Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu kualitas pelayanan
keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin. Perawat
diharapkan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja,
seperti pasien, rekan perawat dan dengan profesi lain yang berhubungan langsung
dalam menjalankan pekerjaan.

B. Rumusan masalah

Bagaimana hubungan individu dalam keperawatan ?

Apakah pengertian psikologi keperawatan ?

Bagaimana hubungan perawat dengan klien ?

Bagaimana proses interaksi perawat dengan klien ?

Apa sajakah faktor yang mempengaruhi interaksi perawat dengan klien ?

C. Tujuan penulisan

1. Bagi Penulis

· Dapat melatih kemampuan diri dalam bidang menulis secara sistematis.

2. Bagi Pengajar

· Sebagai referensi.

· Sebagai wujud nyata dari evaluasi atau materi yang diberikan.

Page 1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hubungan Individu dalam Keperawatan

     Dasar hubungan perawat dan pasien merupakan mutual humanity dan pada
hakekatnya adalah hubungan saling ketergantungan dalam mewujudkan harapan
pasien terhadap keputusan tindakan asuhan keperawatan. Dalam memberikan tindakan
asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan rencana yang telah ditetapkan,
perawat secara kolaboratif terlibat pula dalam program tim kesehatan lain. Perawat
dituntut mampu berkomunikasi dan mengambil keputusan etis dengan sesama profesi,
pasien, dan tim kesehatan lain khususnya dokter.
Berbagai model hubungan antara perawat, dokter dan pasien telah
dikembangkan, seperti yang dilakukan oleh Szasz dan Hollander, yakni telah
mengembangkan tiga model hubungan dimana model ini terjadi pada semua hubungan
antar manusia, termasuk hubungan antar perawat, dokter, dan pasien yaitu :
1.             Model aktivitas pasivitas
Suatu model dimana perawat dan dokter berperan aktif dan pasien berperan pasif.
Model ini tepat untuk bayi, pasien koma, pasien dibius, dan pasien dalam keadaan
darurat.
2.             Model hubungan membantu
Merupakan dasar untuk sebagian besar dari praktek keperawatan atau praktek
kedokteran. Model ini terdiri dari pasien yang mempunyai gejala mencari bantuan dan
perawat atau dokter yang mempunyai pengetahuan terkait dengan kebutuhan pasien.
Perawat dan dokter memberi bantuan dalam bentuk perawatan atau pengobatan.
Timbal baliknya pasien diharapkan bekerja sama dengan mentaati anjuran perawat
atau dokter. Dalam model ini, perawat dan dokter mengetahui apa yang terbaik bagi
pasien dan bebas dari prioritas yang lain.
3.             Model partisipasi mutual
          Model ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama atau kesejahteraan
antara umat manusia merupakan nilai yang tinggi. Model ini mencerminkan asumsi
dasar dari proses demokrasi. Interaksi, menurut model ini, menyebutkan kekuasaan
yang sama, saling membutuhkan, dan aktivitas yang dilakukan akan memberikan
kepuasan kedua pihak. Model ini mempunyai ciri bahwa setiap pasien mempunyai
kemampuan untuk menolong dirinya sendiri yang merupakan aspek penting pada
layanan kesehatan saat ini. Peran dokter dalam model ini adalah membantu pasien
menolong dirinya sendiri. Dari perspektif keperawatan, model partisipasi mutual ini
penting untuk mengenal pasien dan kemampuan diri pasien. Model ini menjelaskan
bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berkembang.

Page 2
B. Hubungan antara manusia dan komunikasi antara perawat, dokter, pasien, dan
keluarga pasien

Keperawatan pada intinya adalah sebuah proses interpersonal. Dimanaseorang


perawat yang kompeten harus menjadi seorang komunikator yang efektif dalam
menjalankan proses komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah suatu
komunikasi yang bersifat langsung, tatap muka, segera mendapattanggapan dan tujuan
untuk mempengaruhi lawan bicara. Komunikasiinterpersonal juga selalu berada dalam
suasana dialogis. Artinya dalamkomunikasi interpersonal tidak hanya terjadi komunikasi
satu arah, melainkanterjadi komunikasi timbal balik atau dua arah. Dalam konteks ini,
perawat dan pasien dapat berperan secara aktif dalam setiap interaksi
komunikasi.Komunikasi dilakukan perawat dalam menjaga kerjasama yang baik dengan
pasien untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien.Kelemahan dalam
berkomunikasi merupakan masalah yang serius baik bagi perawat maupun pasien.
Perawat yang enggan berkomunikasi denganmenunjukkan raut muka yang tegang akan
berdampak serius bagi pasien. Pasienakan merasa tidak nyaman bahkan terancam
dengan sikap perawat. Kondisi initentunya akan sangat berpengaruh terhadap proses
penyembuhan pasien.Secara tidak langsung, komunikasi interpersonal antara perawat
dengan pasien dapat memberikan pengaruh bagi perkembangan pemulihan psikologis
pasien itu sendiri. Penyampaian pesan yang dilakukan oleh perawat terhadap pasien,
akan selalu berhasil jika pasien dengan senang hati bersedia mengikuti beberapa
informasi yang disampaikan oleh perawat sebagai komunikator. Hal ini berarti bahwa
pesan yang disampaikan perawat dapat diterima dengan baik dan dapat dimengerti
dengan mudah oleh pasien. Karena itu diperlukan sebuah bentuk komunikasi yang
bukan hanya sebagai kegiatan memberikan informasi saja,melainkan pemberian
informasi atau pesan yang berbobot yang mengandung nilaimotivasi bagi pasien untuk
dapat mengubah sikap, opini atau perilaku pasien yaitu melalui komunikasi
interpersonal. Dalam melayani pasiennya, penerapan komunikasi yang efektif
akanmembantu untuk membentuk persepsi dan sikap positf terhadap rumah
sakit,sehingga perawat harus mampu bertindak sebagai komunikator yang baik untuk
membuat pasien percaya kepada rumah sakit. Maka perawat sebagai komunikator
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu kepercayaan diri,
kebersatuan,manajemen interaksi, daya ekspresi, dan orientasi terhadap orang lain,
dimana kelima hal tersebut akan menciptakan sebuah komunikasi interpersonal yang
efektif. Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah
cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien.Perspektif yang
berbeda dalam memendang pasien,dalam prakteknya menyebabkan munculnya
hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses kolaborasi. Kendalap sikologi

Page 3
keilmuan dan individual, factor sosial, serta budaya menempatkan kedua profesi ini
memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborsi yang dapat menjadikan keduanya lebih
solid dengan semangat kepentingan pasien.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak aspek positif yang dapat timbul jika
hubungan kolaborasi dokter-perawat berlangsung baik. American Nurses Credentialing
Center (ANCC) melakukan risetnya pada 14 Rumah Sakit melaporkan bahwa
hubungan dokter-perawat bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi juga berlangsung
pada hasil yang dialami pasien ( Kramer dan Schamalenberg, 2003). Terdapat
hubungan kolerasi positif antara kualitas huungan dokter perawat dengan kualitas hasil
yang didapatkan pasien. Hambatan kolaborasi dokter dan perawat sering dijumpai pada
tingkat profesional dan institusional. Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi
sumber utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian profesional dalam aplikasi
kolaborasi. Dokter cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi dan biasanya fisik
lebih besar dibanding perawat, sehingga iklim dan kondisi sosial masih mendkung
dominasi dokter. Inti sesungghnya dari konflik perawat dan dokter terletak pada
perbedaan sikap profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara
keduanya.Dari hasil observasi penulis di Rumah Sakit nampaknya perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan belum dapat melaksanakan fungsi kolaborasi
khususnya dengan dokter. Perawat bekerja memberikan pelayanan kepada pasien
berdasarkan instruksi medis yang juga didokumentasikan secara baik, sementara
dokumentasi asuhan keperawatan meliputi proses keperawatan tidak ada.

C. Aplikasi ilmu HAM dan komunikasi terhadap perawat dan keperawatan

pengertian Hubungan Antar Manusia (HAM) dan komnikasi HAM atau Human Relation
disini tentunya membicarakan situasi sosial, interaksi individu-individu yang termasuk
digolongan masyarakat. Hubungan Antar Manusia (HAM) dalam arti luas adalah
komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap
muka dalam situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehigga menimbulkan
kebahagiaan. HAM dan kepuasan hati pada kedua pihak dilakukan dimana saja. HAM
dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada
orang lain secara tatap muka dalam keadaan kerja ( work situation ) dan dalam
organisasi kekaryaan work organization dengan tujuan untuk menggugah kegairahan
dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan
bahagia dan puas. Model interdependensi antar dua orang dikembangkan oleh
Levinger dan snoeck ( 1972).

pengertian komunikasi

Page 4
Arti Usaha menumbuhkan response melalui lambang – lambang verbal ketika lambang
– lambang verbal tersebut sebagai stimulasi komunikasi yang baik yaitu syarat dengan
komunikasi untra personal ( komunikasi diantara dua individu dibatasi pada komunikasi
manusiawi ).

Kriteria komunikasi yang aktif akan menimbulkan

Pengertian

- Kesenangan
- Pengaruh pada sikap
- Hubungan yang makin baik
- Tindakan

Faktor- faktor yang mempengaruhi komunikasi

1. Tahap paling awal dalam penerimaanm nformasi adalaha sensasi = pengertian


2. Tahap berikutnya dalam suatu komunikasi adalah persepsi.
3. Tahap perhatian / attention membantu terjadinya komunikasi dan penerimaan
informasi.4.
4. Bahasa pesan dan penerimaan pesan.

Alur transaksional dapat digambarkan sebagai berikut.

Keterangan

E = encording ( menyampaikan Pesan )

D = decording ( menerima Pesan )

Analisis proses interaksi

ada frekuensi interaksi yang kerap untuk waktu yang relatif panjang

hubungan yang erat melibatkan bermacam - macam bentuk kegiatan atay peristiwa.

saling pengaruh yang kuat mewarnai hubungan kedua orang tersebut.

Selanjutnya dua orang yang mempunyai interpendensi yang kuat memiliki potensi untuk
saling membangkitkan emosi yang kuat pula. Persahabatan meerupakan sumber
perasaan – perasaan positif seperti cinta, kasih sayang dsan perthatia.

Akan tetapi di akui juga bahwa emosi yang kuat seperti amarah, cemburu dan putus
asa sering kali muncul dalam hubungan yang erat.

D. Peranan komunikasi dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan

Page 5
Untuk membina hubungan perawat – klien yangterapeutik”.

Hubungan yang therapeutik adalahpengalaman belajar bersama danpengalaman untuk


memperbaiki emosi klien.

Dalam hubungan ini perawat memakai dirisendiri dan teknik pendekatan yang
khususdalam bekerja dengan klien untuk memberipengertian dan merubah perilaku
klien.

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakandalam pelayanan keperawatan di rumah


sakitdalam hubungan perawat pasien adalahpertukaran informasi secara verbal
terutamapembicaraan dengan tatap muka.

Kemampuan perawat melakukan komunikasiverbal akan menentukan kualitas asuhan


yangdiberikan.

Komunikasi verbal digunakan perawat dalamsetiap tahapan pelaksanaan


proseskeperawatan

Meningkatnya independensi pasien( Memandirikan pasien )

Meningkatnya Harga diri

Meningkatnya kesejahteraan fisik

1. Pengkajian Mengumpulkan data secara: tepat, akurat, relevan

2. PerencanaanMenginformasikan rencana tindakan keperawatan

3. ImplementasiMeningkatkan peran serta pasien/ keluarga dalampenyelesaian


masalah pasien

4. EvaluasiMenyampaikan hasil implementasi keperawatan danrencana tindak lanjut.

Keuntungan Perawat yang memilikiketrampilan berkomunikasi secara terapeutikadalah

1.Mudah menjalin hubungan rasa percayadengan klien

2.Mencegah terjadinya masalah legal,

3.Memberikan kepuasan profesional dalampelayanan keperawatan

4.Meningkatkan citra profesi keperawatan

5.Meningkatkan citra rumah sakit

Page 6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Page 7
A. Hubungan individu dalam keperawatan merupakan mutual humanity dan pada
hakekatnya adalah hubungan saling ketergantungan dalam mewujudkan harapan
pasien terhadap keputusan tindakan asuhan keperawatan dan perawat secara
kolaboratif terlibat pula dalam program tim kesehatan lain. Ada 3 model yang terjadi
pada semua hubungan antar manusia, termasuk hubungan antar perawat, dokter, dan
pasien yaitu : Model aktivitas pasivitas, model hubungan membantu, dan model
partisipasi mutual.

B. Psikologi dan keperawatan keduanya memiliki tujuan umum yaitu memahami


kebutuhan emosional dan biologis pasien mereka. Salah satu cara meningkatkan
psikologi keperawatan adalah dengan membantu perubahan perilaku seseorang,
seperti pola pikir mental mereka.

C. Hubungan perawat dengan pasien adalah suatu wahana untuk


mengaplikasikan proses keperawatan pada saat perawat dan pasien berinteraksi untuk
terlibat guna mencapai tujuan asuhan keperawatan. Dalam hubungan ini perawat harus
melaksanakan perannya serta melindungi hak pasien. Selain itu, perawat juga harus
mengaplikasikan karakteristik helper relationship untuk menumbuhkan hubungan
terapeutik.

D. Dalam proses interaksi perawat dengan klien ada 4 fase yaitu : Fase
prainteraksi / persiapan, fase introduksi /orientasi, fase kerja, dan fase terminasi.

E. Faktor yang mempengaruhi interaksi perawat dengan klien menurut adalah :


perkembangan, persepsi, nilai, latar belakang sosial budaya, emosi, jenis kelamin,
pengetahuan, peran dan hubungan, lingkungan, jarak, citra diri, dan kondisi fisik.

B. SARAN

Dalam keperawatan terdapat hubungan antar individu yang terjadi antara perawat
dengan klien, maupun dengan tim kesehatan lainnya. Hubungan ini dapat berjalan baik
bila perawat dapat menjalankan perannya serta menciptakan komunikasi yang hangat
dengan pasien. Diharapkan dengan adanya interaksi ini, perawat dapat mencapai
tujuan yang diharapkan dari kliennya.

DAFTAR PUSTAKA

http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/makalah-psikologi-hubungan-
individu.html

Page 8
http://makalahartikelkodeetikduniakesehatan.blogspot.com/2010/01/makalah-
konsep-hubungan-manusia-dan.html
https://www.scribd.com/doc/23930660/hubungan-antara-komunikasi-
interpersonal-perawat-dengan-sikap-pasien-terhadap-rumah-sakit

Page 9

Anda mungkin juga menyukai