Skenario 1 Pediatri 2017
Skenario 1 Pediatri 2017
a. Kehidupan intrauterine
b. Kehidupan ekstrauterine
1.) Penutupan foramen ovale
Anamnesis
PERSALINAN
NEONATUS
NORMAL
Prognosis
KEADAAN BAYI
BARU LAHIR Resusitasi
Penatalaksanaan
TIDAK
NORMAL VTP
Prognosis
1. Fisiologi fetus
Hasil konsepsi terpendam dalam endometrium uterus, mendapat makanan dari
darah ibu, selama 10 minggu organ-organ terbentuk. Embrio terbungkus
dalam dua membran, sebelah dalam amnion dan sebelah luar korion. Selama
perkembangan 8 minggu pertama, terbentuk plasenta sehingga fetusakan
terikat oleh tali pusat. Permulaan periode embrional sebagai mulainya minggu
ke-3 setelah ovulasi. Akhir periode embrional dan mulainya periode janin
ditetapkan oleh sebagian ahli embriologi, terjadi 8 minggu setelah fertilisasi,
atau 10 minggu setelah mulainya periode menstruasi terakhir.
Pada akhir minggu ke-8 ini, tubuh bayi mulai terbentuk, dan kini disebut fetus
(berasal dari bahasa latin yang berarti keturunan) atau janin. Pada usia ini,
fetus berukuran kira-kira 3,5 cm dan terus tumbuh cepat hingga minggu ke-
20, baru kemudian laju pertumbuhannya melambat. Kepalanya tampak besar
jika dibandingkan dengan tubuhnya tapi wajahnya mulai terbentuk. Matanya
lebih besar dan kini terletak di bagian depan muka untuk mempersiapkan
kemampuan melihatnya. Pembuluh air mata juga telah terbentuk pada minggu
ke-8 dan telinganya yang terletak di leher. Perlahan-lahan jari-jari tangan dan
kaki tampak jelas meskipun masih diliputi selaput tipis. Walaupun jenis
kelamin bayi telah ditentukan sejak konsepsi, namun belum dapat diketahui
hingga minggu ke-9 setelah alat kelaminnya muncul.
Pada minggu ke-12 fetus sudah terbentuk sempurna, kini panjangnya sekitar
8,5 cm. Kantong amniotik berisi 100 ml cairan amniotik. Kepala fetus kini
tampak membulat, leher dan wajahnya telah terbentuk, dan telinganya sudah
berada di tempat yang tepat. Bila dahi fetus disentuh, maka kepalanya akan
berpaling dan keningnya berkerut. Fetus telah mampu menelan dan
menggerakkan bibir atasnya. Kini bagian luar alat kelamin fetus sudah cukup
berkembang sehingga sudah bisa dilihat dan ditetapkan jenis kelaminnya.
Pertumbuhan tangan janin pada minggu ke-12 yang mula-mula berupa kuncup
di ujung lengan di akhir minggu ke-4.Pada minggu ke-6 tampak seperti
dayung beralur-alur yang kelak akan berbentuk jari, lalu jaringan alur-alur tadi
memecah dan membentuk jari-jari hingga pada minggu ke-7 jari-jari telah
terbentuk Ujungnya tampak bengkak, karena pembentukan lapisan peraba.
Kuku jari berbentuk, mulai minggu ke-10; mula-mula dilapisi selaput kulit
tipis. Pada minggu ke-12 jari-jari janin telah berbentuk seluruhnyatapi
kukunya belum sempurna hingga usia janin mencapai minggu ke-32.
Pada usia 16 minggu panjang janin sekitar 14 cm, beratnya sekitar 130g,
tubuhnya ditumbuhi bulu-bulu halus yang disebut lanugo (latin : lana, wol).
Fungsi lanugo belum diketahui. Mula-mula lanugo tumbuh pada alis mata dan
bibir bagian atas tapi pada minggu ke 20 mulai menutupi seluruh tubuh. Pada
minggu ke 16, vernix caseosa, sal licin berwarna putih mulai terbentuk. Dapat
terlihat jelas di wajah dan kulit kepala pada minggu ke 18. Awal mulanya
muncul di punggung, rambut dan lipatan sendi, namun kemudian menutupi
seluruh tubuh. Lapisan luar yang terbentuk pada bagian kulit tapak kaki dan
jari-jarinya, juga tangan dan jari-jarinya memiliki pola khusus pada setiap
manusia. Pada minggu ke 28, panjang fetus menjadi kira-kira 1,1 kg. Antara
minggu ke 26 dan 29, kelopak matanya sudah tumbuh, sementara rambut di
kepalanya sudah panjang, lanugo mulai menghilang dan warna kulitnya
berubah dari merah menjadi warna kulit manusia umumnya. Pada minggu ke
28, testis bayi lelaki yang mulanya di perut mulai turun ke bawah, dan
mencapai scrotum pada minggu ke 32.
2. Menejemen yang dilakukan pada bayi baru lahir normal dan yang
abnormal
• Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan
diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.
• Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan
dengan ibunya atau di ruangan khusus.
b. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan
bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin
pada uterus dapat mengakibatkan antara lain talipes, dislokasi panggul,
tortikois kongenital, palsi fasialis.
c. Toksin/zat kimia
Masa organogenesis (2-8 minggu pertama kehamilan) adalah masa yang
sangat peka terhadap zat-zat teratogen, misal obat-obatan seperti
thalidomide, phenytoin, methadion dan obat-obat antikanker, yang dapat
menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil
perokok berat atau peminum alcohol kronis sering melahirkan bayi
BBLR, lahir mati, cacat, atau retardasi mental. Pada ibu yang peminum
alcohol dapat melahirkan bayi dengan gejala-gejala FAS (Fetal Alcohol
Syndrome), yang ditandai dengan BBLR, kelianan neurologis dan
perkembangan lambat serta dismorfik fasial.
Kercunan logam berat pada ibu hamil, misal karena makan ikan atau
hasil laut lain yang terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan
mikrosefali dan palsi serebral, seperti di Jepang yang dikenal dengan
penyakit Minamata.
d. Endokrin
Sistem endokrin mempengaruhi setiap aspek dari kehamilan, termasuk
implantasi, plasentasi, adaptasi maternal, pertumbuhan embrio,
pertumbuhan janin dan diferensiasi sel, proses persalinan, serta transisi
janin ke kehidupan di luar kandungan. Hormon-hormon tersebut berasal
dari ibu, plasenta maupun janin itu sendiri.
e. Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat
menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat
bawaan lainnya Sedangkan efek radiasi pada laki-laki dewasa, dapat
mengakibatkan abnormalitas pada spermatozoa dan dapat menebabkan
cacat bawaan pada anaknya.
f. Infeksi
Infeksi intrauteri yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah
TORCH. Infeksi lainnya juga dapat menyebabkan penyakit atau
kelainan pada janin adalah varisela, coxsackie Echovirus, malaria,
sifilis, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira, mikroplasma, virus
influenza dan virus hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil
dapat merusak janin.
g. Stres
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat memengaruhi tumbuh
kembang janinm antara lain kejiwaan, bayi BBLR.
h. Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops
fetalis, kern icterus atau lahir mati.
i. Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali
pusat, menyebabkan bayi BBLR.