Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS


JALAN DR. SETIABUDHI NO. 229 – BANDUNG 40154 TEL 2007634

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2020/2021

Mata Kuliah / Kode : Evaluasi Pembelajaran Bisnis/MB501


Nama : Mubdi Muhamad Waqar
NIM : 1907749
Kelas : 2A
Jurusan / Prodi : Pendidikan Bisnis
Hari / Tanggal : Kamis, 29 Maret 2020
Waktu : 3 x 60 menit
Dosen/Asisten : Drs. Eded Tarmedi, M.A.
Drs. Girang Razati, M.Si.
Petunjuk :
1. Soal ini dikerjakan secara daring hasilnya dikirim via e-mail ke
grazwibisana@gmail.com paling lambat tanggal 29 Maret 2021 jam 16.00 WIB
dalam format word.
2. Jawaban diketik dalam kertas A4 spasi 1,5 minimal 3 halaman format word

Kasus:

Sebagai akibat mewabahnya virus Covid-19 di berbagai negara di dunia termasuk di Negara
kita, kegiatan pembelajaran di semua jenjang pendidikan bergeser dari kegiatan tatap muka
ke pembelajaran daring/on-line. Akibatnya seluruh tahapan kegiatan pembelajaran
mengalami penyesuaian dan perubahan yang fundamental, baik secara filosofis maupun
instrumental tidak terkecuali dalam fase penilaian hasil pembelajaran dengan segala
atributnya.

Soal:
Berdasarkan kasus di atas coba Anda buat essay terbatas. Format evaluasi pembelajaran
alternatif seperti apa yang sebaiknya digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran (boleh
memilih kasus untuk mata pelajaran Kewirausahaan atau Pemasaran Produk pada jenjang
SMK).
Jawaban Anda setidaknya mencakup Rasional, Dasar Pertimbangan Teoritis dan Praktis,
Format dan Bentuk Penilaian yang Diusulkan serta Kelebihan dan Kelemahan dari format
yang Anda usulkan.
Jangan lupa cantumkan sumber-sumber rujukan relevan yang Anda gunakan!
Pandemi Covid-19 ini memang sebuah ujian yang berat bagi seluruh bangsa, menguji
kemampuan semua bangsa untuk dapat mengambil hikmah dengan terus berupaya dan
berikhtiar mencari solusi pada setiap masalah yang ada.

Kemendikbud saat ini berdasarkan keterangan secara resminya, siap dengan semua
skenario termasuk penerapan bekerja bersama-sama untuk mendorong pembelajaran secara
daring (dalam jaringan) untuk para peserta didik.

Hal ini sebagai upaya agar siswa tetap belajar di rumah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan sejumlah dukungan untuk mempelancar proses
tersebut. Kemendikbud sendiri mengembangkan aplikasi pembelajaran jarak jauh berbasis
portal dan android Rumah Belajar. Portal Rumah Belajar dapat diakses di
belajar.kemdikbud.go.id.

Saat ini berdasarkan informasi bahwa Kemendikbud turut menggandeng tujuh


platform belajar online yakni Kelas Pintar, Sekolahmu, Zenius, Quipper, Google Indonesia
dan Microsoft. Setiap platform akan memberikan fasilitas yang dapat diakses secara umum
dan gratis.

Beberapa platform belajar daring yang bisa diakses oleh peserta didik dan guru untuk
menambah sumber pembelajaran diantaranya Kelas Pintar, Sekolahmu, Zenius, Quipper,
Google Indonesia dan Microsoft.

Prinsip Asesmen Pembelajaran Daring

Agar asesmen yang dilakukan dengan benar dapat memberi gambaran yang sebenarnya
tentang pencapaian hasil belajar para peserta didik maka dalam melakukan asesmen perlu
diperhatikan prinsip-prinsip asesmen hasil belajar sebagai berikut.

 Valid
Penilaian yang dilakukan harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk itu
memerlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliabel.

Contoh: Pada akhir pembelajaran teknik memasarkan produk diharapkan para peserta didik
dapat mempraktekkan teknik memasarkan produk yang baik dan benar. Untuk mencapai
kompetensi tersebut tidak dapat menilainya hanya dengan menggunakan tes tertulis. Jika
hanya itu yang dapat dilakukan, Kita hanya akan dapat mengukur pengetahuan para peserta
didik tentang memasarkan produk. Agar dapat mengetahui keterampilan para peserta didik
dalam memasarkan produk, Kita perlu menilai unjuk kerja para peserta didik. Untuk
keperluan tersebut, Kita dapat memberi tugas kepada para peserta didik untuk
mempraktekkan cara memasarkan produk yang baik dan benar. Untuk menilai keterampilan
peserta didik dalam memasarkan produk, harus membuat pedoman pengamatan yang
dilengkapi dengan kriteria penskorannya (rubrik). Kemudian gunakanlah rubrik tersebut
untuk menilai kemampuan para peserta didik dalam memasarkan produk. Dengan cara seperti
itu kompetensi para peserta didik dalam memasarkan produk dapat terukur dengan tepat.

 Adil

Penilaian yang dilakukan harus adil untuk seluruh peserta didik. Para peserta didik harus
memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama.

 Objektivitas

Dalam menilai hasil belajar peserta didik, kita harus dapat menjaga objektivitas proses
dan hasil penilaian. Objektivitas penilaian dipengaruhi oleh unsur subjektivitas penilai.
Unsur subjektivitas dapat mempengaruhi penilaian pada saat pelaksanaan, penskoran, dan
pengambilan keputusan hasil belajar peserta didik. Hallo effect, carry over effect, order
effect, serta mechanic and language effect dapat menjadi penyebab tingginya unsur
subjektivitas hasil penskoran.

 Berkesinambungan

Penilaian yang dilakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus menerus dan
berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar dan perkembangan belajar para
peserta didik. Pengambilan keputusan pencapaian hasil belajar peserta didik tidak boleh
dilakukan hanya berdasar informasi hasil belajar pesreta didik pada tes akhir semester saja
tetapi harus diputuskan berdasar informasi hasil belajar peserta didik dari berbagai sumber
yang diperoleh secara berkesinambungan. Hasil belajar harus dianalisis dan ditindaklanjuti
dengan pemberian umpan balik sehingga dapat diperoleh catatan tentang perkembangan
belajar peserta didik. Informasi tersebut juga harus dapat dimanfaatkan untuk perbaikan
pembelajaran pada semester berikutnya. Dengan demikian penilaian harus merupakan bagian
integral dari pembelajaran. Dengan melakukan penilaian secara berkelanjutan, Kita tidak
hanya melakukan penilaian dalam arti asesmen tetapi juga dapat melakukan evaluasi terhadap
program pembelajaran yang telah dilaksanakan.

 Menyeluruh

Prinsip menyeluruh dalam penilaian mengandung arti bahwa penilaian yang dilakukan
harus mampu menilai keseluruhan kompetensi yang telah ditetapkan dalam Rancangan Acara
Tutorial (RAT) maupun Satuan Aktivitas Tutorial (SAT) yang mungkin meliputi ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Idealnya penilaian hasil belajar peserta didik harus mampu
mengukur keseluruhan kompetensi yang telah ditetapkan tetapi karena keterbatasan waktu
yang disediakan untuk penilaian biasanya kita hanya mampu menilai ketercapaian
kompetensi tertentu. Jika hal tersebut harus terjadi maka dosen/guru harus dapat memilih
kompetensi terpenting yang harus diukur.

 Terbuka

Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan hasil belajar
peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Kriteria penilaian harus jelas, jika
ada pihak-pihak yang mempertanyakan hasil penilaian maka evaluator harus mampu
mempertanggungjawabkan hasil penilaiannya tersebut.

 Bermakna

Hasil penilaian hendaknya bermakna bagi peserta didik dan juga pihak-pihak yang
berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya dapat memberikan gambaran mengenai tingkat
pencapaian hasil belajar peserta didik, keunggulan dan kelemahan peserta diidk, minat, serta
potensi dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan
Mutu dan Rancangan Asesemen Daring

Berikut ini disajikan tabel standar mutu dan instrumen untuk mengetahui kualitas
asesmen dan evaluasi pembelajaran daring

Asesmen Mandiri
1. Latihan a. Instrumen harus dikonstruksi dengan baik
Soal b. Instrumen harus dapat digunakan untuk
menguatkan konsep yang telah dipelajari peserta
didik.
2. Asesmen a. Instrumen harus dikonstruksi dengan baik.
Formatif b. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan
belajar yang dialami peserta didik
c. Dilengkapi dengan kunci atau pedoman penskoran
d. Dilengkapi dengan cara menghitung tingkat
penguasaan materi peserta didik.
e. Dilengkapi dengan petunjuk untuk memperbaiki
kelemahan belajar peseta didik.
Asesmen Hasil belajar Peseta Didik
Tugas, Unjuk 1. Dapat mengukur kompetensi yang telah ditetapkan
Kerja, Portofolio, dalam Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP).
Mid Test, UAS 2. Dikembangkan berdasar kisi-kisi.
3. Dikonstruksi dengan baik.
4. Dilaksanakan (diadministrasikan) dengan baik.
5. Pemeriksaan hasil asesmen dilakukan dengan
memperhatikan persyaratan pemeriksaan hasil
asesmen yang baik.
6. Dapat dikelola dengan baik sesuai dengan
karakteristik pembelajaran daring.
Evaluasi Program Pembelajaran Daring
Perencanaan 1. Evaluasi komponen perencanaan pembelajaran
daring dilakukan terhadap aspek-aspek berikut:
kualitas dan kemudahan penggunaan aplikasi
pembelajaran daring, penyiapan materi
pembelajaran, perencanaan tutorial, dan
perencanaan asesmen hasil belajar.
2. Evaluasi setiap aspek perencanaan program
pembelajaran daring dilakukan dengan
menggunkaan instrument yang valid dan reliabel
Pelaksanaan 1. Proses pembelajaran berjalan sesuai dengan
proses perencanaan.
pembelajaran 2. Proses pembelajaran berlangsung dengan
daring pendekatan student active learning.
3. Proses pembelajaran dievaluasi dengan
menggunakan instrumen yang tepat.
Pengelolaan 1. Adanya sosialisasi pembelajaran daring ke peserta
pembelajaran didik.
daring 2. Peseta didik mengetahui tatacara dan aturan belajar
dalam pembelajaran daring.
3. Pengelolaan pembelajaran daring dievaluasi dengan
cara yang tepat.
Asesmen Mandiri
Hasil Program 1. Hasil program berupa hasil belajar peserta didik.
2. Hasil belajar peserta didik berupa penguasaan
kompetensi yang telah ditentukan dalam silabus dan
SAP.
3. Pengukuran kompetensi hasil belajar peserta didik
dilakukan dengan menggunakan instrumen yang
valid dan reliabel.
Kepuasan Peserta 1. Kepuasan peserta didik terhadap layanan dalam
Didik pembelajaran daring merupakan salah satu tolok
ukur keberhasilan program. Kepuasan peserta didik
terhadap layanan program pembelajaran daring
meliputi: kepuasan peserta didik terhadap persiapan
pelaksanaan program, pelaksanaan program, dan
hasil program.
2. Kepuasan peserta didik terhadap layanan program
pembelajaran daring dievaluasi dengan
menggunakan instrument yang valid dan reliabel.
Kelebihan:
1. Sekolah dapat mudah mendefitikasi para peserta didik dan sekolah bisa lebih terkenal
pada masyarakat tentang asesmen karena banyak masyarakat memilih sekolah yang
teknologinya yang sudah sangat maju meskipun biaya yang dikeluarkan oleh sekolah
atau guru tidak sedikit karena teknologi saat ini sangat mahal dan pihak sekolah
mampu mencetak kader-kader yang professional, terampil, dan berbakat sehingga
mengikuti era pengetahuan saat ini.
2. Pihak sekolah bisa melakukan penyesuaian kurikulum sekolah dengan sekolah yang
lebih maju. Kurikulum sifatnya holistik yang dimana pengetahuan, keterampilan dan
nilai diintegrasikan dengan kebutuhan di era informasi ini yang bersifat competency
base-curriculum.
3. Sekolah dapat memudahkan guru dan para peserta didik dengan menggunakan bahan
ajar atau petujun belajar secara terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga
keduanya saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar yang dipelajari.

Kekurangan:
1. Kurangnya sarana prasarana sekolah sehingga peserta didik tidak bisa mengakses atau
menggunakan assemen, sehingga siswa hanya mendapatkan pelajaran dari guru atau
sumber buku yang sudah disediakan oleh pihak sekolah itu pun sangat minim karena
di desa-desa kecil banyak sekolah yang kurang mampu pada masalah saran prasarana.
2. Kurangnya teknologi dari pihak sekolah sehingga siswa kurang terampil dalam
memahami asesmen daring karena pada sekolah tertenu minimnya guru yang kurang
paham tentang teknologi pada asesmen sehingga sekolah kesulitan mencari tenaga
guru.
3. Kurangnya paham sekolah yang memahimi dan memiliki keterampilan soal-soal
internet sehingga pihak sekolah hanya bisa menekankan pada asesmen secara manual
karena pihak sekolah tidak paham akan teknologi pada saat ini.

Sumber:

https://www.liputan6.com/news/read/4202236/dukung-sekolah-libur-akibat-covid-19-
mendikbud-luncurkan-portal-rumah-belajar
http://asesmen2.blogspot.com/2012/11/kelebihan-dan-kekurangan-online.html
Morgan, C. & O’Reilly, M. (1999). Assessing open and distance learners. London: Kogan
Page Limited.
Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jabar. (2009). Evaluasi Program Pendidikan:
Pedoman teoretis praktis bagi mahasiswa dan praktisi pendidikan. (Edisi kedua). Jakarta:
Bumi Aksara.
Stufflebeam, D.L. (2002). The CIPP model for evaluation. In Stufflebeam, D.L., Madaus, &
Kellaghan, T (Ed.). Evaluation models: Viewpoints on educational and human services
evaluation second edition. New York: Kluwer academic Publishers.
Stufflebeam, D.L. & Shinkfield, A.J. (1985). Systematic evaluation. Boston: Kluwer Nijhof
Publishing.
Wiliam, D. & Leahy, S. (2007). A theoretical foundation for formative assessment. Dalam
McMillan, J.H. (Ed.). Formative Classroom Assessment: Theory into Practice. New York:
Teachers College Press.
Worthen, B.R. & Sanders, J.R. (1987). Educational Evaluation: Alternative approaches and
practical guidelines. New York: Longman

Anda mungkin juga menyukai