Anda di halaman 1dari 11

CORE Vol. 3, No.

1, AprilMetadata,
2020, hlm.167-173
citation and similar papers at core.ac.uk
Provided by Electronic Journals of UIKA Bogor (Universitas Ibn Khaldun)

Vol. 3, No. 1, April 2020, hlm.203-213

PENGELOLAAN DIKLAT PENGUATAN KEPALA SEKOLAH UNTUK


MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH
(STUDI KEPALA SEKOLAH SDN DI KABUPATEN SUKABUMI)

Ani Safitri1, Rahmi Alendra Yusiyaka2


Pendiidkan Masyarakat, Universitas Ibn Khaldun
anisafitri@uika-bogor.ac.id1, rahmi@uika-bogor.ac.id2

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengamati, mengkaji, menganalisis serta


mendeskripsikan pengelolaan diklat penguatan kepala sekolah untuk mengingkatkan
kompetensi kepala sekolah. Peneliti menggunakan teori-teori: pendidikan luar sekolah,
pelatihan, pengelolaan pelatihan, model pelatihan, dan kompetensi kepala sekolah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi deskriptif. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara, observasi dan dokumentasi. Subyek
penelitian terdiri peserta, penyelenggara pelatihan yang terdiri dari pengelola dan
pengajar pelatihan, serta panitia penyelenggara. Hasil penelitian antara lain: (1)
perencanaan pelatihan dilakukan LPD UIKA koordinasi dengan PPPP TK dan PLB, dalam
identifikasi kebutuhan pelatihan tidak melibatkan peserta pelatihan secara langsung,
penyusunan program pelatihan dilakukan oleh LPPKS. (2) pelaksanaan pelatihan
berlangsung selama tujuh hari enam malam di Hotel Grand Prioritas menggunakan
pendekatan andragogy, sistem penugasan terstruktur dan presentasi. (3) evaluasi
dilakukan setelah penugasan dengan cara pengajar memberikan evaluasi sekaligus
penilaian dengan memberikan penilaian yang terdiri dari karakter, kognitif, afektif dan
psikomotorik kepada peserta, setelah pelatihan berlangsung evaluasi untuk
penyelenggara, pengajar serta sarana prasarana pembelajaran dengan menjawab
kuesioner yang telah disediakan penyelenggara. (4) hasil pelatihan terhadap
peningkatan kompetensi peserta dari aktivitas pembelajaran, penugasan dan presentasi.
Kesimpulan yang dapat disampaikan adalah pengelolaan diklat penguatan kepala
sekolah untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dari aspek perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan hasil mengutamakan indicator-idikator ketercapaian yang
telah ditentukan oleh LPPKS dengan menghadirkan peserta yang memiliki latar belakang
yang sama.

Kata Kunci: pengelolaan diklat, kompetensi kepala sekolah.

203
PENDAHULUAN
Kepala sekolah merupakan Tanda Tamat Pendidikan Calon Kepala
pimpinan sebuah lembaga pendidikan Sekolah (STTP).
formal yang hendaknya memiliki lima Bagi kepala sekolah yang sedang
kompetensi berdasarkan Peraturan aktif dan diangkat sebelum
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 diundangkannya Permendikbud No.6
Tahun 2007 tentang Standar Tahun 2018 tertanggal 9 April 2018, dan
Kompetensi Kepala Sekolah yaitu: belum memiliki STTP calon kepala
kompetensi kepribadian, manajerial, sekolah wajib mengikuti dan lulus
kewirausahaan, supervise dan sosial. pendidikan dan pelatihan penguatan
Kelima kompetensi kepala sekolah kepala sekolah. Hal ini diperkuat dengan
tersebut diharapkan dapat membuat Surat Edaran Dirjen GTK Nomor:
perubahan yang positif di sekolah yang 19998/B.B1.3/Gt/2018 Tentang Tata
mereka pimpin. Karena kepala sekolah Kelola Kepala Sekolah dan pengawas
memiliki posisi strategis yang sangat sekolah point 4 menyatakan bagi kepala
penting dala paradigm peningkatan sekolah yang sedang menjabat sebelum
kualitas pendidikan terutama berkaitan diterbitkannya Permendikbud Nomor 6
dengan upaya mengembangan sekolah. Tahun 2018 tetap mendapatkan hakya,
Kepala sekolah yang memiliki lima tetapi kepala sekolah tersebut tetap
kompetensi tersebut dapat melihat harus mengikuti dan lulus pendidikan
kekurangan dan kelebihan lembaga dan pelatihan Penguatan Kepala Sekolah.
pendidikan yang dipimpinnya dan dapat Pelatihan Penguatan Kepala
mengembangkan sumberdaya manusia Sekolah ini dirancang oleh Lembaga
yang ada di sekolahnya. Pengembangan dan Pemberdayaan
Permendikbud Nomor 6 Tahun Kepala Sekolah (LPPKS) Direktorat
2018 tentang Penugasan Guru Sebagai Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan
Kepala Sekolah sebagai pengganti Kementrian Pendidikan dan
peraturan Menteri Pendiidkan Nasional Kebudayaan yang bekerjasama dengan
Nomor 28 Tahun 2010, menyatakan lembaga-lembaga seperi P4TK, LPMP
bahwa salah satu syarat mengikuti serta universitas yang dianggap kredibel
proses pengangkatan menjadi calon dan memenuhi persyaratan yang telah
kepala sekolah harus memiliki Surat ditentukan oleh LPPKS salah satunya

204
Lembaga Penyelenggara Diklat (LPD) sekolah dan mampu memiliki
Universitas Ibn Khaldun Bogor. keterampilan cara berpikir tingkat
Kegiatan penguatan Kepala tinggi/ HOTS dalam memimpin
Sekolah ini diharapkan mampu lembaganya, sehingga dapat memenuhi
meningkatkan lima kompetensi kepala delapan standar pendidikan nasional.

KAJIAN TEORITIK Pengelolaan pelatihan


Pengelolaan Diklat berdasarkan manajemen pendidikan
Henry Simamora (1995: 287) nonformal mempunyai fungsi-fungsi
mengemukakan pelatihan adalah tersendiri, menurut Sudjana
serangkaian aktivitas yang dirancang (2007:7) bahwa fungsi-fungsi
untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pendidikan luar sekolah yang
pengetahuan, pengalaman, ataupun direkomendasikan dalam
perubahan sikap seorang individu. pengelolaan program pelatihan
Selanjutnya Friedman dan Yarbrough adalah: (1) perencanaan, (planning),
(1985) dalam Sudjana (2007: 4) (2) pengorganisasian (organization),
mengemukakan bahawa: (3) penggerakan (motivating), (4)
Training is a process used by pembinaan (conforming) dengan
organization to meet their goals. It is sub-sub fungsi supervise
called into operation when a discrepancy (supervising), pengawasan
is perceived between the current situation (controlling) dan pemantauan
and a frefered state of affairs. The (monitoring), (5) penilaian
trainer’s role is to facilitate trainee’s (evaluating) dan (6) pengembangan
movement from the status que toward the (developing).
ideal. Berdasarkan penjelasan
Pengertian tersebut menunjukan diatas dalam pembahasan
bahwa pelatihan adalah upaya pengelolaan pelatihan ini dibahas
pembelajaran, yang diselenggarakan mengenai: (1) perencanaan
oleh organisasi (instansi pemerintah, (planning), (2) pelaksanaan
lembaga swadaya masyarakat, (actuating), (3) penilaian
perusahaan dan lain sebagainya) untuk (evaluating), dan (4) hasil (output).
memenuhi kebutuhan atau untuk Pendidikan luar sekolah
mencapai tujuan organisasi. memberikan setiap kesempatan

205
dimana terdapat komunikasi yang knowledge, skill, ability or personality
teratur dan terarah dan seseorang characteristics that directly influence
memperoleh informasi, job performance. memiliki pengertian
pengetahuan, latihan maupun bahwa kompetensi mengandung
bimbingan sesuai dengan usia dan aspek-aspek pengetahuan,
kebutuhannya, dengan tujuan ketrampilan (keahlian) dan
mengembangkan tingkat kemampuan ataupun karakteristik
keterampilan, sikap dan nilai-nilai kepribadian yang mempengaruhi
yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja.
sumber daya manusia. Pernyataan di atas
mengandung makna bahwa
Kompetensi Kepala Sekolah kompetensi adalah karakteristik
Kompetensi menurut Spencer seseorang yang berkaitan dengan
dan Spencer dalam Palan (2007:56) kinerja efektif dan atau unggul dalam
adalah sebagai karakteristik dasar situasi pekerjaan tertentu.
yang dimiliki oleh seorang individu Kompetensi dikatakan sebagai
yang berhubungan secara kausal karakteristik dasar (underlying
dalam memenuhi kriteria yang characteristic) karena karakteristik
diperlukan dalam menduduki suatu individu merupakan bagian yang
jabatan. Kompetensi terdiri dari 5 mendalam dan melekat pada
tipe karakteristik, yaitu: a) motif kepribadian seseorang yang dapat
(kemauan konsisten sekaligus dipergunakan untuk memprediksi
menjadi sebab dari tindakan), b) berbagai situasi pekerjaan tertentu.
faktor bawaan (karakter dan respon Kemudian dikatakan berkaitan
yang konsisten), c) konsep diri antara perilaku dan kinerja karena
(gambaran diri), d) pengetahuan kompetensi menyebabkan atau
(informasi dalam bidang tertentu) dapat memprediksi perilaku dan
dan, d)keterampilan (kemampuan kinerja.
untuk melaksanakan tugas). Kompetensi kepala sekolah
Hal ini sejalan dengan berdasarkan berdasarkan Peraturan
pendapat Becker and Ulrich dalam Menteri Pendidikan Nasional Nomor
Suparno (2005:24) bahwa 13 Tahun 2007 tentang Standar
competency refers to an individual’s Kompetensi Kepala Sekolah yaitu:

206
kompetensi kepribadian, manajerial, 6. Mengelola guru dan staf dalam
rangka pendayagunaan sumber
kewirausahaan, supervise dan
daya manusia secara optimal
sosial. 7. Mengelola sarana dan prasarana
sekolah/ madrasah dalam
Kompetensi kepribadian
rangka pendayagunaan secara
mencakup: optimal
8. Mengelola hubungan
1. Berakhlak mulia,
sekolah/madrasah dan
mengembangkan budaya dan
masyarakat dalam rangka
tradisi akhlak mulia, dan menjadi
pencarian dukungan ide,
teladan akhlak mulia bagi
sumber belajar, dan pembiayaan
komunitas di sekolah/madrasah.
sekolah/ madrasah
2. Memiliki integritas kepribadian
9. Mengelola peserta didik dalam
sebagai pemimpin.
rangka penerimaan peserta
3. Memiliki keinginan yang kuat
didik baru, dan penempatan dan
dalam pengembangan diri
pengembangan kapasitas
sebagai kepala
peserta didik
sekolah/madrasah.
10. Mengelola pengembangan
4. Bersikap terbuka dalam
kurikulum dan kegiatan
melaksanakan tugas pokok dan
pembelajaran sesuai dengan
fungsi.
arah dan tujuan pendidikan
5. Mengendalikan diri dalam
nasional
menghadapi masalah dalam
11. Mengelola keuangan
pekerjaan sebagai kepala
sekolah/madrasah sesuai
sekolah/madrasah.
dengan prinsip pengelolaan
6. Memiliki bakat dan minat jabatan
yang akuntabel, transparan, dan
sebagai pemimpin pendidikan
efisien.
12. Mengelola ketatausahaan
Kompetensi manajerial diantaranya:
sekolah/madrasah dalam
1. Menyusun perencanaan
mendukung pencapaian tujuan
sekolah/madrasah untuk
sekolah/ madrasah
berbagai tingkatan
13. Mengelola unit layanan khusus
perencanaan.
sekolah/ madrasah dalam
2. Mengembangkan organisasi
mendukung kegiatan
sekolah/madrasah sesuai
pembelajaran dan kegiatan
dengan kebutuhan
peserta didik di
3. Memimpin sekolah/madrasah
sekolah/madrasah
dalam rangka pendayagunaan
14. Mengelola sistem informasi
sumber daya sekolah/
sekolah/madrasah dalam
madrasah secara optimal
mendukung penyusunan
4. Mengelola perubahan dan
program dan pengambilan
pengembangan
keputusan.
sekolah/madrasah menuju
15. Memanfaatkan kemajuan
organisasi pembelajar yang
teknologi informasi bagi
efektif
peningkatan pembelajaran dan
5. Menciptakan budaya dan iklim
manajemen sekolah/madrasah
sekolah/ madrasah yang
16. Melakukan monitoring,
kondusif dan inovatif bagi
evaluasi, dan pelaporan
pembelajaran peserta didik
207
pelaksanaan program kegiatan
sekolah/ madrasah dengan Kompetensi Supervisi
prosedur yang tepat, serta 1. Merencanakan program
merencanakan tindak lanjutnya supervisi akademik dalam
Kompetensi Kewirausahaan rangka peningkatan
1. Menciptakan inovasi yang profesionalisme guru.
berguna bagi pengembangan 2. Melaksanakan supervisi
sekolah/madrasah akademik terhadap guru dengan
2. Bekerja keras untuk mencapai menggunakan pendekatan dan
keberhasilan sekolah/madrasah teknik supervisi yang tepat
sebagai organisasi pembelajar 3. Menindaklanjuti hasil supervisi
yang efektif akademik terhadap guru dalam
3. Memiliki motivasi yang kuat rangka peningkatan
untuk sukses dalam profesionalisme guru
melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin Kompetensi Sosial
sekolah/madrasah 1. Bekerja sama dengan pihak lain
4. Pantang menyerah dan selalu untuk kepentingan
mencari solusi terbaik dalam sekolah/madrasah
menghadapi kendala yang 2. Berpartisipasi dalam kegiatan
dihadapi sekolah/madrasah. sosial kemasyarakatan
5. Memiliki naluri kewirausahaan 3. Memiliki kepekaan sosial
dalam mengelola kegiatan terhadap orang atau kelompok
produksi/jasa lain
sekolah/madrasah sebagai
sumber belajar peserta didik.

koordinasi dengan PPPP TK PLB dan


HASIL DAN PEMBAHASAN
LPPKS yang terdiri dari identifikasi
1. Perencanaan Diklat Penguatan
kebutuhan, rekruitmen peserta
Kepala Sekolah
pelatihan, perumusan tujuan pelatihan
Perencanaan merupakan kegiatan
serta menyusun urutan kegiatan
sistematis untuk menyusun rangkaian
pelatihan.
tindakan agar tujuan kegiatan dapat
a. Identifikasi kebutuhan, identifikasi
dicapai sesuai dengan yang telah
kebutuhan yang dilaksankan dengan top
ditetapkan. Hal utama untuk
down yaitu sudah ditetapkan oleh LPPKS
mewujudkan suatu program yang efektif
yang telah melakukan komunikasi
dan efesien dalam mencapai tujuan
dengan dinas pendidikan tingkat
adalah perencanaan. Perencanaan diklat
kabupaten/kota juga berkoordinasi
penguatan kepala sekolah yang
dengan GTK Kementrian Pendidikan dan
dilaksanakan oleh LPD Universitas Ibn
Kebudayaan.
Khaldun yang telah melakukana

208
b. Rekrutmen peserta pelatihan dilakukan kepala sekolah, 4) Pretest, 5) materi
dengan cara data yang telah ada di dinas kegiatan inti dan penunjang, dan 6)
pendidikan dan terintegrasi dengan GTK evaluasi pembelajaran, pengajar,
sehingga penentuan peserta dari GTK penyelenggara dan sarana prasarana.
kementrian pendidikan dan kebudayaan, Diklat penguatan kepala sekolah dalam
jika ditemukan ada data yang tidak hal penyusun program pembelajaran
sesuai dengan kondisi sebenarnya menggunakan pendekatan andragogy,
seperti kepala sekolah sudah meninggal, dalam hal ini bisa dilihat disaat
pindah tugas atau sakit keras maka penentuan tujuan, tempat pelatihan,
operator tingkat kabupaten/kota yang strategi yang digunakan dan proses
akan memprosesnya ke GTK kemdikbud. pembelajaran yang dilakukan, dimana
Setiap kegiatan diklat diikuti oleh kepala pihak penyelenggara berusaha
sekolah jenjang PAUD/YK, SD, SMP, menyusun strategi dan pengkondisian
untuk SMA dikelola oleh Dinas kegiatan pembelajaran yang
Pendidikan tingkat Provinsi. menfasilitasi peserta untuk dapat
c. Perumusan tujuan umum pelatihan memperoleh kebermaknaan dari
ditentukan oleh LPPKS Direktorat kegiatan yang peserta lakukan.
Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan
yaitu untuk memperkuat kompetensi 2. Pelaksanaan Diklat Penguatan Kepala
kepala sekolah pada manajerial, Sekolah
kewirausahaan, supervise, Pelaksanaan program pelatihan
kepemimpinan, kepribadian dan sosial, merupakan rangkaian dalam
penguatan pendidikan karakter dan pembelajaran selama proses pelatihan
pengembangan sekolah berdasarkan 8 berlangsung. Menurut Sudjana (1996:
Standar Nasional Pendidikan. 68) pelaksanaan pelatihan terdiri dari
d. Menyusun urutan kegiatan pelatihan beberapa hal, yakni: latar belakang
sudah ditentukan oleh LPPKS sehingga kegiatan, tujuan pelatihan, biaya, waktu
setiap kegiatan penguatan kepala dan tempat pelatihan, jadwal pelatihan,
sekolah di Indonesia memiliki urutan metode, teknik dan media pembelajaran,
kegiatan yang sama, yaitu: 1) dimulai tata tertib dan sumber belajar.
dari kebijakan kementrian pendidikan a. Latar belakang kegiatan, pelatihan ini
kebudayaan, 2) orientasi kegiatan, 3) dilaksanakan untuk melaksanakan
Penjelasan teknis diklat penguatan Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018

209
tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala di Hotel Grand Prioritas Cipayung Bogor
Sekolah sebagai pengganti peraturan Jawa Barat.
Menteri Pendiidkan Nasional Nomor 28 e. Jadwal diklat penguatan kepala sekolah
Tahun 2010, menyatakan bahwa salah sudah ditentukan oleh LPPKS yaitu: 1)
satu syarat mengikuti proses kebijakan kementrian pendidikan
pengangkatan menjadi calon kepala kebudayaan, 2) orientasi kegiatan, 3)
sekolah harus memiliki Surat Tanda Penjelasan teknis diklat penguatan
Tamat Pendidikan Calon Kepala Sekolah kepala sekolah, 4) Pretest, 5) materi
(STTP). kegiatan inti dan penunjang, dan 6)
b. Tujuan pelatihan adalah untuk evaluasi pembelajaran, pengajar,
meningkatkan kompetensi kepala penyelenggara dan sarana prasarana
sekolah yaitu kompetensi manajerial, f. Pemilihan metode pembelajaran
kewirausahaan, supervise, menurut Mujiman (2011: 71) ditentukan
kepemimpinan, kepribadian dan sosial, oleh tujuan mata latihan, karakteristik
penguatan pendidikan karakter dan peserta (misalnya usia dan tingkat
pengembangan sekolah berdasarkan 8 pendidikan), ketersediaan alat bantu
Standar Nasional Pendidikan sehingga pembelajaran, preferensi dan
diharapkan dapat mengembangkan kemampuan instruktur, preferensi dan
sumber daya manusia yang ada di kemampuan peserta dan sebagainya.
sekolah. Pendekatan pembelajaran yang
c. Biaya pelatihan dibiayai oleh bantuan digunakan diklat penguatan kepala
pemerintah Kementrian Pendidikan dan sekolah adalah andragogy dengan
Kebudayaan yang peruntukan dananya keterampilan cara berpikir tingkat tinggi
terlah ditentukan sehingga (HOTS) menggunakan metode
penyelenggara harus mengikuti pagu pembelajaran kelompok dan penugasan
yang dibuat oleh kemdikbud. terstrukur. Karena yang mengikuti
Peruntukannya diantaranya: 1) sarana pelatihan merupakan kepala sekolah
prasarana, 2) penyelenggara, 3) yang sudah bertugas sehingga pelatihan
transport peserta, 4)transport pengajar, lebih kepada penguatan, penyegaran dan
5) honor pengajar. pengembangan.
d. Waktu dan tempat diklat penguatan Metode pembelajaran yang digunakan
kepala sekolah dilaksanakan pada adalah metode pembelajaran kelompok
tanggal 07-14 Oktober 2019 bertempat dimana dari 40 peserta dibagi menjadi 8

210
kelompok, diistilahkan dengan 8 standar supervise PK guru PK tendik dan PKB,
nasional pendidikan yaitu: isi, proses, kepemimpinanan dan pengembangan
kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kewirausahaan dan pengembangan
kependidikan, sarana dan prasarana, sekolah berdasarkan 8 standar nasional
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. pendidikan. Dilengkapi materi
Karakteristik metode pembelajaran penunjang, yaitu: literasi digital.
adalah luwes dan terbuka. Luwes yaitu i. Kontrak pembelajaran merupakan
dapat dimodifikasi dalam perjanjian tertulis yang dibuat oleh
penggunaannya. Terbuka dapat peserta pelatihan untuk mengikuti
menerima masukan untuk perubahan pembelajaran dalam pelatihan (Sudjana,
dan bahwa peserta didik diikutsertakan 2007, hlm.199). Selanjutnya menurut
dalam pelaksanaan, dan evaluasi Mujiman (2011, hlm.105) dalam
pembelajaran. pelatihan ada dua jenis aturan yang
Ceramah bervariasi yang dilakukan oleh perlu ditetapkan, yaitu aturan tentang
sumber belajar sebelum peserta tata tertib kelas dan akademik. Aturan
mengerjakan tugas, diskusi dilakukan di atau kontrak pembelajaran yang
kelompok masing-masing untuk ditetapkan tidak dilakukan secara
menjawab penugasan terstrusktur dan tertulis, aturan hanya dijelaskan oleh
melakukan presentasi kelompok. pengajar ketika sebelum memulai
Pengajar memberikan masukan dan pembelajaran secara lisan.
penilaian terhadap tugas tiap kelompok. j. Sumber belajar, sumber belajar
g. Media yang digunakan adalah infokus, merupakan widyaiswara, pengawas dan
laptop, printer, flift cart, spidol, handout dosen yang memiliki sertifikat pengajar
dan speaker serta alat-alat yang diklat penguatan kepala sekolah dan
digunakan untuk ice breaking atau diklat calon kepala sekolah, modul
h. Materi yang diberikan kepada peserta soft file yang berisikan materi, tugas dan
pelatihan dalam pelatihan adalah: teknis materi penjung lainnya sesuai dengan
analisis manajemen, pengembangan mata diklat.
rencana kerja sekolah, pengelolaan Proses pelaksanaan pelatihan
keuangan, pengelolaan kurikulum, diawali dengan pembinaan keakrapan
pengelolaan pendidik dan tenaga antar peserta dan peserta dengan
kependidikan, pengelolaan peserta pengajar, karena setiap kelas didampingi
didik, pengelolaan sarana dan prasarana, dengan 2 pengajar dan 2 operator yang

211
membantu untuk administrasi peserta. presentasi, dan nilai-nilai karakter.
Pembelajaran dibagi menjadi 8 Evaluasi pengajar, penyelenggara dan
kelompok masing-masing kelompok sarana prasarana pelatihan
terdiri dari 5 orang dengan 1 ketua menggunakan kuesioner yang diisi oleh
kelompok. Setiap mata diklat terdapat peserta dan pengajar.
penugasan yang harus diserahkan untuk 4. Hasil Diklat Penguatan Kepala
dinilai oleh pengajar. Sekolah
Proses pembelajaran selama Hasil yang dapat dilihat dari aspek
diklat dilakukan dengan penjelasan dari kognitif, afektif dan psikomotorik.
pengajar, menelaah modul, pengerjaan Kognitif dinilai dari hasil pretest dan
tugas terstruktur dan presentasi hasil post test. Afektif dinilai dari nilai-nilai
penugasan serta penilaian dari pengajar. karakter yang terdapat pada tiap mata
3. Evaluasi Diklat Penguatan Kepala diklat. Psikomotorik dinilai dari hasil
Sekolah penugasan/lembar kerja yang telah
Evaluasi merupakan kegiatan dikerjakan oleh peserta, tugas individu
yang dilakukan untuk menetapkan dan tugas kelompok. Hasilnya
keberhasilan atau kegagalan suatu menunjukan ada peningkatan
program. Kegiatan evaluasi dilakukan pengetahuan dan keterampilan dari
tidak hanya dilakukan pada akhir peserta dilihat dari skor kelulusan
kegiatan saja, melainkan selama proses dengan nilai rat-rata kelas 83,51 jika
pembelajaran kegiatan evaluasi dibandingkan dengan rata-rata nilai
dilakukan. pretest sebesar 41,33. Sehingga semua
Tes dilakukan pada awal/ pretest, peserta diklat penguatan kepala sekolah
selama proses pembelajaran dilakukan dinyatakan lulus.
penugasan terstruktur dan diakhir
pembelajaran ada post test. Format tes KESIMPULAN
merupakan pilihan ganda yang Pengelolaan diklat penguatan kepala
pertanyaannya mencakup keseluruhan sekolah untuk meningkatkan
mata diklat yang dibuat oleh LPPKS. kompetensi kepala sekolah dari aspek
Evaluasi belajar untuk pemahaman perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
teori dilakukan oleh pengajar selama hasil bersifat top down karena
proses pembelajaran dilakukan dengan merupakan pelaksanaan Permendikbud
tanya jawab kepada peserta pelatihan, No.6 Tahun 2018 tentang Penugasan

212
Guru Sebagai Kepala Sekolah yang
menggunakan indikator-indikator
ketercapaian pembelajaran yang telah
ditentukan oleh LPPKS dengan
menghadirkan peserta yang memiliki
latar belakang yang sama.

DAFTAR PUSTAKA
Mujiman, H. (2011). Manajemen
Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Palan, R. (2007). Competency


management. Jakarta: PPM
Indonesia.

Surat Edaran Dirjen GTK Nomor:


19998/B.B1.3/Gt/2018 Tentang
Tata Kelola Kepala Sekolah dan
pengawas sekolah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kompetensi Kepala
Sekolah
Permendikbud Nomor 6 Tahun
2018 tentang Penugasan Guru
Sebagai Kepala Sekolah

Simamora, H. (1995). Manajemen


Sumber Daya Manusia, cetakan
pertama. Jakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN.

Sudjana, D. (1996). Pendidikan Luar


Sekolah. Bandung: Nusantara
Press.

Sudjana, D. (2007). Sistem dan


Manajemen Pelatihan. Bandung:
Falah Production.

Suparno. (2005). Peningkatan Kualitas


Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

213

Anda mungkin juga menyukai