BAB VII
QADA DAN QADAR ALLAH
A. Pendahuluan
Iman kepada qada dan qadar adalah sendi dari akidah islam. Dalam pembicaraan
sehari-hari disingkat takdir (taqdir).dimana tqkdir Tuhan merupakan salah satu masalah
gaib yang hanya diketahui oleh Allah sendiri sesuai dengan al-Qur’an surat an-Naml ayat
65 yang artinya “Katakanlah tak seorangpun dilangit maupun di bumi yang mengetahui
perkara gaib kecuali Allah”
B. Pengertian Qada dan Qadar
Menurut bahasa (etimologi) qada berarti perintah, menetapkan, menghendaki,
dan menjadikan. Sedangkan qadar mengandung pengertian, kekuasaaan Allah untuk
menentukan ukuran dan aturan terhadap sesuatu, sebagimana disebutkan dalam al-
Ra’d ayat 8, al-Hijr ayat 21, dan al-Qamar ayat 49 dimana dari ayat tersebut yang
dimaksud qadar atau taqdir ialah suatu peraturan tertentu yang telah dibuat oleh Allah
swt untuk segala yang ada dialam semesta.
Dengan demikian, segala seuatu terjadi dengan qada dan qadar Allah, berarti
segala sesuatu itu terjadi dengan kehendak dan ketetapan hokum Allah yang telah
ditentukan sebelumnya dan berjalan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh
kehendaknya dibawah pengetahuan Allah.
Menurut istilah (termilogi), qada berarti keputusan Allah swt, tentang segala
sesuatu yang telah diputuskan (Umar Hasyim,1985). Qada adalah hokum Allah yang
telah ditentukan untuk alam semsta ini, dan Dia jalankan alam semsta ini sesuai dengan
konsekuensi kukum-Nya dari sunah-sunah yang Dia kaitkan antara akibat dengan sebab-
sebabmya, semnjak Dia menghendakinya sampai selama-lamaya.
Qadar dalam pengertian istilah (terminology) ialah perwujudan dari ketentuan-
ketentuan Allah swt, yang telah ada sejak zaman azali atau dapat diartikan sebagai suatu
peraturan umum yang telah ditetapkan oleh Allah untuk menjadi dasar ala mini, diman
tedapat hubungan sebab akibat.
Secara sederhana, qada dapat diartikan sebagai ketetapan Allah yang telah
ditetapkan (tetapi tidak kita ketahui) sedangkan qadar adalah ketetapan Allah yang
telah terbukti (diketahui sudah terjadi) (Dirjen Depag RI,2000).
C. Pendekatan Memahami Takdir
Berkenaan dengan qadar ini Muhammad Saleh al-Uthaimin 1421 H menjeaskan bahwa
qadar itu ada emapat peringkat yaitu :
a. Ilmu
Kita mempercayai bahwa Allah swt mengathui segala sesuatu, baik apa yang
telah terjadi ataupun yang akan terjadi, dan bagaiman kejadiannya karena ilmu-
Nya yang azali dan abadi. (pengetahuan Sllah tetang segala sesuatu tidak baru
dan tidak didahului leh ketidaktahuan, Dia tidak pula bersifat lupa karena
keabadian ilmuNya yang tidak berawal dan tidak berakhir)
b. Kitabah
Kia mempecayai bahwa Allah swt. Telah menulis tentang segala sesuatu yang
terjadi sampai hari kiamat di Lauh Mahfuzh (Qur’an surat al-Hajj/22:70)
c. Masyi’ah
Kita mempercayai bahwa Allah swt. Telah menentukan segala sesuatu baik
dilangit maupun dibumi sesuai dengan masyi’ahNya (kehendakNya).
d. Al-Khalq
Kita mempercayai bahwa sesungguhnya Allah SWT, Pencipta segala sesuatu
(Qur’an surat al-Zumar ayat 62)
Dari keempat peringkat diatas maka segala sesuatu yang dilakukan hambaNya
baik perkataan, perbuatan, dan termasuk apa yanag dilakukan, semuanya itu diketahui
oleh Allah swt. dan telah tertulis di sisNya dan dikehendaki-Nya serta diciptakan-Nya.
Perbuatan manusia adalah ata dasar ihtiar dan usahanya sendiri sebagaimana
dalil Al-Qur’an dan argumentasinya dibawah ini (Ibid) :
a. Surat al-Baqarah ayat 223, mejelaskan bahwa perbuatan yang dilakukan hamba
atas usaha dan kehendaknya.
b. Surat al-Baqarah/2 ayat 286, adanya perintah dan larangan adalah berdasarkan
pertimbangan adanya ikhtiar (usaha) dan qudrah (kemampuan) manusia untuk
melasanakannya.
c. Perbuatan baik akan memperolh puian dan buruk akan memperolah celaan,
serta diberikan baasannya masing-masing sesuai perbuatan mereka.
d. Allah mengutus para Rasul untuk memberikan kabar gemberi dan peringatan
(Qur’an surat al-Nisa’ ayat 165)
e. Setiap orang berbuat sesuatu atau tidak melakukan sesuatu merasa tidak ada
ynag memaksanya atau menyuruhnya.