PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Mata kuliah
Oleh:
Nur Paujiah
NIM 1701984
KAMPUS SERANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul
Proposal penelitian ini berjudul “Hubungan Penggunaan Media Boneka
Tangan dengan Kemampuan Bercerita Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas IV SDN 1 Bojongcae”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat hubungan antara Penggunaan Media Boneka Tangan
dengan Kemampuan Bercerita Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas IV SDN 1 Bojongcae?
2. Bagaimana hubungan Penggunaan Media Boneka Tangan dengan
Kemampuan Bercerita Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
IV SDN 1 Bojongcae?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan Penggunaan Media Boneka
Tangan dengan Kemampuan Bercerita Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas IV SDN 1 Bojongcae.
2. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara Penggunaan Media
Boneka Tangan dengan Kemampuan Bercerita Siswa Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 1 Bojongcae.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai wahana menambah pengalaman pada dunia
pendidikan sesungguhnya.
b. Bagi Guru
Penelitian ini , untuk mampu mengembangkan media atau metode
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
c. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pengalaman
belajar untuk meningkatkan kemampuan bercerita siswa
d. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Dasar
F. Asumsi Penelitian
1. Hubungan
Menurut Tams Jayakusuma (2001:25), hubungan adalah suatu
kegiatan tertentu yang membawa akibat kepada kegiatan yang lain. Selain
itu arti kata hubungan dapat juga dikatakan sebagai suatu proses, cara atau
arahan yang menentukan atau menggambarkan suatu obyek tertentu yang
membawa dampak atau pengaruh terhadap obyek lainnya.
2. Penggunaan Media
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penggunaan diartikan
sebagai proses, cara perbuatan memakai sesuatu, pemakaian. (KBBI,
2002:852). Dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi (Cangara, 2006 :
119), media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak. Sedangkan media pendidikan
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perbuatan, minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi
pada diri siswa. Peneliti melihat penggunaan media dalam pembelajaran
diharapkan dapat merangsang perhatian serta minat siswa dalam proses
belajar mengajar.
3. Boneka Tangan
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 188) menyatakan bahwa
boneka tangan adalah boneka yang digerakkan dari bawah oleh seseorang
yang tangannya dimasukkan ke bawah pakaian boneka tersebut. peneliti
melihat bahwasannya boneka tangan adalah suatu benda yang pada
umumnya disukai oleh anak-anak.
4. Kemampuan Bercerita
Kemampuan bercerita ialah kemampuan mengucapkan kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan,
dan perasaan (Arsjad dan Mukti,17:1988). Peneliti melihat kemampuan
bercerita pada siswa dapat memudahkan mereka dalam mengekspresikan
ide, gagasan atau perasaan mereka.
5. Siswa
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia siswa/murid/peserta
didik berarti anak (orang yang sedang berguru/belajar, bersekolah).
Sedangkan menurut Sinolungan (dalam Riska, dkk., 2013) peserta didik
dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan
sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang
belajar di sekolah. Yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah
siswa yang dijadikan subjek yaitu siswa sekolah dasar.
BAB II
LANDASAN TEORI
C. Kemampuan Bercerita
1. Pengertian Bercerita
Bercerita merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif.
Artinya, dalam bercerita seseorang melibatkan pikiran, kesiapan mental,
keberanian, perkataan yang jelas sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Tarigan (1981: 35) menyatakan bahwa bercerita merupakan salah satu
keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi
kepada orang lain.
2. Kemampuan Bercerita
Menurut Arsjad dan Mukti (17:1988) Kemampuan bercerita adalah
kemampuan mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Untuk
mengembangkan keterampilan atau kemampuan bercerita seseorang harus
mampu memperhatikan tatabahasa yang digunakan termasuk ketepatan
kata dan kalimat. Selain itu perlu diperhatikan kelancaran dalam
penyampaian kalimat dalam cerita.
3. Tujuan Bercerita
Tujuan bercerita adalah untuk mengemukakan sesuatu kepada
orang lain. Untuk dapat menyampaikan pikiran secara efektif seorang
yang bercerita harus memahami makna yang ingin dikomunikasikan.
Tarigan (1981: 17) mengungkapkan tiga tujuan umum dari kegiatan
bercerita yaitu sebagai berikut:
1) Memberitahukan dan melaporkan (to inform),
2) Menjamu dan menghibur (to entertain),
3) Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).
4. Jenis-Jenis Cerita
Berdasarkan ciri-cirinya, cerita dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut:
a. Cerita Lama
Cerita lama adalah cerita yang umumnya mengisahkan kehidupan
klasik yang mencerminkan struktur kehidupan manusia di masa
lampau. Jenis-jenis cerita lama menurut Desy (Taningsih, 2006: 7)
adalah:
1) Dongeng, yaitu Cerita tentang sesuatu yang tidak masuk akal,
tidak benar terjadi dan bersifat fantastis atau khayal.
2) Hikayat, yaitu cerita yang melukiskan raja atau dewa yang
bersifat khayal.
3) Cerita Berbingkai,yaitu cerita yang didalamnya terdapat beberapa
cerita sebagai sisipan.
4) Cerita Panji, yaitu cerita seperti hikayat tapi berasal seperti
kesusastraan jawa.
5) Tambo, yaitu mengenai asal-usul keturunan, terutama keturunan
raja-raja yang dicampur dengan unsur khayal.
b. Cerita Baru
Cerita baru adalah bentuk karangan bebas yang tidak berkaitan dengan
sistem sosial dan struktur kehidupan lama. Cerita baru dapat
dikembangkan dengan menceritakan kehidupan saat ini dengan
keanekaragaman bentuk dan jenisnya. Contoh dari cerita baru adalah
novel, cerita pendek, cerita bersambung dan sebagainya.
5. Manfaat Bercerita
Manfaat bercerita adalah menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi
sehingga dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak. Bachtiar S.
Bachri (2005: 11) mengatakan bahwa manfaat bercerita adalah dapat
memperluas wawasan dan cara berfikir anak, sebab dalam bercerita anak
mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru
baginya.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Bojongcae
yang beralamat di Kp. Pasir Eurih, Rangkabitung Lebak-Banten. Lokasi
tersebut dipilih karena siswa disekolah tersebut merepresentasikan
karakteristik populasi target dalam penelitian ini.
E. Intrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:133) instrument penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrument
yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel
yang diteliti. Instrument penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam
penelitian sebab mutu dalam penelitian bergantung pada data yang diperoleh
dalam proses penelitian tersebut. Menurut Sugiyono (2012:133) instrumen
penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
menghasilkan data kuantitatif yang akurat.
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini sebagai alat
pengumpul data adalah interview (wawancara) dan kuesioner (angket).
1. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai alat teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/ kecil (Sugiyono, 2012:194).
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara lisan dengan
pertemuan tatap muka secara individual untuk mengungkpakan dan
mendapatkan informasi mengenai penggunaan media boneka tangan
dengan kemampuan bercerita siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas IV SDN 1 Bojongcae, subjek penelitian ini memandang
berdasarkan diri atau perspektif, pengalaman atau perasaannya atau pada
pengetahuan dan keyakinan pribadi. Wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh (Sugiyono, 2012:194). Wawancara ini menggunakan
pedoman wawancara dengan menggunakan instrument penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan
oleh pengumpul data. Keuntungan wawancara terstruktur ini adalah
mudah di analis dan diolah untuk dibuat kesimpulan.
2. Kuisioner (Angket)
Kuisioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu
apa yang diharapkan dari responden. Dalam pengisian kuisioner,
responden dapat memilih alternative jawaban dengan memberi tanda
checklist pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai. Menurut
Sugiyono (2012:199) Kuisioner merupkan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner tersebut
dikumpulkan kembali untuk dianalisis dalam rangka menguji validitas
dan reabilitasnya.
Dalam penelitian ini kuisioner (angket) diberikan kepada sampel
penelitian, yaitu kepada siswa kelas IV SDN 1 Bojongcae. Kuisioner
dalam penelitian ini menggunakan kuisioner (angket) tertutup, dimana
responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan peneliti.
Peneliti berharap dengan digunakan kuisioner (angket) ini dapat
menggali dan mendapat banyak informasi secara luas dari subyek yang
berkaitan secara langsung dengan masalah penelitian yang menjadi fokus
utama dalam penelitian ini.
Adapun skala pengukuran dalam penelitian ini adalah
menggunakan skala likert. Sebagaimana Sugiyono (2012:134)
mengemukakan bahwa:
“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan
skala likert. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel, yang kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan”.
Pernyataan atau jawaban setiap item instrumen menggunakan skala
Likert memiliki gradiasi atau pernyataan dari sangat positif sampai
sangat negative. Masing-masing awaban atau pernyataan tersebut
memiliki skor atau diberi bobot dengan menggunakan ukuran ordinal
yaitu:
Rentang Skala Likert
Sangat
Pernyataa Sangat Ragu- Tidak
Setuju Tidak
n Setuju Ragu Setuju
Setuju
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Sumber: Sugiyono (2012:135)
Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi
n=¿Jumlah responden
∑X = Jumlah skor X
∑Y = Jumlah skor Y
∑XY = Hasil kali skor X dan Y
(∑ XY )2= Kuadrat jumlah skor X
(∑ Y )2= Kudrat skor Y
2. Uji reliabilitas
Uji reabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan
menggunakan obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Sugiyono, (2012:177). Instrument penelitian ini tidak hanya harus valid
dan reliabel tapi juga harus memiliki nilai ketetapan, artinya intrumen
penelitian yang reliabel akan menghasilkan data yang sama apabila
kembali diuji kepada sekelompok atau obyek yang sama walaupun dalam
waktu yang berbeda.
Dalam penelitian ini penguji reliabilitas yaitu dengan
menggunakan rumus Alpha Cornbach (r 11).
∑σ 2b
[
r 11 =
K
K−1
1 2][
σ1 ]
Keterangan:
r 11 = Reliabilitas Instrumen
σ 12 = Varian Total
σ 2b=∑ X 2 −¿ ¿
Keterangan:
∑X = Jumlah Skor X
N = Jumalah Peserta
σ 12=∑Y 2−¿ ¿
Keterangan:
∑Y = Jumlah Skor Y
N = Jumlah Responden
t=ρ √n−2
√1−ρ2
Keterangan:
t = Uji signifikan korelasi
ρ = Koefisien Korelasi Spearman Rank
n = Banyak ukuran sampel
Jika nilai t hitung dari uji signifikan korelasi telah didaptkan, hasil
perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai t tabel, kemudian dapat
dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. Jika, t tabel < t hitung
maka H 0 ditolak H 1 diterima dan apabila t tabel > t hitung maka H 0
diterima dan H 1 ditolak.
Tabel
Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi
H. Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal √
2 Penyusunan instrumen √
Seminar proposal dan
3 √
instrumen penelitian
Pengujian validitas dan
4 √ √
reliabilitas instrumen
5 Penentuan sampel √
6 Pengumpulan data √ √ √
7 Analisis data √ √ √
8 Pembuatan draf laporan √
9 Seminar Laporan √
10 Penyempurnaan Laporan √
Penggandaan laporan
11 √
penelitian
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2001). Media Pembelajaran (Pembuatan dan
Penggunaannya). CV Sinar Baru . Bandung.