Anda di halaman 1dari 4

Nama : Oti Novianti

Prodi : Ners Reguler


Kelompok 7 gerontik
1. Seorang laki-laki usia 60 tahun tinggal di Panti Tresna Wreda sejak 2 tahun yang lalu. klien
memerlukan bantuan minimal dalam tindakan keperawatan dan pengobatan. Klien mampu
melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri, hanya sesekali memerlukan bantuan
petugas kesehatan.
Apakah Kategori keperawatan klien menurut Swanburg dari kasus diatas ?
a. Self-care
b. Minimal-care
c. Intensive-care
d. Intermediate-care
Jawaban :
A
kategorori keperawatan klien menurut swanbrug (1999) terdiri dari:
a.Self-care
Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak keperawatan dan pengobatan.
Klien melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri. Biasanya dibutuhkan waktu 1-2
jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.
b.minimal-care
Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keperawatan dan pengobatan tertentu,
misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur posisi. Biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam
dengan waktu, rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam.
c.Intermediate-care
Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam.
d.mothfied-intensive-care
Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24 jam.
e. Intensive care
Klien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam.
2. Seorang laki-laki dengan usia 65 tahun di rawat di rumah skait hari ke 3 menegluh lemas, pusing
di sertai sering kencing dan haus. Hasil pemeriksaan fisik yaitu : kesadaran lethargis, badan
tampak kurus, kulit prulitus. Hasil pemeriksaan TTV yaitu : TD 100/60 mmhg, N 80x/menit, RR
19X/menit, suhu 36,9O C.
Dari kasus tersebut manakah data spesifik yang menunjukan pasien kemungkinan mengalami
DM?
a. Kulit prulitus dan kurus
b. Lethargis dan kulit prulitus
c. Badan kurus
d. Sering kencing dan haus
Jawaban : D

Pada DM terjadi hyperglikemia, terjadi osmotic diuresis sehingga dapat menimbulkan banyak
kencing (polyuria) dan keinginan minum/merasa haus (polidipsi)

3. Seorang klien usia 59 tahun dirawat karena stroke.Mengalami tetraparase, terdapat luka tekan
dibagian bokong dengan diameter 5 cm. Luka tampak merah dibagian pinggir, agak pucat
dibagian tengah. Manakan intervensi yang paling tepat untuk mencegah pemburukan luka
tersebut?
a. Bersihkan dan rawat luka setiap hari
b. Program miring kiri-kanan terlentang tiap 2 jam
c. Berikan pengalas lembut dibagian bokong
d. Bersihkan parineal dengan cairan antiseptic setiap BAB
Jawaban: B
Stroke berhubugan erat dengan sistem sirkulasi darah, maka posisi tidur dan Kelengkapan yang
digunakan menjadi hal yang penting untuk diketahui. Sebaiknya pasien. Menggunakan tempat
tidur yang lebih padat atau hindari penggunaan kasur yang terlalu empuk demikian juga dengan
bantal, karena penggunaan kasur serta bantal yang terlalu empuk akan mempengaruhi peredaran
darah pasien.
Umumnya pasien paska stroke akan mengalami kondisi imobilisasi atau kurang gerak karena
menurunnya kemampuan fungsional pasien/klien. Dengan adanya kurang gerak tersebut, maka
beberapa komplikasi yang dimungkinkan terjadi seperti pembentukan bekuan darah, pnemonia,
kontraktur otot, keterbatasan gerak sendi. Untuk mencegah komplikasi tersebut maka pasien
perlu untuk diposisikan atau reposisikan saat diatas tempat tidur. Adapun prosedur yang
sebaiknya dilakukan adalah :
- Pastikan bagwa pasien memiliki kasur yang sesuai.
- Lakukan mobilisasi (membalikan) dari satu sisi kesisi yang lain setiap 2 jam sekali
sepanjang siang dan malam.
- Ubahlah posisi lengan setiap 2 jam sekali sepanjang siang dan malam hari.
4. Ny. W umur 55 tahun dirawat dengan diagnosa Diabetes Melitus (DM).Terrdapat gangren
pedis,keadaan luka kotor banyak jaringan nekrotik, pus, panjang 10 cm, lebar 5 cm, dan
kedalaman 1,5 cm. Menurut keluarganya, dia tidak pernah kontrol ke rumah sakit sejak
dinyatakan DM, dan memilih pengobatan tradisional.
Berdasarkan data diatas, perlambatan proses penyembuhan disebabkan oleh?
a. Usia klien
b. Besarnya luka
c. Pengobatan tradisional
d. DM yang tidak terkontrol

Jawaban : D
Diabetes yang tidak terkontrol dan tidak segera mendapatkan penanganan medis dapat
menyebabkan perlambatan penyembuhan, komplikasi bahkan kematian bagi penderita DM.
Karena diabetes militus termasuk penyakit kronis sehingga harus cepat diketahui gejala-
gejalanya agar cepat dapat mendapatkan penanganan yang tepat dan akurat.

5. Ny. Sarmi (64 tahun) dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa medis Gout. Ny. Sarmi
megeluh nyeri pada sendi terutama kaki dengan skala 6, terasa nyeri terutama malam hari. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 83 x/menit, frekuensi napas
x/menit, suhu 37,5oC, tampak adanya pembengkakan pada persendian karpal kaki, dan kemerah
merahan dengan palpasi terdapat nyeri tekan, dan klien meringis kesakitan.
Dari pengkajian diatas data yang merupakan tanda khas dari gout yaitu:
a. Ekspresi wajah meringis
b. Skala nyeri 6
c. Nyeri malam hari
d. Bengkak pada sendi
Penyakit asam urat atau gout adalah kondisi yang dapat menyebabkan gejala nyeri yang tidak
tertahankan, pembengkakan, dan rasa panas di persendian. Meski semua sendi tubuh bisa terkena
asam urat, namun yang paling sering terserang adalah sendi jari tangan, lutut, pergelangan kaki,
dan jari kaki, pembengkakan sendi umumnya terjadi secara asimetris (satu sisi tubuh).

Anda mungkin juga menyukai