Anda di halaman 1dari 7

Tugas perTemuan 4 – sIsTem TerDIsTrIBusI

Nama : Muhammad Rizwan


Nim 18572005
Prodi : S1 – Teknik Informatika
Mata Kuliah : SISTEM TERDISTRIBUSI
Dosen : Dr. Verdi Yasin, S.Kom.,M.Kom
Pertanyaan :

1. Carilah contoh sistem teknologi jaringan terdistribusi berbasis backbone!


2. Carilah contoh konsep pengembangan sistem informasi terdistribusi.!
3. Carilah contoh konsep manajemen sistem terdistribusi terpusat dan sistem kontrolnya.!

Jawaban :

1. Contoh sistem teknologi jaringan terdistribusi berbasis backbone


adalah Teknologi DWDM(Dense Wavelength Division Multiplexing)
Dense Wavelength Division Multiplexing(DWDM) merupakan suatu teknologi jaringan
transport yang memanfaatkan cahaya dari serat optik dengan panjang gelombang yang
berbeda-beda untuk ditransmisikan melalui kanal-kanal informasi dalam satu fiber tunggal.
Jumlah panjang gelombang yang dapat ditransmisikan dalam jaringan pada satu fiber terus
berkembang(4, 8, 16, 32, dan seterusnya), jenis fiber yang direkomendasikan oleh ITU-T
(International Telecommunication Union) adalah G.650 – G.659 dan yang sering digunakan
saat ini yaitu jenis fiber G.655, jenis fiber G.655 merupakan jenis fiber yang mempunyai
karakteristik umum Non Zero Dispersion Shifted Fibre(NZDSF) yaitu fiber yang memiliki
koefisien dispersi kromatik lebih rendah(dispersi optimal).

Gambar 1. Chromatic Dispersion


Tugas perTemuan 4 – sIsTem TerDIsTrIBusI
Prinsip kerja dari teknologi DWDM secara umum memilki persamaan dengan media
transmisi lainnya dalam mengirimkan sinyal informasi dari satu tempat ke tempat lain. Untuk
teknologi DWDM menggunakan media transmisi berupa fiber optic, dimana semua sumber
sinyal informasi(λ1-λn) dari transmiter akan dimultipleksikan ke dalam satu fiber, setelah itu
sinyal informasi tersebut ditransmisikan kemudian masuk ke perangkat demuktiplekser untuk
disebarkan kembali sesuai tujuan masing-masing sinyal yang akan diterima oleh receiver.

Gambar 2. Prinsip Kerja Jaringan Transport(DWDM)

Pada teknologi DWDM ini terdapat komponen pendukung diantaranya jenis filter, serat optic
dan penguat optik. Jenis filter yang digunakan pada umumya antara lain Dichroic interference
Filters(DIF), Fiber Bragg Gratings(FBG), Array Wavegiude Filters(AWG) dan Hybrid Fused
Cascade Fiber(FCF) dengan Mach-Zehnder(M-Z) interference. Komponen selanjutnya adalah
serat optic dengan dispersi yang rendah, sementara penguat optic yang banyak digunakan
adalah EDFA(Erbium Doped fibre Amplifier(1530-1565 nm)) dan msih banyak lagi jenis
penguat lainnya contoh raman amplifier dll. Penggunaan penguat optic sangat penting
peranannya di dalam perkembangan teknologi DWDM tersebut sebagai penguat sinyal optic
dan proses 3R(Reshaping,Regenerating,Retiming) untuk menjaga kualitas sinyal yang
maksimal.

Gambar 3. Penguat Optik


Tugas perTemuan 4 – sIsTem TerDIsTrIBusI
Keuntungan menggunakan teknologi DWDM :

1. Mampu untuk memenuhi kebutuhan kapasitas jaringan dimasa depan


2. Dapat mengakomodasi layanan baru dan transparansi terhadap format sinyal dan
protocol jaringan.
3. Mampu untuk diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi jarak jauh(long haul)
4. Dapat menyediakan kebutuhan Bandwidth yang sangat cepat
5. Teknologi DWDM dapat mentransmisikan banyak panjang gelombang(λ) dalam satu
fiber

6. Penghematan biaya (low cost) dalam pembangunan infrastruktur jaringan fiber

optic Berikut adalah topologi yang menggunakan Teknologi tersebut :

Gambar 4 - Moratelindo Backbone Network (Provider)


Tugas perTemuan 4 – sIsTem TerDIsTrIBusI
2. contoh konsep pengembangan sistem informasi terdistribusi adalah
Network File System (NFS). (Arsitektur untuk mengakses sistem file melalui jaringan).
Sistem berkas jaringan (Inggris: network file system disingkat NFS) adalah sebuah
kumpulan protokol yang digunakan untuk mengakses beberapa sistem berkas melalui
jaringan. NFS merupakan sebuah sistem berkas terdistribusi yang dikembangkan oleh Sun
Microsystems Inc. pada awal dekade 1980-an yang menjadi standar de facto dalam urusan
sistem berkas terdistribusi. NFS didesain sedemikian rupa untuk mengizinkan pengeksporan
sistem berkas terhadap jaringan yang heterogen (yang terdiri dari sistem-sistem operasi yang
berbeda dan platform yang juga berbeda). Teknologi NFS ini dilisensikan kepada lebih dari
200 vendor komputer dan jaringan, dan telah dibuat implementasinya pada banyak platform
dan sistem operasi, termasuk di antaranya adalah UNIX, GNU/Linux, Microsoft Windows,
dan lingkungan mainframe.

NFS dapat mengizinkan klien-klien untuk menemukan dan mengakses berkas yang disimpan
di dalam server jaringan jarak jauh. Memang, desain awal spesifikasi NFS dikhususkan untuk
penggunaan dalam jaringan lokal (LAN) dan tidak dioptimalkan untuk penggunaan dalam
WAN. Tapi, versi NFS 3 yang digunakan saat ini dapat digunakan dalam jaringan WAN,
sebaik ketika ia bekerja di dalam LAN. Fitur-fitur yang dimiliki oleh NFS versi 3 adalah
sebagai berikut:

● Mendukung ukuran berkas hingga satuan Terabyte, dengan menggunakan indikator


ukuran berkas hingga 64-bit (pada versi sebelumnya, hanya mengimplementasikan
indikator ukuran berkas hingga 32-bit saja, sehingga total ukuran berkas
maksimum adalah 4 gigabyte).
● Ukuran maksimum paket data yang didukung adalah 64 Kilobyte (pada versi
sebelumnya, hanya mencapai 8 KB untuk tiap paketnya, sehingga lebih lama
dalam melakukan transfer data dari satu host ke host lainnya yang menjalankan
NFS).
● Dapat memilih apakah hendak menggunakan protokol lapisan transport UDP atau
TCP (pada versi sebelumnya, NFS hanya menggunakan protokol lapisan
transport UDP sehingga kurang bagus diimplementasikan dalam jaringan WAN)
● Server dapat melakukan penge-cache-an terhadap request yang dilakukan oleh klien.
Tugas perTemuan 4 – sIsTem TerDIsTrIBusI
NFS diimplementasikan sebagai sebuah sistem client/server yang menggunakan perangkat
lunak NFS server dan NFS client yang berjalan di atas workstation. NFS Server akan
menggunakan protokol NFS untuk mengekspor sistem berkas yang dimilikinya kepada klien
NFS agar dapat dibaca ole klien, seolah-olah sistem berkas remote tersebut merupakan sistem
berkas yang dimiliki oleh klien secara lokal.

NFS umumnya menggunakan protokol Remote Procedure Call (RPC) yang berjalan di atas
UDP dan membuka port UDP dengan port number 2049 untuk komunikasi antara klien dan
server di dalam jaringan. Klien NFS selanjutnya akan mengimpor sistem berkas remote dari
server NFS, sementara server NFS mengekspor sistem berkas lokal kepada klien. Mesin-
mesin yang menjalankan perangkat lunak NFS server dapat saling berhubungan dengan
perangkat lunak NFS server untuk membaca, menulis, memodifikasi, menghapus berkas dan
direktori yang berada di dalam server dengan menggunakan request RPC seperti halnya
READ, WRITE, CREATE, dan MKDIR. Berkas dan direktori remote akan seolah-olah
terlihat sebagai berkas lokal bagi pengguna. Sebelum dapat mengakses berkas remote di
dalam struktur direktori dalam sistem berkas UNIX dari dalam NFS Server, administrator
harus melakukan mounting terlebih dahulu bagian dari sistem berkas UNIX lokal yang akan
dibuat dapat diakses oleh klien dan menetapkan izin akses terhadap berkas atau direktori.

3. contoh konsep manajemen sistem terdistribusi terpusat dan sistem

kontrolnya AFS (Andrew File System)

AFS memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sistem file jaringan tradisional, terutama di
bidang keamanan dan skalabilitas. Satu penyebaran AFS perusahaan di Morgan Stanley
melebihi 25.000 klien. AFS menggunakan Kerberos untuk otentikasi, dan
mengimplementasikan daftar kontrol akses pada direktori untuk pengguna dan grup. Setiap
klien menyimpan file di sistem file lokal untuk meningkatkan kecepatan pada permintaan
berikutnya untuk file yang sama. Ini juga memungkinkan akses sistem file terbatas jika terjadi
kerusakan server atau pemadaman jaringan.

AFS menggunakan model Konsistensi Lemah. Operasi baca dan tulis pada file terbuka
diarahkan hanya ke salinan cache lokal. Ketika file yang dimodifikasi ditutup, bagian yang
diubah akan disalin kembali ke server file. Konsistensi cache dipertahankan oleh mekanisme
Tugas perTemuan 4 – sIsTem TerDIsTrIBusI
callback. Saat file di-cache, server membuat catatan tentang ini dan berjanji untuk memberi
tahu klien jika file diperbarui oleh orang lain. Callback dibuang dan harus dibuat kembali
setelah klien, server, atau jaringan gagal, termasuk waktu tunggu. Membuat kembali panggilan
balik melibatkan pemeriksaan status dan tidak memerlukan membaca ulang file itu sendiri.

Konsekuensi dari strategi penguncian file adalah AFS tidak mendukung database bersama
yang besar atau pembaruan catatan dalam file yang dibagikan di antara sistem klien. Ini adalah
keputusan desain yang disengaja berdasarkan persepsi kebutuhan lingkungan komputasi
universitas. Misalnya, dalam sistem email asli untuk Proyek Andrew, Sistem Pesan Andrew,
satu file per pesan digunakan, seperti maildir, bukan satu file per kotak surat, seperti mbox.
Lihat AFS dan Masalah I / O yang di-buffer untuk menangani database bersama

Fitur penting AFS adalah volume, pohon file, sub-direktori, dan titik pemasangan AFS (tautan
ke volume AFS lainnya). Volume dibuat oleh administrator dan ditautkan ke jalur bernama
tertentu dalam sel AFS. Setelah dibuat, pengguna sistem file dapat membuat direktori dan file
seperti biasa tanpa memperhatikan lokasi fisik volume. Sebuah volume mungkin memiliki
kuota yang ditetapkan untuk membatasi jumlah ruang yang dipakai. Jika diperlukan,
administrator AFS dapat memindahkan volume tersebut ke server lain dan lokasi disk tanpa
perlu memberi tahu pengguna; operasi bahkan dapat terjadi saat file dalam volume itu
digunakan.

Volume AFS dapat direplikasi ke salinan kloning hanya baca. Saat mengakses file dalam
volume hanya-baca, sistem klien akan mengambil data dari salinan hanya-baca tertentu. Jika
pada titik tertentu, salinan itu menjadi tidak tersedia, klien akan mencari salinan yang tersisa.
Sekali lagi, pengguna data tersebut tidak mengetahui lokasi salinan hanya-baca; administrator
dapat membuat dan memindahkan salinan tersebut sesuai kebutuhan. Rangkaian perintah AFS
menjamin bahwa semua volume hanya-baca berisi salinan persis dari volume baca-tulis asli
pada saat salinan hanya-baca dibuat.

Ruang nama file di stasiun kerja Andrew dipartisi menjadi ruang nama bersama dan lokal.
Ruang nama bersama (biasanya dipasang sebagai / afs pada filesystem Unix) identik di semua
workstation. Ruang nama lokal unik untuk setiap workstation. Ini hanya berisi file sementara
yang diperlukan untuk inisialisasi workstation dan tautan simbolis ke file dalam ruang nama
bersama.
Tugas perTemuan 4 – sIsTem TerDIsTrIBusI
Andrew File System sangat mempengaruhi Versi 4 dari Network File System (NFS) Sun
Microsystems yang populer. Selain itu, varian AFS, Sistem File Terdistribusi (DFS) diadopsi
oleh Open Software Foundation pada tahun 1989 sebagai bagian dari Lingkungan Komputasi
Terdistribusi. Akhirnya AFS (versi dua) adalah pendahulu dari sistem file Coda.

Anda mungkin juga menyukai