Anda di halaman 1dari 3

NAMA: DEWI LARASATI

NIM: 2001103

KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH

Pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integeritas seseorang


yang dapat membangkitkan kecemasan ketika akan menghadapinya, sehingga menjadikan
perasaan yang tidak nyaman, khawatir atau perasaan takut. Respon psikologi tidak hanya
mempengaruhi tingkat kecemasan namun akan mempengaruhi komplikasi selanjutnya pada
pasien dengan sectio caesarea yaitu nyeri. Nyeri merupakan kondisi perasaan yang tidak nyaman
disebabkan oleh stimulus seperti stimulus yang bersifat fisik, ataupun yang bersifat mental
(psikologi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan pre
operasi dengan derajat nyeri pada pasien post sectio caesarea. Metode: Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif melalui pendekatan Cross Sectional, dengan sampel penelitian pasien pre
dan post operasi sectio caesarea, tehnik pengambilan sampel dengan Purposive Sampling,
instrument dalam penelitian ini menggunakan checklist dan skala numerikal. Penelitian ini
dilaksanakan pada 17 Maret sampai 29 Maret 2014 dengan responden sebanyak 46 responden.
Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square. Hasil: Dari hasil uji statistik menunjukan ada
hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan pre operasi dengan derajat nyeri post sectio
caesarea dengan p value 0,010. Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada
dokter anestesi atau dokter bedah agar memberikan informasi mengenai proses anestesi dan
pembedahan serta memberikan terapi rileksasi seperti terapi musik atau terapi religius do'a
bersama yang dapat dilakukan oleh perawat atau bidan kepada pasien pre operasi untuk
mengurangi kecemasan pasien. Selain itu tenaga perawat atau bidan diharapkan lebih
meningkatkan asuhan secara intensif kepada pasien post operasi, mulai dari pengkajian tanda dan
gejala nyeri sampai dengan memberikan intervensi keperawatan seperti terapi napas dalam,
aroma terapi dan hipnoterapi serta kolaborasi pemberian obat analgesik untuk mengurangi
derajat nyeri pada pasien.(Apriansyah, Romadoni, and Andrianovita 2015)
“Stroke berada di urutan ketiga sebagai penyebab kematian di dunia setelah jantung dan
kanker, selain itu stroke juga merupakan penyebab kecacatan jangka panjang nomor satu di
dunia. Estrogen memegang peranan penting sebagai vasodilator pembuluh darah pada wanita,
sehingga wanita lebih kecil terserang stroke dari pada laki-laki. Angka kejadian serangan stroke
lebih rendah pada wanita daripada laki-laki. Peranan estrogen sangat penting dalam melindungi
wanita dari serangan penyakit pembuluh darah. Peranan hormon juga berperan dalam keefektifan
dalam terapi penyakit pembuluh darah. Kecacatan akibat stroke pada wanita harus diperhatikan,
karena lebih berat dari pada laki-laki” (Handayani 2013)
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh
kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan
fungsi insulin (resistensi insulin). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan
angka kejadian Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 57% sedangkan kejadian di Dunia
diabetes melitus tipe 2 adalah 95%. Faktor resiko dari Diabetes melitus tipe 2 yaitu usia, jenis
kelamin,obesitas,hipertensi, genetik,makanan,merokok,alkohol,kurang aktivitas,lingkar perut,
.Penatalaksanaan dilakukan dengan cara penggunaan obat oral hiperglikemi dan insulin serta
modifikasi gaya hidup untuk mengurangi kejadian dan komplikasi mikrovaskular maupun
makrovaskular dari Diabetes melitus tipe 2 . (Fatimah 2015)
Berdasarkan total subjek sejumlah 267, lebih banyak subjek yang memiliki kepatuhan
mengonsumsi obat yang buruk yaitu 189 subjek, yang terdiri dari 109 subjek dengan kepribadian
tipe A dan 80 subjek dengan kepribadian tipe B. Pasien yang memiliki kepatuhan yang baik
dalam mengonsumsi obat berjumlah 78 subjek, yang terdiri dari 26 subjek dengan kepribadian
tipe A dan 52 subjek dengan kepribadian tipe B. Berdasarkan hasil kategorisasi dapat dikatakan
bahwa baik pasien dengan kepribadian tipe A maupun tipe B lebih banyak yang tidak mematuhi
proses pengobatan, walaupun pada kategori kepatuhan mengonsumsi obat yang baik lebih
didominasi oleh pasien dengan kepribadian tipe B, tetapi dari total keseluruhan pasien dengan
kepribadian tipe B lebih banyak yang tidak patuh dalam mengonsumsi obat.
Demam tifoid merupakan salah satu penyakit yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh Salmonella typhi dan masih merupakan penyakit endemik di Indonesia. Dari
laporan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran tahun 2006 hingga 2011, demam tifoid selalu
menempati peringkat pertama Morbiditas 10 Penyakit Terbanyak Rawat Inap di RSUD Ungaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko kejadian penyakit demam
tifoid pada penderita yang dirawat di RSUD Ungaran pada bulan Juli-September 2012. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan metode pendekatan kasus-kontrol.
Responden pada penelitian ini berjumlah 50 orang kelompok kasus dan 50 orang kelompok
kontrol. Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Uji statistik yang
digunakan adalah uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya demam tifoid adalah jenis kelamin laki-
laki dengan nilai p = 0,002, OR = 3,84, CI 95% =1,61 – 9,161; kebiasaan tidak mencuci tangan
sebelum makan dengan nilai p = 0,001, OR = 6,769, CI 95% = 2,447 – 18,726; kebiasaan jajan
atau makan di luar penyediaan rumah dengan nilai p = 0,001, OR = 7,765, CI 95% = 3,135 –
19,231; sumber air bersih yang digunakan untuk minum seharihari dari sumur p = 0,045, OR =
2,253, CI 95% = 1,011 – 5,019. Sedangkan umur dan tingkat pendidikan responden bukan
merupakan faktor risiko demam tifoid pada penderita yang dirawat di RSUD Ungaran. Bagi
instansi terkait, diharapkan dapat melakukan penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan
penyakit demam tifoid sehingga dapat menurunkan angka kejadian penyakit demam tifoid.
(Pramitasari 2013)
DAFTAR PUSTAKA

Apriansyah, Akbar, Siti Romadoni, and Desy Andrianovita. 2015. “Hubungan Antara Tingkat
Kecemasan Pre-Operasi Dengan Derajat Nyeri Pada Pasien Post Sectio Caesarea Di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014.” Jurnal Keperawatan Sriwijaya
2(1):1–7.

Cita, Yatnita Parama. 2011. “Bakteri Salmonella Typhi Dan Demam Tifoid.” Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas 6(1):42–46.

Fatimah, Restyana Noor. 2015. “Diabetes Melitus Tipe 2.” Jurnal Majority 4(5).

Handayani, Fitria. 2013. “Angka Kejadian Serangan Stroke Pada Wanita Lebih Rendah Daripada
Laki-Laki.” Jurnal Keperawatan Medikal Bedah 1(1).

Pramitasari, Okky Purnia. 2013. “Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid Pada
Penderita Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran.” Jurnal Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro 2(1):18787.

Anda mungkin juga menyukai