Anda di halaman 1dari 8

JOHN TARUNA

HUBUNGAN STRES TERHADAP KEJADIAN DISMENORE PADA


MAHASISWI D III KEBIDANAN STIKes PMC
TAHUN 2014

John Taruna
Dosen S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau

ABSTRACT

Dysmenorrhea is a menstrual pain felt in the lower abdomen and can spread
to kepinggang and thighs is sometimes accompanied by intermittent seizures.
Approximately 50% of menstruating women experience dysmenorrhea and
10% of them had severe symptoms that require rest in bed, causing school
absences and disrupted other activities. The purpose of this study was to
determine the relationship between the stress on the incidence of
dysmenorrhea in D-III Midwifery student STIKes PMC Pekanbaru 2014.
This study is analytic with cross sectional approach. This study was
performed in adolescent daughters in D-III Study Program Midwifery STIKes
PMC Pekanbaru with a sample of 69 people through the distribution of
questionnaires. This study used a total sampling. Analysis of the data used in
this research is the analysis of univariate and bivariate with chi square test.
From the results of this study concluded that as many as 73.7% of
respondents in the category of moderate stress and experiencing
dysmenorrhea. In this study obtained their relationship to the incidence of
dysmenorrhea stress ρ> 0.05 (ρ = 0.004). Results of this study suggested to
the student in order to improve knowledge of dysmenorrhea and controlling
excessive stress.

Bibliography : 24 references (2005-2014)


Keywords : Stress, Genesis Dysmenorrhea

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 26


JOHN TARUNA

PENDAHULUAN
Menurut World Health Organitation (WHO), yang dikatakan usia remaja adalah
masa yang berada pada tahap transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa antara
usia 10-19 tahun. Adapun pengertian “remaja” lainnya, remaja dikatakan berusia di
antara 11 hingga 21 tahun, merupakan transisi antara masa kanak-kanak dengan
masa dewasa yang melibatkan perubahan biologi, psikologi, sosial, dan ekonomi,
serta melibatkan perubahan peringkat tidak matang ke peringkat matang.
Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang
perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual
tetapi juga menyangkut segala aspek tentang reproduksinya. Terutama untuk remaja
putri yang nantinya menjadi seorang wanita yang bertanggung jawab terhadap
keturunannya. Pemahaman tentang menstruasi sangat diperlukan untuk dapat
mendorong remaja yang mengalami gangguan menstruasi agar mengetahui dan
mengambil sikap yang terbaik mengenai permasalahan reproduksi yang mereka
alami (Widyaningsih, 2007).
Menstruasi atau haid adalah pengeluaran darah dari rahim dengan interval sekitar
4 minggu atau 28 hari. Haid mulai terjadi pada usia pubertas dan berlangsung sampai
usia menopause (Tiran Denise, 2005). Beberapa gangguan menstruasi adalah
syndrome premenstruasi, amenore, dismenore, hipermenore. Namun yang paling
sering di temukan diantara banyaknya gangguan tersebut adalah dismenore (Wiliams
& Wilkins, 2001).
Dismenore berasal dari bahasa Yunani berarti haid yang nyeri atau disebut juga
dengan “Algomenorea” yang artinya menstruasi disertai nyeri yang dirasakan pada
perut bagian bawah dan dapat menyebar sampai kepinggang serta paha yang kadang
disertai dengan kejang yang hilang timbul. Keluhan ini sifatnya subjektif, berat dan
intensitasnya sukar di nilai. Pada keadaan berat dapat di sertai mual, muntah,
kelemahan fisik, diare, sakit kepala bahkan sampai pingsan. Nyeri ini banyak
dikeluhkan oleh wanita sebagai sensasi tidak nyaman (Ernawati, 2009)
Salah satu penyebab dismenore adalah faktor psikis (Wikjosastro, 2005). Faktor
psikis dapat ditimbulkan oleh stres. Stres menurut Selye (1950) adalah respon tubuh
yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban, misalnya bagaimana
respons tubuh seseorang manakala yang bersangkutan mengalami beban pelajaran
yang berlebihan. Bila sanggup mengatasinya artinya tidak ada gangguan pada fungsi
organ tubuh maka dikatakan yang bersangkutan tidak mengalami stres (Nasir, 2010).
Untuk mengatasi dismenore diperlukan pemahaman yang benar tentang haid
terutama untuk para remaja yang belum mengetahui dan memahaminya. Angka
kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan
disetiap negara mengalami dismenore. Di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90%
wanita mengalami dismenore. Dan 10%-15% diantaranya mengalami dismenore
berat yang menyebabkan wanita tidak mampu melakukan kegiatan apapun. Di
Indonesia tahun 2008 sekitar 64,2% terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36%
dismenore skunder. Biasanya gejala tersebut terjadi pada wanita usia produktif 3
sampai 5 tahun setelah mengalami haid pertama dan wanita yang belum pernah
hamil (Journal Occupationnaland Enviromental, 2008 dalam Susanti, 2013).

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 27


HUBUNGAN STRES TERHADAP KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI
D III KEBIDANAN STIKes PMC TAHUN 2014

Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada tanggal 11 Juni 2014, peneliti
mewawancarai 20 orang mahasiswi D III Kebidanan STIKes PMC Pekanbaru
ditemukan 80% atau 16 orang mengalami dismenore dan mereka mengatakan sering
didapat mengalami stres. Pemicu stres yang mereka alami disebabkan oleh padatnya
jadwal kuliah hingga sore hari yang sangat jauh berbeda ketika di SMA. Dan
kegiatan praktek yang mereka jalani sehingga menyebabkan mereka kelelahan fisik
dan pikiran. Dismenore dan stres disebabkan juga masalah lain yang datang dari
keluarga, teman, dan lingkungan mereka.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahui hubungan stres
terhadap kejadian dismenore pada mahasiswi D III Kebidana STIKes PMC
Pekanbaru Tahun 2014.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah ketahuinya hubungan stres terhadap
kejadian dismenore pada mahasiswi DIII Kebidanan STIKes
PMC Pekanbaru Tahun 2014. dan No KEJADIAN
N %
DISMENORE
tujuan khususnya adalah diketahuinya
distribusi frekuensi kejadian dismenore, 1 Dismenore 43 62,3
diketahuinya distribusi frekuensi stres, 2 Tidak Dismenore 26 37,7
dan diketahuinya hubungan stres
Total 69 100
terhadap kejadian dismenore pada
mahasiswi DIII Kebidanan STIKes
PMC Pekanbaru Tahun 2014.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan
Cross Sectional. Penelitian ini dilaksanakan di STIKes PMC Pekanbaru pada bulan
September 2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiwi D III Kebidanan
STIKes PMC Pekanbaru yang berjumlah 69 orang. Perhitungan sampel penelitian ini
menggunakan Total Sampling yang berjumlah 69 orang.
Data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari dari
mahasiswi dengan menggunakan kuesioner. Data univariat dianalisis secara
deskriptif sedangkan data bivariat dengan chi-square 95%

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Univariat
Proporsi prevalens kejadian dismenore pada mahasissiD III Kebidanan STIKes
PMC Pekanbaru Tahun 2014 dapatdilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kejadian Dismenore Pada Mahasiswi DIII Kebidanan


STIKes PMC Pekanbaru Tahun 2014
Pada tabel 1 dapat dilihat proporsi prevalens kejadian dismenore pada mahasiswi
D III Kebidanan STIKes PMC Pekanbaru Tahun 2014 adalah 62,3%.

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 28


JOHN TARUNA

Distribusi frekuensi kejadian stres pada mahasiswi D III Kebidanan STIKes


PMC Pekanbaru Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes
PMC Pekanbaru Tahun 2014
Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa No TINGKAT
distribusi frekuensi berdasarkan tingkat N %
STRES
stres responden yang terbanyak adalah
1 Stres Berat 20 29,0
kategori tingkat stres sedang sebesar
55,1%. 2 Stres Sedang 38 55,1
3 Stres Ringan 11 15,9
Analisis Bivariat
Total 69 100
Hubungan Stres Terhadap Kejadian
Dismenore

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Stres Terhadap Kejadian


Dismenore Pada Mahasiswi DIII Kebidanan STIKes PMC Pekanbaru 2014
Tingkat Kejadian Dismenore
No Total P Value
stres Iya Tidak
N % N %
1. Berat 13 65 7 35 20 (100%) 0.004
2. Sedang 28 73.7 10 26.3 38(100%)
3. Ringan 2 18.2 9 81.8 11 (100%)

Total 43 62.3 26 37.7 69 (100%)

X 2 =11.277

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat square diperoleh nilai p=0.004 artinya


bahwa proporsi dismenore tertinggi terdapat hubungan yang bermakna
pada kelompok stres sedang yaitu antara stres terhadap kejadian
73.7% dan terendah pada kelompok dismenore pada mahasiswi D III
stres ringan yaitu 18.2%. Hasil uji Kebidanan STIKes PMC Tahun 2014.
statistik dengan menggunakan uji chi

Hal ini terjadi karena stres dialirkan kedalam darah sehingga


merupakan tekanan berlebihan pada berdampak bagi tubuh yaitu menaikan
jiwa atau tubuh. Tekanan atau frekuensi detak jantung, tekanan darah
ketergantungan itu dapat dan kadar glukosa darah. Detak
menyebabkan gangguan fungsi jantung yang tinggi dapat mengaliri
kejiwaan dan jasmani. Tekanan itu darah yang semakin banyak dan dapat
bisa berasal dari lingkungan sosial terjadi penyempitan pembuluh darah.
seperti keluarga, teman, sekolah dan Pembuluh darah yang kaya akan darah
tempat kerja. Saat stres, hormon dapat merangsang uterus untuk
adrenalin dan kortisol di produksi dan berkontraksi saat menstruasi.

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 29


HUBUNGAN STRES TERHADAP KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI
D III KEBIDANAN STIKes PMC TAHUN 2014

Kontraksi tersebut dapat menyebabkan yang akut dan kronis sehingga


suplai darah ke rahim berhenti untuk menimbulkan stres yang berat.
beberapa saat dan meningkatkan
sensitivitas ujung-ujung syaraf nyeri
sehingga menimbulkan rasa nyeri KESIMPULAN DAN SARAN
(Aulia, 2009 dalam Rulisiana, 2011). Kesimpulan
Jika responden yang hanya 1. Kejadian dismenore pada
mengalami tingkat stres ringan namun mahasiswi DIII Kebidanan
tetap mengalami dismenore, hal ini STIKes PMC Tahun 2014 didapat
dapat juga dipengaruhi oleh faktor 43 orang (62.3%).
penyebab dismenore yang lainnya 2. Kejadian stres pada mahasiswi
seperti kurang olahraga, faktor obstruksi DIII Kebidanan STIKes PMC
kanalis servikalis, kelainan ginekolgi Tahun 2014 didapat 38 orang
dan alergi yang mereka alami. (55.1%) dengan kategori stres
Sedangkan responden yang sedang.
mengalami stres berat namun mereka 3. Dari hasil uji statistik ada
tidak dismenore hal ini dapat hubungan yang signifikan antara
dipengaruhi karena mereka rajin tingkat stres terhadap kejadian
olahraga sehingga aliran darah lancar, dismenore pada mahasiswi DIII
dan tidak memiliki kelainan ginekologi. Kebidanan STIKes PMC Tahun
Atau mereka mampu dan sudah paham 2014 dengan nilai X 2 =11.277 dan
sekali untuk mencegah dismenore P value = 0.004.
sehingga selalu siaga dengan Saran
menyediakan kompres air hangat pada
saat mentruasi dan menyediakan obat 1. Melihat prevalensi dismenore
analgetik sehingga mereka terhindar pada mahasiswi yang mencapai
dari dismenore. Namun permasalahan 62.3% yang termasuk dalam
yang berasal dari dalam diri dan dari masalah kesehatan reproduksi
luar diri tidak dapat ia hindari. Adanya remaja, maka sekolah perlu ikut
kesenjangan antara harapan dan berkontribusi dan bekerja sama
kenyataan menimbulkan konflik, dengan instansi kesehatan
sehingga berdampak pada munculnya setempat untuk mengatasi
stres, seperti tugas-tugas perkuliahan masalah dismenore ini.
yang menumpuk dan belum 2. Sebagai mahasiswi Kebidanan
terselesaikan, jadwal kuliah yang manfaatkan ilmu pengetahuan
padat dari pagi hingga sore hari, tugas mengenai dismenore yang didapat
praktik klinik, dan tugas-tugas kuliah selama perkuliahan untuk dapat
lainnya. Belum lagi masalah yang membantu menanggulangi
datang dari keluarga dan teman yang dismenore yang di alami.
menimbulkan perasaan cemas dan 3. Lebih ditingkatkan pengetahuan
emosional labil. Atau adanya tentang dismenore dan faktor
permasalahan ekonomi dalam penyebabnya serta pengaplikasian
keluarga dan ketidakakuran dengan ilmunya dalam kehidupan sehari-
lingkungan sekitar, atau baru saja hari.
ditinggalkan oleh orang yang sangat 4. Peneliti selanjutnya disarankan
dicintai, atau ia memiliki penyakit untuk melakukan penelitian lebih
mendalam mengenai dismenore

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 30


JOHN TARUNA

pada masyarakat umum terutama DAFTAR PUSTAKA


remaja putri dan dengan jumlah Abdul Nasir,2010. Dasar-dasar
sampel lebih besar agar dapat keperawatan jiwa.Jakarta :
diketahui faktor-faktor resiko Salemba Medika.
yang berhubungan dengan
kejadian dismenore. Dan Andreas Agung et al., Faktor-faktor
disarankan untuk melakukan Penyebab Stres Kerja Pada
penelitian dengan kohort untuk Perawat ICU Rumah Sakit
melihat besarnya kontribusi stres Tipe C Di Kota Semarang.
menimbulkan dismenore atau Jurnal Psikologi. Vol.1 No 1.
sebaliknya dengan mencari fraksi Hal. 1-8.
etiologi seberapa faktor resiko http//eprints.undip.ac.id
untuk menimbulkan penyakit. Diunduh pada tanggal 21
a. Manfaatkan HIMA yang Agustus 2014.
bergerak dibidang kesehatan Bagian Obstetri dan Ginekologi
sebagai sarana dan prasarana Fakultas Kedokteran
sekolah untuk mencegah dan Universitas Padjadjaran
menanggulangi dismenore
sejak dini. Bandung, 1983.Obstetri Fisiologi,
b. Adakan program penyuluhan Bandung : Eleman.
kesehatan terutama tentang Dewi, Mahargyantari P. 2009. “Musik
dismenore sebagai cara awal Untuk Menurunkan Stres”.
penanggulangan dismenore itu Jurnal Psikologi. Vol. 36 No 2.
sendiri pada mahasiswi DIII http//jurnal.psikologi.ugm.ac.id
Kebidanan STIKes PMC Diunduh pada tanggal 21
Pekanbaru. Agustus 2014.
c. Bagi profesi kebidanan
diharapkan mampu Ernawati, & Hartiti, Tri dkk. 2009.
memberikan informasi bagi “Terapi Relaksasi Terhadap
mahasiswi mengenai stres dan Nyeri Dismenore Pada
dismenore baik dalam bentuk Mahasiswi Universitas
perkuliahan, penyuluhan, Muhammadiyah Semarang”
seminar dan sebagainya. Jurnal Universitas
d. Lakukan pencegahan dini Muhammadiyah Semarang.
dengan menghindari hal-hal Jurnal.unimus.ac.id Di unduh
yang membuat diri menjadi pada tanggal 21 Agustus 2014.
stres, rajin melakukan olahraga Fitri, Dyah Kurnia & Rihadini dkk.
dan lakukan pola hidup sehat, 2011. “Perbedaan Kejadian
dan selalu siaga untuk Stres Antara Remaja Putra dan
mencegah dismenore dengan Putri dengan Obesitas di SMA
menyediakan kompres air Negeri 1 Wonosari, Klaten”.
hangat pada saat mentruasi dan Jurnal Unimus.
menyediakan obat analgetik Jurnal.unimus.ac.id Di unduh
agar terhindar dari dismenore. pada tanggal 21 Agustus 2014.
Hastono, Sutanto Priyo, 2001. Analisa
Data. Jakarta: Fakultas

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 31


HUBUNGAN STRES TERHADAP KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI
D III KEBIDANAN STIKes PMC TAHUN 2014

Kesehatan Masyarakat Di unduh pada tanggal 21


Universitas Indonesia. Agustus 2014.
Hastono, Susanto Priyo, & Sabri, Lovinbond dan Lovinbond, (1995).
Luknis, 2011. Statistik Psychometric properties of
Kesehatan. Jakarta : the depression
Rajawali Pers. anxiety stress scale 42
( TES DASS ).
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2012.
www2.psy.unsw.edu.au/dass/I
Metode Penelitian Kebidanan
ndonesian/DASS Dunduh pada
Dan Teknik Analisis Data.
tanggal 19 Agustus 2014.
Jakarta : Salemba Medika.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 2009.
Isnaini, Desty Nur. 2010. Hubungan
Memahami Kesehatan
Antara Stres Dengan Pola
Reproduksi Wanita,
Menstruasi Pada Mahasiswa
D IV Kebidanan Jalur Reguler Jakarta: ECG.
Universitas Sebelas Maret.
Nafiroh, Defi. 2013. Gambaran
Jurnal Universitas Sebelas Pengetahuan Remaja Tentang
Maret. Surakarta. Dismenore Pada Siswa Putri
www.eprints.uns.ac.id diunduh Di MTs NU Mraggen
pada tanggal 21 Agustus 2014. Kabupaten Demak. Jurnal
Kristanto, Agung Andreas, 2011. Ilmiah Kebidanan , Vol. 4
Faktor-Faktor Penyebab Stres EdisiDesember 2013 hal. 157-
Kerja Pada Perawat ICU 166.
Rumah Sakit Tipe C Di Kota Ningsih, Ratna. 2013. Efektifitas
Semarang. Semarang : Paket Pereda Nyeri Pada
Universitas Diponegoro. Remaja Dengan Dismenore.
www.eprint.undip.ac.id Jurnal Keperawatan
Diunduh pada tanggal 21 Indonesia. Vol. 16 No 2.
Agustus 2014. http//Journal.ui.ac.id Dunduh
Kurniawati, Dewi & Kusumawati, pada tanggal 21 Agustus 2014
Yuli, 2011. Pengaruh Prawirohardjo, Sarwono, 2008.Ilmu
Dismenore Terhadap Aktivitas Kandungan, Jakarta : Yayasan
Pada Siswi SMK. Jurnal Bina Pustaka.
Kesehatan Masyarakat
Universitas Negeri Semarang. Rahmawati, Irma.(2008). Perbedaan
Vol 6, No 2. Tingakt Stres Sebelum Dan
http//journal.unnes.ac.id Sesudah Terapi Musik Pada
Kelompok Remaja Di Panti
Lovinbond, S.H. & Lovinbond P. f. Asuhan Yayasan Bening
(1995). Depression Anxiety Nurani Kabupaten Sumedang.
and Stress Scale (DASS). Bandung: Universitas
Australian Centre for Padjajaran.
Posttraumatic Mental Health, pustaka.unpad.ac.id Diunduh
Sidney : Psychology pada tanggal 21 Agustus 2014.
Foundation.
www.psy.unsw.edu.au/groups.

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 32


JOHN TARUNA

Rulisiana, Vivi, (2011). Hubungan


Tingkat Stres Terhadap
Kejadian Dismenore Pada
Mahasiswa Prodi D-III
Kebidanan Universitas
Baiturahmah Tahun 2011,
Skripsi. Padang : Universitas
Baiturahmah.
Sastroasmoro, Sudigdo & Ismael,
Sofyan. 2012. Dasar-dasar
metodologi penelitian klinis.
Edisi 3. Jakarta :Sagung Seto.
Suliawati, Gidul. (2013). Hubungan
Umur, Paritas Dan Status Gizi
Dengan Kejadian Dismenore
Pada Wanita Usia Subur Di
Gampong Baitussalam Aceh
Besar.Skripsi. Banda Aceh :
STIKes U’budiyah.
Susanti Erwin,(2013). Pengaruh
Kompre Hangat Terhadap
Penurunan Intensitas
Dismenore Primer Pada
Mahasiswi Kebidanan Di
Asrama Putri STIKes PMC
Pekanbaru Tahun 2013.
Skripsi. Pekanbaru : STIKes
PMC.
Tes DASS 42. (2014). Depression
Anxiety and Stress Scale
(DASS).
www.psy.unsw.edu.au/groups.
diunduh pada tanggal 21
Agustus 2014.
Tiran, Denise, 2006. Kamus Saku
Bidan, Edisi sepuluh, Jakarta :
EGC

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 33

Anda mungkin juga menyukai