Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FARMASETIKA

OTT (OBAT TIDAK TERCAMPUR)

OLEH:

SYAHRUL ANAND MAMONTO (1903033)

ASMIA HI DJAMA (1903042)

S. MASITHA MUHLIS (1903049)

NURDIAN MS UMASANGADJI (1903051)

VERNANDA ANGGITA TOGAS (190305)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan kepada
Nabi Besar kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang
telah memberikan waktu yang cukup lama sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “obat tak terbagi”. Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca
demi penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Penulis

Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATA BELAKANG

Inkompatibilitas merupakan pencampuran antara dua reaksi atau lebih di antara obat-
obatan ataupun bahan kimia obat dan menimbulkan ketidak cocokan atau ketidak sesuaian.
Atau bisa dikatakan terjadinya suatu inkompatibilitas disebabkan karena terjadinya suatu
interaksi obat yang tidak diinginkan atau dikehendaki. Interaksi obat adalah kejadian dimana
suatuzat mempengaruhi aktivitas obat. Efek-efeknya bisa meningkatkan atau mengurangi
aktivitas obat, atau menghasilkan efek baru yang tidak dimiliki sebelumnya. Interaksi ini bisa
terjadi tidak hanya antara suatu obat dengan obat lain tetapi, interaksi bisa saja terjadi anatar
obat dengan makanan , obat dengan herbal, obat dengan mikronutrien, dan obat injeksi
dengan kandungan infus. Karena kebanyakan interaksiobat memiliki efek yang tidak
dikehendaki, umumnya interaksi obat dihindari karena kemungkinan mempengaruhi
prognosis. Namun, ada juga interaksi yang sengaja dibuat, misal pemberian probenesid dan
penisilin sebelum penisilin dibuat dalam jumlah besar. Contoh interaksi obat yang kini
digunakan untuk memberikan manfaat adalah pemberian bersamaan antara karbidopa dan
levodopa . Levodopa adalah obat anti parkinson dan untuk menimbulkan efek harus
mencapai otak dalam keadaan tidak termetabolisme. Bila diberikan sendiri, levodopa
metabolisme dijaringan tipe diluar otak, sehingga mengurangi efektivitas obat dan mudah
meningkatkan resiko efek samping. Namun, karena karbidopa menghambat metabolisme
levodopa di parifer, lebih banyak levodopa mencapai otak dalam bentuk tidak termetabolisme
sehingga resiko efek samping lebih kecil.

Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai proses anatara lain perubahan dalam
farmakokinetika obat tersebut, seperti Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi
(ADME) obat. Kemungkinan lain interaksi obat merupakan hasil dari sifat-sifat
farmakodinamik obat tersebut, misal, pemberian bersamaan antara antagonis reseptor dan
agonis untuk reseptor yang sama.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan inkompatibilitas?
2. Apa saja macam-macam inkompatibilitas dan pengetesannya?
3. Apa saja contoh obat yang inkompatibilitas?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian inkompatibilitas
2. Untuk mengetahui macam-macam inkompatibilitas serta cara pengentasannya
3. Untuk mengetahui contoh obat yang inkompatibilitas
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INKOMPATIBILITAS

Inkompatibilitas adalah suatu fenomena fisika kimia seperti presipitasi terkait konsentrasi,
dan reaksiasam basa dengan menifetasi produk hasil reaksi berupa perubahan status fisik
atau keseimbangan protonasi-deprotonasi.

Inkompatibilitas ini terjadi diluar tubuh (sebelum obat diberikan/diminum) antara obat
yang tidak dapat di campur (inkompatibel). Pencampuran obat yang demikian ini
menyebabkan terjadinya interaksi langsung secara fisika atau kimia, yang hasilnya ]
mu]ngkin terlihat sebagai pembentukan endapan, perubahan warna dan lain-lain, atau
mungkin juga tidak terlihat dan interaksi ini biasanya akan berakibat in aktivasi obat.

Obat dapat berinteraksi dengan makanan, zat kimia yang masuk dari lingkungan atau
denagn oabatlain. Interaksi antara obat dengan obat didefinisikan sebagai modifikasi efek
dari suatu obat karena kehadiran obat yang lain, baikdiberikan sebelumnya atau bersama-
sama.

SWarna zat adlah termasuk dalam sifat fisika sediaan obat. Adanya inkompatibilitas tidak
selalu merubah warna sediaan obat karena inkompatibilitas dapat terjadi secara kimia yaitu
inkompatibilitas farmakokinetikaataupun farmakodinamika. Inkompatibilitas yang terjadi
akan mempengaruhi kualitas abat sediaan parenteral serta efek terapeutiknya.

B. MACAM-MACAM INKOMPATIBILITAS

Inkompibilas farmasis dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

a) Inkompibitas fisikainkombilitas
Inkompibitas fisikainkombilitas fisika atau tercampurnya obat secara fisika adalah
peristiwa terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada waktu
mencampurkan obat atau bahan obat secara fisikatanpa ada perubahan susunan
kimianya. Bahan obat yang dicampurkan tidak menghasilkan suatu campuran yang
homogen dan efek yang tidak sesuai dengantujuan terapi.

Obat tidak dapat larut (insolubility), obat tidak dapat campur (immiscibility),
terjadinya pengendapan secara fisika (prescipitation), terjadinya pencairan zat padar
(liquefaction), pemadatan (solidification). Adsorbsi (adsorption)

b) Inkompibilitas kimia
Inkompibilitas kimia atau tidak tercampurkan obat secaara kimia adalah peristiwa
terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada waktu mencampurkan
obat atau bahan obat karena reaksi kimia sehingga terjadi perubahan susunan kimia.
Bahan obat yang dicampurkan tidak memberikan hasil homogeny dan efek yang tidak
sesuai dengan tujuan terapi. Beberapa peeristiwa yang terjadi pada inkompibilas
kimia antara lain reaksi pengendapan, asam dan basa, oksidasi atau reduksi, terjadinya
perubahan warna, terjadinya peruraian, reaksi dengan sediaan gelenik.

Inkompibilitas farmasis dapat terjadi baik pada sediaan padat seperti pulveres, pulvis,
kapsul, pil, supositoria maupun sediaan semi padat seperti unguenta dan sediaan cair.

C. CONTOH OBAT YANG INKOMPATIBEL


a. Inkompabilitaas Fisika Srdiaan Pulveres dan Pulvis
Pada prinsipnya sediaan pulveres dan pulvis harus memenuhi persyaratan
yaitu halus, kering, dan homogeny, sehingga dapat dihasilkan suatu sediaan
yang memenuhi persyaratan dan keadaannya tetap utuh sesuai yang tertulis
dalam suatu resep.
Inkompibilitas fisika yang sering terjadi pada sediaan pulveres dan pulvis
adalah :
1. Melelehnya atau melembabnya campuran serbuk, akibat terjadinya
proses
a. Penurunan titik lebur
b. Penurunan tekanan uap
c. Bebasnya air Hablur
2. Terjadi absorbsi
Inkompibilitas kimia pada sediaan pulveres dan pulvis terjadi akibat
pengaruh dari sifar asam atau basa dari obat. Faktor yang berperan
dalam reaksi antara lain adalah derajat keasaman atau kebasahan.
Inkompibilitas farmasis yang terjadi pada sediaan pulveres dan pulvis
dapat dia atasi dengan cara :
1) Memodifikasi cara pencampuran bahan
2) Mengganti bahan yang menyebabkan inkompibilitas daengan
bahan lain.
3) Pemisahan obat secara langsung maupun tidak langsung

b. Inkompibilitas kimia pulvis dan pulveres

R/ Acid acetyl salycyl (asam)


Natrii carbonat (basa)
 Terjadi reaksi, asam basa : asetosal terurai mengeluarkan asam salisilat
yang menyebabkan nyeri lambung
 Pengatasan : dicampur secara tidak langsung
- Kedua bahan sebelum dicampur masing-masing ditambah bahan
netral (laktosum), digerus hingga homogeny
- Kedua bahan dicampurkan
c. Inkompibilitas fisika dan kimia kapsul
Syarat kapsul :
 Sediaan kapsul tetap utuh
 Tidak lembek/pecah/benye

Permasalahan :
 Adanya obat yang mengandung fenol tinggi (kreosot)
 Adanya campuran obat benyel/meleleh
 Adanya peristiwa absorbs
 Adanya reaksi akibat pengaruh sifat asam atau basa

d. Inkompibilitsas pada sediaan pil


Permasalahan :
 Bentuk pil lembek akibat campuran obat lembekau meleleh
 Bentuk pil rusak, sehinngga mudahn pecah akibat peristiwa

Inkompibilitas kimia sehingga pil menjadi berubah warna :

- Reaksi kimia karena sifat oksidator-reduktor obat


- Reaksi kimia karena sifat asam-basa

Pengatasan :

1. menggunakan bahan pengikat pil tanpa pembasah, bagi pil yang


dengan pembasahan akan terurai dan rusak zat aktifnya (digitalis,
asetosal)
2. penjenuhan bagi obat yang higroskopis
3. pergantian bentuk obat (asam diganti bentuk garamnya)
e. Inkompibilitas farmasetik pada sediaan semi padat
Pada salep :
1) Keluarnya air : adanya air, dan larutan obat tidak teresap oleh basis
2) Obat tidak sukar campur dengan basis
3) Terbentuknya senyawa lain karena reaksi kimia
BAB 3

PENTUTUP

A. KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Inkompabilitas adalah suatu fenomena fisika mimia seperti presipitasi terkait
konsentrasi, dan reaksi asam basah dengan manifestasi produk hasil reaksi berupa
perubahan status atau keseimbangan protonasi-deprotonasi.
2. Macam-macam inkompibilitas farmasetis yaitu inkompatibilitas kimia dan fisika.
3. Penanganan inkompibilitas yaitu memodifikasi cara pencampuran
bahan,mengganti bahan yang menyebabkan inkompabilitas dengan bahan lain
dengan pemisahan obat secara langsung ataupun tidak langsung.
B. SARAN
Makalah ini telah kami buat dengan sebaik mungkin namun diharapkan saran
dan kritik yang membangun dari dosen dan teman-teman sekalian.

Anda mungkin juga menyukai