Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH GEOLOGI STRUKTUR

“STRUKTUR PRIMER”

Disusun Oleh :

FIRMANSYAH

201663024

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

UNIVERSITAS PAPUA

2019
Kata Pengantar

Puji Dan Syukur saya Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Geologi
Struktur. Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai salah satu syarat
memenuhi sks pada matakuliah geologi struktur

Pada kesempatan ini, saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Makalah geologi struktur ini.
Pertama kepada dosen pengampu yaitu bapak Restu Tandirerung, ST., M.Eng ,
kedua kepada orang tua yang memberi dorongan dan inspirasi dan juga materi.

Saya menyadari bahwa Makalah ini masih ada kekurangan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Akhir kata semoga
makalah ini bisa memberi manfaat bagi pembacanya.
I. DASAR TEORI

1. Struktur Primer
Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses
sedimentasi dapatmerefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti
perlapisan, gelemburgelombang, perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan
bersusun, dan lain-lain. (Suhartono, 1996 : 47)
Struktur Primer adalah Struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan
dan ketika batuan beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang
terlihat. Struktur primerini penting sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal
suatu batuan yang tersingkap, terutama dalam batuan sedimen.Struktur yang
terbentuk sewaktu proses pengendapan sedang berlangsung termasuk
lapisanmendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang
mikro (micro-crosslamination), yaitu adanya kesan riak. (Mohamed, 2007).

A. PERLAPISAN
a. Cross Bedding (Perlapisan Silang)
Cross bedding merupakan struktur primer yang membentuk srutur penyilangan
suatulapisan batuan terhadap lapisan batuan yang lainya, atau lapisan batuan yang
lebih mudamemotong lapisan batuan yang lebih tua. Cross bedding didefinisikan
oleh Pettijohn (1972)sebagao struktur yang membatasi suatu unit sedimentasi dari
jenis yang lain dan dicirikandengan perlapisan dalam atau laminasi disebut juga
dengan foreset bedding miring ke permukaan bidang akumulasi (deposisi).

b. Graded Bedding (Perlapisan Bersusun)


Graded bedding merupakan struktur perlapisan sedimen yang menunjukan
perbedaanfragmen atau ukuran butir sedimen yang membentuk suatu lapisan
batuan. Perbedaan initerbentuk karena adanya gaya gravitasi yang mempengaruhi
saatterjadinyapengendapan pada sedimen tersebut. Sedimen yang memiliki ukuran 
butir lebih besarakan lebih dahulumengendap dibandingkan dengan sedimen yang
memiliki ukuran lebih kecil sehinggastruktur graded bending akan selalu
menunjukan sturktur perlapisan yang semakin keataslapisan tersebut ukuran butir
yang dijumpai akan semakin kecil.
 
c. Parallel Laminasi (Perlapisan Sejajar)Struktur primer lapisan sedimen yang
sejajar.
Riple Mark (Gelembur Gelombang):
Ripple mark merupakan struktur primer perlapisan sedimen yang menunjukan
adanya permukaan seperti ombak atau begelombang yang
disebabkan adanya pengikiran oleh kerjaair, dan angin. Pada awalnya lapisan
batuan sedimen tersebut datar dan horizontal karenaadanya pengaruh kerja air dan
angin menyebabkan bagian-bagian lemah terbawa air atauangin sehingg
menyisahkan cekungan-cekungan yang membentuk seperti gelombang. 

B. Kekar Tiang

1. Pengertian

Columnar joint adalah


struktur geologi dimana terdiri
dari kolom-kolom (umumnya
ditemukan dalam bentuk
hexagonal). Terpisah oleh
patahan atau retakan pada
batuan yang terbentuk ketika
batuan tersebut mengalami
pengkerutan oleh hilangnya
suhu secara gradasional, terjadi
selama proses pendinginan.
Ibaratnya seperti struktur mudcracks pada batuan sedimen, jika
Mudcracks disebabkan oleh pengkerutan/drying water. Maka di columnar
joint yang mengontrol itu padasaatpendinginanbatuannya.
2. Genesa kejadiannya
Columnar joint pada
umumnya terbentuk pada
batuan basalt atau batuan
extrusive. Setelah lava
tererupsi pada permukaan
bumi, akan mengalami
pendinginan. Bagaimana
pun lava membutuhkan
beberapa waktu untuk
mendingin, pada saat dia mendingin terdapat gradien temperatur. Paling banyak
ditemukan, pada bagian atas aliran lava akan lebih dingin dibanding pada bagian
bawahnya.
Ketika lava tersebut mendingin akan terjadi contract (pengkerutan). Hal
ini terjadi karena benda panas pada umumnya mengambil ruangan lebih daripada
benda dingin. Bayangkan dengan uap panas, sederhananya. Ketika kita membuka
tutup ceret yang panas, udara panas ingin keluar dan menyebar ke udara. Atau
baloon udara yang akan mengempes ketika pagi hari, hal ini disebabkan oleh
gas Helium yang melepaskan diri karena gas yang berada di dalam baloon
mendingin dan mengkerut saat dingin di malam hari. Ketika diletakkan pada
matahari dia akan mengembang lagi.
(Kekar tiang dengan posisi miring) (Kekar tiang di Giant
Coastway)

Ketika objek mengkerut, dia akan menyebabkan retakan atau patahan.


Ketika pengkerutan terjadi pada bagian tengah yang mana dengan ruangan
yang sama, maka pola retakan heksagonal akan terbentuk jika pengekerutan tidak
rata maka akan tercipta patahan dengan geometri yang lain bisa hanya 3 bidang
atau 5 bidang. Pengekertutan bisa jadi tidak berukuran sama karena hal tersebut
dipengaruhi oleh ketebalan dan komposisi dari jenis aliran lava. Pola retakan
yang terbentuk pada permukaan yang dingin akan cenderung menerus hingga
kebawah pada seiring proses pendinginan, terbentuk panjang dan berbentuk
kolom-kolom. Kolom ini terbentuk pada berbagai macam ukuran beberapa ada
yang berukuran kecil dan beberapa berukuran lebih lebar dan lebih
Kolumnar joint tidak sebatas juga apada batuan basalt. Struktur ini bisa
terbentuk di pada tipe batuan beku yang lain yang mengalami pengkerutan dan
pendinginan. Sebagai contoh kolumnar joint pada Formasi Bishop Tuff dari Long
Valley Caldera in California.

Anda mungkin juga menyukai