manifest conflict) tetapi yang lebih berbahaya lagi adalah
konflik yang tersembunyi (latent conflict) antara berbagai golongan

c. Sumber politik
Sumber politik yang mendasari dinamika kewajiban dan hak negara dan warga negara
Indonesia adalah proses dan hasil perubahan UUD NRI 1945 yang terjadi pada era
reformasi. Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan
reformasi di masyarakat. Tuntutan tersebut disampaikan oleh berbagai komponen
bangsa, terutama oleh mahasiswa dan pemuda.
 
Beberapa tuntutan reformasi :
a. mengamandemen UUD NRI 1945,
b. penghapusan doktrin Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ABRI),
c. menegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM), serta
pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN),
d. melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah,
e. (otonomi daerah),
f. mewujudkan kebebasan pers,
g. mewujudkan kehidupan demokrasi

6. Dinamika dan Tantangan Harmoni Kewajiban dan Hak Warga Negara


perubahan yang terjadi akibat dari perbuatan masyarakat yang menabrak konstitus
yang dapat menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu
baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara

Banyaknya suku, Bahasa daerah, terpisahnya pulau – pulau dan juga bedanya agama
membuat tanangan yang berat untuk Bangsa Indonesia

Jadi, strategi kebudayaan nasional Indonesia yang kita pilih.adalah


sebagai berikut:

 a. Menerima sepenuhnya: unsur-unsur budaya asing yang


sesuai dengan kepribadian bangsa;

 b. Menolak sepenuhnya: unsur-unsur budaya asing yang tidak sesuai


dengan kepribadian bangsa;

9
d.Menerima secara selektif: unsur budaya asing yang belum jelas apakah
sesuai atau bertentangan dengan kepribadian bangsa

7. Esensi dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak warga negara


UUD NRI Tahun 1945 tidak hanya memuat aturandasar ihwal kewajiban dan
hak negara melainkan jugakewajiban dan hak warga negara. Dengan
demikian terdapatharmoni kewajiban dan hak negara di satu pihak
dengankewajiban dan hak warga negara di pihak lain. Esensi danurgensi
harmoni kewajiban dan hak Negara dan warga Negara dapat dipahami
dengan menggunakan pendekatankebutuhan warga Negara yang meliputi:
1. Agama
2  Pendidikan dan Kebudayaan
3. Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Rakyat
4. Pertahanan dan Keamanan

B. Analisis Pandang
Menurut kelompok 3, harmoni dan kewajiban warga negara Indonesia wajib
dijaga, karena banyaknya keberagaman Indonesia membuat Indonesia rapuh
akan perpecahan. Maka dari itu, pentingnya menegerti tentang kewajiban dan
hak warga Indonesia dapat membuat keharmonian Indonesia tetap terjaga
Mengetahui hak dan kewajiban warga negara sangatlah mudah, kita sudah
mempelajari tentang hak dan kewajiban sejak dini dengan cara “menghormati
orang sekitar” saja sudah memenuhi kewajiban sebagai warga negara Indonesia

Bab III Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah ditulis, maka dapat disimpulkan :
1.      Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat
oleh pihak lain mana pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
olehnya. Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya
dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain

10
mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan.
2.      Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubungan
warga negara dengan negara. Hak dan kewajiban bersifat timbal balik, bahwa
warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula
negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga negara.
3.      Hak dan kewajiban warga negara dan negara Indonesia diatur dalam
UUD NRI 1945 mulai pasal 27 sampai 34, termasuk di dalamnya ada hak asasi
manusia dan kewajiban dasar manusia. Pengaturan akan hak dan kewajiban
tersebut bersifat garis besar yang penjabarannya dituangkan dalam suatu undang-
undang.
4.      Sekalipun aspek kewajiban asasi manusia jumlahnya lebih sedikit jika
dibandingkan dengan aspek hak asasi manusia sebagaimana tertuang dalam UUD
NRI 1945, namun secara filosofis tetap mengindikasikan adanya pandangan
bangsa Indonesia bahwa hak asasi tidak dapat berjalan tanpa dibarengi kewajiban
asasi. Dalam konteks ini Indonesia menganut paham harmoni antara kewajiban
dan hak ataupun sebaliknya harmoni antara hak dan kewajiban.
5.      Hak dan kewajiban warga negara dan negara mengalami dinamika
terbukti dari adanya perubahan-perubahan dalam rumusan pasal-pasal UUD NRI
1945 melalui proses amandemen dan juga perubahan undang-undang yang
menyertainya.
6.      Jaminan akan hak dan kewajiban warga negara dan negara dengan
segala dinamikanya diupayakan berdampak pada terpenuhinya keseimbangan
yang harmonis antara hak dan kewajiban negara dan warga negara

B. Saran
Dari makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca dapat
memahami dan dapat menjalankan hak dan kewajiban pembaca sebagai warga
Negara. Dan pememrintah di harapakan untuk memberikan hak atas warga

11
Negara nya dan berkewajiban untuk melindungi warga Negara nya sesuai dengan
undang-undang yang berlaku.

Bab IV Daftar Pustaka

Wasitohadi, 2019. Paradigma terbaru pendidikan kewarganegaraan untuk


mahasiswa. Bandung: Alfabeta

12

Anda mungkin juga menyukai