Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

Struktur Inti

Distribusi Muatan Inti

Jika kita review kembali bentuk model dari sebuah inti atom, inti dimodelkan sebagai sebuah bola besar
yang di dalamnya terdapat bola-bola kecil (nucleon : proton dan neutron) seperti pada gambar. (proton
warna merah dan neutron warna putih)

Gambar 1. Model Inti Liquid Drop

Lalu muncul pertanyaan, apakah betul nucleon-nukleon tersebut tersebar merata di seluruh inti (seperti
pada gambar) ? atau tidak tersebar merata?, oleh karena itu perlu dibuat sebuah penelitian untuk
mengetahui sebaran nucleon tsb di dalam inti.

Penelitian yang dilakukan yaitu dengan menembakan sebuah partikel (dalam hal ini kita pilih electron)
ke target inti. Proses yang terjadi adalah electron akan dihamburkan oleh inti, seperti pada gambar :

Gambar 2. Proses hamburan electron oleh inti

Pada mulanya electron mendekat ke inti, lalu setelah dekat ke inti, electron tsb akan dibelokkan (krn ada
gaya coulomb tarik-menarik). Ini yang disebut peristiwa hamburan electron. Dari proses hamburan ini,
kita akan memahami bentuk distribusi muatan yang ada di dalam inti.

Jika kita buat gambar 2 dalam bentuk yang lain, maka kita akan dapatkan sbb :
Gambar 3. Hamburan electron oleh inti


Pada gambar diatas, electron yang sudah terhambur memiliki posisi r . Lalu inti diumpamakan sebagai
sebuah bola muatan besar. Jika kita ambil satu bagian kecil dari inti yang berbentuk bola tsb (kalo anda
lihat berbentuk kotak kecil) lalu kita sebut namanya dQ (bagian terkecil dari inti), dan posisi dQ ini

adalah r ' . Interaksi antara dQ dan elekton berupa gaya Coloumb. Oleh Karena itu potensial coloumb
yang terjadi antara elemen bagian kecil dQ dgn electron dapat diformulasikan menjadi :

(1)
 
Dimana dV adalah elemen potensial yang muncul antara electron ( yang bermuatan e) dan dQ, r − r '
adalah jarak antara dQ dan electron.

dQ
Besarnya muatan dQ bisa didapatkan dari formulasi :  = , dimana  adalah rapat muatan yang
dv
didefinisikan sebagai jumlah muatan (Q) persatuan volume (V). Oleh karena itu, dQ =  ' dv' = Zee ' dv'
dimana Z adalah nomor atom inti (jumlah proton) dan e adalah muatan proton.

Berapa total potensial coloumb yg terjadi antara electron yang terhambur dengan inti?

Kita integralkan saja persamaan (1) diatas ke seluruh volume inti :

(2)
Kita kembali ke permasalahan hamburan electron, seperti pada gambar (2). Ketika elektron datang

menghampiri inti, di dalam kuantum, fungsi gelombang awal elektron adalah  i = e
ik i r
dan setelah
 
dibelokkan / dihamburkan oleh inti maka fungsi gelombangnya berubah menjadi  f = e
ik f r
. Perubahan
keadaan elektron mengubah fungsi gelombangnya, siapa yang mengubah? Tentu adalah potensial
interaksi coloumb, oleh karena itu, probabilitas hamburan elektron diformulasikan sebagai probabilitas
transisi sbb :

(3)
  
Dimana q adalah q = ki − k f

Jika kita masukkan V(r) dari persamaan (2) ke dalam persamaan (3) diatas, maka :

   − Ze 2 e (r )' dv'
F (q ) =  eiq • r
40  | r − r '|
  dv

  
Jika kita asumsikan bahwa R = r − r ' , maka :
 
iq• r '  e (r )' dv '
iq • r − Ze e iq• R − Ze 2
 e 
2
 
F (q ) =  e  e (r )' dv'
   

40   | R | 40
iq• r '
e  dv =  dv
|R|

Jika dilihat dari hasil integralnya, suku bagian kurung adalah yang disebut sebagai form factor. Jadi form
factor memiliki formulasi sbb :

 
Dengan memasukan q • r ' = qr ' cos  dan dv = r '2 dr ' sin dd maka persamaan diatas berubah
menjadi :

(4)

Karena hamburan elektron bersifat elastik, maka | pi |=| p f |

Sehingga q merupakan fungsi terhadap sudut hamburan


Dimana  adalah sudut hamburan elektron.

Kalo kita lihat persamaan form factor (3), kita bisa menghasilkan distribusi muatan inti e dengan
melakukan inverse fourier terhadap persamaan (3).

Jika kita hitung rapat muatan inti untuk beberapa inti, maka akan kita dapatkan bahwa ternyata hampir
semua inti memiliki rapat muatan yang konstan, artinya :

(5)

Persamaan diatas menyatakan bahwa jika nomor massa inti dibagi dengan volume inti ybs, maka akan
menghasilkan nilai yang konstan. Ini berlaku hampir pada semua inti atom.

Radius Inti

Jika kita lihat persamaan (5), maka kita bisa simpulkan bahwa R  A1 / 3 . Hasil fitting data terhadap
beberapa inti nuklir untuk persamaan (5), maka akan kita dapatkan konstanta proporsionalitas R0 ,
sehingga akan menghasilkan :

Dimana R0 adalah konstanta dgn nilai = 1,2 s.d 1,25 fermi

Gambar (4). Kurva distribusi muatan inti terhadap jari-jari inti

Dapat kita lihat dari gambar diatas bahwa jarak penurunan kurva dari setiap inti memiliki panjang yg
relatif hampir sama, ini menunjukkan bahwa nukleon terdistribusi lebih sedikit di permukaan inti

Penentuan Massa Isotop


Bagaimana caranya kita bisa mengetahui massa dari sebuah inti? Kita bisa menentukan massa dari
sebuah inti dengan melakukan ekpserimen dengan menggunakan alat spektrometer massa sebagai
berikut :

Spektrometer massa diatas terbagi menjadi 3 bagian, bagian pertama yg disebut ion source, bagian ini
berfungsi untuk menyimpan sampel bahan yang akan ditentukan massa intinya. Bagian kedua adalah
velocity selector yang berfungsi untuk mempercepat ion yang dihasilkan dari sampel dengan mengatur
besarnya medan magnet B dan medan listrik E. Bagian ketiga merupakan bagian yang berfungsi untuk
membelokkan ion dan menembakkannya pada plat fotografi.

Pada bagian yg kedua, terdapat keseimbangan antara gaya listrik dan gaya magnet, sehingga
menghasilkan persamaan :

Pada bagian ketiga, ion tersebut mengalami gaya lorentz F = qvB dan memiliki gaya sentrifugal
v2
Fsg = m . Sehingga :
r

v2
qvB = m
r
qBr = mv
mv
r=
qB

Sehingga massa dari ion yng terekam di dalam plat fotografi memiliki massa :
qrB 2
m=
E
Penentuan massa isotop dengan menggunakan spektrometer dapat dilakukan dengan menggunakan
metode Mass Doublet. Contoh Prosedur perhitungan dengan menggunakan metode tsb adalah sbb :

Misal kita akan menentukan massa dari inti hidrogen, caranya adalah :

1. Tempatkan dua buah sampel yang memiliki massa molekul relatif yg sama (Mr) pada bagian
kotak sampel. Contoh kasus penentuan massa hidrogen : Masukkan sampel C9H20 dan C10H8 ke
dalam kotak sampel
2. Tentukan massa kedua sampel tersebut dgn formulasi diatas
3. Selisih massa isotop kedua sampel tersebut ditentukan secara eksperimen () dgn spektrometer
4. Lakukan perhitungan sbb :

Catatan : jumlah massa H20 (20 massa H) dikurangi jumlah masa H8 (8 massa H) = 12 massa 1H,
jumlah massa C9 (9 massa C) diselisihkan dengan jumlah massa C10 (10 massa C) = 1 massa
elemen 12C.
Maka :

5. Sehingga massa inti Hidrogen adalah = 1.00782503 ± 0.00000001 u

Penentuan Massa Sampel Radioaktif

Penentuan massa sampel radioaktif bisa ditentukan melalui metode nilai Q reaksi. Nilai Q reaksi adalah
nilai energi yg dihasilkan/dibutuhkan dalam proses reaksi radioaktif. Contoh reaksi yang melibatkan
sampel radioaktif :

Nilai Q reaksi dari reaksi nuklir diatas adalah sbb :

Contoh misalnya sebuah hidrogen ditembakkan pada elemen 14N sehingga menghasilkan reaksi :

Nilai Q reaksi dari reaksi diatas dengan data-data berikut :

Q = -22.1355+0.0010 MeV

Didapatkan nilai massa 12N adalah :


Kelimpahan Isotop

Spektrometer diatas dapat juga digunakan untuk menentukan kelimpahan sampel-sampel isotop di
alam. Kelimpahan isotop dapat ditentukan dari rasio massa di dalam sebuah sampel. Contoh di dalam
sebuah sampel Krypton (Kr), dengan menggunakan proses penentuan massa isotop dgn menggunakan
spektrometer massa didapatkan bahwa komposisi sampel isotop kripton di dalam sebuah elemen
kripton adalah :

Energi Ikat Inti

Proton dan Neutron yang ada di dalam inti terikat oleh sebuah gaya ikat yang menyebabkan proton dan
neutron tersebut tidak mudah lepas dari inti. Mirip seperti elektron yg terikat pada inti atom.

Energi dari gaya ikat inti ini adalah :

dimana mp adalah massa proton, mn adalah massa neutron, me massa elektron, m(AX) massa inti, Z
nomor atom, N jumlah neutron, dan m(1H) adalah massa atom hidrogen. c2 bernilai 931.50 MeV/u

Jika sebuah neutron akan lepas dari inti, maka neutron tersebut memerlukan energi sebesar :
atau disebut juga sebagai energi separasi neutron. Energi separasi proton diformulasikan sebagai :

Bentuk kurva energi ikat dari semua inti atom dapat digambarkan dalam bentuk kurva sbb :

Kalo kita lihat dari kurva diatas, semakin berat inti (karena banyak terdapat neutron dan proton) maka
energi ikatnya akan semakin kecil, Hal ini diakibatkan bahwa neutron/proton yang ada di dalam inti
tersebut (krn sangat banyak) cenderung lemah terikat oleh gaya ikat, akibatnya neutron/proton tersebut
mudah untuk lepas. Energi ikat inti untuk nuklida berat tidak mampu mempertahankan nukleon yang
berada di dekat permukaan inti, sehingga akan terjadi proses emisi nukleon. Hal ini menjelaskan kenapa
nuklida berat memiliki sifat radioaktif (aktinida – subaktinida)

SEMF (Semiempirical Mass Formulation)

Energi ikat inti ini dapat juga dihitung dengan menggunakan model inti liquid drop. Model inti liquid
drop ini menyatakan bahwa energi ikat inti dipengaruhi oleh 5 faktor utama. Persamaan energi ikat inti
menurut model ini adalah sbb :
Persamaan ini disebut juga sebagai persamaan SEMF (Semiempirical Mass Formulation = Formulasi
Massa Semiempirik)

Persamaan diatas terdiri dari 5 suku (faktor) utama, yaitu :

a. Faktor volume inti (suku pertama). Volume inti berpengaruh terhadap besarnya gaya ikat
inti/energi inti
b. Faktor permukaan inti (suku kedua). Faktor ini muncul dari efek nukleon yang berada di
permukaan dimana nukleon tsb tidak terikat secara kuat oleh nukleon yg lain
c. Faktor Coloumb (suku ketiga). Faktor ini muncul dari kecenderungan proton-proton di dalam inti
yang saling tolak-menolak satu sama lain, gaya tolak menolak ini akan mengurangi energi ikat
inti.
d. Faktor kesimetrisan antara jumlah neutron dan proton. Rasio jumlah neutron dan proton di
dalam inti akan berpengaruh terhadap energi ikat inti
e. Faktor pasangan (pairing). Faktor ini muncul dari kecenderungan nukleon (proton dan neutron)
untuk saling berpasangan untuk membentuk konfigurasi stabil.

Momentum sudut Elektron

Sebelum masuk ke dalam pembahasan tentang momentum sudut inti, kita review kembali momentum
sudut elektron di dalam kuantum.

Momentum sudut di dalam kuantum diturunkan dari definisi momentum sudut secara klasik. Secara
klasik momentum sudut merupakan hasil perkalian cross antara vektor posisi dan vektor momentum
menghasilkan :

Jika kita ubah vektor posisi dan vektor momentum diatas dengan operator posisi dan operator
momentum dalam domain kuantum, maka persamaan diatas akan berubah menjadi :

atau dalam bentuk yang lain :


Di dalam sistem atom yang terdiri dari inti dan elektron, elektron memiliki momentum sudut karena
elektron bergerak mengelilingi inti dan juga berotasi pada sumbunya. Momentum sudut elektron yang
muncul akibat elektron mengelilingi inti disebut momentum sudut orbital, sedangkan momentum sudut
elektron yang muncul akibat elektron berputar pada porosnya disebut momentum sudut spin.

Bagaimana caranya kita menentukan besarnya momentum sudut orbital elektron? Kita bisa menentukan
melalui penentuan ekspektasi momentum sudut orbital.

Ekspektasi momentum sudut orbital total (lx, ly, lz ) diformulasikan sebagai :

Di dalam kuantum, ruas sebelah kanan diolah sedemikian rupa dengan menggunakan permasalahan nilai
eigen menjadi :

dan proyeksi momentum sudut terhadap sumbu z (lZ) memiliki bentuk :

dimana

Gambar (). Proyeksi momentum sudut orbital elektron terhadap sumbu-sumbu koordinat kartesian.
Penentuan momentum sudut spin elektron dilakukan melalui formalisme yang sama dengan momentum
sudut orbital. Nilai ekspektasi dari momentum sudut spin elektron kuadrat dan proyeksinya terhadap
sumbu z adalah :

Momentum Sudut Nukleon

Di dalam fisika inti terdapat dua model inti, model liquid drop (tetesan cairan) dan model Shell (kulit
inti). Model liquid drop memodelkan inti sebagai sebuah tetesan cairan dimana molekul air terdistribusi
merata di seluruh tetesan. Artinya inti dianggap sebagai sebuah bola besar yang didalamnya terdapat
nukleon (proton dan neutron) yg tersebar merata di seluruh volume inti.

Model shell memodelkan inti mirip seperti model atom bohr. Di pusat inti terdapat beberapa nukleon
(proton dan neutron) yg berpasangan membentuk core (pusat), lalu ada bbrp nukleon yang bergerak
mengitari core ini (mirip elektron yg bergerak mengelilingi inti) secara orbital

Gambar (). Model

Anda mungkin juga menyukai