Anda di halaman 1dari 92

LAPORAN

PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS PEDULI


PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN COVID-19 DI DESA
CAHAYA NEGERI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN
SELUMA
4 Mei s.d 22 Mei 2020

Disusun Oleh :
Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Jurusan Keperawatan
Desa Cahaya Negeri Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Seluma

Sherly Melinda ( P05120317036 )

Dosen Pembimbing :
Dahrizal, S.Kp, M.PH

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
HALAMAN PENGESAHAN

PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS PEDULI


PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN COVID-19 DI DESA
CAHAYA NEGERI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN
SELUMA
4 Mei s.d 22 Mei 2020

Telah Diberikan dan Disetujui Oleh Pembimbing Lapangan

Pada tanggal : ..................................

Diajukan Oleh :
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Kelompok Desa Cahaya Negeri, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma

Pembimbing:
No NAMA NIP Tanda Tangan
1 Dahrizal, S.Kp, MPH 197109262001121002 1.

Menyetujui, Mengetahui,
Penanggung Jawab Kepala Desa/RT/RW

Dahrizal, S.Kp, MPH Badri


NIP. 197109262001121002

2
Mahasiswa/mahasiswi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Kelompok Desa Cahaya Negeri

No NAMA NIM PROGRAM STUDI


1 Sherly Melinda P05120317036 DIV-Ners Keperawatan

3
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada ALLAH SWT atas nikmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan ini dengan judul “ LAPORAN
PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS PEDULI PENCEGAHAN
DAN PEMBERANTASAN COVID-19 DI DESA CAHAYA NEGERI
DUSUN II KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SELUMA” Sholawat
serta salam untuk Nabi besar Muhammad SAW, yang telah berjuang untuk
menyampaikan ajaran Islam sehingga umat mendapat petunjuk ke jalan yang lurus
baik di dunia maupun di akhirat. Penyusunan laporan ini bertujuan sebagai bentuk
hasil dari Praktik Keperawatan Komunitas Tahun 2020.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan, dari dan dorongan dari berbagai pihak. Namun
penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan kepentingan lainya.
Kepada semua pihak yang telah berjasa, semoga amal baik yang telah
diberikan dapat diterima di sisi ALLAH SWT dan mendapatkan limpahan rahmat
dari-Nya, Aamiin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisan maupun penyusunan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari berbagai pihak agar
penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa yang akan datang.

4
DAFTAR ISI
Halaman Judul Depan…………………………………………………….1
Halaman Pengesahan ……………………………………………………. 2
Kata Pengantar …………………………………………………………... 3
Daftar Isi…………………………………………………………………... 4
Daftar Tabel ……………………………………………………………… 7
Daftar Gambar ……………………………………………………………8
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………9
A. Latar Belakang………………………………………………………... 9
B. Tujuan Kegiatan………………………………………………………. 10
C. Metode / Strategi Pelaksanaan……………………………………….. 10
D. Sistematika Penulisan………………………………………………….10
BAB II METODOLOGI & PROSES KEPERAWATA KOMUNITAS
(ASKEP) ………………………………………………………….. 12
BAB III HASIL KEGIATAN……………………………………………. 32
A. Pengkajian…………………………………………………………….. 32
1. Data Tabulasi ………………………..…………………………….32
2. Analisis Data……………..……………………………………….. 37
3. Skoring……………..……………………………………………... 38
B. Diagnosa Keperawatan………………………………………………. 39
C. Perencanaan………………………………………………………… 40
D. Pelaksanaan………………………………………………………… 49
E. Rencana Tindak Lanjut……………………………………………… 52
F. Evaluasi……………………………………………………………… 53
REKAPITULASI PENGKAJIAN KOMUNITAS…………………… 55
A. Data Demografi………………………………………………………. 55
B. Data Geografi…………………………………………………………. 56
BAB IV PENUTUP……………………………………………………….. 57
A. Kesimpulan…………………………………………………………….57
B. Saran………………………………………………………………….. 57
LAMPIRAN………………………………………………………………. 58

5
PRE PLANNING…………………………………………………………. 60
LAPORAN KEGIATAN…………………………………………………. 76
DOKUMENTASI………………………………………………………….87

6
DAFTAR TABEL
No. Tabel/Grafik Judul Halaman
Distribusi penduduk
Tabel 1. 55
berdasarkan jenis kelamin
Distribusi penduduk
Tabel 2. berdasarkan umur dan jenis 55
kelamin
Tabel 3. Jumlah ibu hamil 55
Tabel 4. Jumlah ibu menyusui 56
Tabel 5. Tabulasi Data 58
Perbandingan jumlah penduduk
yang memiliki riwayat melakukan
Grafik 1. perjalanan domestic/internasional 31
dalam 14 hari terakhir dengan yang
tidak
Perbandingan jumlah penduduk
Grafik 2.
yang mengalami demam dan tidak 31
Perbandingan jumlah penduduk
Grafik 3. yang mengalami gejala batuk dan 32
tidak
Perbandingan jumlah penduduk
yang merasakan nyeri di
Grafik 4.
tenggorokan dengan yang tidak 32
mengalami
Perbandingan jumlah penduduk
Grafik 5.
yang terasa sesak dan yang tidak 33
Perbandingan jumlah penduduk
Grafik 6. yang mengalami batuk/pilek 33
dengan yang tidak mengalami
Perbandingan jumlah penduduk
yang memiliki riwayat penyakit
Grafik 7.
diabetes, hipertensi, jantung, ginjal, 34
penyakit paru/asma
Perbandingan jumlah penduduk
Grafik 8.
yang sedang hamil dan tidak 34
Identifikasi faktor penularan
Grafik 9. COVID di dusun II desa cahaya 35
negeri

7
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Kunjungan ke Kades Desa
Gambar 1.
Cahaya Negeri
87
Gambar 2. Kunjungan ke kader desa
87
Cahaya Negeri
Kunjungan ke Puskesmas
Gambar 3. 87
Babatan
Gambar 4. Pembekalan PBL
Keperawatan Komunitas
87
Implementasi hari ke 1
mengenai COVID-19
(Pengertian, penyebab,
Gambar 5.
tanda gejala dan 88
pencegahan) dan
Pentingnya Social dan
Physical Distancing
Implementasi Hari ke 2
mengenai pentingnya
Gambar 6. menerapkan perilaku hidup
88
sehat dengan Cuci tangan
pakai sabun (CTPS) dan
menggunakan masker
Implementasi Hari ke 3
mengenai etika batuk dan
Gambar 7.
stigma pasien dan keluarga,
88
OTG, ODP dan PDP
Implementasi Hari ke 4
Edukasi kepada kelompok
Gambar 8.
berisiko tinggi 88
terinfeksi/rentan terhadap
COVID-19

8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi Corona Virus di Indonesia diawali dengan temuan
penderita penyakit (COVID-19) pada 2 Maret 2020. Virus yang pertama
kali terdeteksi di negara Tiongkok pada akhir Desember 2019 yang
kemudian menyebar ke lebih dari 213 negara di seluruh dunia, dan hingga
saat ini sedang berperang melawan COVID-19. Di Indonesia
perkembangan COVID-19 sangat progresif dan sudah berdampak pada
semua propinsi. Data terbaru pada tanggal 8 Mei 2020 dari Kementerian
Kesehatan RI telah terkonfirmasi 13.112 kasus positif COVID-19 dengan
2.494 kasus sembuh dan 943 kasus meninggal. Di Provinsi Bengkulu data
terkonfirmasi positif sebanyak 12 kasus positif, sembuh 1 kasus, dan 1
kasus meninggal, Orang dalam pengawasan 688 dan Pasien dalam
pengawasan 29 orang (Dinkes Provinsi Bengkulu). Sebagai respons
terhadap pandemi ini, beberapa wilayah telah memberlakukan pembatasan
sosial berskala besar (PSBB).
Dalam rangka melaksanakan pendidikan agar tetap berlanjut,
Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Keperawatan memberikan tugas
melaksanakan pendidikan kepada mahasiswanya yakni berupa praktik
yang disebut dengan Praktik Keperawatan Komunitas yang lebih
ditekankan pada kolaborasi dengan lintas sektor dan lintas program (ketua
RT/RW/Kepala Desa, Bhabinkamtibmas,Babinsa, Kader Kesehatan,
Puskesmas, dan Posyandu) dalam rangka pencegahan dan pemberantasan
pandemic yang sedang melanda kota Bengkulu ini, corona virus (COVID-
19).
Di desa cahaya negeri, khususnya dusun II belum ditemukan kasus
positif corona, dan data orang tanpa gejala (OTG) dan orang dalam
pengawasan (ODP) sudah melewati karantina mandirinya selama 14 hari.
Namun masih ditemukan beberapa masyarakat yang masih tidak
menggunakan masker, tidak menerapkan CTPS, serta masih ada beberapa

9
masyarakat yang masih melakukan ibadah sholat di masjid walaupun tidak
begitu banyak, namun hal ini perlu di waspadai demi memutus rantai
penyebaran COVID-19 yang semakin menyebar. Untuk itu penulis akan
melakukan pendataan yang dilakukan secara sekunder mekewati pihak
pihak seperti kepala desa, ketua dusun, puskesmas, satuan gugus tugas,
kader kesehatan dan pihak yang berpartisipasi lainnya. Kemudian setelah
mendapatkan data tersebut, akan dilakukan beberapa edukasi kepada
masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan COVID-19.

B. Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui bagaimana respon masyarakat dalam pencegahan dan
pemberantasan COVID-19 di dusun II desa cahaya negeri
2. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran dan edukasi
kepada masyarakat mengenai pencegahan dan pemberantasan COVID-
19
3. Dapat membuat masyarakat memahami dan mau untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalam pencegahan dan
pemberantasan COVID-19

C. Metode/Strategi Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, Praktik keperawatan komunitas kali ini
sedikit berbeda dari biasanya dikarenakan kondisi pandemic yang sedang
melanda saat ini, sehingga pendataan dilakukan secara sekunder yakni
melalui kepala desa, ketua dusun, kader kesehatan desa, satuan gugus
tugas covid-19 desa, bidan desa dan pihak puskesmas.
Setelah dilakukan analisa terhadap masalah yang terjadi, kemudian
dilakukan implementasi melalui edukasi yang diberikan kepada
masyarakat desa dengan menggunakan grup whatsapp.

D. Sistematika Penulisan
Halaman Judul Depan
Halaman Pengesahan

10
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I. PENDAHULUAN
E. Latar Belakang
F. Tujuan Kegiatan
G. Metode / Strategi Pelaksanaan
H. Sistematika Penulisan
BAB II METODOLOGI & PROSES KEPERAWATAN
KOMUNITAS (ASKEP)
BAB III HASIL KEGIATAN
G. Pengkajian
H. Data Tabulasi
I. Analisis Data
J. Skoring
K. Diagnosa Keperawatan
L. Perencanaan
M. Pelaksanaan
N. Evaluasi
BAB IV PENUTUP
C. Kesimpulan
D. Saran
LAMPIRAN

11
BAB II
METODOLOGI & PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS (ASKEP)
A. Konsep dasar keperawatan komunitas
1. Definisi
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di
dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam
suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,
masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak,
2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).

12
2. Tujuan dan fungsi keperawatan komunitas
a. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-
upaya sebagai berikut :
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan
atau isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,


kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
b. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.

13
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan
dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

3. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya
setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan
yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan
masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya
sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang
mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas
penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-
pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses
transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya
kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-
Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu
”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya;
sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)

14
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman
bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

4. Pusat Kesehatan Komunitas


Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di:
a. Sekolah atau Kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan
pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan
seks. Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan
perawatan untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan
kasus kedaruratan misalnya penyakit influensa, batu dll. Perawat juga
dapat memberikan rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila
dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih spesifik.
b. Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi
pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan
keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. P
Perawatan menjalankan program yang bertujuan untuk:
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan
mengurangi jumlah kejadian kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, dan pendidikan kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak,
2006).

15
c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang
dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas
juga dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya:
perawata melakukan kunjungan rumah, hospice care, home care dll.
Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki kemampuan mendidik,
fleksibel, berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki
kemampuan klinik yang kompeten.
d. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja
dan memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang
perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan
perawata lain, bekerja di bidang pendididkan , penelitian, di wilayah
binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun
lingkungan tempat kerjanya, perawat ditantang untuk memberikan
perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2006).

5. Bentuk bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat


a. Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu.
Secara sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan
Kesehatan. Selain itu posyandu juga dapat diartikan sebagai wahana
kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat kelurahan atau desa,
yang melakukan kegiatan kegiatan seperti:
1) kesehatan ibu dan anak
2) KB
3) Imunisasi,
4) Peningkatan gizi
5) penanggulangan diare
6) Sanitasi dasar,
7) Penyediaan obat esensial (Zulkifli, 2003).

16
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini
bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi
masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat
memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama.
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun
keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh
karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi
posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk
mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status
gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk
meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya
mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu
dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan
fungsi posyandu (Zulkifli, 2003).
Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk :
1) Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak,
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR,
3) Mempercepat penerimaan NKKBS
4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang peningkatan
kemampuan hidup sehat,
5) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk
berdasarkan letak geografi,
6) Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam
rangka alih teknologi untuk swakelola usaha kesehatan
masyarakat.

Menurut (Nasru effendi, 2000) untuk menjalankan kegiatan Posyandu


dilakukan dengan system 5 meja, yaitu:
1) Meja I
a) Pendaftaran
b) Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS
(Pasangan Usia Subur)

17
2) Meja II Penimbangan Balita dan ibu hamil
3) Meja III Pengisian KMS
4) Meja IV
a) Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan
resiko tinggi, PUS yang belum mengikuti KB
b) Penyuluhan kesehatan
c) Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan,
Kondom
5) Meja V
a) Pemberian iminisasi
b) Pemeriksaan Kehamilan
c) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
d) Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan. Peserta Posyandu
mendapat pelayanan meliputi :
 Kesehatan ibu dan anak : Pemberian pil tambah darah
(ibu hamil) Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan
vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus) PMT
Imunisasi. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai
pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat
badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui
grafik pada kartu KMS setiap bulan.
 Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
 Pemberian Oralit dan pengobatan.
 Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi
sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui
meja IV dengan materi dasar dari KMS baita dan ibu
hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan
SKDN Menurut (Nasrul effendi, 2000), untuk meja I
sampai meja IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan
untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti
dokter, bidan, perawat, juru imunisasi. Tetapi dilapangan
yang kita temukan dari meja 1 sampai meja 5 dilakukan

18
oleh semua perawat puskesmas, hanya di beberapa
posyandu yang kader kesehatannya berperan aktif.
Pendidikan dan pelatihan kader selama ini hanya sebatas
wacana saja di masyarakat. Kader seharusnya lebih aktif
berpatisipasi dalam kegiatan Posyandu. Keadaan seperti
ini masih perlu perhatian khusus untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

6. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas


Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang
bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang
mendekati kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan
pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik (Riehl & Roy, 1980 dalam
Sumijatun, 2006).
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model
Health Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan
model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan, yang
ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat
garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun
resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak &
Chayatin, 2009). Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada
metaparadigma keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang
empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah:
a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari
variabel yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau
pengaruh-pengaruh dari sekitar atau sistem klien

19
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan
kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.

Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang


menunjang keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis,
aspek psikologis, aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual. Sehat
menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan
spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel,
normal dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan,
yaitu:
a. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social
b. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung
harapan baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan
lain-lain)

20
c. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang
mampu secara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan
masyarakat
d. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa
alasan
e. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
f. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada
menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam
kesehatan, seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia
tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang lain
g. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi
mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu
dalam penyembuhan sakit medisnya
h. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis
dan social

7. Hubungan konsep keperawatan komunitas dengan pelayanan kesehatan


utama
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan
kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya
promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan
rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2009).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai
klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri
dari individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan
totalitas individu dari Neuman (1972 dalam Anderson, 2006) untuk
melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan

21
untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat
sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan.
Model tersebut telah diganti namanya menjadi model komunitas
sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer
yang menjadi landasannya. Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
a. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan
memberikan asuhan keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan
pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah atau puskesmas,
meliputi penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut yang
tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di rumah dan perlu
kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit
demam darah dan diare. Kemudian individu yang memerlukan
pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan balita.
b. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi
diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga
yang anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis.
Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan
lembaga yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, keluarga tetap juaga berperan sebagai pengambil
keputusan dalam memelihara kesehatan anggotanya.
c. Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi
oleh wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu
misalnya kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.

22
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang
komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan
komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan
tertier melalui proses individu dan kelompok dengan kerja sama lintas
sektoral dan lintas program.
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang
terdiri dari tiga tingkat yaitu:
1) Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup
peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan
spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan
kesehatan baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan
primer juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu
melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang
paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita
dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
2) Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit
lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang
mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan
sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan
puskesmas.
3) Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami
kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan
kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada
penderita patah tulang.

23
Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan,
berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan
pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2009):
a. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-
sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan
memberikan prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu pada
paradigma keperawatan secar umum dengan empat komponen dasar
yaitu; manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
b. Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman (1998)
meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan
sosial melalui birokrasi pemerintah (social developmant) dan aksi
sosial berdasarkan kejadian saat itu (social action) (Mubarak, 2009).
Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui
tahapan-tahapan berikut:
1) Tahap persiapan
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi
prioritas, menentukan cara untuk berhubungan dengan
masyarakat , mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
2) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian
dengan pola yang ada dimasyarakat dengan pembentukan
kelompok kerja kesehatan.
3) Tahap pendidikan dan pelatihan
Melalui kegiatan-kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok
masyarakat melalui pengkajian, membuat pelayanan keperawatan
langsung pada individu, keluarga dan masyarakat.
4) Tahap formasi kepemimpinan

24
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan
keterampialan yang mengikuti perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan dan pengawasan kegiatan pendidikan kesehatan.
5) Tahap koordinasi
Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan
masyarakat
6) Tahap akhir
Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian
umpan balik dan masing-masing evaluasi untuk perbaikan untuk
kegiatan kelompok kesehatan kerja selanjutnya.

8. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus
keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit
(mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif
melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif
dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir
bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang
mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan
dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat
mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009).
Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional
yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan
konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009).

25
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan
komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses
keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas
secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan
pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok
adalah (Mubarak, 2005):
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
1) Pengumpulan Data Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau
kelompok antara lain :
a) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau
komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan,
jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara
lain:
 Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi stresor
bagi penduduk
 Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat
 Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa

26
nyaman atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat
keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin
 Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan,
apakah cukup menunjang, sehingga memudahkan
masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang
termasuk kesehatan
 Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau
memantau gangguan yang terjadi
 Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan
deteksi dini dan merawat atau memantau gangguan yang
terjadi
 Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit
 Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai
dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya
 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja
dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat
2) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan
data objektif (Mubarak, 2005):
a) Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas,
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b) Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan
dan pengukuran
3) Sumber Data
a) Data primer

27
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
b) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
c) Cara Pengumpulan Data
 Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya
jawab
 Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca
indra
 Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh
individu
d) Pengelolaan Data
 Klasifikasi data atau kategorisasi data
 Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan
telly
 Tabulasi data
 Interpretasi data
e) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi
oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.
f) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan
dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat
sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan.
g) Prioritas Masalah

28
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki
kebutuhan Abraham H Maslow:
 Keadaan yang mengancam kehidupan
 Keadaan yang mengancam kesehatan
 Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
b. Diagnosa Keperawatan Kesehatan Komunitas
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas
akan memeberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa
ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor
yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005). Problem :
merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya terjadi. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memeberikan arah terhadap intervensi
keperawatan. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang
masalah yang terjadi.
c. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang
muncul diatas adalah (Mubarak, 2005):
1) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
2) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
3) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
4) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang
tepat
5) Lakukan olahraga secara rutin

29
6) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat
untuk memperbaiki lingkungan komunitas
7) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

d. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan
lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi,
2009), yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku
hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas
e. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawata

30
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

31
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Pengkajian
1. Data Tabulasi

Jumlah penduduk memiliki riwayat melakukan perjalanan


domestic/internasional dalam 14 hari terakhir
Riwayat Perjalanan domestik Tidak ada riwayat perjalanan domestik

100%

Grafik 1. Perbandingan jumlah penduduk yang memiliki riwayat melakukan perjalanan


domestic/internasional dalam 14 hari terakhir dengan yang tidak

Jumlah penduduk yang mengalami demam

1%

mengalami demam
tidak mengalami demam

99%

Grafik 2. Perbandingan jumlah penduduk yang mengalami demam dan tidak

32
Jumlah penduduk yang mengalami gejala batuk

15%

mengalami batuk
tidak mengalami demam

85%

Grafik 3. Perbandingan jumlah penduduk yang mengalami gejala batuk dan tidak

Jumlah penduduk yang merasakan nyeri di tenggorokan

9% Penduduk yang
merasakan nyeri
tenggorokan
Penduduk yang tidak
merasakan nyeri
tenggorokan

91%

Grafik 4. Perbandingan jumlah penduduk yang merasakan nyeri di tenggorokan dengan yang tidak
mengalami

33
Jumlah penduduk yang terasa sesak

2%

Merasakan sesak
Tidak merasakan sesak

98%

Grafik 5. Perbandingan jumlah penduduk yang terasa sesak dan yang tidak

Jumlah penduduk yang batuk/pilek

14%
Mengalami batuk/pilek
Tidak mengalami
batu/pilek

86%

Grafik 6. Perbandingan jumlah penduduk yang mengalami batuk/pilek dengan yang tidak
mengalami

34
Jumlah penduduk yang memiliki riwayat penyakit sebagai berikut
1% 1%
8%
0%
Diabetes2%
Mellitus

Hipertensi

Jantung

Ginjal

Penyakit paru/Asma

87% Penduduk yang tidak


memiliki riwayat penyakit
seperti diatas

Grafik 7. Perbandingan jumlah penduduk yang memiliki riwayat penyakit diabetes, hipertensi,
jantung, ginjal, penyakit paru/asma

Jumlah penduduk yang sedang hamil

1%

Penduduk yang hamil


Tidak hamil

99%

Grafik 8. Perbandingan jumlah penduduk yang sedang hamil dan tidak

35
Identifikasi faktor penularan COVID
1% 13%
7%
Masih dilakukan sholat
berjamah di Masjid
Tidak menggunakan
Masker saat keluar rumah
10%
Tidak mencuci tangan
setelah tiba dirumah
Tidak melakukan
sosial/phisical distancing
69%

Grafik 9. Identifikasi faktor penularan COVID di dusun II desa cahaya negeri

36
2. Analisa Data
N Data Masalah Keperawatan
o
1 1. Masyarakat tidak mencuci tangan Perilaku kesehatan cenderung
setelah tiba dirumah (13 %) berisiko di komunitas dusun II
2. Masyarakat tidak melakukan desa cahaya negeri
physical/social distancing (10 %) berhubungan dengan
3. Masyarakat tidak menggunakan kurangnya pemahaman
masker saat keluar rumah (7 %) masyarakat mengenai
4. Masyarakat masih melakukan bahayanya penularan COVID-
aktivitas ibadah di masjid 19
(1%).
2 Jumlah kelompok rentan terpapar virus Ketidakefektifan manajemen
corona : kesehatan di komunitas dusun
1. Balita sebanyak 8 % II desa cahaya negeri yang
2. Lansia sebanyak 5 % berhubungan dengan resiko
3. Ibu hamil sebanyak 1 % tinggi terpapar virus corona
4. Ibu menyusui sebanyak 6 % pada kelompok resiko
tinggi/rentan

37
3. Skoring
N Masalah keperawatan A B C D E F G H I J K L Jumlah
o
1 Perilaku kesehatan 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 41
cenderung berisiko di
komunitas dusun II
desa cahaya negeri
berhubungan dengan
kurangnya pemahaman
masyarakat mengenai
bahayanya penularan
COVID-19
2 Ketidakefektifan 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 38
manajemen kesehatan
di komunitas dusun II
desa cahaya negeri
yang berhubungan
dengan resiko tinggi
terpapar virus corona
pada kelompok resiko
tinggi/rentan

Keterangan Keterangan pembobotan


A. Resiko terjadi 1. Sangat rendah
B. Resiko parah 2. Rendah
C. Potensial untuk pendidikan kesehatan 3. Cukup
D. Minat masyarakat 4. Tinggi
E. Mungkin diatasi 5. Sangat tinggi
F. Sesuai program
G. Tempat
H. Waktu
I. Dana
J. Fasilitas kesehatan
K. Sumber dana
L . Sesuai dengan peran perawat

38
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko di komunitas dusun II desa
cahaya negeri berhubungan dengan kurangnya pemahaman masyarakat
mengenai bahayanya penularan COVID-19 ditunjukkan dengan masih
adanya masyarakat yang tidak mencuci tangan setelah tiba dirumah (13
%) tidak melakukan physical/social distancing (10 %) tidak
menggunakan masker saat keluar rumah (7 %) dan masih ada aktivitas
ibadah di masjid (1%).
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan di komunitas dusun II desa
cahaya negeri yang berhubungan dengan resiko tinggi terpapar virus
corona pada kelompok resiko tinggi/rentan ditunjukkan dengan jumlah
kelompok rentan yakni jumlah balita (8 %), lansia (5 %), ibu menyusui
(6 %), dan ibu hamil (1 %).

39
C. Perencanaan
Diagnosis
Data NOC NIC
Keperawatan
Kod Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
e
1. Masyarakat Perilaku kesehatan Setelah dilakukan intervensi Prevensi Primer
tidak mencuci cenderung berisiko keperawatan selama … x 24 jam. 5510 NIC : Pendidikan Kesehatan
tangan setelah di komunitas dusun Diharapkan 1. Kembangkan materi pendidikan
tiba dirumah (13 II desa cahaya negeri tertulis yang tersedia dan sesuai
%) berhubungan dengan Prevensi Primer dengan audiens yang menjadi
2. Masyarakat tidak kurangnya 1823 NOC : Pengetahuan : Promosi sasaran
melakukan pemahaman Kesehatan a. Edukasi mengenai penyakit
physical/social masyarakat Ditingkatkan pada ….. COVID-19 (pengertian,
distancing (10 mengenai bahayanya Dipertahankan pada …… penyebab, tanda dan gejala,
%) penularan COVID- Dengan level cara penularan, serta cara
3. Masyarakat tidak 19  1 : Tidak ada pengetahuan pencegahan)
menggunakan  2 : Pengetahuan terbatas b. Edukasi mengenai perilaku
masker saat  3 : Pengetahuan sedang hidup bersih dan sehat
keluar rumah (7  4 : Pengetahuan banyak (PHBS)/ cuci tangan pakai
%)  5 : Pengetahuan sangat sabun (CTPS)
4. Masyarakat banyak c. Edukasi mengenai cara
masih melakukan Indikator kriteria hasil penggunaan masker yang
aktivitas ibadah  Perilaku yang baik dan benar
di masjid (1%). meningkatkan kesehatan d. Edukasi mengenai etika
batuk yang benar
 Pemeriksaan kesehatan
e. Edukasi mengenai
yang direkomendasikan
pentingnya social dan
 Pencegahan dan
physical distancing
pengendalian infeksi
f. Edukasi tentang stigma
 Strategi untuk pasien dan keluarga, Orang

40
menghindari paparan tanpa gejala (OTG) Orang
bahaya lingkungan dengan pemantauan (ODP)
 Resiko penyakit yang Pasien dengan pemantauan
diturunkan (PDP)
 Sumber informasi 2. Ajarkan strategi yang dapat
peningkatan kesehatan digunakan untuk menolak
terkemuka perilaku yang tidak sehat atau
berisiko daripada memberikan
Prevensi Sekunder saran untuk menghindari atau
1602 NOC : Perilaku Promosi mengubah perilkau
Kesehatan Prevensi Sekunder
Ditingkatkan pada ….. 8820 NIC : Manajemen penyakit menular
Dipertahankan pada …… 1. Monitor insiden pemaparan
Dengan level penyakit menular selama wabah
 1 : Tidak pernah terjangkit
menunjukkan 2. Monitor factor factor
 2 : Jarang menunjukkan lingkungan yang
 3 : Kadang kadang memperngaruhi penyebaran
menunjukkan penyakit menular
 4 : Sering menunjukkan 3. Informasikan masyarakat
mengenai penyakit dan aktivitas
 5 : Secara konsisten
aktivitas yang berhubungan
menunjukkan
dengan pengaturan (wabah)
Indikator kriteria hasil
seperti yang dibutuhkan
 Menggunakan perilaku
4. Tingkatkan akses pada
yang menghindari resiko
pendidikan kesehatan yang
 Memonitor lingkungan memadai sehubung dengan
terkait dengan resiko pencegahan dan pengobatan
 Mempertahankan tidur terhadap penyakit menular dan
yang adekuat pencegahan berulangnya
 Menjaga hubungan kejadian

41
social
 Menghindari paparan
penyakit menular

Prevensi Tersier Prevensi Tersier


1630 NOC : Perilaku pencarian 8500 NIC : Pengembangan kesehatan
kesehatan masyarakat
Ditingkatkan pada ….. 1. Identifikasi bersama komunitas
Dipertahankan pada …… mngenai masalah, kekuatan,
Dengan level prioritas kesehatan
 1 : Tidak pernah 2. Bantu anggota komunitas untuk
menunjukkan meningkatkan kesadaran dan
 2 : Jarang menunjukkan memberikan perhatian
 3 : Kadang kadang mengenai masalah masalah
menunjukkan kesehatan
 4 : Sering menunjukkan 3. Lakukan dialog untuk
 5 : Secara konsisten menentukan masalah masalah
menunjukkan kesehatan komunitas dan
Indikator kriteria hasil mengembangkan rencana
tindakan
 Mengajukan pertanyaan
5395
pertanyaan yang
berhubungan dengan
kesehatan
 Melakukan perilaku
kesehatan dengan
inisiatif sendiri
 Melakukan perilaku
kesehatan yang
disarankan
 Mencari bantuan jika

42
diperlukan

Jumlah kelompok Ketidakefektifan Setelah dilakukan intervensi Prevensi Primer


rentan terpapar virus manajemen keperawatan selama … x 24 jam. NIC : Pendidikan Kesehatan
corona : kesehatan di Diharapkan 1. Kembangkan materi pendidikan
1. Balita komunitas dusun II tertulis yang tersedia dan sesuai
sebanyak 8 % desa cahaya negeri Prevensi Primer dengan audiens yang menjadi
2. Lansia yang berhubungan 1823 NOC : Pengetahuan : Promosi sasaran
sebanyak 5 % dengan resiko tinggi Kesehatan a. Edukasi mengenai kelompok
3. Ibu hamil terpapar virus corona Ditingkatkan pada ….. resiko tinggi terinfeksi /
sebanyak 1 % pada kelompok Dipertahankan pada …… rentan penyakit COVID-19
4. Ibu menyusui resiko tinggi/rentan Dengan level b. Edukasi mengenai apa yang
sebanyak 6 %  1 : Tidak ada pengetahuan harus dilakukan kelompok
 2 : Pengetahuan terbatas lansia dalam pencegahan dan
 3 : Pengetahuan sedang pemberantasan COVID-19
 4 : Pengetahuan banyak c. Edukasi mengenai apa yang
 5 : Pengetahuan sangat harus dilakukan kelompok
banyak ibu hamil dalam pencegahan
Indikator kriteria hasil dan pemberantasan COVID-
 Perilaku yang 19
meningkatkan kesehatan d. Edukasi mengenai apa yang
harus dilakukan kelompok
 Pemeriksaan kesehatan
ibu menyusui dalam
yang direkomendasikan
pencegahan dan
 Pencegahan dan
pemberantasan COVID-19
pengendalian infeksi
e. Edukasi mengenai apa yang
 Strategi untuk harus dilakukan kelompok
menghindari paparan balita dalam pencegahan dan
bahaya lingkungan pemberantasan COVID-19
 Resiko penyakit yang
diturunkan Prevensi sekunder

43
 Sumber informasi NIC : Manajemen penyakit menular
peningkatan kesehatan 1. Monitor insiden pemaparan
terkemuka penyakit menular selama wabah
terjangkit
Prevensi Sekunder 2. Monitor factor factor
1602 NOC : Perilaku Promosi lingkungan yang
Kesehatan memperngaruhi penyebaran
Ditingkatkan pada ….. penyakit menular
Dipertahankan pada …… 3. Informasikan masyarakat
Dengan level mengenai penyakit dan aktivitas
 1 : Tidak pernah aktivitas yang berhubungan
menunjukkan dengan pengaturan (wabah)
 2 : Jarang menunjukkan seperti yang dibutuhkan
 3 : Kadang kadang 4. Tingkatkan akses pada
menunjukkan pendidikan kesehatan yang
 4 : Sering menunjukkan memadai sehubung dengan
 5 : Secara konsisten pencegahan dan pengobatan
menunjukkan terhadap penyakit menular dan
Indikator kriteria hasil pencegahan berulangnya
kejadian
 Menggunakan perilaku
NIC : Identifikasi resiko
yang menghindari resiko
1. Kaji ulang data yang didapatkan
 Memonitor lingkungan
dari pengkajian resiko secara
terkait dengan resiko
rutin
 Mempertahankan tidur 2. Identifikasi strategi koping yang
yang adekuat digunakan/khas
 Menjaga hubungan 3. Instruksikan factor resiko dan
social rencana untuk mengurangi
 Menghindari paparan factor resiko
penyakit menular 4. Implementasikan aktivitas
aktivitas pengurangan risiko

44
Prevensi Tersier
1630 NOC : Perilaku pencarian Prevensi Tersier
kesehatan NIC : Peningkatan Efikasi Diri
Ditingkatkan pada ….. 1. Eksplorasi persepsi individu
Dipertahankan pada …… mengenai keuntungan
Dengan level melaksanakan perilaku perilaku
 1 : Tidak pernah yang diinginkan
menunjukkan 2. Identifikasi hambatan untuk
 2 : Jarang menunjukkan merubah perilaku
 3 : Kadang kadang 3. Berikan informasi mengenai
menunjukkan perilaku yang diinginkan
 4 : Sering menunjukkan 4. Berikan penguatan kepercayaan
 5 : Secara konsisten diri dalam membuat perubahan
menunjukkan perilaku dan mengambil
Indikator kriteria hasil tindakan
 Mengajukan pertanyaan NIC : Pengembangan kesehatan
pertanyaan yang masyarakat
berhubungan dengan 1. Identifikasi bersama komunitas
kesehatan mngenai masalah, kekuatan,
prioritas kesehatan
 Melakukan perilaku
2. Bantu anggota komunitas untuk
kesehatan dengan
meningkatkan kesadaran dan
inisiatif sendiri
memberikan perhatian
 Melakukan perilaku
mengenai masalah masalah
kesehatan yang
kesehatan
disarankan
3. Lakukan dialog untuk
 Mencari bantuan jika menentukan masalah masalah
diperlukan kesehatan komunitas dan
mengembangkan rencana
tindakan

45
D. POA (Plan of Action)
N Masalah Waktu Biaya/
Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat PJ Kriteria Hasil
o keperawatan (hari, tgl) sumber
Perilaku 1. Memberikan 1. Agar Masyarak Selasa, 12 Pelaksanaa Rp. 0 ,- Mahasis 1. Masyarakat
kesehatan pendidikan kesehatan pengetahuan at dusun Mei 2020 – n wa dapat
cenderung (edukasi) mengenai masyarakat II desa Jumat, 15 edukasi/pe memahami
berisiko di COVID-19 : bertambah Cahaya Mei 2020 ndidikan edukasi
komunitas a. Edukasi
sehingga Negeri, kesehatan yang telah
dusun II desa mengenai
cahaya negeri penyakit COVID-
menimbulka Kecamat dilakukan diberikan
berhubungan 19 (pengertian, n perilaku an secara 2. Masyarakat
dengan penyebab, tanda perilaku Sukaraja, daring mau untuk
kurangnya dan gejala, cara pencegahan Kabuaten dengan mengaplika
pemahaman penularan, serta 2. Agar Seluma menggunak sikan
masyarakat cara pencegahan) masyarakat an media perilaku
mengenai b. Edukasi mau Grup meningkatk
bahayanya mengenai meningkatka Whatsapp an
penularan perilaku hidup n kesehatan kesehatan
COVID-19 bersih dan sehat 3. Agar 3. Masyarakat
(PHBS)/ cuci
pencegahan mau
tangan pakai
sabun (CTPS)
dan mengaplika
c. Edukasi pengendalia sikan
mengenai cara n penyakit tindakan
penggunaan COVID-19 pencegahan
masker yang baik dapat dan
dan benar dilakukan pengendali
d. Edukasi 4. Agar resiko an penyakit
mengenai etika penyakit COVI-19
batuk yang benar tertular dapat

46
e. Edukasi dicegah 4. Resiko
mengenai penularan
pentingnya social penyakit
dan physical dapat
distancing
dikurangi
f. Edukasi tentang
stigma pasien dan
keluarga, Orang
tanpa gejala
(OTG) Orang
dengan
pemantauan
(ODP) Pasien
dengan
pemantauan
(PDP)
Ketidakefektif 1. Memberikan 1. Agar Kelompo Sabtu, 16 Pelaksanaa Rp. 0 ,- Mahasis 1. Kelompok
an manajemen pendidikan kesehatan kelompok k Mei 2020 n wa berisiko
kesehatan di (edukasi) mengenai berisiko berisiko edukasi/pe tinggi dapat
komunitas COVID-19 : tinggi tinggi ndidikan memahami
dusun II desa a. Edukasi mengenai
bertambah terinfeksi kesehatan dan
cahaya negeri kelompok resiko
yang tinggi terinfeksi /
pengetahuann / rentan dilakukan mengaplika
berhubungan rentan penyakit ya sehingga terhadap secara sikan
dengan resiko COVID-19 memicu penyakit daring edukasi
tinggi terpapar b. Edukasi mengenai dirinya untuk COVID- dengan yang telah
virus corona apa yang harus melakukan 19 seperti menggunak diberikan
pada dilakukan tindakan : an media 2. Kelompok
kelompok kelompok lansia pencegahan  Lansi Grup berisiko
resiko dalam pencegahan 2. Agar a Whatsapp tinggi
tinggi/rentan dan

47
pemberantasan kelompok  Ibu mampu
COVID-19 berisiko hamil untuk ikut
c. Edukasi mengenai tinggi mau  Ibu serta dalam
apa yang harus untuk pencegahan
meny
dilakukan
meningkatka usui dan
kelompok ibu
hamil dalam
n kesehatan  Balita pemberanta
pencegahan dan 3. Agar resiko san
pemberantasan penularan COVID-19
COVID-19 penyakit dengan
d. Edukasi mengenai dapat di dimulai
apa yang harus cegah dari diri
dilakukan 4. Agar sendiri
kelompok ibu pencegahan dalam
menyusui dalam dan pemelihara
pencegahan dan pengendalian an
pemberantasan
penyakit kesehatan
COVID-19
e. Edukasi mengenai
COVID-19 3. Kelompok
apa yang harus dapat berisiko
dilakukan dilakukan tinggi dapat
kelompok balita mengetahui
dalam pencegahan hal apa saja
dan yang harus
pemberantasan ia lakukan
COVID-19 dalam
pencegahan
penularan
penyakit

48
E. Pelaksanaan
Waktu
Masalah
No (Hari, Kegiatan yang telah dilaksanakan Hasil
kesehatan
Tanggal)
1 Perilaku kesehatan Selasa, 12 1. Memberikan edukasi pada masyarakat melalui daring Masyarakat sedikit memahami apa
cenderung dengan menggunakan grup whatsapp. yang dimaksud dengan covid-19,
berisiko di Mei 2020 a. Edukasi mengenai penyakit COVID-19 (pengertian, bagaimana penularannya, apa
komunitas dusun penyebab, tanda dan gejala, cara penularan, serta cara penyebabnya dan bagaimana
II desa cahaya pencegahan) pencegahannya seperti
negeri b. Edukasi mengenai pentingnya social dan physical distancing menggunakan masker saat keluar
berhubungan rumah, tetap dirumah, dan menjaga
dengan kurangnya kebersihan.
pemahaman Masyarakat menanyakan
masyarakat bagaimana jika terpaksa harus
mengenai pergi ke pasar untuk membeli
bahayanya kebutuhan sehari hari, hal tersebut
penularan boleh dilakukan dengan melihat
COVID-19 kondisi seperti pergi saat waktu
waktu yang tidak terlalu ramai,
menggunakan masker, mencuci
tangan, mandi dan segera mencuci
pakaian yang dipakai sesaat
sesampai di rumah, namun
usahakan untuk tidak selalu pergi
ke pasar, misalkan hanya 1-2 kali
perbulan
Rabu, 13 Mei 1. Memberikan edukasi pada masyarakat melalui daring 1. Masyarakat mau memahami
dengan menggunakan grup whatsapp. dan mau mengaplikasikan
2020

49
a. Edukasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)/ prosedur cara mencuci
cuci tangan pakai sabun (CTPS) tangan yang baik dan benar
b. Edukasi mengenai cara penggunaan masker yang baik dan 2. Masyarakat mau memahami
benar dan mau mengaplikasikan
prosedur cara penggunaan
masker yang baik dan benar

Kamis, 14 1. Memberikan edukasi pada masyarakat melalui daring 1. Masyarakat mau memahami
dengan menggunakan grup whatsapp. dan mau mengaplikasikan
Mei 2020 a. Edukasi mengenai etika batuk yang benar prosedur etika batuk yang
b. Edukasi tentang stigma pasien dan keluarga, Orang tanpa baik dan benar
gejala (OTG) Orang dengan pemantauan (ODP) Pasien 2. Masyarakat mau memahami
dengan pemantauan (PDP) apa yang dimaksud dengan
ODP, PDP, OTG
3. Masyarakat mau memahami
dan mau menerapkan sikap
yang tidak mendeskriminasi
orang yang terinfeksi
COVID-19, mau
menerapkan sikap
kemanusiaan yakni
menolong saat ada yang
mengalami atau terinfeksi
dengan memberikan bantuan
moral maupun material

2 Ketidakefektifan Jumat, 15 1. Memberikan edukasi pada masyarakat khususnya pada Masyarakat khususnya kelompok
manajemen kelompok berisiko tinggi terinfeksi/rentan melalui daring berisiko tinggi mengetahui dan
kesehatan di Mei 2020 dengan menggunakan grup whatsapp. memahami apa saja yang perlu ia

50
komunitas dusun a. Edukasi mengenai kelompok resiko tinggi terinfeksi / rentan lakukan dalam pencegahan
II desa cahaya penyakit COVID-19 penyakit covid-19
negeri yang b. Edukasi mengenai apa yang harus dilakukan kelompok lansia
berhubungan dalam pencegahan dan pemberantasan COVID-19
dengan resiko c. Edukasi mengenai apa yang harus dilakukan kelompok ibu
tinggi terpapar hamil dalam pencegahan dan pemberantasan COVID-19
virus corona pada d. Edukasi mengenai apa yang harus dilakukan kelompok ibu
kelompok resiko menyusui dalam pencegahan dan pemberantasan COVID-19
tinggi/rentan e. Edukasi mengenai apa yang harus dilakukan kelompok balita
dalam pencegahan dan pemberantasan COVID-19

51
F. Rencana Tindak Lanjut
No Masalah Kegiatan lanjutan Yang terlibat Waktu (Hari, Dana PJ
Keperawatan Tanggal)
1 Perilaku kesehatan 1. Memberikan informasi mengenai COVID-19 Masyarakat Setiap 1 x Rp. 0,- Mahasiswa
cenderung berisiko di setiap minggunya dan memberikan beberapa dusun II desa
perminggu
komunitas dusun II tips dalam menjaga kesehatan Cahaya Negeri
desa cahaya negeri 2. Membagiakan video mengenai COVID-19
berhubungan dengan
kurangnya
pemahaman
masyarakat mengenai
bahayanya penularan
COVID-19
2 Ketidakefektifan 1. Memberikan informasi mengenai COVID-19 Masyarakat Setiap 1 x Rp. 0,- Mahasiswa
manajemen kesehatan setiap minggunya dan memberikan beberapa dusun II desa
perminggu
di komunitas dusun II tips dalam menjaga kesehatan Cahaya Negeri
desa cahaya negeri 2. Meberikan tips kesehatan untuk kelompok khususnya
yang berhubungan berisiko tinggi seperti senam, minuman sehat kelompok
dengan resiko tinggi dan lainnya berisiko tinggi
terpapar virus corona terinfeksi/rent
pada kelompok resiko an (Seperti,
tinggi/rentan lansia, ibu
hamil, ibu
menyusui, dan
balita)

52
G. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 x 24 jam (12 Mei – 15 Mei
2020) pada masyarakat dusun II desa cahaya negeri, edukasi yang diberikan
diantaranya :
a. Edukasi mengenai penyakit COVID-19 (pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, cara penularan, serta cara pencegahan)
b. Edukasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)/ cuci tangan
pakai sabun (CTPS)
c. Edukasi mengenai cara penggunaan masker yang baik dan benar
d. Edukasi mengenai etika batuk yang benar
e. Edukasi mengenai pentingnya social dan physical distancing
f. Edukasi tentang stigma pasien dan keluarga, Orang tanpa gejala (OTG)
Orang dengan pemantauan (ODP) Pasien dengan pemantauan (PDP)
Kegiatan edukasi dilakukan secara daring melalui media Grup Whatsapp
Dusun II desa cahaya negeri. Dengan diberikannya edukasi tersebut
masyarakat dapat memahami apa itu COVID-19, bagaimana mereka harus
mencegah dan tindakan apa saja yang harus mereka dilakukan, ada beberapa
masyarakat juga yang memberikan pertanyaan guna mengetahui apa yang
belum ia ketahui ataupun mencari fakta yang sebenarnya terjadi

53
54
REKAPITULASI PENGKAJIAN KOMUNITAS
DI DUSUN II DESA CAHAYA NEGERI KECAMATAN SUKARAJA
KABUPATEN SELUMA

A. Data Demografi
Gambaran umum mengenai kondisi kesehatan di desa cahaya negeri
terutama dalam kondisi pandemi virus corona yakni :
Jumlah kepala keluarga : 161 kk
Jumlah penduduk : 639 orang

1. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin


N
Jenis kelamin Frekuensi Persentase
o
1 Laki laki 324 51 %
2 Perempuan 315 49 %
3 Jumlah 639 100 %
Tabel 1. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin

1. Distribusi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin


Jenis kelamin
No Umur Laki-laki % Perempuan % Total %
1 0 sampai 5 tahun 26 8% 26 8% 52 8%
2 6 sampai 12 tahun 54 16 % 33 11 % 87 14 %
3 13 sampai 21 tahun 55 17 % 58 18 % 113 18 %
4 22 sampai 59 tahun 171 53 % 183 58 % 354 55 %
5 ≥ 60 tahun 18 6% 15 5% 33 5%
Total 324 315 639 100 %
Tabel 2. Distribusi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin

2. Jumlah ibu hamil


N
Jumlah ibu hamil Frekuensi Persentase
o
1 Ya 3 1%
2 Tidak 312 99 %
3 Jumlah 315 100 %
Tabel 3. Jumlah ibu hamil
3. Jumlah ibu menyusui
No Jumlah ibu menyusui Frekuensi Persentase
1 Ya 20 6%

55
2 Tidak 295 94 %
3 Jumlah 315 100 %
Tabel 4. Jumlah ibu menyusui

B. Data Geografis
Desa Cahaya Negeri merupakan salah satu desa di kecamatan sukaraja,
kabupaten seluma yang memiliki batas batas wilayah yaitu :
Arah utara : berbatasan langsung dengan Padang kuas – Air petai
Arah selatan : berbatasan langsung dengan desa sidoluhur, desa sidosari
Arah timur : berbatasan langsung dengan desa niur
Arah barat : berbatasan langsung dengan desa jenggalu
Jarak dengan Kecamatan : 3 km
Jarak dengan Kabupaten : 36 km
Jarak dengan provinsi : 8 km
Total luas desa cahaya negeri yaitu 810,08 Ha yang terdiri dari :
Tanah sawah : 21 Ha
Tanah kering : 270,08 Ha
Tanah rawa : 30 Ha
Tanah perkebunan : ± 482 Ha
Tanah umum : 7 Ha
Desa cahaya negeri terdiri dari 5 dusun yang masing masing memiliki
kepala dusun. Balai desa terletak di dusun II, untuk fasilitas kesehatan
seperti puskesmas, masyarakat desa cahaya negeri dibawah naungan
Puskesmas Babatan (di kelurahan babatan).

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

56
Dari hasil pendataan sekunder yang dilakukan melalui kepala desa,
ketua dusun, kader kesehatan desa, bidan desa, satuan gugus tugas
COVID-19 desa cahaya negeri, serta pihak puskesmas, diperoleh beberapa
data mengenai masalah kesehatan penduduk, jumlah penduduk, serta data
mengenai COVID-19.
Dusun II desa cahaya negeri terdiri dari 161 KK yang terdiri dari 639
jiwa. Dari hasil analisa data yang diperoleh diagnosa yakni :
1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko di komunitas dusun II desa
cahaya negeri berhubungan dengan kurangnya pemahaman masyarakat
mengenai bahayanya penularan COVID-19 ditunjukkan dengan masih
adanya masyarakat yang tidak mencuci tangan setelah tiba dirumah (13
%) tidak melakukan physical/social distancing (10 %) tidak
menggunakan masker saat keluar rumah (7 %) dan masih ada aktivitas
ibadah di masjid (1%).
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan di komunitas dusun II desa
cahaya negeri yang berhubungan dengan resiko tinggi terpapar virus
corona pada kelompok resiko tinggi/rentan ditunjukkan dengan jumlah
kelompok rentan yakni jumlah balita (8 %), lansia (5 %), ibu menyusui
(6 %), dan ibu hamil (1 %).
Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis melakukan edukasi edukasi
yang diberikan melalui grup whatsapp mengenai COVID-19 dan
pencegahannya. Setelah hal tersebut dilakukan kemudian dilakukan lagi
evaluasi terhadap pemahaman masyarakat melalui diskusi di grup
whatsapp mengenai COVID-19.
B. Saran
Untuk selanjutnya akan lebih baik dan efektif jika penyuluhan/edukasi
dilakukan dengan cara bertatap muka (tanpa online), namun hal tersebut
dilakukan karena sesuai dengan kondisi pandemic yang dialami sekarang
ini
LAMPIRAN
TABULASI DATA

DUSUN : II RW :-

57
KEL/DESA : CAHAYA NEGERI KECAMATAN : SUKARAJA
KOTA/KAB : SELUMA PROVINSI : BENGKULU

JUMLAH KK : 161 KK
JUMLAH
: 639 ORANG
PENDUDUK
PRESENTASE
NO PERTANYAAN JUMLAH (n)
(%)
Jumlah penduduk memiliki riwayat melakukan
1 perjalanan domestic/internasional dalam 14 hari 0 0%
terakhir
Jumlah penduduk yang pernah bertemu dengan
2 orang lain dari atau turis dari zona merah dalam 0 0%
waktu 14 hari terakhir
Jumlah penduduk yang memiliki riwayat kontak
(misalnya berjabat tangan, mengobrol lama,
3 0 0%
berada satu ruangan) dengan orang yang
dinyatakan positif terinfeksi COVID-19
4 Jumlah penduduk yang mengalami demam 5 0,8 %
5 Jumlah penduduk yang ada gejala batuk 108 16,9 %
Jumlah penduduk yang merasakan nyeri di
6 57 8,9 %
tenggorokan
7 Jumlah penduduk yang terasa sesak 10 1,6 %
8 Jumlah penduduk yang batuk/pilek 87 13,7 %
Jumlah penduduk yang memiliki riwayat penyakit
sebagai berikut
a. Diabetes Melitus (kencing manis)
9 1,4 %
b. Hipertensi (darah tinggi)
50 7,8 %
9 c. Jantung
5 0,8 %
d. Ginjal
2 0,3 %
e. Penyakit Paru/Asma
15 2,3 %
f.     Lain-lain
10 Jumlah penduduk yang sedang hamil 3 0,5 %
Identifikasi faktor penularan COVID
8 1,2 %
a. Masih dilakukan sholat berjamah di Masjid
b. Tidak menggunakan Masker saat keluar
42 6,5 %
11 rumah
c. Tidak mencuci tangan setelah tiba dirumah
83 13 %
d. Tidak melakukan sosial/phisical distancing
65 10,1 %

58
Orang dalam pengawasan tidak melakukan isolasi
12 0 0%
Mandiri

Tabel 5. Tabulasi Data

PRE PLANNING 1
PRE PLANNING
KEGIATAN EDUKASI MENGENAI PENYAKIT COVID-19

59
A. Latar Belakang
Pandemi Corona Virus di Indonesia diawali dengan temuan penderita
penyakit (COVID-19) pada 2 Maret 2020. Virus yang pertama kali
terdeteksi di negara Tiongkok pada akhir Desember 2019 yang kemudian
menyebar ke lebih dari 213 negara di seluruh dunia, dan hingga saat ini
sedang berperang melawan COVID-19. Di Indonesia perkembangan
COVID-19 sangat progresif dan sudah berdampak pada semua propinsi.
Data terbaru pada tanggal 8 Mei 2020 dari Kementerian Kesehatan RI
telah terkonfirmasi 13.112 kasus positif COVID-19 dengan 2.494 kasus
sembuh dan 943 kasus meninggal. Di Provinsi Bengkulu data
terkonfirmasi positif sebanyak 14 kasus, sembuh 1 kasus, dan 1 kasus
meninggal, Orang dalam pengawasan 604 dan Pasien dalam pengawasan
20 orang (Dinkes Provinsi Bengkulu).
Di desa cahaya negeri, khususnya dusun II belum ditemukan kasus positif
corona, dan data orang tanpa gejala (OTG) dan orang dalam pengawasan
(ODP) sudah melewati karantina mandirinya selama 14 hari. Namun
masih ditemukan beberapa masyarakat yang masih tidak menggunakan
masker, tidak menerapkan CTPS, serta masih ada beberapa masyarakat
yang masih melakukan ibadah sholat di masjid walaupun tidak begitu
banyak, namun hal ini perlu di waspadai demi memutus rantai penyebaran
COVID-19 yang semakin menyebar. Hal ini kemungkinan terjadi akibat
pola pikir masyarakat yang masih kurang pemahaman akan penyakit
COVID-19.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada masyarakat mengenai
penyakit covid-19 agar masyarakat mampu memahami dan mengenal
penyakit covid-19 dan mencegahnya serta pelaksanaan physical dan
social distancing

2. Tujuan Khusus

60
a. Memahami apa itu penyakit covid-19
b. Memahami bagaimana penularan penyakit covid-19
c. Memahami apa saja yang dapat menjadi penyebab tertular/terkena
virus covid-19
d. Memahami bagaimana cara pencegahan yang dapat dilakukan
untuk penyakit covid-19
e. Memahami dan mengetahui pentingnya menerapkan physical dan
social distancing dalam pemutusan rantai penyebaran virus corona

C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik/Judul kegiatan
Edukasi mengenai penyakit COVID-19 dan pentingnya social dan
physical distancing

2. Sasaran/Target
Masyarakat dusun II desa cahaya negeri

3. Metode
a. Pemberian informasi ke grup whatsaap
b. Diskusi

4. Media dan Alat


a. Laptop dan leaflet
b. Sharing materi/informasi melalui grup Whatsapp

5. Waktu dan tempat


Kegiatan pemberian informasi/penyuluhan dilakukan pada tanggal 12
Mei 2020, pukul 12.50 WIB

D. Setting Tempat
Tempat pelaksanaan di lakukannya pemberian informasi/penyuluhan
adalah di Grup Whatsapp Dusun II Desa Cahaya Negeri

61
E. Susunan Acara/Kegiatan
1. Tahap persiapan
a. Menyiapkan laptop
b. Menyiapkan materi berupa leaflet
2. Tahap orientasi
a. Perkenalan
b. Menjelaskan tujuan
3. Tahap kerja
Menjelaskan informasi berupa leaflet yang dikirimkan melalui grup
whatsapp, membuka sesi diskusi (Tanya-jawab)
4. Tahap terminasi
Melakukakan evaluasi mengenai pemahaman tentang edukasi yang
telah diberikan

F. Rencana Evaluasi
1. Input
a. Menyiapkan materi berupa media leaflet
b. Menyiapkan alat penyampaian berupa laptop
2. Proses
Masyarakat dapat membaca informasi yang diberikan dan ikut terlibat
dalam diskusi grup
3. Hasil
a. Diharapkan masyarakat mampu memahami tentang edukasi yang
diberikan
b. Diharapkan masyarakat mampu mengaplikasikan hal hal yang
perlu dilakukan seperti dalam pencegahan covid-19
c. Diharapkan masyarakat mampu memahami dan mengaplikasikan
pentingnya melakukan physical dan social distancing dalam
pemutusan rantai penyebaran virus corona

Lampiran

62
PRE PLANNING 2
PRE PLANNING
KEGIATAN EDUKASI MENGENAI PENYAKIT COVID-19
A. Latar Belakang

63
Pandemi Corona Virus di Indonesia diawali dengan temuan
penderita penyakit (COVID-19) pada 2 Maret 2020. Virus yang pertama
kali terdeteksi di negara Tiongkok pada akhir Desember 2019 yang
kemudian menyebar ke lebih dari 213 negara di seluruh dunia, dan hingga
saat ini sedang berperang melawan COVID-19. Di Indonesia
perkembangan COVID-19 sangat progresif dan sudah berdampak pada
semua propinsi. Data terbaru pada tanggal 8 Mei 2020 dari Kementerian
Kesehatan RI telah terkonfirmasi 13.112 kasus positif COVID-19 dengan
2.494 kasus sembuh dan 943 kasus meninggal. Di Provinsi Bengkulu data
terkonfirmasi positif sebanyak 12 kasus postif, sembuh 1 kasus, dan 1
kasus meninggal, Orang dalam pengawasan 688 dan Pasien dalam
pengawasan 29 orang (Dinkes Provinsi Bengkulu).
Di desa cahaya negeri, khususnya dusun II belum ditemukan kasus
positif corona, dan data orang tanpa gejala (OTG) dan orang dalam
pengawasan (ODP) sudah melewati karantina mandirinya selama 14 hari.
Namun masih ditemukan beberapa masyarakat yang masih tidak
menggunakan masker, tidak menerapkan CTPS, serta masih ada beberapa
masyarakat yang masih melakukan ibadah sholat di masjid walaupun tidak
begitu banyak, namun hal ini perlu di waspadai demi memutus rantai
penyebaran COVID-19 yang semakin menyebar. Hal ini kemungkinan
terjadi akibat pola pikir masyarakat yang masih kurang pemahaman akan
penyakit COVID-19.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada masyarakat mengenai
menerapkan perilaku hidup sehat seperti cuci tangan pakai sabun dan
cara menggunakan masker dengan benar
2. Tujuan Khusus
a. Memahami dan mengetahui prosedur cara mencuci tangan pakai
sabun dengan benar

64
b. Memahami dan mengetahui prosedur cara menggunakan masker
yang baik dan benar

C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik/Judul kegiatan
Edukasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)/ cuci
tangan pakai sabun (CTPS) dan Edukasi mengenai cara penggunaan
masker yang baik dan benar

2. Sasaran/Target
Masyarakat dusun II desa cahaya negeri

3. Metode
a. Pemberian informasi ke grup whatsaap
b. Diskusi

4. Media dan Alat


a. Laptop dan leaflet
b. Sharing materi/informasi melalui grup Whatsapp

5. Waktu dan tempat


Kegiatan pemberian informasi/penyuluhan dilakukan pada tanggal 13
Mei 2020, pukul 13.10 WIB

D. Setting Tempat
Tempat pelaksanaan di lakukannya pemberian informasi/penyuluhan
adalah di Grup Whatsapp Dusun II Desa Cahaya Negeri

E. Susunan Acara/Kegiatan
1. Tahap persiapan
a. Menyiapkan laptop
b. Menyiapkan materi berupa leaflet

65
2. Tahap orientasi
a. Perkenalan
b. Menjelaskan tujuan

3. Tahap kerja
Menjelaskan informasi berupa leaflet yang dikirimkan melalui grup
whatsapp, membuka sesi diskusi (Tanya-jawab)
4. Tahap terminasi
Melakukakan evaluasi mengenai pemahaman tentang edukasi yang
telah diberikan

F. Rencana Evaluasi
1. Input
a. Menyiapkan materi berupa media leaflet
b. Menyiapkan alat penyampaian berupa laptop
2. Proses
Masyarakat dapat membaca informasi yang diberikan dan ikut terlibat
dalam diskusi grup
3. Hasil
a. Diharapkan masyarakat mampu memahami dan mengaplikasikan
prosedur cara mencuci tangan yang baik dan benar
b. Diharapkan masyarakat mampu memahami dan mengaplikasikan
prosedur cara penggunaan masker yang baik dan benar

Lampiran

66
PRE PLANNING 3

67
PRE PLANNING
KEGIATAN EDUKASI MENGENAI PENYAKIT COVID-19
A. Latar Belakang
Pandemi Corona Virus di Indonesia diawali dengan temuan
penderita penyakit (COVID-19) pada 2 Maret 2020. Virus yang pertama
kali terdeteksi di negara Tiongkok pada akhir Desember 2019 yang
kemudian menyebar ke lebih dari 213 negara di seluruh dunia, dan hingga
saat ini sedang berperang melawan COVID-19. Di Indonesia
perkembangan COVID-19 sangat progresif dan sudah berdampak pada
semua propinsi. Data terbaru pada tanggal 8 Mei 2020 dari Kementerian
Kesehatan RI telah terkonfirmasi 13.112 kasus positif COVID-19 dengan
2.494 kasus sembuh dan 943 kasus meninggal. Di Provinsi Bengkulu data
terkonfirmasi positif sebanyak 12 kasus positif, sembuh 1 kasus, dan 1
kasus meninggal, Orang dalam pengawasan 688 dan Pasien dalam
pengawasan 29 orang (Dinkes Provinsi Bengkulu).
Di desa cahaya negeri, khususnya dusun II belum ditemukan kasus
positif corona, dan data orang tanpa gejala (OTG) dan orang dalam
pengawasan (ODP) sudah melewati karantina mandirinya selama 14 hari.
Namun masih ditemukan beberapa masyarakat yang masih tidak
menggunakan masker, tidak menerapkan CTPS, serta masih ada beberapa
masyarakat yang masih melakukan ibadah sholat di masjid walaupun tidak
begitu banyak, namun hal ini perlu di waspadai demi memutus rantai
penyebaran COVID-19 yang semakin menyebar. Hal ini kemungkinan
terjadi akibat pola pikir masyarakat yang masih kurang pemahaman akan
penyakit COVID-19.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada masyarakat mengenai
menerapkan etika batuk yang benar dan memberikan pengetahuan dan
pemahaman pada masyarakat mengenai stigma pasien atau keluarga,

68
orang tanpa gelaja ( OTG), orang dengan pematauan (ODP), pasien
dengan pemantauan (PDP).
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan informasi, diharapkan masyarakat mampu :
a. Memahami dan mengetahui prosedur etika batuk yang baik dan
benar
b. Memahami dan mengetahui apa itu OTG, ODP, PDP
c. Memahami dan mengetahui apa yang perlu dilakukan pada pasien
dan keluarga yang terinfeksi positif corona
d. Memberikan pengetahuan masyarakat agar tidak menjauhi orang
yang terinfeksi COVID-19 melainkan menjauhi penyakitnya

C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik/Judul kegiatan
Edukasi mengenai etika batuk yang benar dan Edukasi tentang stigma
pasien dan keluarga, Orang tanpa gejala (OTG) Orang dengan
pemantauan (ODP) Pasien dengan pemantauan (PDP)

2. Sasaran/Target
Masyarakat dusun II desa cahaya negeri

3. Metode
a. Pemberian informasi ke grup whatsaap
b. Diskusi

4. Media dan Alat


a. Laptop dan leaflet
b. Sharing materi/informasi melalui grup Whatsapp

5. Waktu dan tempat


Kegiatan pemberian informasi/penyuluhan dilakukan pada tanggal 14
Mei 2020, pukul 11.00 WIB

69
D. Setting Tempat
Tempat pelaksanaan di lakukannya pemberian informasi/penyuluhan
adalah di Grup Whatsapp Dusun II Desa Cahaya Negeri

E. Susunan Acara/Kegiatan
1. Tahap persiapan
a. Menyiapkan laptop
b. Menyiapkan materi berupa leaflet
2. Tahap orientasi
a. Perkenalan
b. Menjelaskan tujuan

3. Tahap kerja
Menjelaskan informasi berupa leaflet yang dikirimkan melalui grup
whatsapp, membuka sesi diskusi (Tanya-jawab)

4. Tahap terminasi
Melakukakan evaluasi mengenai pemahaman tentang edukasi yang
telah diberikan

F. Rencana Evaluasi
1. Input
a. Menyiapkan materi berupa media leaflet
b. Menyiapkan alat penyampaian berupa laptop
2. Proses
Masyarakat dapat membaca informasi yang diberikan dan ikut terlibat
dalam diskusi grup
3. Hasil
a. Diharapkan masyarakat mampu memahami dan mengaplikasikan
etika batuk yang baik dan benar
b. Diharapkan masyarakat mampu memahami apa yang dimaksud
dengan ODP, PDP, OTG

70
c. Diharapkan masyarakat mampu memahami hal yang perlu ia
lakukan terhadap orang orang yang terinfeksi COVID-19

Lampiran

71
PRE PLANNING 4
PRE PLANNING
KEGIATAN EDUKASI MENGENAI PENYAKIT COVID-19
A. Latar Belakang
Pandemi Corona Virus di Indonesia diawali dengan temuan
penderita penyakit (COVID-19) pada 2 Maret 2020. Virus yang pertama
kali terdeteksi di negara Tiongkok pada akhir Desember 2019 yang
kemudian menyebar ke lebih dari 213 negara di seluruh dunia, dan hingga
saat ini sedang berperang melawan COVID-19. Di Indonesia
perkembangan COVID-19 sangat progresif dan sudah berdampak pada
semua propinsi. Data terbaru pada tanggal 8 Mei 2020 dari Kementerian
Kesehatan RI telah terkonfirmasi 13.112 kasus positif COVID-19 dengan
2.494 kasus sembuh dan 943 kasus meninggal. Di Provinsi Bengkulu data
terkonfirmasi positif sebanyak 12 kasus positif, sembuh 1 kasus, dan 1
kasus meninggal, Orang dalam pengawasan 688 dan Pasien dalam
pengawasan 29 orang (Dinkes Provinsi Bengkulu).
Di desa cahaya negeri, khususnya dusun II belum ditemukan kasus
positif corona, dan data orang tanpa gejala (OTG) dan orang dalam
pengawasan (ODP) sudah melewati karantina mandirinya selama 14 hari.
Namun masih ditemukan beberapa masyarakat yang masih tidak
menggunakan masker, tidak menerapkan CTPS, serta masih ada beberapa
masyarakat yang masih melakukan ibadah sholat di masjid walaupun tidak
begitu banyak, namun hal ini perlu di waspadai demi memutus rantai
penyebaran COVID-19 yang semakin menyebar. Hal ini kemungkinan
terjadi akibat pola pikir masyarakat yang masih kurang pemahaman akan
penyakit COVID-19.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada masyarakat mengenai
kelompok yang beresiko tinggi tertular/terkena penyakit covid-19 agar
masyarakat mampu memahami dan mencegah khususnya bagi

72
kelompok berisiko tinggi seperti lansia, ibu hamil, ibu menyusui, balita
dan lain lain.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan informasi, diharapkan masyarakat mampu :
a. Memahami dan mengetahui siapa saja kelompok berisiko tinggi
tertular/terkena penyakit covid-19
b. Memahami dan mengetahui apa saja yang perlu dilakukan
kelompok berisiko tinggi dalam pencegahan penyakit covid-19

C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik/Judul kegiatan
Edukasi kepada masyarakat khususnya kelompok berisiko tinggi
mengenai apa yang harus dilakukan kelompok yang berisiko tinggi
terinfeksi/ terpapar covid-19 dalam pencegahan covid-19

2. Sasaran/Target
Masyarakat dusun II desa cahaya negeri

3. Metode
a. Pemberian informasi ke grup whatsaap
b. Diskusi

4. Media dan Alat


a. Laptop dan leaflet
b. Sharing materi/informasi melalui grup Whatsapp

5. Waktu dan tempat


Kegiatan pemberian informasi/penyuluhan dilakukan pada tanggal 15
Mei 2020, pukul 13.20 WIB

D. Setting Tempat

73
Tempat pelaksanaan di lakukannya pemberian informasi/penyuluhan
adalah di Grup Whatsapp Dusun II Desa Cahaya Negeri

E. Susunan Acara/Kegiatan
1. Tahap persiapan
a. Menyiapkan laptop
b. Menyiapkan materi berupa leaflet

2. Tahap orientasi
a. Perkenalan
b. Menjelaskan tujuan

3. Tahap kerja
Menjelaskan informasi berupa leaflet yang dikirimkan melalui grup
whatsapp, membuka sesi diskusi (Tanya-jawab)

4. Tahap terminasi
Melakukakan evaluasi mengenai pemahaman tentang edukasi yang
telah diberikan

F. Rencana Evaluasi
1. Input
a. Menyiapkan materi berupa media leaflet
b. Menyiapkan alat penyampaian berupa laptop
2. Proses
Masyarakat dapat membaca informasi yang diberikan dan ikut terlibat
dalam diskusi grup
3. Hasil
a. Diharapkan masyarakat mampu memahami tentang edukasi yang
diberikan

74
b. Diharapkan masyarakat mampu mengaplikasikan hal hal yang
perlu dilakukan seperti dalam pencegahan covid-19 bagi kelompok
berisiko tinggI

Lampiran

75
LAPORAN KEGIATAN 1
LAPORAN HARIAN
KEGIATAN EDUKASI MENGENAI PENYAKIT COVID-19
A. Tahap Persiapan
Sebelum memulai pemberian informasi, mahasiswa telah mempersiapkan
peralatan yang dibutuhkan seperti laptop, leaflet materi, buku dan pena.
Materi penyuluhan sudah disiapkan sebelum kegiatan dengan
menggunakan leaflet (soft file).

B. Tahap Pelaksanaan
1. Pemberian informasi/ penyuluhan dengan membagikan materi ke grup
whatsapp dilaksanakan pada pukul 12.52 WIB. Kegiatan ini dilakukan
tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan, lebih 2 menit dari
rencana pelaksanaan dikarenakan kondisi jaringan internet yang tidak
stabil
2. Kegiatan dilaksanakan dengan membagikan materi berupa leaflet dan
mempersilahkan masyarakat untuk memberikan pertanyaan tentang
apa yang belum di pahami, kebanyakan masyarakat hanya melihat dan
mengucapkan terima kasih atas materi yang diberikan, hanya ada 1
pertanyaan yang diperoleh penyaji.

C. Evaluasi
1. Struktur
a. Peserta yang membaca sebanyak 17 orang
b. Setting tempat penyuluhan/pemberian informasi dilakukan di grup
Whatsapp Dusun II Desa Cahaya Negeri
c. Penggunaan bahasa dalam tulisan (leaflet) dan informasi sudah
sesuai dengan masyarakat (tidak menggunakan istilah istilah,
meskipun menggunakan, akan diberikan penjelasannya)
d. Kegiatan dilakukan lebih dari jadwal yang direncanakan yaitu pada
pukul 12.52 WIB yang semula di rencanakan pada pukul 12.50
WIB
e. Alat dan media yang digunakan sudah lengkap dan sesuai rencana

76
2. Proses
a. Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Selasa pada pukul
12.52 WIB
b. Kegiatan berjalan dengan lancer tanpa ada hambatan
c. Masyarakat mau mengikuti kegiatan dengan membaca, dan
memberikan pertanyaan jika ada yang belum dipahami

3. Hasil
1. Masyarakat mampu memahami tentang edukasi yang diberikan
mengenai penyakit covid-19 dibuktikan dengan dari beberapa
diantara mereka yang mampu menjawab pertanyaan bagaimana
cara pencegahan penyakit covid-19 ini, yaitu dengan cara
menggunakan masker dan cuci tangan.
2. Masyarakat mau memahami dan mau mengaplikasikan pentingnya
melakukan physical dan social distancing dalam pemutusan rantai
penyebaran virus corona

D. Hambatan
Kegiatan ini dilakukan tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan,
dikarenakan kondisi jaringan internet yang tidak stabil

77
E. Lampiran

78
LAPORAN KEGIATAN 2
LAPORAN HARIAN
KEGIATAN EDUKASI MENGENAI PENYAKIT COVID-19
A. Tahap Persiapan
Sebelum memulai pemberian informasi, mahasiswa telah mempersiapkan
peralatan yang dibutuhkan seperti laptop, leaflet materi, buku dan pena.
Materi penyuluhan sudah disiapkan sebelum kegiatan dengan
menggunakan leaflet (soft file).

B. Tahap Pelaksanaan
1. Pemberian informasi/ penyuluhan dengan membagikan materi ke grup
whatsapp dilaksanakan pada pukul 13.10 WIB. Kegiatan ini dilakukan
sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
2. Kegiatan dilaksanakan dengan membagikan materi berupa leaflet dan
mempersilahkan masyarakat untuk memberikan pertanyaan tentang
apa yang belum di pahami, kebanyakan masyarakat hanya melihat dan
mengucapkan terima kasih atas materi yang diberikan, serta beberapa
mengulangi/memastikan lagi pemahaman mereka.

C. Evaluasi
1. Struktur
a. Peserta yang membaca sebanyak 18 orang
b. Setting tempat penyuluhan/pemberian informasi dilakukan di grup
Whatsapp Dusun II Desa Cahaya Negeri
c. Penggunaan bahasa dalam tulisan (leaflet) dan informasi sudah
sesuai dengan masyarakat (tidak menggunakan istilah istilah,
meskipun menggunakan, akan diberikan penjelasannya)
d. Kegiatan dilakukan sesuai dengan jadwal yang direncanakan yaitu
pada pukul 13.10 WIB
e. Alat dan media yang digunakan sudah lengkap dan sesuai rencana

2. Proses

79
a. Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Rabu, 13 Mei 2020
pada pukul 13.10 WIB – 13.25 WIB
b. Kegiatan berjalan dengan lancer tanpa ada hambatan
c. Masyarakat mau mengikuti kegiatan dengan membaca, dan
memberikan pertanyaan jika ada yang belum dipahami

3. Hasil
a. Masyarakat mau memahami dan mau mengaplikasikan prosedur
cara mencuci tangan yang baik dan benar
b. Masyarakat mau memahami dan mau mengaplikasikan prosedur
cara penggunaan masker yang baik dan benar

D. Hambatan
Kegiatan ini dilakukan tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan,
dikarenakan kondisi jaringan internet yang tidak stabil

80
E. Lampiran

81
LAPORAN KEGIATAN 3
LAPORAN HARIAN
KEGIATAN EDUKASI MENGENAI PENYAKIT COVID-19
A. Tahap Persiapan
Sebelum memulai pemberian informasi, mahasiswa telah mempersiapkan
peralatan yang dibutuhkan seperti laptop, leaflet materi, buku dan pena.
Materi penyuluhan sudah disiapkan sebelum kegiatan dengan
menggunakan leaflet (soft file).

B. Tahap Pelaksanaan
1. Pemberian informasi/ penyuluhan dengan membagikan materi ke grup
whatsapp dilaksanakan pada pukul 11.00 WIB. Kegiatan ini
dilakukan sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
2. Kegiatan dilaksanakan dengan membagikan materi berupa leaflet dan
mempersilahkan masyarakat untuk memberikan pertanyaan tentang
apa yang belum di pahami, kebanyakan masyarakat hanya melihat
dan mengucapkan terima kasih atas materi yang diberikan, serta
beberapa mengulangi/memastikan lagi pemahaman mereka.

C. Evaluasi
4. Struktur
a. Peserta yang membaca sebanyak 19 orang
b. Setting tempat penyuluhan/pemberian informasi dilakukan di grup
Whatsapp Dusun II Desa Cahaya Negeri
c. Penggunaan bahasa dalam tulisan (leaflet) dan informasi sudah
sesuai dengan masyarakat (tidak menggunakan istilah istilah,
meskipun menggunakan, akan diberikan penjelasannya)
d. Kegiatan dilakukan sesuai dengan jadwal yang direncanakan yaitu
pada pukul 11.00 WIB
e. Alat dan media yang digunakan sudah lengkap dan sesuai rencana

5. Proses

82
a. Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Kamis, 14 Mei 2020
pada pukul 11.00 WIB – 11.25 WIB
b. Kegiatan berjalan dengan lancer tanpa ada hambatan
c. Masyarakat mau mengikuti kegiatan dengan membaca, dan
memberikan pertanyaan jika ada yang belum dipahami

6. Hasil
a. Masyarakat mau memahami dan mau mengaplikasikan prosedur
etika batuk yang baik dan benar
b. Masyarakat mau memahami apa yang dimaksud dengan ODP,
PDP, OTG
c. Masyarakat mau memahami dan mau menerapkan sikap yang tidak
mendeskriminasi orang yang terinfeksi COVID-19, mau
menerapkan sikap kemanusiaan yakni menolong saat ada yang
mengalami atau terinfeksi dengan memberikan bantuan moral
maupun material

D. Hambatan
Kegiatan ini dilakukan tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan,
dikarenakan kondisi jaringan internet yang tidak stabil

83
E. Lampiran

84
LAPORAN KEGIATAN 4
LAPORAN HARIAN
KEGIATAN EDUKASI MENGENAI PENYAKIT COVID-19
A. Tahap Persiapan
Sebelum memulai pemberian informasi, mahasiswa telah mempersiapkan
peralatan yang dibutuhkan seperti laptop, leaflet materi, buku dan pena.
Materi penyuluhan sudah disiapkan sebelum kegiatan dengan
menggunakan leaflet (soft file).

B. Tahap Pelaksanaan
1. Pemberian informasi/ penyuluhan dengan membagikan materi ke grup
whatsapp dilaksanakan pada pukul 13.20 WIB. Kegiatan ini dilakukan
tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan, lebih 20 menit dari
rencana pelaksanaan dikarenakan kondisi jaringan internet yang tidak
stabil dan pemadaman listrik secara mendadak
2. Kegiatan dilaksanakan dengan membagikan materi berupa leaflet dan
mempersilahkan masyarakat untuk memberikan pertanyaan tentang
apa yang belum di pahami, kebanyakan masyarakat hanya melihat dan
mengucapkan terima kasih atas materi yang diberikan, serta beberapa
mengulangi/memastikan lagi pemahaman mereka.

C. Evaluasi
7. Struktur
a. Peserta yang membaca sebanyak 13 orang
b. Setting tempat penyuluhan/pemberian informasi dilakukan di grup
Whatsapp Dusun II Desa Cahaya Negeri
c. Penggunaan bahasa dalam tulisan (leaflet) dan informasi sudah
sesuai dengan masyarakat (tidak menggunakan istilah istilah,
meskipun menggunakan, akan diberikan penjelasannya)
d. Kegiatan dilakukan tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan
yaitu pada pukul 13.20 WIB dikarenakan kondisi jaringan internet
yang tidak stabil dan pemadaman listrik secara mendadak
e. Alat dan media yang digunakan sudah lengkap dan sesuai rencana

85
8. Proses
d. Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Jumat, 15 Mei 2020
pada pukul 13.19 WIB – 13.35 WIB
e. Kegiatan berjalan dengan lancer tanpa ada hambatan
f. Masyarakat mau mengikuti kegiatan dengan membaca, dan
memberikan pertanyaan jika ada yang belum dipahami

9. Hasil
a. Masyarakat mampu memahami dan mengetahui siapa saja
kelompok berisiko tinggi terpapar virus corona
b. Masyarakat khususnya kelompok berisiko tinggi seperti lansia,
balita, ibu hamil, ibu menyusui dapat mengetahui dan mau
mengaplikasikan apa yang harus mereka lakukan dalam
pencegahan virus corona

D. Hambatan
Kegiatan ini dilakukan tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan,
dikarenakan kondisi jaringan internet yang tidak stabil

E. Lampiran

86
DOKUMENTASI

Gambar 1. Gambar 2.
Kunjungan ke Kades Desa Cahaya Negeri Kunjungan ke kader desa Cahaya Negeri

Gambar 3.
Kunjungan ke Puskesmas Babatan

Gambar 4.
Pembekalan PBL Keperawatan Komunitas

87
Gambar 5.
Implementasi hari ke 1 mengenai COVID-19 (Pengertian, penyebab, tanda gejala dan
pencegahan) dan Pentingnya Social dan Physical Distancing

Gambar 6. Gambar 7.
Implementasi Hari ke 2 mengenai Implementasi Hari ke 3 mengenai etika
pentingnya menerapkan perilaku hidup batuk dan stigma pasien dan keluarga,
sehat dengan Cuci tangan pakai sabun OTG, ODP dan PDP
(CTPS) dan menggunakan masker

Gambar 8.
Implementasi Hari ke 4 Edukasi kepada kelompok berisiko tinggi terinfeksi/rentan
terhadap COVID-19

88
FORMAT LOGBOOK DAN DAFTAR HADIR MAHASISWA
PADA PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS DARING
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU TA. 2019/2020

Nama Mahasiswa : Sherly Melinda


NIM : P05120317036
Desa : Cahaya Negeri
Kecamatan : Sukaraja
Kabupaten : Seluma
No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Mahasiswa Paraf Paraf Dokumentasi
Mahasiswa Kades/Ketua kegiatan
Rt/Ketua Rw
1 Senin/ 1. Mengikuti preconference online
4 Mei 2020 2. Membuat kontrak belajar dengan preceptor
3. Menerima pembagian tugas individu

2 Selasa/ Melakukan pendataan sekunder melewati kepala


5 Mei 2020 desa dan ketua dusun

Rabu/ Melakukan pendataan sekunder melewati kader


6 Mei 2020 kesehatan di desa cahaya negeri

Kamis/ Melakukan pendataan sekunder melewati pihak


7 Mei 2020 Puskesmas Babatan (Puskesmas rujukan untuk desa
cahaya negeri)

89
Jumat/ Melakukan pendataan sekunder mengenai riwayat
8 Mei 2020 kesehatan sekarang pada masyarakat dengan
membagikan google form secara daring melalui
grup whatsapp dan facebook
Sabtu/ Melakukan tabulasi data dan analisa data sekunder
9 Mei 2020 yang diperoleh

Senin/ Melakukan penyusunan perencanaan, plan of action


11 Mei 2020 (POA) dan konsultasi pre planning dengan dosen
pembimbing

Selasa/ Memberikan edukasi pada masyarakat melalui


12 Mei 2020 daring dengan menggunakan grup whatsapp.
1. Edukasi mengenai penyakit COVID-19
(pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara
penularan, serta cara pencegahan)
2. Edukasi mengenai pentingnya social dan
physical distancing
Rabu/ Memberikan edukasi pada masyarakat melalui
13 Mei 2020 daring dengan menggunakan grup whatsapp.
1. Edukasi mengenai perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS)/ cuci tangan pakai sabun (CTPS)
2. Edukasi mengenai cara penggunaan masker
yang baik dan benar

90
Kamis/ Memberikan edukasi pada masyarakat melalui
14 Mei 2020 daring dengan menggunakan grup whatsapp.
1. Edukasi mengenai etika batuk yang benar
2. Edukasi tentang stigma pasien dan keluarga,
Orang tanpa gejala (OTG) Orang dengan
pemantauan (ODP) Pasien dengan pemantauan
(PDP)
Jumat/ Memberikan edukasi pada masyarakat khususnya
15 Mei 2020 pada kelompok berisiko tinggi terinfeksi/rentan
melalui daring dengan menggunakan grup
whatsapp.
1. Edukasi mengenai kelompok resiko tinggi
terinfeksi / rentan penyakit COVID-19
2. Edukasi mengenai apa yang harus dilakukan
kelompok lansia dalam pencegahan dan
pemberantasan COVID-19
3. Edukasi mengenai apa yang harus dilakukan
kelompok ibu hamil dalam pencegahan dan
pemberantasan COVID-19
4. Edukasi mengenai apa yang harus dilakukan
kelompok ibu menyusui dalam pencegahan dan
pemberantasan COVID-19
5. Edukasi mengenai apa yang harus dilakukan
kelompok balita dalam pencegahan dan
pemberantasan COVID-19
Senin/ Melakukan penyusunan laporan komunitas
18 Mei 2020

Selasa/ Melakukan penyusunan laporan komunitas


19 Mei 2020

91
Rabu/ Melakukan penyusunan laporan komunitas
20 Mei 2020

Kamis/ Melakukan penyusunan laporan komunitas


21 Mei 2020

Jumat/ Melakukan penyusunan laporan komunitas


22 Mei 2020

92

Anda mungkin juga menyukai