LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA BRONKIAL
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA BRONCHIALE
A. Pengertian
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten ,reversible
dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap
stimuli tertentu.(Brunner&Suddarth, 2016)
Asma merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh
hipersensitivitas cabang-cabang trakeobronkial terhadap pelbagai jenis
rangsangan .Keadaan ini bermanifestasi sebagai penyempitan saluran
nafas secara periodik dan reversible akibat bronkospasme. Penyempitan
jalan nafas ini disebabkan oleh bronkospasme, edema mukosa dan
hipersekresi mukus yang kental.(Silvia.A,2015).
B. Epidemiologi
Asma dapat terjadi pada sembarang golongan usia ,sekitar
setengah dari kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya terjadi
sebelum usia 40 tahun .Asma dapat berakibat fatal ,lebih sering lagi asma
sangat mengganggu ,mempengaruhi kehadiran disekolah ,pilihan
pekerjaan ,aktivitas fisik,dan banyak aspek kehidupan lainnya.
C. Etiologi
Penyebab dari asma bronchiale dapat meliputi infeksi virus/bakteri,
imunologik/alergik, dan imunologik. Sedangkan faktor pencetus dari asma
bonchiale meliputi :
a. Alergen utama : debu rumah, spora jamur dan tepung
sari rerumputan
b. Iritan seperti asap, bau-bauan, dan polutan
c. Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh
virus
d. Perubahan cuaca yang ekstrim
e. Kegiatan jasmani yang berlebihan
f. Lingkungan kerja
g. Obat-obatan
h. Emosi
3
D. Patofisiologi
1. Asma bronchiale tipe atopik (ekstrinsik)
Asma timbul karena seseorang yang atopik (alergik) akibat
pemaparan allergen. Alergen yang masuk tubih melalui saluran
pernafasan, kulit, saluran pencernaan dan lain-lain akan ditangkap
oleh makrofag dan selanjutnya akan merangsang pembentukan IgE.
IgE yang terbentuk akan segera diikat oleh mastosit yang ada
dalam jaringan dan basifil yang ada dalam sirkulasi. Hal ini
dimungkinkan oleh karena kedua sel tersebut pada permukaannya
memiliki reseptor untuk IgE. Sel eosinofil ,makrofag dan trombosit juga
memiliki resepotor untuk IgE tetapi dengan afinitas yang lemah.
Orangyang sudah memiliki sel-sel mastosit dan basofil dengan IgE
pada permukaan tersebut belumlah menunjukkan gejala.Orang
tersebut sudah dianggap desentisasi atau baru menjadi rentan.
Bila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih
dengan allergen yang sama ,allergen yang masuk tubuh akan diikat
oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastofit dan basofil.Ikatan
tersebut akan menimbulkan influk Ca++ ke dalam sel dan terjadi
perubahan dalam sel yang menurunkan kadar cAMP.
Kadar cAMP yang menurun itu akan menimbulkan degranulasi sel
.Dalam proses degranulasi sel ini yang pertama kali dikeluarkan
adalah mediator yang sudah terkandung dalam granul-
granul(preformed ) di dalam sitoplasma yang mempunyai sifat
biologic,yaitu histamin, Eosinofil Chemotactic Factor A(ECF-A),
Neutrophil Chemotactic Factor (NCF), trypase dan kinin. Efek yang
segera terlihat oleh mediator tersebut ialah obstruksi oleh histamin.
Hiperaktifitas bronkus yaitu brokus yang mudah sekali mengkerut (
konstriksi) bila terpapar dengan bahan/ faktor dengan kadar yang
rendah yang pada kebanyakan orang tidak menimbulkan reaksi apa-
apa, misalnya polusi, asap rokok/ dapur, bau-bauan yang tajam dan
lainnya baik yang berupa iritan maupun bukan iritan. Dewasa ini telah
diketahui bahwa hiperaktifitas bronkus disebabakan oleh inflamasi
4
E. Klasifikasi
1. Klasifikasi derajat asma
DERAJAT GEJALA GEJALA FUNGSI PARU
ASMA MALAM
INTERMITEN -Gejala <1x /minggu < 2 kali sebulan APE > 80%
Mingguan -Tanpa gejala diluar
serangan
-Serangan singkat
-Fungsi paru
asimtomatik dan
normal luar serangan
PERSISTEN -Gejala >1x minggu > 2 kali APE > 80 %
RINGAN tapi <1x / hari seminggu Normal
Mingguan -Serangan dapat
mengganggu
aktivitas dan tidur
3 Gejala klinis
a) Batuk berdahak .
b) Dispnea – pernafasan labored
c) Mengi , dengan makin besarnya obstruksi mengi dapat hilang
yang sering menjadi pertanda bahaya gagal nafas.
d) Pernafasan lambat : lebih susah dan panjang dibandingkan
inspirasi.
e) Retraksi otot-otot bantu pernafasan.
f) Berkeringat
g) Takikardia.
h) Pelebaran tekanan nadi
i) Pembesaran vena leher.
j) Auskultasi suara nafas : wheezing (+)
F. Penatalaksanaan
Prinsip-prinsip penatalaksanaan asma bronkial:
1. Diagnosis status asmatikus. Faktor penting yang harus diperhatikan :
a) Saatnya seranga2014
7
8. Pemberian Oksigen
Melalui kanul hidung dengan kecepatan aliran O2 2-4 liter/menit
dan dialirkan melalui air untuk memberi kelembaban. Obat Ekspektoran
seperti Gliserolguayakolat dapat juga digunakan untuk memperbaiki
dehidrasi, maka intik cairan peroral dan infus harus cukup, sesuai
dengan prinsip rehidrasi, antibiotik diberikan bila ada infeksi.
G. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian (data Subyektif dan Obyektif)
Objektif :
a) Sesak napas yang berat dengan ekspirasi disertai wheezing
b) Dapat disertai batuk dengan sputum kental, sukar dikeluarkan
c) Bernapas dengan menggunakan otot-otot tambahan
d) Sianosis, takikardi, gelisah, pulse paradoksus
e) Fase ekspirasi memanjang disertai wheezing (di apeks dan hilus)
f) Klien tampak kepayahan
Subyektif :
a) Klien merasa sukar bernapas, sesak, dan anoreksia
b) Klien mengatakan tidak bisa tidur
c) Klien mengatakan tidak tahu penyebab penyakit dan kekambuhan
9
Psikososial :
a) Klien cemas, takut, dan mudah tersinggung
2. Diagnosa keperawatan
a) Bersihan jalan nafas tak efektif b/d peningkatan produksi mukus
yang ditandai dengan os mengatakan batuk dan dahak sulit
keluar,sputum warna putih kental, os gelisah
b) Kerusakan pertukaran gas b/d ketidaksamaan ventilasi dan perfusi
yang ditandai dengan os mengatakan nafas sesak , tampak
retraksi otot bantu pernafasan,RR > 20 kali /menit,PaO2 < 60
mmHg, Pa CO2 > 40 mmHg, os tampak sianosis
c) Pola nafas tak efektif b/d bronkospasme yang ditandai os
mengatakan sesak nafas, os gelisah, terdengar suara wheezing
(+), tampak pembesaran vena leher, takikardi, berkeringat.
d) Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik yang ditandai dengan os
mengatakan badan lemah, os mengatakan nafas sesak,berkeringat
e) Cemas b/d takut ancaman kematian yang ditandai os gelisah, os
mengatakan tidak bisa bernafas,suara wheezing (+)
f) Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
susah makan
g) Gangguan istirahat dan tidur b/d sesak nafas yang ditandai dengan
os tampak payah, os mengatakan sesak nafas, os mengatakan
tidak bisa tidur ,retraksi otot dada (+)
h) Kurang pengetahuan b/d kurang informasi yang ditandai dengan os
mengatakan tidak tahu faktor penyebab penyakit dan kekambuhan
i) Resiko tinggi infeksi b/d peningkatan produksi mukus
3. Rencana Tindakan
diafragma
nutrisi untuk
pemulihan
Gangguan Setelah -Ciptakan lingkungan -Suasana tenang
istirahat dan tidur diberikan yang nyaman dan dan pemakaian
b/d sesak nafas tindakan batasi pengunjung O2 ruangan tidak
yang ditandai perawatan 2x berbagi sehingga
dengan os tampak 24 jam os bisa istirahat
payah, os kebutuhan
mengatakan sesak istirahat dan -Beri KIE pentingnya -Os mau untuk
nafas, os tidur pasien tidur untuk pemulihan istirahat dan tidur
mengatakan tidak terpenuhi
bisa tidur ,retraksi dengan KE : -Delegatif pemberian -Melonggarkan
otot dada (+) -Os teraphy sesuai dosis jalan nafas dan
mengatakan sesak berkurang
sudah dapat
tidur -Delegatif pemberian -Suplai O2
-Os O2 meningkat
mengatakan sehingga sesak
sesak berkurang
berkurang
-Retraksi otot -Libatkan satu -Os merasa
dada berkurang anggota keluarga aman sehingga
-RR 16- 24 x/ untuk menemani bisa istirahat
menit dengan tenang
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk menilai
keberhasilan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Serelah
melaksanakan tindakan keperawatan maka hasil yang diharapkan sesuai
dengan rencana tujuan yaitu:
a) Bersihan jalan nafas pasien efektif
b) Pasien mengalami perbaikan dalam pertukaran gas
c) Pola nafas pasien efektif
d) Pasien menunjukkan toleransi terhadap aktivitas
e) Rasa cemas pasien berkurang.
f) Pasien tidak mengalamiperubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
g) Kebutuhan istirahat dan tidur pasien terpenuhi
h) Pengetahuan pasien tentang penyakitnya bertambah
i) Pasien tidak mengalami infeksi
A. Riwayat Keperawatan
Unit instansi rumah sakit : R.S. XX
19
Ruang kamar : XX
Tanggal masuk rumah sakit : 26 Oktober 2020
Tanggal waktu pengkajian : 27 Oktober 2020
Antoanamesa : Klien
Alloanamnesa : Keluarga
I. Identifikasi
a. Klien
Nama lengkap (inisial) : Tn.F
Tempat tanggal lahir :
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belum Kawin
Agama/suku : Islam
Warga negara : Indonesia
Pendidikan : SMA
Alamat rumah : Jln. XX No.XX RT.XX
b. Penanggung jawab
Nama : Ny.S
Alamat : Jln. XX No.XX RT.XX
Hubungan dengan klien: Saudara
Tn. F
29 Th
Keterangan
= Laki-Iaki
= Perempuan
2. Kualitatif
Scale Coma Glosgow
- Respon membuka mata : 4
- Respon bicara : 5
- Respon motorik : 6 +
Jumlah 15
b. Tanda vital
1. Tekanan darah : 120/80 mmHg
Posisi klien : berbaring ditempat tidur.
- MAP: 100 mmHg (Mean arterial Pressure)
systole +(2x diastole) = 120 +(2x80) = 280 = 93.3 mmHg
3 3 3
Kesimpulan: Suplai darah perifer adekuat
2. Nadi : Irama : Normal
Volume : Normal
Frekuensi : 80x/menit
3. Suhu : 36,6 0C/axilla
4. Pernafasan : Frekuensi : 21 x/menit
Irama : cepat
Jenis : dada
Tidak terkaji
2. Keadaan saat ini
Tidak terkaji
Mata
Inpeksi; Penglihatan klien tidak ada gangguan, mata tampak simestris,
pupil tampak isokor, sklera terlihat ikterik, dan kunjongtiva terlihat
Anemis (-).
Hidung
Inpeksi ; lubang hidung kiri dan kanan simetris, tidak ada polip,
bersih,terlihat pergerakan cuping hidung.
Bibir dan Mulut
25
Telinga
Inpeksi; Pada daun telinga simetris, pada liang telinga tidak ada
serumen, luka juga tidak ada.
Leher
Inpeksi; Simetris,tidak ada benjolan,tidak ada pembesaran vena jugular
Dada
Inpeksi ; terdapat retraksi dinding dada, klien bernafas menggunakan
dada dan perut, auskultasi paru terdengar bunyi wheezing, Perkusi :
Resonance. Cor-auskultasi S1 S2 tunggal teratur.
Abdomen
Inspeksi: tidaka ada kelainan, auskultasi: bising usus (-), perkusi:
timpani, dan palpasi: ada nyeri tekan.
Axilla
Tidak ada benjolan
Abdomen
Inspeksi : keempat kaudran Symetris, Auskultasi : bising usus (-),
perkusi : Tympani, palpasi; ada nyeri tekan.
( ..................... )
26
b. Data Objektif
- Keadaan umum tampak sakit sedang,
- Kesadaran composmetis,
- Waktu pengkajian klien tampak berbaring ditempat tidur,
- Tampak batuk dan mengelus-mengelus dada.
- Tampak meringis kesakitansambil memegang perut
- Pengukuran tanda-tanda vital jam 07.30 wita : temp;
36,6°C/axilla, Spo2: 98% ( terpasang Nasa Kanul )Bp;120/80
mmHg, BAK ± 2 kali (dari tadi malam sampai pagi ini),
- Mata (inspeksi; pupil isokor, skelera ikterik (-), kunjongtiva
anemis (-).
- Dada tampak simetris, Perkusi: resonance, palpasi: irama
pernafasan teratur, auskultasi paru terdengar ronchi,
auskultasi jantung terdengar lub-dub (S1 dan S2 tungal
teratur).
- Abdomen (inspeksi: tidak ada kelainan di abdomen,
Auskultasi: usus20x/menit, Palpasi ada nyeri tekan dibagian
epigastrium, dengan skala nyeri P: Nyeri lambung
berhubungan dengan peningkatan asam lambung , Q: seperti
ditusuk-tusuk, R: diepigastrium, S: 5(sedang), T: apabila
terlambat makan, auskultasi bising usus (-), perkusi; tympani
29
Menyebabkan
Peningkatan asam
Lama dan berulang lambung
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
30
d. Analisa Data
Data Etiologi Analisa Problem
Data Subyektif : Penyempitan proksimal Ketidakefektifan
- Masih batuk dari bronkus pada bersihan jalan nafas
dan dahaknya tahap ekspirasi dan
susah inspirasi
dikeluarkan
Data Objektif : Mucus berlebihan,
- Auskultasi batuk wheezing sesak
patu terdengar nafas
ronci
Ketidakefektifan jalan
nafas
Data Subyektif : Peningkatan asam Nyeri akut
- Nyeri pada lambung berhubungan
bagian ulu dengan
hati, dengan Nyeri di Epigastrium peningkatan asam
skala nyeri 6 lambung
( sedang) Nyeri akut
Data Objektif :
- Tampak
mengiris
kesakitan
sambil
memegang
daerah perut
3. Rencana Keperawatan
Nama/umur :Tn F, 29 tahun
Kamar : SPP X
Dokter :dr.F
Hari/tanggal :Selasa, 27 Oktober 2020
DiagnosaKeperawatan 1 : Ketidakefektifanbersihanjalan nafas berhubungan dengan Sekret dalamjumlahberlebihan,
ditandaidenganklienmengatakanbatuktetapidahaksusahdikeluarkan.
PATIENT OUTCOME NURSING RATIONALE IMPLEMENTING EVALUATION
INTERVENTION
Dalam waktu± 24 jam 1. Obsevasi tanda- 1. Untuk menegetahui 1. Meobsevasi Klien
setelah diberikan tanda vital. perkembanganpasi tanda-tanda vital. mengatakan :
tindakan keperawatan en, “Batuk masih,
ketidakefektifkanBersihan dan sputum
jalan nafas klien dapat 2. LakukanAuskultasi 2. Mengindetifikasi 2. Melakukan susah
teratasi dengan kareteria: bunyi nafas. adanya auskultasi bunyi dikeluarkan”.
Pasien batuk keabnormalan nafas.
secara efektif 3. Anjurkan posisi. paru. Suara nafas
Pasien dapat 3. Menganjurkan klien
3. Memaksimalkan posisi semi masihterdengar
ekspansi paru. wheezing.
32
menurunkan meningkatkan
Spo2: 98%
kekentalan sekret gerakan sekret,
(terpasang Nasa
kedalam
Kanul)
Bp:120/80mmHg
Pukul 10.00 wita
33
Nama/umur : Tn F, 29 tahun
Kamar : SPP X
Dokter : dr.F
Hari/tanggal : Selasa, 27 Oktober 2020
Diagnosa Keperawatan 2 : Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan asam lambung ditandai dengan klien mengatakan nyeri
pada uluhati.
P: Nyeri lambung berhubungan dengan peningkatan asam lambung ,
Q: seperti ditusuk-tusuk , R: di epigastrium, S: 5 (sedang), T: apabila terlambat makan.
PATIENT OUTCOME NURSING RATIONALE IMPLEMENTING EVALUATION
INTERVENTION
Dalam waktu ±2 jam 1. Observasi tanda- 1. Peningkatan pulse 1. Meobsevasi Klien mengatakan
setelah diberikan tanda vital. adanya nyeri. tanda-tanda vital. “Nyeri berkurang
tindakan keperawatan 2. Observasi skala 2. Untuk mengetahui 2. Meobservasi dengan skala nyeri
Nyeri klien teratasi nyeri tingkatan nyeri. skala nyeri 3(ringan).
dengan kareteria: Klien tampak rileks.
Klien mampu 3. Anjurkan makan 3. Mnghindari terjadinya 3. Meanjurkan
mengontrol nyeri. sedikit tapi sering. mual karena makan sedikit tapi
Melaporkan bahwa pengisian lambung sering.
nyeriberkurang secara tiba-tiba
35
INTERVENTION
6. Istirahatkan 6. Istirahat secara 6. meistirahatkan
pasien saat fisiologis akan pasien saat nyeri
nyeri muncul menurunkan muncul.
kebutuhan
oksigen yang
diperlukan untuk
memenuhi
kebutuhan
metabolisme
basal.
7. Ajarkan teknik 7. Untuk mengurangi 7. Meajarkan teknik
distraksi dan nyeri. distraksi (ciptakan
relaksasi lingkunga yang
nyaman) dan
relaksasi.( Tarik
nafas dalam)
NURSING
PATIENT OUTCOME RATIONALE IMPLEMENTING EVALUATION
INTERVENTION
8. Obat antasida SOD 8. Untuk mengurangi 8. Memberikan obat
36
37
B. CATATAN PERKEMBANGAN
O:
- Keadaan umum tampak sakit sedang, duduk
ditempat tidur.
- Karakteristik nyeri :skala nyeri P: nyeri
lambung berhubungan dengan peningkatan
asam lambung , Q: seperti ditusuk-tusuk, R:
diepigastrium, S: 3(ringan), T: apabila
terlambat makan.
- Infus RL dipasang divena radialis dextra
dengan 20 tetes/menit
- tanda-tanda vital diukur dan hasilnya: Temp;
36,6°C/axilla, Puls: 75 x/menit, (teraba kuat
dan teratur), Resp; 22 x/menit, Spo2: 98%
(terpasang Nasa Kanul) Bp;120/80
mmHg,BAK : 3x, BAB : 1x.
A:
1.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan Sekret dalam jumlah
40
Diagnosa keperawatan II
1. Observasi tanda-tanda vital.
2. Observasi skala nyeri
3. Anjurkan makan sedikit tapi sering.
4. Anjurkan klien untuk tidak memakan
Diagnosa keperawatan II
1. Observasi tanda-tanda vital.
2. Observasi skala nyeri
3. Anjurkan makan sedikit tapi sering.
4. Anjurkan klien untuk tidak memakan
makanan yang asam, seperti mangga muda
dan jeruk.
5. Anjurkan klien untuk makan tepat waktu
6. Istirahatkan pasien saat nyeri muncul
Mansjoer Arif ,dkk (2015) . Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Jilid 1.Jakarta :
Media Aesculapius.
43
Silvia A Price ,(2014) . Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit Jilid 2 .Ed 8.
Jakarta : EGC