Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksananan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima

pilar akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang

lebih baik serta mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup

bersih dan sehat.Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang dapat menurunkan

angka kesakitan dan kematian yang di akibatkan oleh sanitasi yang kurang baik,

dan dapat terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.Dalam 5

(lima) pilar STBM Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) merupakan pilar

yang pertama, yaitu suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak

buang air besar sembarangan.Perilaku SBS diikuti dengan pemanfaatan sarana

sanitasi yang kondisi fasilitas sanitasinya memenuhi standar dan persyaratan

kesehatanberupa jamban sehat.Stop Buang Air Besar Sembarangan adalah kondisi

ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang

air besar sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit, (PERMENKES

RI, 2014:3).

Wabah penyakit pada masyarakat akan meluas jika masih terjadi Buang

Air Besar Sembarangan (BABS), misalnya BAB di kebun, sungai dan tempat lain

yang kurang memenuhi syarat jamban sehat. Diare menempati urutan nomor satu,

sebesar 72%, Pembuangan tinja adalah satu diantara faktor lingkungan yang

paling sering menyebabkan diare, yang kemudian dilanjutkan dengan kurangnya

sarana air bersih, adanya vektor dan penanganan sampah. Hal tersebut

1
2

mendukung dari hasil penelitian Darsana, yang menunjukkan bahwa selain faktor

pendidikan dan pengetahuan mengenai sarana sanitasi, terdapat adanya hubungan

yang bermakna antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare, ditambah

dengan faktor kondisi lingkungan serta perilaku (kebiasaan) masyarakat

membuang kotoran. Begitu pula dengan peran petugas kesehatan sebagai

penunjang pencegah kejadian Diare.

Di Indonesia, kloset leher angsa yang digunakan 84,4%, plengsengan

4,8%, cemplung atau cubluk tanpa lantai 7,2%, cemplung dengan lantai 3,7%.

Kalimantan Barat yang memiliki jamban sendiri 1263, jamban bersama 140,

jamban umum 89, dan yang tidak punya jamban 617, (Otik Widyastutik, 2014).

Berdasarkan survei awal dari data profil Puskesmas Rawat Inap

Ketapang Pada Tahun 2018 angka kesakitan diare menempati urutan ke 4 (empat)

terbanyak di Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara.

Desa Bumi Ratu merupakan bagian dari wilayah kerja Puskesmas Rawat

Inap Ketapang, dan merupakan salah satu penyumbang pasien yang terkena

penyakit diare, Desa Bumi Ratu sendiri terletak di Kecamatan Sungkai Selatan

Kabupaten Lampung Utara dengan jumlah Kepala Keluarga 785 KK, Di mana

Desa Bumi Ratu sendiri merupakan Desa pling tertinggal yang masih mempunyai

masalah kepemilikan jamban, yang di mana penduduk di sana masi banyak yang

belum menggunakan jamban yang memenuhi syarat, Sedangkan sarana

pembuangan tinja yang tidak baik akan mempengaruhi terjadiya diare dan

penyakit lainnya yang disebabkan oleh kotoran manusia.


3

Dari latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian yang

berjudul “Gambaran kepemilikan jamban di Desa Bumi Ratu Kecamatan Sungkai

Selatan Kabupaten Lampung Utara Pada Tahun 2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan survei awal dari data profil Puskesmas Rawat Inap KetapangPada

Tahun 2018 angka kesakitan diare menempati urutan ke 4 (empat) terbanyak di

Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara. Maka dari uraian

tersebut Rumusan masalahnya adalah “Bagaimana Gambaran kepemilikan jamban

di Desa Bumi Ratu Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara Pada

Tahun 2019 ? “.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kepemilikan jamban di Desa Bumi Ratu

KecamatanSungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara Pada Tahun 2019 .

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya berapa banyak warga yang memiliki jambandi Desa Bumi

Ratu kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2019

b. Diketahuinya jenis jamban yang di miliki oleh masyarakat Bumi Ratu

kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2019

c. Diketahuinya jamban yang memenuhi syaratyang di miliki masyarakat

Bumi Ratukecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara pada tahun

2019
4

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Bagi masyarakat sebagai bahan informasi menambah pengetahuan tentang

pentingnya kepemilikan jamban.

2. Bagi Puskesmas Rawat Inap Ketapang Kecamatan Sungkai Selatan

Kabupaten Lampung Utara sebagai masukan untuk meningkatkan kegiatan

3. promosi kesehatan sebagai upaya peningkatan penyehatan sanitasi dasar di

masyarakat.

E. Ruang Lingkup penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah gambaran kepemilikan jamban di

Desa Bumi Ratu Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara Tahun

2019 yang meliputi Berapa warga yang memiliki jamban, Jenis jamban yang di

miliki, Proporsi masing-masing jamban, dan jamban yang memenuhi syarat di

Desa Bumi Ratu Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara Pada

Tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai