Anda di halaman 1dari 2

CARA/TEKNIK MENYIKAT GIGI YANG BENAR

Metode yang umum digunakan adalah meode horizontal, metode roll, dan metode vertical. Metode
horizontal dilakukan dengan cara semua permukaan gigi disikat dengan gerakan ke kiri dan ke kanan.
Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke depan dan ke belakang.8 Metode horizontal
terbukti merupakan cara yang sesuai dengan bentuk anatomis permukaan oklusal. Metode ini lebih
dapat masuk ke sulkus interdental dibanding dengan metode lain.9 Metode ini cukup sederhana
sehingga dapat membersihkan plak yang terdapat di sekitar sulkus interdental dan sekitarnya.8 Metode
vertical dilakukan untuk menyikat bagian depan gigi, kedua rahang tertutup lalu gigi disikat dengan
gerakan keatas dan kebawah. Untuk permukaan gigi belakang gerakan dilakukan dengan keadaan mulut
terbuka.10 Metode ini sederhana dan dapat membersihkan plak, tetapi tidak dapat menjangkau semua
bagian gigi seperti metode horizontal dengan sempurna sehingga apabila penyikatan tidak benar maka
pembersihan plak tidak maksimal.10 Metode roll adalah cara menyikat gigi dengan ujung bulu sikat
diletakkan dengan posisi mengarah ke akar gigi sehingga sebagian bulu sikat menekan gusi.3 Ujung bulu
sikat digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala sikat gigi bergerak membentuk lengkungan melalui
permukaan gigi. Yang perlu diperhatikan pada penyikatan ini adalah sikat harus digunakan seperti sapu,
bukan seperti sikat untuk menggosok. Metode roll mengutamakan gerakan memutar pada permukaan
interproksimal tetapi bagian sulkus tidak terbersihkan secara sempurna. Metode roll merupakan
metode yang danggap dapat membersihkan plak dengan baik dan dapat menjaga kesehatan gusi dengan
baik, teknik ini dapat diterapkan pada anak umur 6-12 tahun. (DENTINO JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol
II. No 2. September 2014, EFEKTIVITAS MENYIKAT GIGI METODE HORIZONTAL, VERTICAL DAN ROLL
TERHADAP PENURUNAN PLAK PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN, Destiya Dewi Haryanti, Rosihan Adhani,
Didit Aspriyanto, Ike Ratna Dewi)

Teknik menyikat gigi yang baik dan benar: a) letakkan posisi sikat 45 derajat terhadap gusi; b) gerakkan
sikat dari arah gusi ke bawah untuk gigi rahang atas (seperti mencungkil); c) gerakkan sikat dari arah gusi
keatas untuk gigi rahang bawah; d) sikat seluruh permukaan yang menghadap bibir dan pipi serta
permukaan dalam dan luar gigi dengan cara tersebut; e) sikat permukaan kunyah gigi dari arah belakang
ke depan. (Jurnal Skala Husada volume 10 nomor 2 september 2013 : 194-199)
MAKANAN YANG BAIK UNTUK KESEHATAN GIGI DAN MULUT

makanan non kariogenik adalah yang tidak menyebabkan karies berupa nasi, jagung, mie instan,
ubi jalar, singkong, sayuran, kacang-kacangan dan buah buahan. (Pola makan makanan
kariogenik dan non kariogenik serta pengalaman karies anak usia 11-12 tahun di SDN
Cikawari Kabupaten Bandung ; Dela Armilda, Dudi Aripin, Inne Suherna Sasmita)

Nutrisi merupakan salah satu komponen penting terhadap kesehatan gigi-mulut, dan beberapa
jenis nutrien telah diketahui berperan lebih terhadap kesehatan gigimulut. Kalsium, fluor, fosfor
dan vitamin D merupakan komponen penting dalam pembentukan struktur dan menjaga
kesehatan gigi. Selain itu, vitamin C dan beberapa jenis vitamin lainnya juga dapat menjaga
kesehatan mukosa mulut melalui perannya dalam pembentukan kolagen. Nutrisi dan kesehatan
mulut memiliki hubungan dua arah yaitu nutrisi yang tepat penting dalam menjaga kesehatan
mulut, sebaliknya kesehatan mulut juga penting untuk menjaga asupan nutrisi yang adekuat.
Berdasarkan sifatnya dalam memicu karies, makanan dapat digolongkan menjadi tiga kelompok
yaitu anti kariogenik, kariogenik, dan kariostatik. Klasifikasi makanan ini penting untuk
pengembangan intervensi dalam modifikasi kebiasaan makan yang berhubungan dengan risiko
karies gigi.
Makanan yang dikelompokkan sebagai antikariogenik adalah makanan yang dapat meningkatkan
pH saliva pada tingkat basa untuk menunjang dan menjaga remineralisasi enamel. Jenis makanan
yang termasuk dalam kelompok ini adalah susu dan produknya seperti keju. Sementara itu,
kelompok makanan kariostatik adalah makanan yang tidak dimetabolisme oleh mikroorganisme
di dalam mulut dan tidak menyebabkan penurunan pH saliva kurang dari 5.5 dalam 30 menit.
Makanan yang termasuk dalam kelompok iniantara lain telur, daging, ikan, dan sebagian besar
sayur-sayuran. Makanan kariogenik mengandung karbohidrat yang dapat difermentasi oleh
mikroorganisme seperti makanan manis, permen, soda, dan makanan cepat saji. Makanan jenis
ini memiliki karakteristik kaya monosakarida dan disakarida serta mudah larut dalam saliva.
Makanan kariogenik ini kemudian akan menetap lebih lama di rongga mulut. Makanan jenis ini
dapat menurunkan pH saliva dibawah 5.5 dan memicu demineralisasi ketika kontak dengan
mikroorganisme di mulut. Komposisi kimia, bentuk fisik, ukuran partikel, kelarutan, adhesi, dan
tekstur makanan juga merupakan faktor penting dalam menentukan kekuatan sifat kariogenik
suatu jenis makanan. (Sari Pediatri, Vol. 17, No. 1, Juni 2015; Aryono Hendarto: Nutrisi dan
kesehatan gigi-mulut pada anak)

Anda mungkin juga menyukai