Stabilisasi Tanah
Stabilisasi Tanah
Mata Kuliah :
Metode dan Peralatan Konstruksi Lanjut
Sebutkan dan jelaskan bagaimana cara stabilisasi tanah dengan menggunakan alat berat jenis
apa saja ?
Stabilisasi tanah merupakan salah satu cara memperbaiki kondisi tanah. Sifat tanah yang paling
sering diubah dengan stabilisasi adalah kekuatan, volume stabilitas, daya tahan, dan
permeabilitas.
Cara Stabilisasi Tanah dan alat berat yang digunakan, dapat dilakukan dengan cara :
1. Stabilisasi secara Mekanis/ Mekanikal
Cara ini dilakukan dengan mencampur dua atau lebih macam tanah dengan gradasi
berbeda sehingga materialnya menjadi lebih baik, kuat dan memenuhi syarat. Cara ini juga
bisa dilakukan dengan membongkar tanah di lokasi, kemudian menggantinya dengan
material yang lebih memenuhi syarat. Cara ini biasanya dilakukan di lokasi proyek, pabrik
atau tempat pengambilan bahan timbunan (borrow area). Selain itu dapat juga menggali
tanah buruk di tempat proyek dan menggantikannya dengan material granuler (butiran)
dari tempat lain. Beberapa perjuangan penambahan kekuatan atau daya dukung tanah
dengan stabilisasi mekanis ibarat mengganti jenis tanah eksisting, mengatur gradasi tanah
atau melaksanakan pemadatan.
Menurut Kambe (1962) stabilisasi mekanis merukan proses yang menyangkut 2 cara
perubahan sifat – sifat tanah.
a. Penyusunan Kembali partikel – partikel tanah, seperti pencampuran beberapa
lapisan tanah, pembentukan Kembali tanah yang telah terganggu, dan pemadatan.
b. Penambahan/ penyingkiran partikel – partikel tanah, contohnya lempung berpasir
dicampur kerikil untuk memenuhi daya dukung tanah dasar proyek jalan.
Kapur yang terdiri dari ion-ion Ca, Mg dan sebagian kecil Na sanggup dipakai
untuk :
1) mengurangi sifat mengembang dari tanah
2) mengurangi plastisitas dari tanah
3) meningkatkan daya dukung dari tanah
b. Semen Portland,
Klasifikasi stabilisasi tanah dengan semen dibagi kedalam 5 tipe (kezdi,1979:108)
yaitu:
1) Soil-Cement.
Tipe stabilisasi tanah-semen ini merupakan tipe yang umum, dimana
pencampuran tanah dan semen biasa dipakai untuk pondasi bangunan,
sumbangan tanah terhadap abrasi dan pembekuan tanah.
2) Cement Improved Granuler-Soil Mix.
Stabilisasi tipe ini dipakai untuk mengurangi sifat kembang-susut dan
plastisitas tanah yang tinggi sehingga sanggup meningkatkan daya dukung
tanah, dengan menambahkan semen sesuai yang diperlukan.
3) Cement Improved Silt-Clay Mix.
Penambahan kadar semen dilakukan secara sedikit demi sedikit dalam jumlah
yang lebih besar dibandingkan dengan tipe 2 untuk mengurangi sifat
kembang-susut tanah dan meningkatkan daya dukung tanah sesuai dengan
kadar air yang ada di lapangan.
4) Plastic Soil-Cement.
Tipe stabilisasi ini dipakai untuk tanah dengan kadar air yang lebih tinggi
contohnya untuk ajaran irigasi, parit dan bangunan pengairan lainnya. Hasil
stabilitas sanggup menawarkan sumbangan terhadap tanah dari erosi.
5) Cement-Treated Soil Pastes And Mortars.
Tipe ini dipakai untuk kondisi tanah dengan kadar yang sangat tinggi dengan
cara menginjeksi gabungan tanah-semen ke dalam tanah sebagai perkuatan.
Pada umumnya ditambahkan beberapa materi kimia pembantu.
Alat berat yang dapat digunakan yaitu pada proses Mixing dengan alat CAT SM-
350 Soil Stabilizers / Recyclers Asphalt Equipment untuk mencampur tanah
dengan semen.
Alat berat yang digunakan menunjukkan saat pelaksanaan stabilisasi tanah dengan
fly ash menggunakan alat motor grader
Jalan pada saat Initial Compaction dengan Sheeps-foot-roller
d. Aspal (bitumen)
Stabilisasi dengan bitumen dipakai dengan cara mencampur tanah dengan
bitumen sampai kedalaman tertentu.
Stabilisasi dipakai dengan cara menyemprotkan minyak pada permukaan dan
membiarkannya terserap. Merupakan cara stabilisasi dengan bitumen yang mula-
mula dilakukan.
Bitumen dan material berbutir akan mencegah perembesan air ke dalam tanah.
Untuk meningkatkan penetrasi dan adhesi terhadap tanah, bitumen biasa dicampur
dengan tanah sebagai emulsi, cut-back, atau busa .
Stabilisasi clay (tanah yang kohesif) akan menghasilkan tanah yang lebih
waterproof
Stabilisasi sand (tanah granular), bitumen berfungsi sebagai materi pengikat
Perataan serta pelevelan jalan menggunakan Greder pada tanah yang sudah di
mixing, guna mendapatkan level jalan yang di ingginkan,
Proses terakhir adalah memadatkan bandan jalan menggunakan Vibro smooth
untuk mendapatkan kepadatan jalan yang baik,
Badan jalan yang sudah selesai distabilisasi secara visual ada terlihat mengkilap
dan pori-pori di permukaan tanah akan tertutup dan akan lebih keras dari kondisi
awal sebelum distabilisasi.
1) Woven Geotextile
Geotextile (Geotekstil) Non Woven, atau disebut Filter Fabric (Pabrik) yakni
jenis Geotextile yang tidak teranyam, berbentuk ibarat karpet kain. Umumnya
materi dasarnya terbuat dari materi polimer Polyesther (PET) atau
Polypropylene (PP).
b. Geogrid merupakan Geotekstil yang ebrupa lubang – lubang berbentuk segi
empat (Geotextile Grid) atau lubang berbentuk jarring (Geotextile Net), biasanya
terbuat dari bahan Polyster (PET) atau High Density Polyethyline (HDPE).
c. Geocomposite merupakan kombinasi dua atau lebih tipe Geosintetik.
d. Geomembrane merupakan Geosintetik yang bersifat impermeable atau tidak
tembus air, biasanya dibuat dari bahan High Desity Polyethyline (HDPE).
e. Geospacer merupakan bahan sintetis yang ditempatkan diantara dua bahan
sintetis lain biasanya digunakan pada konstruksi drain.
Sedangkan alat berat lainnya yang digunakan dalam stabilitas tanah yaitu:
1. Front Shovel digunakan untuk menggali material yang letaknya di atas permukaan di
mana alat tersebut berada. Alat ini mempunyai kemampuan untuk menggali material
yang keras. Jika material yang akan digali bersifat lunak, maka front shovel akan
mengalami kesulitan. Dengan demikian, waktu penggalian dapat menjadi lebih lama.
2. Wheel Loader merupakan alat berat yang banyak dimanfaatkan masyarakat dewasa ini.
Pemanfaatan dilakukan untuk beberapa keperluan. Utamanya yang berhubungan dengan
pekerjaan proyek bangunan tertentu.Misalnya pembukaan lahan untuk perkebunan karena
memindahkan material tanah, atau digunakan ketika akan membanggun bendungan,
pabrik, perumahan, perkantoran dan sebagainya.
3. Dump truck adalah alat berat pengangkut material dari jarak sedang hingga jauh, dimana
material yang dibawa oleh dump truck diisikan oleh excavator, wheel loader maupun
shovel.
4. Scraper adalah alat berat yang berfungsi untuk mengeruk, mengangkut dan menabur
tanah hasil pengerukan secara berlapis. Scraper juga dapat digunakan sebagai alat
pengangkutan untuk jarak yang relative jauh (2000 m) pada tanah datar dengan pengerak
roda ban (tire). Alat berat ini biasa disebut juga alat gali tanah.