Anda di halaman 1dari 57

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

TEKNIS PENGAMANAN TINGKAT DASAR

MODUL
PENGENALAN DASAR NAPZA DAN
KEWASPADAAN STANDAR KESEHATAN

Penulis
Heri Azhari, Bc.IP, S.Sos
dr. Astia Murni
Hendra Wahyudi, SKM., M.H

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019

i
ii

Hak Cipta © Pada : BPSDM Hukum dan HAM


Edisi Tahun 2019

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia


Republik Indonesia
Jl. HR. Rasuna Said kav 6-7 Kuningan, Jakarta Selatan,
DKI Jakarta, Indonesia-12940

Pengenalan Dasar Napza Dan Kewaspadaan Standar Kesehatan

Jakarta – BPSDM-2017
… hlm: 15 x 21 cm

ISBN: xxx – xxxx – xx – x

DAFTAR ISI
SAMBUTAN................................................................ iii
KATA PENGANTAR................................................... v
DAFTAR ISI................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN........................................... 1
A. Latar Belakang........................................ 1
B. Deskripsi Singkat..................................... 3
C. Hasil Belajar............................................. 2
D. Indikator Hasil Belajar.............................. 3
E. Materi Pokok/ Sub Materi Pokok............. 3
F. Manfaat.................................................... 5
G. Petunjuk Belajar....................................... 6

BAB II JENIS-JENIS NAPZA DAN EFEKNYA


TERHADAP KESEHATAN........................... 8
A. Pengertian Napza 8
B. Penggolongan Napza 13
C. Efek yang ditimbulkan oleh zat ............
14
D. Penyalahgunaan Napza.........................
15

iii
iv

BAB III DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA BAGI


KESEHATAN.......................................... 21
A. Latihan.............................................. 19
B. Rangkuman....................................... 19

BAB IV KEWASPADAAN STANDAR KESEHATAN 28


A. Pengertian Kewaspadaan Standar 28
B. Kegiatan pokok Kewaspadaan Standar… 30
C. Cara-cara penerapan Kewaspadaan
Standar................................................... 32
D. Latihan 38
E. Rangkuman 38

BAB V PENUTUP...................................................... 40
A. Simpulan 40
B. Tindak Lanjut 41

DAFTAR PUSTAKA.................................................... 42
BAB I
PENDAHULUAN

Selamat Datang..! Dalam Diklat Teknis Pengamanan,


mata Diklat “Pengenalan Dasar Napza dan
Kewaspadaan Standar Kesehatan”. Sebagai petugas
Pemasyarakatan tentunya Anda sudah sering mendengar
mengenai penyalahgunaan Napza dan penyakit yang
menyertainya. Kali ini kita akan belajar tentang apa saja
dampak buruk penyalahgunaan Napza serta bagaimana
melindungi diri saat menjalankan tugas pengamanan
Lapas/Rutan dari risiko tertular penyakit-penyakit
tersebut.

P
A. Latar Belakang
eningkatan tindak pidana narkotika
pada kurun waktu terakhir ini,
berimplikasi pada meningkatnya
jumlah penghuni Lapas dan Rutan.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan terjadi peningkatan jumlah
Narapidana dan Tahanan kasus narkotika yang
cukup signifikan. Pada akhir tahun 2014 total
1
2

jumlah penghuni sebanyak 163.404 orang


diantaranya tercatat sebanyak 33,213 orang
Bandar/Pengedar dan 28,609 sebagai Pecandu.
Desember 2019 jumlah Penghuni meningkat
hingga mencapai 265.648 orang, sebanyak
138.714 di antaranya adalah kasus narkotika yang
terdiri dari 88.803 orang Bandar/Pengedar dan
49.911 orang Pecandu.
Dengan tingginya angka hunian kasus narkotika di
Lapas dan Rutan tidaklah mustahil terjadi
peredaran gelap Napza di dalam lingkungan
Lapas/Rutan. Selain itu, terjadi pula peningkatan
insiden penyakit-penyakit yang disebabkan
perilaku penyalahgunaan narkotika seperti HIV,
Hepatitis B dan C serta sifilis. Agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan efektif dan
efisien, para Petugas Pemasyarakatan wajib
memiliki pengetahuan tentang Napza dan teknik-
teknik perlindungan diri untuk mencegah tertular
infeksi. Dampak dari penyalahgunaan Napza
tersebut yaitu sekitar 15 ribu orang per tahun
meninggal dunia. Rumah Tahanan Negara (Rutan)
dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) mayoritas
3

dihuni oleh tahanan dan narapidana kasus


Narkoba. Keterbatasan sarana dan prasarana

pengamanan, over crowding jumlah penghuni dan


jumlah petugas yang tidak berimbang dengan jumlah
penghuni berdampak pada terjadinya penyalahgunaan
dan peredaran Narkoba yang melibatkan oknum
Petugas Pemasyarakatan, Tahanan dan Narapidana.
B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat Pengenalan Dasar Napza dan
Kewaspadaan Standar Kesehatan pada Diklat
Teknis Pengamanan berisi tentang materi dasar
mengenai jenis-jenis Napza dan efeknya terhadap
kesehatan serta materi Kewaspadaan Standar
Kesehatan untuk melindungi Petugas
Pemasyarakatan dari risiko tertular infeksi.
C. Hasil Belajar
Setelah mempelajari tentang Modul Pengenalan
Dasar Napza dan Kewaspadaan Standar Kesehatan
ini, peserta Diklat diharapkan mampu menerapkan
Kewaspadaan Standar Kesehatan untuk melindungi
Petugas Pengamanan dari risiko tertular infeksi.
4

D. Indikator Pembelajaran
Setelah mempelajari Modul Pengenalan Dasar Napza
dan Kewaspadaan Standar Kesehatan ini, peserta
diharapkan dapat:
a. Mengidentifikasi jenis-jenis Napza
b. Menjelaskan dampak buruk Napza bagi kesehatan
c. Memperagakan kewaspadaan standar kesehatan
untuk melindungi diri dari resiko tertular infeksi
E. Materi Pokok / Sub Materi Pokok
Materi pokok yang dibahas dalam modul ini adalah :
1. Jenis-jenis Napza dan Efeknya Terhadap
Kesehatan.
a) Pengertian Napza.
b) Jenis-jenis Napza
c) Penggolongan Napza
d) Efek Yang Ditimbulkan Oleh Zat
e) Penyalahgunaan Napza
f) Modus-modus penyelundupan Napza kedalam
lingkungan Rutan/Lapas.
2. Dampak Buruk Penyalahgunaan Napza bagi
kesehatan.
3. Kewaspadaan Standar Kesehatan untuk melindungi
Petugas Pengamanan dari risiko tertular infeksi
5

a) Pengertian Kewaspadaan Standar


b) Cara-cara Penerapan Kewaspadaan Standar .

F. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dengan mempelajari modul
ini adalah :
1. Peserta diklat dapat lebih memahami pengertian
Napza, jenis-jenis Napza, penggolongan Napza, efek
yang ditimbulkan oleh zat dan penyalahgunaan
Napza.
2. Peserta diklat dapat menjelaskan dampak buruk
akibat penyalahgunaan Napza bagi kesehatan.
3. Peserta diklat dapat lebih memahami pengertian
kewaspadaan standar dalam kesehatan dan cara
penerapan kewaspadaan standar dalam pelaksanaan
tugas pengamanan sehari-hari.
4. Peserta diklat dapat lebih memahami teknik
pencegahan penularan infeksi penyakit di Lapas dan
Rutan.
5. Peserta diklat dapat menerapkan pengamanan
terhadap barang/orang lingkungan dalam rangka
6

pencegahan peredaran gelap Napza ke dalam


lingkungan Lapas/ Rutan dengan tetap
menerapkan kewaspadaan standar kesehatan
untuk mencegah penularan penyakit.
G. PETUNJUK BELAJAR
Anda sebagai pembelajar, dan agar dalam proses
pembelajaran modul “Pengenalan Dasar Napza dan
Kewaspadaan Standar Kesehatan” dapat berjalan
lebih lancar, dan indikator hasil belajar tercapai
secara baik, Anda kami sarankan mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Bacalah secara cermat, dan pahami indikator hasil
belajar atau tujuan pembelajaran yang tertulis
pada setiap awal bab, karena indikator belajar
memberikan tujuan dan arah. Indikator belajar
menetapkan apa yang harusAnda capai.
2. Pelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari
Bab I Pendahuluan sampai dengan Bab V.
3. Laksanakan secara sungguh-sungguh dan tuntas
setiap tugas pada akhir bab.
4. Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata
Diklat ini tergantung pada kesungguhan Anda.
7

5. Belajarlah secara mandiri atau berkelompok secara


seksama. Untuk belajar mandiri, dapat seorang diri,
berdua atau berkelompok dengan yang lain untuk
memahami dan menerapkan isi materi dengan baik dan
benar.
6. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari
sumber lain, seperti yang tertera pada Daftar Pustaka
pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan bertanya
kepada siapa saja yang mempunyai kompetensi dalam
bidang kesehatan.

Baiklah, selamat belajar! Semoga Anda sukses


menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
diuraikan dalam modul ini, sebagai upaya untuk
mencegah dan mengatasi gangguan keamanan secara
baik.
8
BAB II
JENIS-JENIS NAPZA, PENGGOLONGAN
NAPZA, PENYALAHGUNAAN NAPZA DAN
MODUS-MODUS PENYELUNDUPAN NAPZA
Setelah mempelajari materi, peserta diharapkan dapat:
Mengidentifikasi jenis-jenis Napza

N
A. Pengertian Napza
arkotika, psikotropika dan zat adiktif atau
yang sering disebut sebagai Napza
adalah bahan / zat yang dapat
mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi
seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta
dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikologi.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
9
10

psikoaktif melalui pengaruh selektif pada


susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Bahan adiktif adalah bahan/ zat lain bukan
Narkotika dan psikotropika yang
penggunaannya dapat menimbulkan
ketergantungan baik psikologis atau fisik,
misalnya rokok, kopi.
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan
hukum menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan
Narkotika adalah melanggar hukum dan dapat
dipidana penjara, denda bahkan hukuman
mati.
B. Jenis-Jenis Napza
Jenis-jenis Napza yang sering disalahgunakan adalah
:
1. Ganja Dikenal juga istilah ganja, Marijuana, pot,
cimeng, Mary jane, Gele, grass, weed. Ganja
merupakan kumpulan daun, tangkai, buah kanabis
sativa yang dikeringkan dan dirajang. Ganja dapat
juga diolah dalam bentuk minyak hashish yang
11

merupakan cairan berwarna coklat.


Penggunaannya dengan cara dirokok (dilinting),
dengan pipa atau digunakan dalam campuran
dengan zat lain. Penggunaan terus menerus
dalam waktu yang lama akan mengakibatkan
kerusakan memori, proses belajar, dan perilaku
sosial.
2. Heroin Dikenal juga istilah white smack, Serbuk
putih, medicine, ubat, putau. Merupakan golongan
opioida semisintetik. Heroin dibuat dari getah
buah poppy. Dijual dalam bentuk bubuk putih atau
coklat. Digunakan dengan cara disuntik, dirokok
ataupun dihidu. Penggunaan heroin melalui jarum
suntik yang bergantian berisiko penularan
HIV/AIDS, Hepatitis C dan B. Penggunaan heroin
secara terus-menerus mendoong terjadinya
toleransi dan ketergantungan, sehingga dosis
yang diperlukan terus meningkat. Pengguna dapat
mengalami overdosis. Jika pengguna dengan
ketergantungan mengurangi atau menghentikan
penggunaannya akan mengalami gejala putus zat
berupa gelisah, rasa nyeri otot dan tulang, diare,
muntah dan merinding.
12

3. Kokain Dikenal juga istilah crack, daun koka,


pasta koka. Kokain merupkan zat stimulan yang
kuat dan menyebabkan toleransi dan
ketergantungan. Dalam peredarannya kokain
berupa bubuk putih, sebagai garam kokain
hidroklorida atau freebase. Kokain hidroklorida
larut dalam air, digunakan dengan cara disuntik
atau dihidu. Bentuk freebas digunakan dengan
cara dibakar seperti rokok. Efek fisik yang muncul
pada tubuh di antaranya masalah jantung,
gangguan pernapasan, gangguan sistem saraf
(termasuk stroke), gangguan pencernaan
(penurunan nafsu makan).
4. Sabu Dikenal juga istilah Ice, ubas, Methamphetamine,
crystal. Merupakan golongan metamfetamin. Biasanya
berbentuk kristal. Penggunaannya dengan cara dibakar
menggunakan aluminium foil dan asapnya dihisap intra
nasal) atau dibakar menggunakan botol yang
dirancang khusus (bong). Metamfetamin
mempengaruhi otak dan membuat rasa nikmat,
meningkatkan energi dan meningkatkan mood.
Kecanduan terjadi begitu cepat sehingga peningkatan
dosis terjadi dalam jangka pendek. Gangguan
13

kesehatan meliputi gangguan irama jantung, kenaikan


tekanan darah dan masalah psikososial. Penggunaan
jangka panjang akan menyebabkan gangguan mental,
gangguan memori dan masalah kesehatan mulut yang
berat.
5. Extacy Dikenal juga istilah XTC, kancing, Ineks, flash,
fipper, hammer. Termasuk golongan amfetamin.
Berbentuk pil atau kapsul. Efek fisik dan psikologis
jangka panjang berupa penurunan berat badan,
malnutris, gangguan saraf, gangguan kardiovaskuler,
dan gejala psikosis (gangguan jiwa).
6. Ketamine Dikenal juga istilah vit K, kitkat K, Special K,
adalah obat anestesi untuk hewan, namun sering
disalahgunakan oleh remaja. Ketamin dapat berbentuk
cairan yang digunakan secara disuntik atau dalam
bentuk bubuk yang yang digunakan secara dihidu.
Merupakan zat anestesi disosiatif yang menyebabkan
penggunanya merasakan seolah-olah ‘keluar dari
tubuhnya’. Ketamin menghambat persepsi visual dan
suara dan membuat tubuh sulit bergerak. Pada
keadaan overdosis dapat menyebabkan gagal nafas
dan berujung pada kematian.
14

7. Lysergic acid diethylamide (LSD) Dikenal juga istilah


Acid, trips, blotters, stamp, black sesame, seed, micro,
micro dot. Berefek halusinogen. Digunakan dalam
dosis kecil karena efeknya sangat kuat. Zat tersebut
diteteskan dalam jumlah sedikit di atas kertas atau
agar-agar atau benda lain yang dapat menyerap cairan
lalu ditelan. Penghentian zat ini dalam beberapa tahun
masih dapat menunculkan efek halusinogen.
8. Ermin 5 Contoh : lem aica aibon, solvent. Merupakan
golongan inhalan, digunakan dengan cara dihirup.
Berbentuk zat kimia yang mudah menguap, aerosol
atau gas. Jika digunakan dalam jangka panjang
membuat penggunanya
hilang kesadarn,
mengalami kerusakan
otak, hati dan ginjal.

GANJA (Gambar 1)
15

HEROIN (Gambar 2)

KOKAIN (Gambar 3)

SABU (Gambar 4)
16

EKSTASI (Gambar 5)

KETAMIN (Gambar 6)
17

LYSERGIDE (Gambar 7)

ERMIN 5 (Gambar 8)

C. Penggolongan Napza
Berbagai jenis Napza memiliki pengaruh terhadap
tubuh yang menghasilkan perubahan kondisi mental
dan tingkah laku penggunanya.
Berdasarkan efek yang dapat ditimbulkannya,
Napza digolongkan menjadi 4 golongan:
18

1. Stimulan
Bersifat meningkatkan aktifitas susunan saraf
pusat. Zat ini mempercepat detak jantung dan
pernapasan serta meningkatkan tekanan darah.
Zat ini berpotensi menekan nafsu makan dan
membuat penggunanya tetap terjaga.
2. Depresan
Bersifat menekan aktifitas susunan saraf pusat.
Penggunanya mengalami perlambatan detak
jantung dan pernapasan. Beberapa pengguna
memanfaatkan efek ini pada saat mengalami sulit
tidur.
3. Halusinogen
Menyebabkan gangguan sensori panca indera
(halusinasi) yang cukup besar dan mengubah
suasana hati dan pikiran.

4. Efek lain
Mempunyai efek kombinasi dari jenis-jenis zat yang
telah disebutkan di atas, misalnya stimulan dan
halusinogen.
Tabel I.
Penggolongan Napza
19

Stimulan Opioida Depresan Halusinoge Efek lain


n
Kokain Heroin Alkohol LSD Kanabinoi
d
Amfetamin Morfin Barbiturat Mescaline Khat/Mira
a
Metamfetami Opium Benzodiazepi Peyote Anestesi
n n disosiatif
Nikotin, Oxyconti Rohipnol Mushrooms Gas nitrit
kafein n

Saat ini banyak beredar zat psikoaktif jenis baru yang


disebut NPS (New psychoactive substance). Zat NPS
adalah berbagai jenis zat (drugs), yang merupakan
zat sintetis dan didesain untuk mendapatkan efek
yang mirip dengan narkoba yang telah dikenal luas,
seperti ganja, kokain, heroin, shabu, ekstasi, namun
memiliki
struktur kimia yang berbeda dari zat-zat yang
diatur di dalam Undang-Undang Nomor 35
tahun 2009 tentang Narkotika. Contoh NPS
yang banyak beredar, antara lain: synthetic
Cannabinoids dan synthetic Cathinones.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri
20

Kesehatan (Permenkes) Nomor 2 tahun 2017


yang tentang Perubahan Penggolongan
Narkotika, zat-zat tersebut telah dimasukkan
dalam penggolongan Narkotika Penggolongan
jenis zat narkotika.
D. Penyalahgunaan Napza
Penyalahgunaan napza yaitu mengkonsumsi Napza
tanpa indikasi medis dan tanpa pengawasan
petugas kesehatan. Risiko penyalahgunaan Napza
adalah berkembangnya penyakit adiksi
(kecanduan). Adiksi merupakan penyakit yang
menyerang fungsi otak, bersifat kronis dan memiliki
risiko kambuh yang tinggi. Gejala khas adiksi
ditandai dengan pencarian dan penggunaan
kompulsif, meskipun mengetahui kemungkinan
konsekuensi yang membahayakan. Seperti halnya
dengan beberapa penyakit kronis lainnya, adiksi
tidak dapat disembuhkan namun dapat dikelola agar
penderitanya dapat aktif menjalankan fungsi
sosialnya.Perkembangan adiksi terkait erat dengan
progresi penggunaan zat yang semakin lama
semakin sering dan menggunakan dosis yang
semakin besar untuk mendapatkan efek yang
21

diinginkan dan terdapat gejala putus zat jika


penggunaannya dihentikan tiba-tiba.
Tingkatan penggunaan Narkoba sampai menjadi adiksi
yaitu:
1. User
a) Menggunakan sesekali/jangka pendek: didorong
rasa ingin tahu/merasakan suasana
hati/perasaan yang baru.
b) Penggunaan drugs terkendali secara baik di
acara/lingkungan sosial.
2. Abuser
Digunakan tergantung pada keadaan/tujuan
tertentu : melarikan atau membebaskan diri dari
masalah, rasa sakit, drugs sebagai waktu penawar
sementara dibutuhkan. Misalnya: karena stress,
dukacita.
3. Addict
Pengguna sudah menjadikan drugs sebagai
santapan kesehariannya, jika tidak menggunakan
zat akan mengalami kesulitan fisik dan mental.
22

E. Modus-modus Penyelundupan Napza ke


Dalam Rutan/Lapas
Peredaran gelap Napza di dalam Rutan dan Lapas
masih sering ditemui. Semakin banyaknya
pecandu Napza yang berada di dalam Rutan dan
Lapas, maka semakin beragam strategi dan upaya
penyelundupan Napza ke dalam lembaga tersebut.
Cara-cara yang ditempuh untuk memasukkan
Napza ke dalam Rutan dan Lapas dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Melalui perantaraan petugas
pemasyarakatan
2. Tanpa perantaraan petugas
pemasyarakatan :
a. Dibawa oleh
pengunjung (dimasukkan ke dalam barang
bawaan, diselundupkan dalam pakaian, dan
tubuh).
b. Menggunakan alat,
binatang, kendaraan, bola tenis, makanan
dan lain-lain
c. Dibawa oleh
Tahanan/Narapidana yang bersangkutan
23

saat kembali dari


persidangan/pemindahan/berobat ke luar
Rutan atau Lapas

F. Latihan
Untuk lebih memantapkan pengertian Saudara
mengenai Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
(Napza), cobalah diskusikan:
1. Apa yang saudara ketahui mengenai Napza?
2. Coba Saudara sebutkan apa saja jenis-jenis
Napza yang sering disalah gunakan?
3. Apa saja tingkatan penyalahgunaan Napza?
4. Coba sebutkan golongan Napza yang Saudara
ketahui?
(pre dan post tes dengan uraian tes non objektif)
G. Rangkuman
Napza mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi
kehidupan. Pemahaman mengenai Napza dan Jenis-
jenis Napza sangat penting bagi petugas
pemasyarakatan dalam menjalankan tugasnya guna
mencegah keterlibatan petugas dalam Peredaran
gelap Napza di lingkungan Lapas/Rutan serta
24

melindungi diri pergaulan yang berisiko tinggi


terhadap penyalahgunaan Napza.
H. Evaluasi
(pertanyaan pre dan post test)
1. Jelaskan apa
yang dimaksud dengan Napza?
2. Sebutkan dan
jelaskan jenis-jenis Napza?
3. Jelaskan,
tingkatan penyalahgunaan Napza?
4. Jelaskan
golongan-golongan Napza?
5. Jelaskan
mengapa petugas Lapas/Rutan harus
mengetahui mengenai Napza?
I. Umpan balik
a. Apakah bahan modul ini tidak terlalu berat
bagi peserta pelatihan?
b. Apakah peserta pelatihan menggunakan
alat bantu belajar yang cukup?
c. Apakah waktu yang digunakan cukup untuk
pembelajaran peserta pelatihan dalam
penyampaian materi dalam modul?
25

d. Apakah materi dalam modul tersebut sudah


dikuasai oleh peserta pelatihan?
26

BAB III
DAMPAK BURUK NAPZA TERHADAP
KESEHATAN
Setelah mempelajari materi, peserta diharapkan dapat:
Menjelaskan dampak buruk Napza terhadap kesehatan.

Ketergantungan Napza disebabkan gangguan pada


otak yang menimbulkan perubahan perilaku, pikiran
dan perasaan. Ketergantungan Napza merupakan
penyakit yang dapat digolongkan dalam gangguan
mental dan prilaku akibat dari zat psikoaktif. Penyakit
yang kompleks dapat terjadi dengan ditandai oleh
dorongan yang tidak tertahankan (craving) dan
penyakit kronik dengan episode sembuh dan kambuh
(cronic relapsing diasese)
Bahaya Napza bagi penyalahgunanya sangat besar,
bukan hanya merusak tubuh, tetapi juga masa depan.
Penyalahgunaan narkoba mengakibatkan rusaknya
organ tubuh selain itu juga menimbulkan penyakit
yang berbahaya sulit untuk disembuhkan, seperti
kanker paru, HIV/AIDS, hepatitis, bahkan penyakit
jiwa.
27

A. Dampak Napza pada otak, yaitu terjadi


perubahan struktur dan kerja otak sesudah
penggunaan Napza yang akan tetap bertahan
lama meski penggunaan zat telah dihentikan.
Beberapa efek samping Napza yang dapat terjadi
terhadap fungsi otak, antara lain:
1.Adiksi adalah penyakit gangguan kimiawi otak,
kronik, mudah relaps, dan proses
pemulihannya memerlukan waktu yang
panjang.
2.Depresi
3.Halusinasi
4.Gangguan pergerakan dan bicara
5.Gangguan memori
6.Gangguan tidur kronis
B. Penularan penyakit melalui darah: HIV,
Hepatitis B dan C
C. Gangguan fungsi organ lainnya: gangguan
irama jantung, darah tinggi, gangguan fungsi
paru.
D. Peningkatan risiko terjadinya kanker sampai
pada kematian.
28

E. Pada penyalahguna narkoba jenis Opiat


seperti Heroin
1. Kematian akibat kelebihan takaran (over
dosis) karena penekanan pada pusat
pernafasan.
2. Gangguan jiwa dengan gejala
perlambatan dalam proses berpikir, emosi dan
perilaku.
3. Penularan virus Hepatitis dan HIV melalui
penyalahgunaan narkoba cara suntik
F. Pada penyalahgunaan Narkoba jenis
Amphetamine Type Stimulant (ATS) seperti Shabu
dan Ekstasi
1. Kematian dalam waktu singkat / pendek
karena kelebihan takaran yang berakibat
gangguan pada sistem pembuluh darah dan
jantung
2. Gangguan jiwa berat jenis skizofrenia
paranoid dalam waktu cukup lama
3. Hubungan seksual bebas diantara sesama
penyalahguna sebagai pelampiasan hawa
nafsu emosional yang dirangsang timbul oleh
ATS ini dan tentunya akan ikut berperan dalam
29

peningkatan kasus HIV/AIDS di kalangan


pecandu narkoba
30

ULTICARIA (gambar 9)

CELULITIS (gambar 10)

(gambar 11) (gambar 12)


ENDOCARDITIS VENUS ULCER
31

(gambar 13)
Dampak Buruk Napza bagi Kesehatan

F. Latihan
Untuk lebih memantapkan pemahaman Saudara
mengenai dampak buruk Napza terhadap
kesehatan, cobalah diskusikan:
1. Coba Saudara jelaskan apa saja dampak buruk
Napza bagi kesehatan?
2. Coba Saudara jelaskan penyakit apa saja
yang dapat terjadi dari penyalahgunaan
Napza?
32

(pre dan post tes dengan uraian tes non


objektif)
G. Rangkuman
Penyalahgunaan Napza mempunyai dampak
buruk terhadap kesehatan baik berpengaruh
terhadap fungsi sistem di syaraf pusat,
peyebaran penyakit menular, gangguan
kejiwaan sampai pada kematian. Pemahaman
mengenai dampak buruk Napza bagi kesehatan
sangat penting bagi petugas pemasyarakatan
dalam menjalankan tugasnya guna mencegah
petugas terlibat dalam penyalahgunaan Napza
serta melindungi diri pergaulan yang berisiko
tinggi terhadap penyalahgunaan Napza.
H. Evaluasi
1. Jelaskan apa saja dampak buruk Napza bagi
kesehatan?
2. Jelaskan penyakit apa saja yang dapat terjadi
dari penyalahgunaan Napza?
33

I. Umpan balik
a. Apakah bahan modul ini tidak
terlalu berat bagi peserta pelatihan?
b. Apakah peserta pelatihan
menggunakan alat bantu belajar yang cukup?
c. Apakah waktu yang digunakan
cukup untuk pembelajaran peserta pelatihan
dalam penyampaian materi dalam modul?
d. Apakah materi dalam modul
tersebut sudah dikuasai oleh peserta
pelatihan?
34

BAB IV
KEWASPADAAN STANDAR KESEHATAN

Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat


menerapkan Kewaspadaan Standar Kesehatan untuk
melindungi Petugas Pengamanan dari risiko tertular infeksi.

A. Pengertian Kewaspadaan Standar

K
ewaspadaan standar dalam kesehatan,
(selanjutnya disebut kewaspadaan
standar) adalah rangkaian upaya yang
bertujuan untuk mengurangi risiko penularan infeksi
penyakit akibat terpapar bahan-bahan yang
mengadung organisme penyebab penyakit baik dari
sumber yang telah diketahui status infeksinya
maupun tidak. Situasi di Lapas dan Rutan dengan
jumlah penghuni yang jauh melebihi kapasitas dan
memiliki ruangan berventilasi kurang baik akan
mempermudah penularan penyakit. Jika salah satu
penghuni terinfeksi, penyakit tersebut dapat dengan
mudah menular kepada penghuni lainnya bahkan
kepada petugas. Petugas pengamanan, dalam
menjalankan tugas sehari-hari berkontak erat
35

dengan Tahanan dan Narapidana. Oleh karena itu


peran petugas pengamanan dalam pencegahan
penularan infeksi penyakit sangat penting, di
antaranya:
1. Menerapkan prinsip-prinsip kewaspadaan
standar setiap saat bertugas
Setiap petugas Lapas/Rutan maupun Tahanan
dan Narapidana perlu menerapkan prinsip-prinsip
kewaspadaan standar, karena berisiko terpapar
oleh darah atau cairan tubuh. Perilaku petugas
pengamanan yang rutin menerapkan
kewaspadaan standar ini dapat dicontoh oleh
Tahanan dan Narapidana sehingga dapat
menurunkan risiko penyebaran penyakit di dalam
Rutan dan Lapas.
2. Mengarahkan seseorang yang terduga terinfeksi
penyakit ke klinik untuk segera mendapat
pengobatan.
Menemukan dan mengobati pasien yang
terinfeksi penyakit merupakan salah satu strategi
pengendalian penyakit menular, yang bertujuan
untuk memutus rantai penularan.
36

B. Penyakit-Penyakit Menular yang Sering Terdapat


di Rutan dan Lapas
1. TBC
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis.
Penyebarannya melalui percikan ludah
penderita yang mengandung kuman tersebut.
Penularan penyakit ini dapat dicegah dengan
menerapkan etika batuk, penggunaan masker
pada pasien batuk dan pengobatan segera
pada penderita TBC.
2. HIV
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus, menyerang
kekebalan tubuh manusia sehingga menjadi
rentan terkena penyakit. Penularan penyakit ini
dapat dicegah dengan cara menghindari
paparan terhadap darah dan cairan tubuh
penderita.
Sebaiknya seluruh Petugas Pemasyarakatan
dapat melindungi diri dari paparan terhadap
darah dan cairan tubuh yang dapat terjadi saat
bertugas (tertusuk jarum suntik bekas pakai,
37

Terkena percikan/tumpahan darah


Narapidana/Tahanan) dan sebagainya. Namun,
jika sudah terlanjur terpapar, dalam materi ini
juga dijelaskan cara-cara pertolongan pertama
pada luka akibat perkelahian dan pertolongan
pertama pada luka akibat tertusuk jarum suntik.
3. Scabies
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh
tungau Sarcoptes scabei yang bersembunyi di
bawah kulit penderitanya. Penularan penyakit ini
dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan
tubuh (mandi 2 kali sehari dengan sabun dan air
bersih), menjaga kebersihan kamar hunian serta
mencuci dan menjemur pakaian, handuk dan
alas kasur secara rutin. Penderita scabies
sebaiknya ditempatkan di ruangan terpisah dari
orang sehat, sampai sembuh.
4.Diare
Diare adalah penyakit yang membuat
penderitanya menjadi sering buang air besar,
dengan tinja yang encer. Penyebabnya adalah
virus, bakteri dan parasite yang masuk ke dalam
38

saluran pencernaan melalui makanan dan minuman


yang tercemar.
Penularan penyakit ini dapat dicegah dengan cara
mencuci tangan sebelum makan, sesudah makan
dan setelah buang air, menjaga kebersihan
makanan, minuman dan peralatan makan-minum.

C. Penerapan Kewaspadaan Standar dalam Tugas


Pengamanan
Petugas keamanan berinteraksi erat dengan
Tahanan dan Narapidana penghuni Rutan dan
Lapas selama menjalankan tugas sehari-hari.
Situasi ini menempatkan Petugas keamanan dalam
posisi yang rentan tertular penyakit. Oleh karena itu,
Petugas keamanan harus melindungi diri dari
kemungkinan paparan infeksi terutama saat melihat
ada sesorang yang batuk, saat melakukan
penggeledahan barang dan badan milik pengunjung
maupun penghuni Lapas/Rutan, serta saat
menangani kejadian perkelahian di lingkungan
Rutan dan Lapas.
Beberapa teknik Kewaspadaan Standar yang dapat
diterapkan yaitu:
39

1. Mencuci tangan dengan benar


a) Lepas semua cincin dan perhiasan lain yang
dikenakan di tangan. Singsingkan lengan baju
hingga di atas siku.
b) Basahi tangan di bawah air mengalir dan
bubuhkan sabun secukupnya pada telapak
tangan dan gosok-gosok hingga berbusa.
c) Gosokkan kedua telapak tangan dan pastikan
semua buku jari, celah jari dan kuku tersabuni
dengan baik.
d) Sabuni pergelangan dan punggung tangan.
e) Bilas dengan air mengalir.
f) Keringkan dengan handuk bersih atau kertas
tissue
Gambar 14
Cara Mencuci Tangan Yang Baik dan Benar
2. Alat pelindung diri
40

Digunakan untuk melindungi kulit dan selaput


lendir petugas dari risiko terpapar darah dan
cairan tubuh. Alat pelindung diri yang digunakan
adalah sarung tangan, masker dan kaca mata
pelindung.
3. Penggeledahan badan
a. Hindari meraba (pat down) dengan tangan
kosong.
b. Penghuni/pengunjung diberi instruksi untuk:
 Mengosongkan kantong baju dan celana/
roknya sendiri
 Membuka sepatu dan kaus kakinya lalu
membalikkannya
 Menyibakkan rambutnya sendiri
 Membalikkan kerah baju, ujung lengan
baju/celana/rok atau bagian lain yang
mungkin menjadi tempat
menyembunyikan benda tajam/narkoba.
c. Jika harus melakukan perabaan pakaian,
gunakan pupen atau penggaris sebagai alat
bantu.
4. Penggeledahan barang
41

a. Tidak merogoh ke dalam tas


b. Isi tas dikosongkan dengan cara
membalikkan di atas meja untuk
diperiksa.
c. Gunakan sarung tangan dan alat
penjepit
d. Cuci tangan setelah selesai melakukan
penggeledahan.
5. Penanganan tumpahan/percikan darah dan
cairan tubuh
a. Gunakan alat pelindung yaitu sarung
tangan atau kantong plastik untuk
membungkus tangan agar tidak
menyentuh darah/cairan tubuh secara
langsung
b. Tutup tumpahan/percikan dengan tisu,
kertas koran atau bahan lain yang bisa
menyerap. Tuangkan cairan desinfektan
pada dan di sekeliling
tumpahan/percikan dan biarkan 10
menit
42

c. Bersihkan tumpahan/percikan dan


singkirkan bahan yang menutupinya dengan
menggunakan alat bantu.
d. Cuci permukaan yang terkena
tumpahan/percikan dengan air dan deterjen.
e. Buang sarung tangan atau tas plastik yang
digunakan untuk membungkus tangan
selama proses penanganan.
f. Cuci tangan sesuai prosedur yang
dianjurkan.
6. Pertolongan pertama pada luka akibat
perkelahian
a. Minta Narapidana/Tahanan yang terluka
menekan lukanya hingga perdarahan
terhenti.
b. Bisa juga dengan membalut luka
menggunakan kain tebal (gunakan sarung
tangan agar tidak menyentuh luka secara
langsung).
c. Apabila darah menyembur, gunakan kaca
mata pelindung.
d. Tangani darah yang tercecer sesuai
prosedur penanganan tumpahan darah.
43

e. Bila melibatkan pecahan kaca, lakukan


prosedur penanganan pecahan kaca.
7. Pertolongan pertama pada luka tertusuk
jarum suntik
a. Bilas lokasi yang tertusuk dengan air
mengalir
b. Tekan hingga darah keluar untuk
meminimalkan kuman yang masuk
c. Tidak menjilat/menghisap luka
d. Cuci luka dengan baik menggunakan
sabun dan air
e. Beri antiseptik pada luka dan tutup dengan
plester tahan air
f. Cari pertolongan medis untuk menjajaki
risiko infeksi dan perawatan yang sesuai
g. Catat dan laporkan kejadian ini kepada
atasan sesuai prosedur Lapas/Rutan.
8. Pencegahan penularan infeksi melalui
percikan ludah
a. Terapkan etika batuk, yaitu : setiap pasien
batuk wajib menggunakan masker atau
menutup mulutnya dengan kerah baju/lengan.
44

b. Tidak meludah di sembarang tempat. Ludah


dan dahak harus dibuang di toilet kemudian
disiram sampai bersih.
c. Setiap ada penghuni Rutan/Lapas yang
menderita batuk, segera diarahkan ke klinik
untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan.
D. Latihan
Untuk lebih mengembangkan pemahaman saudara
tentang Kewaspadaan Standar Kesehatan, cobalah
latihan di bawah ini.
1. Peragakan cara mencuci tangan yang baik dan
benar sesuai dengan standar kesehatan !
2. Peragakan teknik penggeledahan badan
terhadap Narapidana/Tahanan!
3. Peragakan teknik penggeledahan barang yang
benar!
E. Rangkuman
Situasi Lapas/Rutan merupakan lingkungan yang
berisiko tinggi terhadap paparan terhadap sumber
infeksi. Hal ini membuat petugas Lapas/Rutan
sangat rentan tertular penyakit. Oleh karena itu
sangat penting penerapan Kewaspadaan Standar
Kesehatan oleh petugas Pengamanan dalam
45

menjalankan tugasnya sehari-hari untuk


melindungi dirinya dari penyakit tanpa
memperhatikan status infeksi sumbernya.
F. Evaluasi
Setelah menerima materi tentang Kewaspadaan
Standar Kesehatan untuk melindungi Petugas
Pengamanan dari risiko tertular infeksi dalam
modul ini, coba peragakan
1. tata cara mencuci tangan yang baik dan benar
2. teknik penggeledahan badan terhadap
Narapidana/Tahanan !
3. teknik penggeledahan barang yang benar !
G. Umpan balik
1. Apakah bahan modul ini tidak terlalu berat
bagi peserta pelatihan?
2. Apakah peserta pelatihan menggunakan
alat bantu belajar yang cukup?
3. Apakah waktu yang digunakan cukup
untuk pembelajaran peserta pelatihan dalam
penyampaian materi dalam modul?
4. Apakah materi dalam modul tersebut
sudah dikuasai oleh peserta pelatihan?
46
47

BAB V
PENUTUP

Dalam Bab Penutup ini dapat kami simpulkan beberapa


poin yang menjadi inti dari pembuatan modul
Pengenalan Dasar Napza dan Kewaspadaan Standar
Kesehatan sebagai berikut :
A. Simpulan
1. Penyalahgunaan Napza dapat mempengaruhi
kehidupan, pemahaman mengenai jenis-jenis
Napza sangat penting bagi petugas
pemasyarakatan dalam menjalankan tugasnya
Jenis-jenis Napza yang sering disalahgunakan
adalah sebagai berikut:
Ganja Dikenal juga istilah ganja, Marijune, pot,
cimeng, Mary jane, Gele, grass, weed,
Heroin Dikenal juga istilah white smack, Serbuk
putih, medicine, ubat, putau,
Kokain Dikenal juga istilah crack, daun koka,
pasta koka
Sabu Dikenal juga istilah Ice, ubas,
Methamphetamine, crysta
Extacy Dikenal juga istilah XTC, kancing, Ineks,
flash, fipper, hammer
48

Ketamine Dikenal juga istilah vit K, kitkat K,


Spesial K
Lysergide Dikenal juga istilah Acid, trips,
blotters, stamp, black sesame, seed, micro,
micro dot
Ermin 5 Contoh : lem aica aibon, soulvent
2. Dampak buruk Napza terhadap kesehatan.
Penyalahgunaan Napza mempunyai dampak
buruk terhadap kesehatan baik berpengaruh
terhadap fungsi sistem di syaraf pusat,
peyebaran penyakit menular, gangguan
kejiwaan sampai pada kematian.
3. Kewaspadaan Standar harus diterapkan tanpa
memandang status infeksi dan untuk
mencegah petugas terpapar dari resiko
berbagai penyakit infeksi yang ada di
Lapas/Rutan.
B. Tindak Lanjut
Penerapan teknik-teknik Kewaspadaan Standar
dalam menjalankan tugas pengamanan dapat
melindungi petugas dari risiko infeksi.
49

DAFTAR PUSTAKA

1. http://dedihumas.bnn.go.id
2. http://new.dhh.louisiana.gov/assets/oph/Center-
PHCH/Center-CH/infectious-
epi/InfectionControl/presentations/CorrectionalFacility.pd
3. UNODC, Intervention for Drug Users in Prison
4. Panduan Teknis Penanggulangan Tuberkulosis di Lembaga
Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara, Ditjenpas
2015

Daftar Gambar
Gambar 1 : Ganja
Gambar 2 : Heroin
Gambar 3 : Kokain
Gambar 4 : Sabu
Gambar 5 : Ekstasi
Gambar 6 : Ketamin
Gambar 7 : Lysergide
Gambar 8 : Ermin 5
Gambar 9 : Ulticaria
Gambar 10 : Celulitis
Gambar 11 : Endocarditis
Gambar 12 : Venus Ulcer
Gambar 13 : Dampak Buruk Napza Bagi Kesehatan
Gambar 14 : Cara Mencuci Tangan Yang Baik dan Benar
Daftar Tabel
Tabel 1 : Penggolongan Napza
50

Kunci Jawaban BAB II


1. Napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif)
adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi
kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran,
perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologi.
2. Jenis-Jenis Napza
 Ganja Dikenal juga istilah ganja, Marijune, pot,
cimeng, Mary jane, Gele, grass, weed
 Heroin Dikenal juga istilah white smack, Serbuk
putih, medicine, ubat, putau
 Kokain Dikenal juga istilah crack, daun koka,
pasta koka
 Sabu Dikenal juga istilah Ice, ubas,
Methamphetamine, crysta
 Extacy Dikenal juga istilah XTC, kancing, Ineks,
flash, fipper, hammer
 Ketamine Dikenal juga istilah vit K, kitkat K,
Spesial K
 Lysergide Dikenal juga istilah Acid, trips,
blotters, stamp, black sesame, seed, micro, micro
dot.
51

 Ermin 5 Contoh : lem aica aibon, soulvent

3. Tingakatan penyalahgunaan Napza


a. User
 Menggunakan sesekali/jangka pendek:
didorong rasa ingin tahu/merasakan suasana
hati/perasaan yang baru.
 Penggunaan drugs terkendali secara baik di
acara/lingkungan sosial.
b. Abuser
Digunakan tergantung pada keadaan/tujuan
tertentu : melarikan atau membebaskan diri dari
masalah, rasa sakit, drugs sebagai waktu
penawar sementara dibutuhkan. Misalnya:
karena stress, dukacita.
c. Addict
Si pengguna sudah menjadikan drugs sebagai
santapan kesehariannya, jika tidak menggunakan
zat akan mengalami kesulitan fisik dan mental.
4. Golongan-Golongan Penyalahgunaan Napza
a. Stimulan
52

Bersifat meningkatkan aktifitas susunan saraf


pusat.
b. Depresan
Bersifat menekan aktifitas susunan saraf pusat.
c. Halusinogen
Menyebabkan gangguan sensori panca indera
(halusinasi) yang cukup besar dan mengubah
suasana hati dan pikiran.
d. Efek lain (Double efek)
Mempunyai efek kombinasi
5. Pemahaman mengenai Napza dan Jenis-jenis
Napza sangat penting bagi petugas
pemasyarakatan dalam menjalankan tugasnya guna
mencegah keterlibatan petugas dalam Peredaran
gelap Napza di lingkungan Lapas/Rutan serta
melindungi diri pergaulan yang berisiko tinggi
terhadap penyalahgunaan Napza.

Kunci Jawaban BAB III


1. Penyalahgunaan Napza mempunyai dampak buruk
terhadap kesehatan baik berpengaruh terhadap
fungsi sistem di syaraf pusat (otak), peyebaran
53

penyakit menular (IDU dan seks bebas) dan


gangguan kejiwaan sampai pada kematian
2. Kanker paru, HIV/AIDS, hepatitis, bahkan penyakit
jiwa.

Anda mungkin juga menyukai