Anda di halaman 1dari 5

Bab VI

Beriman Kepada Hari Akhir


A. Pengertian Hari Akhir
Hari akhir ialah berakhirnya alam kita sekarang, dimana semua isinya binasa
(kecuali Dzat Allah) kemuadian Allah membangkitkan manusia dari alam kubur kealam
akhirat untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya (amal buruk dan
baiknya) untuk diberikan balasan yang sesuai yaitu surge atau nerakaa.

B. Sebutan Lain Hari Akhir


 Al-Sa’ah (waktu) = waktu berakhirnya alam kita, dan dimulainya alam akhirat.
 Al-Akhirah (Kehidupan yang akhir) = suatu alam kehidupan setelah mati.
 Yaum al-Qiyamah (hari kebangkitan) = hari di mana manusia didirikan dari alam
kubur
 Yaum al-Ba’s (hari kebangkitan) = suatu hari dibangkitkannya manusia dari alam
kuburnya.
 Yaum al-Hisab (hari perhitungan = hari dimana manusia diperhitungkan amal
perbuatannya.
 Yaum al-Fasl (hari keputusan/kepastian) = hari dimana mausia menerima
keputusan dari Allah, yaitu siksa atau neraka.
 Yaum al-Din (hari pembalasan) = hari dimana manusia menerima balasan atas
segala amal perbuatannya.
 Yaum al-Khulud =(hari kekekalan) = hari yang manusia hidup dalam alam yang
kekal.

C. Argumentasi Tentang Adanya Hari Akhir


Manusia yang ingkar pada hari akhir dimulai dari keyakinan mereka bahwa tidak
ada kehidupan setelah mati. Sesuai dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 29 dan Surat
Al-Jasiah ayat 24. Mereka beranggapan bahwa bagaiman tulang yang sudah hancur bisa
dibangkitkan lagi? Seuai surat al-Isra ayat 49.
Manusia berasal dari benda mati menjadi makhluk hidup dan melakukan
berbagai macam aktivitas (amal perbuatan), baik perbuatan baik dan buruk dimana
semua itu akan mendapatkan balasan (nikmat maupun hukuman). Balasan ada yang
diberikan didunia dan ada yag belum karena keadilan didunia ini tidak mutlak. Oleh
karena itu, adanya hari akhir agar manusia merima balasan yang seimbang dan adil
sesuai dengan perbutannya di dunia.
Seseorang dituntut untuk meyakini adanya hari kebangkitan setelah kematian,
dimana ketika itu ia menyadari eksistensi dirinya secara sempurna. Apakah detail
kebangkitan (Qur’an Surat Yasin (36) ayat 76-83) yang dimaksud adalah kebangkitan ruh
dan jasad atau ruh saja, pokoknya manusia harus mengenal dirinya, tidak kurang dari
pengenalannya ketika ia masih hidup didunia.

D. Kiamat Versi Al-Qur’an


a) Bintang dan planet berjatuhan membombardir bumi
b) Langit terbelah dan berlubang
c) Jatuhnya meteor atau komet menyebabkan bumi bergoncang dan berhamburan
isi “perut”nya.
d) Gunung-gunung seperti diangkat lalu dibanting sehingga hancur menjadi debu.
e) Debu berhamburan memenuhi atmosfer sehingga matahri tidak terlihat.
f) Samudra dan lautan meluap.

E. Kiamat Versi Ilmuan


Hukum Thermidinamika kedua mengatakan bahwa energi (panas) cenderung
meyebar rata keseluruh penjuru. Sehingga energy tersebut menjadi semakin menipis
dan terjadilah proses pendinginan matahari. Ketika matahari menjadi dingin, semua
kehidupan akan musnah. Setelah itu matahari akan mengkerut dan mengecil, hingga
mecapai kemampatan sehingga matahari meledak dimana jilatan apinya akan menelan
Sembilan planet dan berakhirllah tata surya kita.
Teori lain mengatakan bahwa gravitasi yang ada dibumi lama-lama semakin
melamah dan menghilang. Hal ini akan menyebabkan lintasan edar benda langit
menjadi kacau tidak beraturan sehingga tabrakan atar tata surya tidak bisa dihindarkan
lagi.

F. Fase Perjalanan Kehidupan di Akhirat


a. Jagad raya dan seluruh isinya hancur dan binasa kecuali Dzat Allah Yang akan tetap
sempurna (Q.S. al-Rahman : 26-27)
b. Yaum al-Ba’s wa al-Hasyr (hari kebangkitan dan pengumpulan). Semua manusia
(setelah mati) dibangkitkan dan dihidupkan kembali lalu dikumpulkan di Padang
Mahsyar (Q.S. Yasin : 51-52 dan Q.S. al-Nisa : 87)
c. Yaum al-Ardh (hari pertunjukan) setelah dikumpulkan, seluruh amal perbuatan
mereka akan diperlihatkan secara transparan (Q.S. al-Zalzalah : 6-8)
d. Yaum Hisab (hari perhitungan). Semua amal ibadah akan dimbang secara akurat dan
adil (Q.S. al-Anbiya’ ayat 47)
e. Yaum al-Jaza’ (hari pembalasan). Setalah proses pengadilan dihadapan Mahkamah
Tuhan, maka dibuat putusan dan balasan, yaitu surge atau neraka. Inilah kehidupan
ukhrawi yang kekal. (Q.S.al Mu’min : 17 dan Q.S. al-Qariah : 6-11).

G. Surga dan Neraka.


Allah itu Maha Adil dan Teliti yang tidak akan menzalimi hamba-Nya. Allah akan
menghukum kita sesuai dengan perbuatan kita didunia. Orang yang banyak amal
baiknya akan mendapatkan hidup senang yang sempurna surga dan orang yang bayak
amal buruknya akan mendapatkan hidup sengsara dan menderita secara total didalam
neraka.

H. Urgensi Iman Kepada Hari Akhir


Keimanan kepada Allah sangat berkaitan erat dengan keimanan kepada hari
akhir.dimana keyakinan adanya Hari akhir tujuan atau akhir dari beriman kepada Allah
sehingga dalam kehidupan manusia akan melakukan hal-hal positif dan memanfaatkan
secara optimal segala karunia Allah untuk kepentingan umat di jalan Allah.
Karena Manusia mengemban tugas dan fungsi sebagai khalifah Allah dan abdi
Allah, serta memiliki keistimewaan yaitu struktuk biologis dan psikis, kebebasan
berkehenda, dan petunjuk kebenaran wahyu maka sebagai konsekuensi logis dikenai
sistem reward &punishment. Dengan demikian sudah semistinya jika ia harus dapat
mempertanggungjawabkan segala sesuatu berkaitn tugas dan anugrah tersebut kepada
Allah.

BAB VII
QADA DAN QADAR ALLAH
A. Pendahuluan
Iman kepada qada dan qadar adalah sendi dari akidah islam. Dalam pembicaraan
sehari-hari disingkat takdir (taqdir).dimana tqkdir Tuhan merupakan salah satu masalah
gaib yang hanya diketahui oleh Allah sendiri sesuai dengan al-Qur’an surat an-Naml ayat
65 yang artinya “Katakanlah tak seorangpun dilangit maupun di bumi yang mengetahui
perkara gaib kecuali Allah”
B. Pengertian Qada dan Qadar
Menurut bahasa (etimologi) qada berarti perintah, menetapkan, menghendaki,
dan menjadikan. Sedangkan qadar mengandung pengertian, kekuasaaan Allah untuk
menentukan ukuran dan aturan terhadap sesuatu, sebagimana disebutkan dalam al-
Ra’d ayat 8, al-Hijr ayat 21, dan al-Qamar ayat 49 dimana dari ayat tersebut yang
dimaksud qadar atau taqdir ialah suatu peraturan tertentu yang telah dibuat oleh Allah
swt untuk segala yang ada dialam semesta.
Dengan demikian, segala seuatu terjadi dengan qada dan qadar Allah, berarti
segala sesuatu itu terjadi dengan kehendak dan ketetapan hokum Allah yang telah
ditentukan sebelumnya dan berjalan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh
kehendaknya dibawah pengetahuan Allah.
Menurut istilah (termilogi), qada berarti keputusan Allah swt, tentang segala
sesuatu yang telah diputuskan (Umar Hasyim,1985). Qada adalah hokum Allah yang
telah ditentukan untuk alam semsta ini, dan Dia jalankan alam semsta ini sesuai dengan
konsekuensi kukum-Nya dari sunah-sunah yang Dia kaitkan antara akibat dengan sebab-
sebabmya, semnjak Dia menghendakinya sampai selama-lamaya.
Qadar dalam pengertian istilah (terminology) ialah perwujudan dari ketentuan-
ketentuan Allah swt, yang telah ada sejak zaman azali atau dapat diartikan sebagai suatu
peraturan umum yang telah ditetapkan oleh Allah untuk menjadi dasar ala mini, diman
tedapat hubungan sebab akibat.
Secara sederhana, qada dapat diartikan sebagai ketetapan Allah yang telah
ditetapkan (tetapi tidak kita ketahui) sedangkan qadar adalah ketetapan Allah yang
telah terbukti (diketahui sudah terjadi) (Dirjen Depag RI,2000).
C. Pendekatan Memahami Takdir
Berkenaan dengan qadar ini Muhammad Saleh al-Uthaimin 1421 H menjeaskan bahwa
qadar itu ada emapat peringkat yaitu :
a. Ilmu
Kita mempercayai bahwa Allah swt mengathui segala sesuatu, baik apa yang
telah terjadi ataupun yang akan terjadi, dan bagaiman kejadiannya karena ilmu-
Nya yang azali dan abadi. (pengetahuan Sllah tetang segala sesuatu tidak baru
dan tidak didahului leh ketidaktahuan, Dia tidak pula bersifat lupa karena
keabadian ilmuNya yang tidak berawal dan tidak berakhir)
b. Kitabah
Kia mempecayai bahwa Allah swt. Telah menulis tentang segala sesuatu yang
terjadi sampai hari kiamat di Lauh Mahfuzh (Qur’an surat al-Hajj/22:70)
c. Masyi’ah
Kita mempercayai bahwa Allah swt. Telah menentukan segala sesuatu baik
dilangit maupun dibumi sesuai dengan masyi’ahNya (kehendakNya).
d. Al-Khalq
Kita mempercayai bahwa sesungguhnya Allah SWT, Pencipta segala sesuatu
(Qur’an surat al-Zumar ayat 62)

Dari keempat peringkat diatas maka segala sesuatu yang dilakukan hambaNya
baik perkataan, perbuatan, dan termasuk apa yanag dilakukan, semuanya itu diketahui
oleh Allah swt. dan telah tertulis di sisNya dan dikehendaki-Nya serta diciptakan-Nya.
Perbuatan manusia adalah ata dasar ihtiar dan usahanya sendiri sebagaimana
dalil Al-Qur’an dan argumentasinya dibawah ini (Ibid) :
a. Surat al-Baqarah ayat 223, mejelaskan bahwa perbuatan yang dilakukan hamba
atas usaha dan kehendaknya.
b. Surat al-Baqarah/2 ayat 286, adanya perintah dan larangan adalah berdasarkan
pertimbangan adanya ikhtiar (usaha) dan qudrah (kemampuan) manusia untuk
melasanakannya.
c. Perbuatan baik akan memperolh puian dan buruk akan memperolah celaan,
serta diberikan baasannya masing-masing sesuai perbuatan mereka.
d. Allah mengutus para Rasul untuk memberikan kabar gemberi dan peringatan
(Qur’an surat al-Nisa’ ayat 165)
e. Setiap orang berbuat sesuatu atau tidak melakukan sesuatu merasa tidak ada
ynag memaksanya atau menyuruhnya.

D. Iman kepada Takdir dan Usaha Manusia


Iman kepada hari akhir merupakan kewajiban seorang muslim, tidak sempurna
imannya tanpa percaya kepada takdir, karena iman kepada takdir berarti mengakui ilmu
Allah dan kebenarannya.
Percaya adanya qada dan qadar bahwa percaya kita wajib lebih berusaha dan
berikhitiar, lebih berani bermujahadah, lebih berani menghadapi bahaya; percaya akan
perintah Allah dan perpercaya pula bahwa perbuatab baik tentu akan mendapatkan
balasan yang baik, dan semua perbuatan jahat akan mendapatkan siksa di dunia dan di
akhirat.

E. Hikmah Iman Kepada Takdir


 Memelihari jiwa dari perasaan sombong
 Menjauhkan perasaan lemah dan putus asa
 Menumbuhkan sifat-sifat keutamaan
 Memelihara kesucian jiwa mislanya tidak iri terhadap kenikmatan yang diterima
pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai