Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK CORONA TERHADAP

PEREKONOMIAN INDONESIA DAN DUNIA

Disusun oleh :
Nama : Grahani Switamy Manik
Kelas : XII MIPA 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang
berat, hingga kematian. Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus
Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke
hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Dengan banyaknya korban berjatuhan akibat virus ini, banyak pula sistem di
masyarakat yang menjadi lumpuh. Beberapa negara telah menerapkan kebijakan
untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus
Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Merebaknya virus Corona
yang menyebar ke hampir seluruh dunia tidak hanya mempengaruhi kondisi
kesehatan masyarakat, namun juga mempengaruhi seluruh lapisan sistem di dunia
termasuk perekonomian. Dampaknya pada bidang perekonomian dunia meliputi
sisi perdagangan, investasi dan pariwisata. Hal ini diakibatkan oleh besarnya
pengaruh China terhadap perekonomian global.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak virus Corona terhadap perekonomian dunia?
2. Bagaimana dampak virus Corona terhadap perekonomian Indonesia?
3. Bagaimana langkah dunia untuk mengurangi dampak virus Corona
terhadap perekonomian global?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak virus Corona terhadap perekonomian dunia.
2. Untuk mengetahui dampak virus Corona terhadap perekonomian
Indonesia.
3. Untuk mengetahui langkah dunia dalam mengurangi dampak virus
Corona terhadap perekonomian global.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dampak Virus Corona Terhadap Perekonomian Dunia


World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses
(Cov) adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut
COVID-19. Virus Corona adalah zoonotic yang artinya ditularkan antara hewan
dan manusia. Penyebaran virus Corona ini sangat cepat bahkan sampai ke lintas
negara. Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia
membawa dampak pada perekonomian dunia baik dari sisi perdagangan, investasi
dan pariwisata.
China merupakan negara eksportir terbesar dunia. Adanya virus Corona
yang terjadi di China menyebabkan perdagangan China memburuk. Angka
penurunan tersebut sangatlah berpengaruh pada perdagangan dunia. Misalnya saja,
pada pasar komoditi khususnya untuk minyak mentah dan bijih besi. Penyebaran
virus Corona juga mengakibatkan penurunan produksi di China, padahal China
menjadi pusat produksi barang dunia. Apabila China mengalami penurunan
produksi maka global supply chain akan terganggu. Sebagai contoh, supply chain
untuk produksi otomotif dan elektronika, khususnya terhadap negara Jepang dan
Eropa akan terdampak. Sehingga dapat mengganggu proses produksi yang
membutuhkan bahan baku dari China.
Virus Corona juga berdampak pada investasi bisnis, khususnya untuk
negera-negara berkembang di Asia Tenggara. Karena masyarakat akan lebih
berhati-hati saat membeli barang maupun berinvestasi. Virus Corona mampu
memengaruhi proyeksi pasar. Investor bisa menunda investasi karena
ketidakjelasan supply chain atau akibat asumsi pasarnya berubah. Selama belum
ada berita spesifik tentang keseriusan pemerintah dalam menanggulangi wabah ini
maka investor kemungkinan juga bakal terus menurun dan menunda penanaman
modal. Padahal untuk negara-negara berkembang, investor asing adalah kontribusi
yang bisa dibilang cukup vital dalam pertumbuhan ekonomi.
Tak hanya itu, pada Februari lalu, Bank Sentral China dikabarkan telah
memangkas suku bunga pinjaman jangka menengah dan mengeluarkan beberapa
stimulus demi mengurangi dampak dari wabah virus Corona. Pemerintah China
juga diberitakan akan memangkas pajak tertarget untuk perusahaan yang terkena
dampak dari mewabahnya virus Corona, namun meski begitu perlambatan
pertumbuhan ekonomi tak terhindarkan. Penerimaan pajak sektor perdagangan pun
mengalami penurunan padahal perdagangan memiliki kontribusi kedua terbesar
terhadap penerimaan pajak.
Selain itu, untuk mencegah penyebaran virus baru, pemerintah di seluruh
dunia telah memberlakukan pembatasan bahkan larangan perjalanan pada orang
yang akan bepergian dari China dan ke China. Misalnya Italia, China, Singapura,
Rusia, Australia dan negara lain juga memberlakukan hal yang sama. Larangan ini
menyebabkan sejumlah maskapai membatalkan penerbangannya dan beberapa
maskapai terpaksa tetap beroperasi meskipun mayoritas bangku pesawatnya
kosong demi memenuhi hak penumpang. Para konsumen juga banyak yang
menunda pemesanan tiket liburannya karena semakin meluasnya penyebaran virus
Corona.
Sehubungan dengan adanya larangan perjalanan tersebut, maka otomatis
sektor-sektor penunjang pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail
pun juga akan terpengaruh dengan adanya virus Corona. Keadaan sepi wisatawan
inilah yang berdampak pada restoran atau rumah makan yang sebagian besar
konsumennya adalah para wisatawan. Khususnya negara-negara di Asia yang
meraup keuntungan besar dari turis asal mancanegara yang saat ini terkena dampak
lebih parah. Hal tersebut akan menyebabkan perlambatan ekonomi yang signifikan.
Luasnya proyeksi dampak domino karena adanya wabah virus Corona
menyebabkan sentiment risk off melejit di pasar keuangan global. Bursa saham
penuh angka merah, angka pasar komoditi menurun, dan berbagai mata uang
mengalami pergolakan. Citibank bahkan memangkas estimasi harga minyak
mentah Brent dari $69 menjadi $54 per barrel untuk kuartal I/2020. Citibank juga
memperkirakan jika harga minyak mentah dunia bisa jatuh hingga $47 per barrel.
Hal ini dikarenakan China adalah importir minyak mentah terbesar di dunia.
Setidaknya menurut survey dari Financial Times, ada 5 negara yang paling
rentan terkena dampak perlambatan Ekonomi China, yaitu Hongkong, Jepang,
Korea Selatan, Thailand dan Malaysia. Sedangkan untuk mata uang mayor,
Amerika diprediksi akan mengalami dampak paling rendah karena skala domestik
Amerika lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh eksternal lainnya.
Dengan keadaan perekonomian yang sedang terombang ambing dan dengan
banyaknya masyarakat yang melakukan karantina dan pembatasan fisik dalam
lingkup sosial, maka jadinya lebih banyak waktu yang dihabiskan di rumah oleh
masyarakat. Bahkan karena adanya beberapa kelompok masyarakat yang
kehilangan pekerjaan karena adanya wabah virus ini, menjadikan mereka harus
memutar otak bagaimana untuk tetap mendapatkan penghasilan walaupun sebagian
besar waktu hanya dihabiskan di rumah.

B. Dampak Virus Corona Terhadap Perekonomian Indonesia


Berdasarkan Kementerian Kesehatan Indonesia, perkembangan kasus
COVID-19 di Wuhan berawal pada tanggal 30 Desember 2019 dimana Wuhan
Municipal Health Committee mengeluarkan pernyataan “urgent notice on the
treatment of pneumonia of unknown cause”. Virus ini menular dengan cepat dan
telah menyebar ke beberapa negara, termasuk saat ini negara Indonesia. Di
Indonesia, penyebaran virus ini dimulai sejak tanggal 02 Maret 2020, diduga
berawal dari salah satu warga negara Indonesia yang melakukan kontak langsung
dengan warga negara asing yang berasal dari Jepang. Hal tersebut telah
diumumkan oleh bapak Presiden Jokowi. Seiring dengan berjalannya waktu,
penyebaran covid-19 telah mengalami peningkatan yang signifikan.
Virus corona memberikan dampak yang cukup luas terhadap kegiatan yang
dilakukan masyarakat, salah satunya adalah dampak dalam kegiatan
perekonomian. Virus corona atau corona virus disease 2019 (Covid-19) telah
membuat perekonomian dalam negeri kontraksi.
Hingga 11 April lebih dari 1,5 juta karyawan putus kerja atau pemutusan
hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan. Di mana 1,2 juta pekerja itu berasal dari
sektor formal, 265.000 dari sektor informal. Hal ini diakibatkan oleh sejumlah
kantor besar, pabrik, perusahaan ritel, dan berbagai usaha kecil menengah yang
terpaksa menghentikan sementara operasional mereka. Memang ada yang masih
beroperasi namun sebagian besar menerapkan peraturan "work from home" yang
berarti karyawan tetap bekerja dari rumah. Namun tentunya ada banyak juga jenis
pekerjaan yang terpaksa harus berhenti total karena pekerjaan mereka adalah di
lapangan dan tidak bisa dikerjakan dari rumah.
Dampak virus Corona juga diduga akan menyasar pada kinerja ekspor impor
Indonesia pada Januari 2020. Indonesia sering melakukan kegiatan impor dari
China dan China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Maka,
tentu saja virus Corona yang ada di China mempengaruhi kegiatan perdagangan
antara China dan Indonesia. Dari sisi impor juga terjadi penurunan 2.71% yang
disumbang turunnya transaksi komoditas buah-buahan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor migas dan non-migas
mengalami penurunan karena China merupakan importir minyak mentah terbesar.
Penurunan permintaan bahan mentah dari China seperti batu bara dan kelapa sawit
akan mengganggu sektor ekspor di Indonesia yang dapat menyebabkan penurunan
harga komoditas dan barang tambang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) pada Januari 2020, penurunan tajam terjadi pada ekspor migas dan non-
migas yang merosot 12.07%. Selain itu, Indonesia juga sangat bergantung dengan
bahan baku dari China terutama bahan baku plastik, bahan baku tekstil, part
elektronik, komputer dan furnitur.
Virus Corona juga berdampak pada investasi. Di bidang investasi, China
merupakan salah satu negara yang menanamkan modal ke Indonesia. Pada 2019,
realisasi investasi langsung dari China menempati urutan ke dua setelah Singapura.
Terdapat investasi di Sulawesi berkisar US $5 miliar yang masih dalam proses
tetapi tertunda karena pegawai dari China yang terhambat datang ke Indonesia.
Tak hanya itu, Indonesia juga merupakan salah satu negara yang
memberlakukan larangan perjalanan ke dan dari China untuk mengurangi
penyebaran virus Corona. Akibatnya, sejumlah maskapai membatalkan
penerbangannya dan beberapa maskapai terpaksa tetap beroperasi meskipun
mayoritas bangku pesawatnya kosong demi memenuhi hak penumpang.
Masyarakat pun menjadi enggan untuk bepergian. Keadaan ini menyebabkan
pemerintah memberikan diskon untuk para wisatawan dengan tujuan Denpasar,
Batam, Bintan, Manado, Yogyakarta, Labuan Bajo, Belitung, Lombok, Danau
Toba dan Malang.
Pada sektor wisata yang terjadi adalah wisatawan yang berkunjung ke
Indonesia berkurang. Sehingga sektor-sektor penunjang pariwisata seperti hotel,
restoran maupun pengusaha retail pun akan terpengaruh dengan adanya virus
Corona. Okupansi hotel mengalami penurunan sampai 40 persen yang berdampak
pada kelangsungan bisnis hotel. Sepinya wisatawan juga berdampak pada restoran
atau rumah makan yang sebagian besar konsumennya adalah para wisatawan.
Melemahnya pariwisata juga berdampak pada industri retail. Adapun daerah yang
sektor retailnya paling terdampak adalah Manado, Bali, Kepulauan Riau, Bangka
Belitung, Medan dan Jakarta. Penyebaran virus Corona juga berdampak pada
sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) karena para wisatawan yang
datang ke suatu destinasi biasanya akan membeli oleh-oleh. Jika wisatawan yang
berkunjung berkurang, maka omset UMKM juga akan menurun. Berdasarkan data
Bank Indonesia, pada tahun 2016 sektor UMKM mendominasi unit bisnis di
Indonesia dan jenis usaha mikro banyak menyerap tenaga kerja.
Di lain sisi, virus Corona tidak hanya berdampak negatif, namun juga dapat
memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah
terbukanya peluang pasar ekspor baru selain China. Selain itu, peluang
memperkuat ekonomi dalam negeri juga dapat terlaksana karena pemerintah akan
lebih memprioritaskan dan memperkuat daya beli dalam negeri daripada menarik
keuntungan dari luar negeri. Kondisi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai koreksi
agar investasi bisa stabil meskipun perekonomian global sedang terguncang.
Berdasarkan perhitungan sensitivitas yang dilakukan menunjukkan bahwa
jika perekonomian China melambat sebesar 1 persen, maka perekonomian
Indonesia akan menurun sebesar 0,1-0,3 persen. Dengan skenario ini ada risiko
pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah 5 persen atau dalam
kisaran 4,7-4,9 persen di tahun 2020 jika tak dilakukan mitigasi. Ekonomi
Indonesia sendiri memang sudah tumbuh di bawah 5 persen dalam triwulan IV-
2019. Jika ekonomi global dan sektor perdagangan terganggu, maka ekonomi
domestik perlu difokuskan.

C. Langkah Untuk Mengurangi Dampak Virus Corona Terhadap


Perekonomian Global
Dunia saat ini sedang digemparkan dengan merebaknya virus corona yang
telah menjadi pandemi global. Berawal dari kota Wuhan, China, virus yang dikenal
dengan nama Covid-19 ini menyebar bukan hanya di sebuah negara melainkan
sampai seluruh dunia. Jika diakumulasi secara global, jumlah korban Covid-19
bisa mencapai puluhan ribu jiwa. Setiap negara harus bekerja lebih keras lagi untuk
mengendalikan dampak dari pandemi ini. Masyarakat diminta untuk tetap di
rumah, menjaga jarak secara fisik dari orang lain (Physical Distancing), bahkan tak
sedikit negara yang melakukan kebijakan karantina wilayah (Lockdown) untuk
menghambat penyebaran virus Corona.
Situasi akibat adanya virus Corona saat ini menyebabkan perubahan yang
begitu signifikan. Bukan hanya kesehatan masyarakat yang dikhawatirkan, tetapi
termasuk juga kegiatan perekonomian global yang terguncang akibat mewabahnya
virus ini. Oleh karena itu, Bank Dunia merekomendasikan enam langkah dalam
mengatasi dampak wabah virus corona Covid-19 terhadap perekonomian,
khususnya untuk berbagai negara berkembang yang ada di kawasan Asia Timur
dan Pasifik. Rekomendasi itu masuk dalam laporan Bank Dunia bertajuk East Asia
and Pacific In The Time of COVID-19 yang menyatakan bahwa wabah virus
corona telah menyebabkan guncangan pada ekonomi global, termasuk negara
berkembang di Asia Timur dan Pasifik. Keenam rekomendasi langkah tersebut
ialah :
 Adanya kapasitas perawatan kesehatan yang cukup untuk memenuhi
permintaan. Sebab diproyeksikan pandemi ini akan berlangsung dalam
jangka panjang.
 Terintegrasinya antara kebijakan pada bidang kesehatan dan ekonomi makro
dalam menanggulangi pandemi Covid-19, seperti adanya langkah fiskal
yaitu berupa subsidi pembiayaan kesehatan dan perawatan bagi pasien.
 Kerja sama internasional maupun kemitraan lintas batas antara pemerintah
dan swasta harus ditingkatkan untuk memenuhi produksi, pasokan, serta
layanan medis dalam menghadapi pandemi.
 Kebijakan perdagangan harus tetap terbuka sehingga pasokan medis dapat
tersedia untuk semua negara sekaligus memfasilitasi pemulihan ekonomi
secara cepat.
 Adanya pelonggaran kredit untuk memperlancar konsumsi rumah tangga
dan membantu perusahaan agar bertahan dari goncangan yang sedang
terjadi.
 Adanya penggabungan langkah-langkah di bawah pengawasan regulasi yang
baik sebab banyak negara di kawasan telah menanggung beban utang
perusahaan dan rumah tangga yang tinggi.

Bank Dunia juga menyertakan skenario dasar (baseline) serta skenario


alternatif yang lebih rendah (lower scenario) terhadap pertumbuhan ekonomi
negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik untuk 2020 dalam laporan
itu. Pertumbuhan negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik pada
2020 diproyeksikan melambat menjadi 2,1 persen pada skenario baseline dan
menjadi negatif 0,5 untuk skenario lebih rendah dari perkiraan 5,8 persen pada
2019. Pertumbuhan Cina untuk 2020 diproyeksikan turun menjadi 2,3 persen pada
skenario baseline dan 0,1 persen dalam skenario lebih rendah dari 6,1 persen pada
tahun 2019. Kemudian jika situasi ekonomi memburuk maka skenario lebih rendah
terjadi yaitu jumlah penduduk miskin bertambah 11 juta orang.
Sedangkan untuk Indonesia sendiri, beberapa langkah yang dilakukan dalam
menghadapi dampak dari virus Corona ini adalah menurunkan BI 7-Day Reverse
Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4.75%, suku bunga Deposit Facility
sebesar 25 bps menjadi 4.00% dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps
menjadi 5.50%. Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga momentum pertumbuhan
ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global
sehubungan dengan terjadinya Covid-19. Bank Indonesia akan mencermati
perkembangan ekonomi global dan domestik untuk menjaga agar inflasi dan
stabilitas eksternal tetap terkendali serta memperkuat momentum pertumbuhan
ekonomi.
Tak hanya tindakan dari pemerintah saja, masyarakat pun perlu menyadari
betul perannya untuk membantu menekan jumlah penyebaran virus Corona di
dunia, sehingga perekonomian dapat segera kembali stabil. Dimulai dengan
mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak melakukan kegiatan di luar rumah tanpa
keperluan penting dan mendesak dan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku
jika harus beraktivitas di luar rumah. Misalnya menggunakan masker, menjaga
jarak satu sama lain, lebih sering mencuci tangan, serta menjalankan kebiasaan
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, beberapa usaha yang dapat dilakukan masyarakat untuk
membantu perekonomian adalah dengan bekerja online dan mulai
mempertimbangkan pentingnya investasi. Melakukan bisnis online di market place
saat ini juga merupakan peluang yang bagus, karena banyak masyarakat tidak bisa
keluar rumah untuk mendapatkan barang kebutuhan mereka sehingga keberadaan
para penjual di market place akan sangat membantu.
Membuka bisnis makanan beku atau frozen food juga berpeluang bagus
karena makanan beku bisa disimpan dalam freezer untuk waktu yang lama
sehingga masyarakat bisa membeli makanan beku untuk stok makanan selama
masa karantina.
Namun, jika ingin melakukan investasi, pastikan bahwa dana investasi
adalah dana dingin atau dana yang tidak dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari
karena mengingat pasar ekonomi sedang tidak stabil saat ini sehingga jika nanti
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, bisa diambil tindakan cepat dan tetap bisa
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Infeksi virus Corona
disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019). Berawal dari kota Wuhan,
China, saat ini virus ini sudah menjadi pandemi global. Virus Corona menular
dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk
Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Bukan hanya kesehatan masyarakat yang dikhawatirkan, tetapi termasuk
juga kegiatan perekonomian global yang terguncang akibat mewabahnya virus ini.
Penyebaran virus Corona membawa dampak pada perekonomian dunia baik dari
sisi perdagangan, investasi dan pariwisata.
Oleh karena itu, setiap negara harus mempersiapkan skenario dan
langkahnya masing-masing dalam menghadapi dampak-dampak yang terjadi akibat
virus Corona yang diduga akan menjadi pandemi jangka panjang.

B.Saran
Diperlukan kesadaran masyarakat untuk menghambat penyebaran virus
Corona. Sebisa mungkin mengurangi kegiatan di luar rumah kecuali untuk hal
yang benar-benar penting dan mendesak, serta mengikuti protokol kesehatan yang
telah ditetapkan. Sebagai gantinya, kegiatan dapat dilakukan secara virtual dari
rumah dengan memanfaatkan teknologi yang sudah semakin canggih pada masa
kini.
Selain itu, pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan kepada
masyarakat yang membutuhkan agar kebutuhan pokok mereka dapat terpenuhi
meskipun tetap berada di rumah. Masyarakat yang mampu juga diharapkan mau
saling membantu terhadap sesama yang membutuhkan sebagai perbuatan amal.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/virus-corona

https://otoexpo.com/artikel-baru/dampak-virus-corona-terhadap-perekonomian-indonesia/

https://duta.co/dampak-virus-corona-terhadap-perekonomian-global-khususnya-di-indonesia

https://www.kompasiana.com/gracesunny/5e882adad541df1c886067c2/dampak-virus-corona-
terhadap-perekonomian-dunia?page=all

https://www.kompasiana.com/novarizky11/5e888b09d541df2ecf433962/pengaruh-penyebaran-
covid-19-di-indonesia-terhadap-perekonomian-masyarakat?page=all

https://nasional.kontan.co.id/news/ini-delapan-dampak-negatif-bagi-perekonomian-indonesia-
akibat-wabah-virus-corona

https://www.ui.ac.id/ekonom-ui-memahami-kaitan-perekonomian-dan-virus-corona/

https://bisnis.tempo.co/read/1325989/6-rekomendasi-bank-dunia-atasi-dampak-corona

Anda mungkin juga menyukai