Makalah
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Ring yang diampu
oleh Ibu Luluk Faridah, M.Pd
Disusun oleh:
1. Nur Khofifah : 18031021
2. Siti Mardziyah : 18031023
3. M. Afton Ubaidillah : 18031004
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelasaikan makalah ini yang berjudul “IDEAL”. Dan juga kami ucapkan
terimakasih kepada Ibu Luluk Faridah, S.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
TEORI RING kami yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini berkat ridho Allah SWT dan
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu, dalam kesempatan ini saya
mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak dan teman-teman yang membantu membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Dengan tangan terbuka kami menerima saran dan usul
guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Pembaca mengetahui ideal dalam teori ring.
2. Pembaca memahami macam-macam definisi ideal.
3. Pembaca dapat membuktikan suatu ideal
1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Ideal
Definisi 2.1.1: Misalkan 𝑅 adalah suatu Ring dan 𝐼 adalah himpunan bagian
dari Ring 𝑅 dengan 𝐼 ≠ 𝜙, maka 𝐼 disebut Ideal dari 𝑅 jika dan hanya jika:
(i) ∀𝑎. 𝑏 ∈ 𝐼, 𝑎𝑏 −1 ∈ 𝐼
(ii) ∀𝑎 ∈ 𝐼, dan 𝑟 ∈ 𝑅, maka 𝑎𝑟 ∈ 𝐼 maka disebut ideal kanan, sedangkan jika
memenuhi ∀𝑎 ∈ 𝐼, dan 𝑟 ∈ 𝑅, 𝑟𝑎 ∈ 𝐼 maka disebut ideal kiri
Misalkan 𝑅 suatu Ring dengan elemen identitas pada operasi pertama adalah
{𝑒}, maka {𝑒} dan R sendiri adalah ideal-ideal dalam 𝑅, dan disebut ideal tak
sejati dari 𝑅. Ideal-ideal lainnya (jika ada) disebut ideal sejati dari 𝑅. Jika suatu
Ring 𝑅 tidak mempunyai ideal sejati, maka Ring 𝑅 tersebut disebut Ring
Simpel.
2
𝑏 𝑎 𝑏 𝑎 𝑏 𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
𝑐 𝑎 𝑐 𝑎 𝑐 𝑎 𝑐 𝑎 𝑐
𝑑 𝑎 𝑑 𝑎 𝑑 𝑎 𝑑 𝑎 𝑑
𝑒 𝑎 𝑒 𝑎 𝑒 𝑎 𝑒 𝑎 𝑒
𝑓 𝑎 𝑓 𝑎 𝑓 𝑎 𝑓 𝑎 𝑓
𝑔 𝑎 𝑔 𝑎 𝑔 𝑎 𝑔 𝑎 𝑔
ℎ 𝑎 ℎ 𝑎 ℎ 𝑎 ℎ 𝑎 ℎ
Misal diambil salah satu himpunan bagian dari 𝑅, misal 𝑃 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑}. Dapat
kita tunjukkan bahwa 𝑃 merupakan ideal kanan dari 𝑅, tetapi bukan ideal kiri
dari 𝑅.
Ambil sembarang
(𝑎𝑟1 , 𝑏𝑟1 , 𝑎𝑠1 , 𝑏𝑠1 ) dan (𝑎𝑟2 , 𝑏𝑟2 , 𝑎𝑠2 , 𝑏𝑠2 ) ∈ 𝑇, maka
(𝑎𝑟1 , 𝑏𝑟1 , 𝑎𝑠1 , 𝑏𝑠1 ) − (𝑎𝑟2 , 𝑏𝑟2 , 𝑎𝑠2 , 𝑏𝑠2 )
= (𝑎𝑟1 , 𝑏𝑟1 , 𝑎𝑠1 , 𝑏𝑠1 ) + (−𝑎𝑟2 , −𝑏𝑟2 , −𝑎𝑠2 , −𝑏𝑠2 )
= (𝑎𝑟1 − 𝑎𝑟2 , 𝑏𝑟1 −𝑏𝑟2 , 𝑎𝑠1 −𝑎𝑠2 , 𝑏𝑠1 −𝑏𝑠2)
= (𝑎(𝑟1 − 𝑟2 ), 𝑏(𝑟1 − 𝑟2 ), 𝑎(𝑠1 − 𝑠2 ), 𝑏(𝑠1 − 𝑠2 ))
Karena 𝑟1 , 𝑟2 , 𝑠1 , 𝑠2 ∈ 𝑄 maka (𝑟1 − 𝑟2 ), (𝑟1 − 𝑟2 ), (𝑠1 − 𝑠2 ), dan (𝑠1 −
𝑠2 ) ∈ 𝑄. Sehingga (𝑎𝑟1, 𝑏𝑟1 , 𝑎𝑠1 , 𝑏𝑠1 ) − (𝑎𝑟2 , 𝑏𝑟2 , 𝑎𝑠2 , 𝑏𝑠2 ) ∈ 𝑇.
Ambil sembarang
3
(𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑) ∈ 𝑀 dan (𝑎𝑟, 𝑏𝑟, 𝑎𝑠, 𝑏𝑠) ∈ 𝑇, maka
(𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑) × (𝑎𝑟, 𝑏𝑟, 𝑎𝑠, 𝑏𝑠)
= (𝑎𝑎𝑟 + 𝑐𝑎𝑠, 𝑎𝑏𝑟 + 𝑏𝑏𝑠, 𝑐𝑎𝑟 + 𝑑𝑎𝑠, 𝑐𝑏𝑟 + 𝑑𝑏𝑠)
= (𝑎(𝑎𝑟 + 𝑐𝑠), 𝑏(𝑎𝑟 + 𝑏𝑠), 𝑎(𝑐𝑟 + 𝑑𝑠), 𝑏(𝑐𝑟 + 𝑑𝑠))
Hal ini menunjukkan bahwa (𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑) × (𝑎𝑟, 𝑏𝑟, 𝑎𝑠, 𝑏𝑠) ∈ 𝑇. Sehingga 𝑇
merupakan ideal kiri 𝑀.
Teorema 2.2
Apabila 𝐼1 dan 𝐼2 masing-masing adalah ideal dari 𝑅, maka 𝐼1 ∩ 𝐼2 adalah
suatu ideal dari 𝑅.
Bukti:
𝐼1 adalah ideal dari Ring 𝑅, maka terhadap operasi pertama, 𝐼1 merupakan
subgrup dari 𝑅. Begitu juga dengan 𝐼2 juga merupakan subgrup dari 𝑅.
Sehingga 𝐼1 ∩ 𝐼2 adalah subgrup dari 𝑅. Sehingga berlaku: ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐼1 ∩ 𝐼2 ,
berlaku 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝐼1 ∩ 𝐼2 .
Ambil sembarang elemen 𝑎 ∈ 𝐼1 ∩ 𝐼2 maka 𝑎 ∈ 𝐼1 dan 𝑎 ∈ 𝐼2 . Kemudian
ambil sembarang 𝑟 ∈ 𝑅 dan 𝑎 ∈ 𝐼1 , dengan 𝐼1 adalah ideal dari 𝑅, maka
pasti berlaku 𝑎𝑟 ∈ 𝐼1 dan 𝑟𝑎 ∈ 𝐼1
Dengan cara yang sama, 𝑎 ∈ 𝐼2 , dengan 𝐼2 adalah sebuah ideal dari 𝑅, maka
pasti dipenuhi untuk 𝑎𝑟 ∈ 𝐼2 dan 𝑟𝑎 ∈ 𝐼2 . Karena:
𝑎𝑟 ∈ 𝐼1 dan 𝑎𝑟 ∈ 𝐼2 , maka 𝑎𝑟 ∈ 𝐼1 ∩ 𝐼2
𝑟𝑎 ∈ 𝐼1 dan 𝑟𝑎 ∈ 𝐼2 , maka 𝑟𝑎 ∈ 𝐼1 ∩ 𝐼2
Terbukti bahwa 𝐼1 ∩ 𝐼2 adalah Ideal dari 𝑅.
Definisi 2.2.1: Ideal utama adalah suatu ideal yang dihasilkan oleh suatu elemen
dari Ring 𝑅.
4
Apabila kita perhatikan, terlihat bahwa 𝐼 ⊂ 𝐼1 , 𝐼 ⊂ 𝐼2 , dan 𝐼 ⊂ 𝑍.
Dari contoh 2.2.1 tersebut, dapat kita ketahui bahwa suatu ideal utama dalam 𝑍
yang dihasilkan dari suatu elemen 𝑘 merupakan himpunan bagian dari setiap
ideal utama yang dihasilkan oleh faktor dari 𝑘. Jika 𝑘 suatu bilangan prima,
maka ideal utama yang dihasilkan oleh 𝑘 hanya 〈𝑘〉 dan 𝑍 sendiri.
Contoh 2.4.1: Pada contoh 2.3.1 di atas, 𝑀 adalah ideal maksimal. 𝑀 tidak
termuat dalam ideal lain dalam 𝑍 kecuali 𝑀 dan 𝑍 sendiri. Selanjutnya
perhatikan ideal 𝑁, ideal 𝑁 tersebut bukan ideal maksimal karena 𝑁 termuat
dalam ideal lain, yaitu ideal yang dibangun oleh elemen 3 dan elemen 2 dalam
𝑍.
Teorema 2.3
Misalkan 𝑍 adalah suatu ring terhadap operasi penjumlahan dan perkalian, dan
𝐼 suatu ideal dalam 𝑍, maka 𝐼 adalah suatu ideal maksimal dari 𝑍 jika dan hanya
jika 𝐼 dihasilkan oleh suatu bilangan prima.
Bukti:
Misal 𝐼 adalah ideal yang dihasilkan suatu elemen 𝑍, maka 𝐼 merupakan ideal
utama dalam 𝑍, dan setiap ideal dalam 𝑍 adalah ideal utama.
→ akan dibuktikan bahwa jika 𝐼 = 〈𝑘〉 dengan 𝑘 suatu bilangan prima, maka 𝐼
adalah ideal maksimal. Untuk menujukkan bahwa 𝐼 adalah ideal maksimal,
maka akan diperlihatkan bahwa 𝐼 tidak termuat dalam ideal lain kecuali 𝐼 dan
𝑍 sendiri.
5
Andaikan ada ideal lain dalam 𝑍 yang memuat 𝐼, misal 𝑀 dengan 𝑀 ≠ 𝑍 dan
𝑀 ≠ 𝐼, maka 𝑀 adalah ideal utama dalam 𝑍. Misal 𝑀 adalah ideal yang
dibangun oleh suatu elemen 𝑞 dalam 𝑍, 𝑀 = 〈𝑛〉, karena 𝐼 ⊂ 𝑀, atau 〈𝑘〉 ⊂ 〈𝑛〉
maka diperoleh 𝑘 = 𝑎𝑛, untuk suatu bilangan bulat 𝑎.
Diketahui bahwa 𝑘 adalah suatu bilangan prima maka haruslah 𝑛 = 1 atau 𝑛 =
𝑘. Sehingga jika 𝑛 = 1 maka 〈𝑛〉 = 〈1〉 sehingga 𝑀 = 𝑍. Selanjutnya jika 𝑛 =
𝑘 maka 〈𝑛〉 = 〈𝑘〉 sehingga 𝑀 = 𝐼.
Dapat kita simpulkan bahwa pengandaian tersebut salah, seharusnya tidak ada
ideal lain dalam 𝑍 yang memuat 𝐼, artinya 𝐼 adalah ideal maksimal dalam 𝑍.
← akan dibuktikan jika 𝐼 = 〈𝑘〉 ideal maksimal maka 𝑘 adalah bilangan prima.
Andaikan 𝑘 bukan bilangan prima, yaitu 𝑘 suatu bilangan komposit, maka 𝑘
dapat dinyatakan sebagai 𝑘 = 𝑎. 𝑏, 𝑎 ≠ 1 dan 𝑏 ≠ 1. Misal ada ideal utama
yang dihasilkan oleh 𝑎 adalah 𝑃, 𝑃 = 〈𝑎〉, maka 𝐼 ⊂ 𝑃 ⊂ 𝑍. Dan misalkan ideal
utama yang dihasilkan oleh 𝑏 adalah 𝑄, 𝑄 = 〈𝑏〉, maka 𝐼 ⊂ 𝑄 ⊂ 𝑍.
𝐼 ⊂ 𝑃 ⊂ 𝑍 dan 𝐼 ⊂ 𝑄 ⊂ 𝑍 menunjukkan bahwa 𝐼 termuat dalam ideal 𝑃 dan 𝑄,
hal ini kontradiksi dengan yang diketahui sebelumnya, bahwa 𝐼 adalah ideal
maksimal. Maka jelaslah pengandaian bahwa 𝑘 bukan bilangan prima adalah
salah, seharusnya adalah 𝑘 merupakan bilangan prima.
6
BAB III. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penjabaran di atas dapat kita simpulkan bahwa definisi ideal adalah suatu
Ring dan 𝐼 adalah himpunan bagian dari Ring 𝑅 dengan 𝐼 ≠ 𝜙, maka 𝐼 disebut
Ideal dari 𝑅 jika dan hanya jika:
(i) ∀𝑎. 𝑏 ∈ 𝐼, 𝑎𝑏 −1 ∈ 𝐼
(ii) ∀𝑎 ∈ 𝐼, dan 𝑟 ∈ 𝑅, maka 𝑎𝑟 ∈ 𝐼 maka disebut ideal kanan, sedangkan jika
memenuhi ∀𝑎 ∈ 𝐼, dan 𝑟 ∈ 𝑅, 𝑟𝑎 ∈ 𝐼 maka disebut ideal kiri
3.2 SARAN
Untuk mempelajari mata kuliah struktur aljabar atau teori ring khususnya materi
ideal maka kami sangat menyarankan kepada mahasiswa atau para pembaca
agar memperhatikan definisi dan teorema-teorema yang ada. Oleh karena itu,
pada makalah ini kami fokuskan untuk membahas definisi dan teorema yang
ada pada bab ideal.
Dalam penulisan makalah ini penulis meminta maaf jika ada kesalah pengetikan
da lain-lain. Semoga bermanfaat.
7
DAFTAR PUSTAKA