Anda di halaman 1dari 3

Pengertian GCG, sejarah GCG, tujuan GCG, prinsip-prinsip GCG, dan penerapan GCG

dalam perbankan.

Pengertian GCG, Menurut Cadbury Commitee of United Kingdom (1922) :”


Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus
(pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang
kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban
mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan”. Muh. Effendi (2009) dalam bukunya The Power of Good Corporate
Governance, pengertian GCG adalah suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang
memiliki tujuan utama mengelola risiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya
melalui pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham
dalam jangka panjang. Good Corporate Governance (GCG) menurut Sukrisno Agoes (2011:
11) adalah tata kelola yang baik sebagai sistem yang mengatur hubungan antara peran Dewan
Komisaris, peran direksi, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Sedangkan
menurut Amin Widjaja Tunggal, pengertian Good Corporate Governance adalah sistem yang
mengatur, mengelola serta mengawasi proses pengendalian usaha untuk menaikkan nilai
saham sekaligus sebagai perhatian stakeholder, karyawan dan masyarakat sekitar. dapat
dikatakan bahwa good corporate governance (GCG) adalah seperangkat peraturan yang
mengatur, mengelola dan mengawasi hubungan antara para pengelola perusahaan dengan
stakeholders disuatu perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang
melakukan peningkatan pada kualitas GCG menunjukan peningkatan penilaian pasar,
sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan kualitas GCG, cenderung menunjukan
penurunan pada penilaian pasar.1 Sejarah GCG, GCG muncul atas reaksi para pemegang
saham di Amerika Serikat pada tahun 1980-an yang terancam kepentingannya (Budiati,
2012). Maraknya skandal perusahaan yang menimpa perusahaan – perusahaan besar, baik
yang ada di Indonesia maupun yang ada di Amerika Serikat, maka untuk menjamin dan
mengamankan hak-hak para pemegang saham, muncul konsep pemberdayaan komisaris
sebagai salah satu wacana penegakan GCG. Di Indonesia, konsep GCG mulai dikenal sejak
krisis ekonomi tahun 1997 krisis yang berkepanjangan yang dinilai karena tidak dikelolanya
perusahaan-perusahaan secara bertanggungjawab, serta mengabaikan regulasi dan sarat
dengan praktek (korupsi, kolusi, nepotisme) KKN (Budiati, 2012). 2 Bermula dari usulan
penyempurnaan peraturan pencatatan pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek
Indonesia) yang mengatur mengenai peraturan bagi emiten yang tercatat di BEJ yang
mewajibkan untuk mengangkat komisaris independent dan membentuk komite audit pada
tahun 1998, Corporate Governance (CG) mulai di kenalkan pada seluruh perusahaan publik
di Indonesia. Indonesia mulai menerapkan prinsip GCG sejak menandatangani letter of intent
(LOI) dengan IMF, yang salah satu bagian pentingnya adalah pencatuman jadwal perbaikan
pengelolaan perusahaan-perusahaan di Indonesia (YPPMI & SC, 2002). Sejalan dengan hal
tersebut, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) berpendapat bahwa
perusahaan-perusahaan di Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan standar

1
Binus university, Good Corporate Governance (GCG), 20 Jun 2017. Diakses
https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/good-corporate-governance-gcg/ pada 6 november 2020.
2
Ibid. Binus university, Good Corporate Governance. 2017.
GCG yang telah diterapkan di tingkat internasional. Jika dilihat dari sejarahnya, keberadaan
corporate governance didasari oleh dua konsep penting. Konsep pertama, legitimasi
penggunaan kekuasaan dengan dikotomi antara pemilik dan pengelola perusahaan (agency
problems). Konsep kedua, pada kenyataannya tidak mungkin untuk membuat sebuah kontrak
yang lengkap (incomplete contracts) antara pemilik dan pengelola perusahaan (Learmount,
2002).3

Arti penting Good Corporate Governance (GCG), GCG diperlukan untuk


mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan
perundang-undangan. Penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling
berhubungan, yaitu

1. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan yang


menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten (consistent law
enforcement) .
2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman dasar
pelaksanaan usaha.
3. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang terkena
dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol
sosial (social control) secara obyektif dan bertanggung jawab.4
Tujuan GCG, Menurut Amin Widjaya Tunggal (2013: 34), tujuan Good Corporate
Governance adalah, Tercapainya sasaran yang telah ditetapkan, Aktiva perusahaan tetap
terjaga dengan baik, Perusahaan dapat menjalankan bisnis dengan praktek yang sehat dan
Kegiatan perusahaan dapat dijalankan dengan transparan. Sedangkan tujuan Good Corporate
Governance pada BUMN menurut keputusan Menteri BUMN no. 117/M-MBU/2002 pasal 4,
di antaranya :
1. Memaksimalkan BUMN dengancara meningkatkan prinsip GCG.
2. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, terbuka dan efisien.
3. Mendorong agar organ perusahaan dalam membuat keputusan sesuai dengan aturan
yang berlaku
4. Meningkatkan kontribusi BUMN di dalam perekonomian nasional
5. Meningkatkan iklim investasi nasional
6. Menyuksesan program privatisasi BUMN.
Berdasarkan dari beberapa tujuan Good Corporate Governance maka penerapan dari
GCG adalah meningkatkan kinerja perusahaan dan memberi nilai tambah bagi semua
pihak yang terkait dengan perusahaan.5

3
Edi Wibowo, Implementasi Good Corporate Governancedi Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol.
10, No. 2, Oktober 2010 : 129-138. Diakses https://media.neliti.com/media/publications/23409-ID-
implementasi-good-corporate-governance-di-indonesia.pdf pada 6 november 2020.hlm.128.
4
Diaryintan, Good Corporate Governance (GCG), 15 November 2010. Diakses
https://diaryintan.wordpress.com/2010/11/15/good-corporate-governance-gcg-2/ pada 6 november 2020.
5
Pahlevi, Pengertian Good Corporate Governance, Tujuan, Manfaat dan Prinsip, March 27, 2019. Diakses
https://www.pahlevi.net/pengertian-good-corporate-governance/ pada 6 november 2020.
Prinsip-prinsip GCG, Berdasarkan Keputusan No. Kep-117/MMBU/2002 yang
dikeluarkan oleh Menteri Negara BUMN terdapat 5 (lima) prinsip Good Corporate
Governance, yaitu :
a. Kewajaran, adalah prinsip agar pengelola dapat memperlakukan seluruh pemangku
pemangku kepentingan secara adil, baik pemangku kepentingan primer atau
pemangku kepentingan sekunder.
b. Transparansi, adalah kewajiban bagi pengelola untuk selalu terbuka dalam proses
keputusan dan penyampaian informasi.
c. Akuntabilitas, adalah prinsip dimana pengelola memiliki kewajiban untuk mengelola
sistem akuntansi yang efektif sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang
dapat dipercaya.
d. Pertanggungjawaban, dimana seluruh pengelola harus bertanggung jawab atas
tindakan yang dilakukan dalam mengelola perusahaan kepada pemiliki kepentingan
sebagai wujud kepercayaan yang di berikan kepadanya.
e. Kemandirian adalah kondisi dimana pengelola mengambil keputusan secara
profesional. mandiri, bebas dari konflik dan bebas dari tekanan dari pihak manapun
yang bertentangan dengan undang-undang yang berlaku dan prinsip pengelolaan yang
sehat.6
Penerapan GCG dalam perbankan, Penerapan sistim GCG diharapkan dapat
meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) melalui
beberapa tujuan berikut:
1. Meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan kesinambungan suatu organisasi yang
memberikan kontribusi kepada terciptanya kesejahteraan pemegang saham, pegawai
dan stakeholders lainnya dan merupakan solusi yang elegan dalam menghadapi
tantangan organisasi kedepan
2. Meningkatkan legitimasi organisasi yang dikelola dengan terbuka, adil, dan dapat
dipertanggungjawabkan
3. Mengakui dan melindungi hak dan kewajiban para share holders dan stakeholders.
Dalam hal penerapan prinsip GCG harus disadari bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan
yang baik hanya akan efektif dengan adanya asas kepatuhan dalam kegiatan bisnis sehari-
hari, terlebih dahulu diterapkan oleh jajaran manajemen dan kemudian diikuti oleh segenap
karyawan. Melalui penerapan yang konsisten, tegas dan berkesinambungan dari seluruh
pelaku bisnis.7

6
Ibid. pahlevi (pengertian GCG, tujuan, manfaat dan prinsip).
7
Diaryintan, Good Corporate Governance (GCG), 15 November 2010. Diakses
https://diaryintan.wordpress.com/2010/11/15/good-corporate-governance-gcg-2/ pada 6 november 2020.

Anda mungkin juga menyukai