Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN DENGAN

KEMAMPUAN BERCERITA SISWA PADA MATA PELAJARAN


BAHASA INDONESIA KELAS IV SDN 1 BOJONGCAE

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Mata kuliah

Isu Kontemporer Penelitian di SD

Dosen Pengampu: Dr. Encep Supriatna, M.Pd.

Oleh:

Nur Paujiah

NIM 1701984

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul
Proposal penelitian ini berjudul “Hubungan Penggunaan Media Boneka
Tangan dengan Kemampuan Bercerita Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas IV SDN 1 Bojongcae”.

B. Latar Belakang Masalah


Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran
wajib yang ada pada jenjang pendidikan, salah satunya yaitu pendidikan
Sekolah dasar. Pendidikan Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib
diberikan sejak bangku Sekolah Dasar dengan tujuan siswa dapat memahami,
menguasai serta mengimplementasikan empat aspek keterampilan berbahasa.
Henry Guntur Tarigan (2008 : 2) mengemukakan bahwa Keterampilan
berbahasa memiliki empat komponen aspek diantaranya, yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis.
Belajar bahasa pada hakikatnya merupakan belajar berkomunikasi. Oleh
karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Menurut Purwo (1997:13) siswa
bukan sekedar belajar bahasa melainkan belajar keterampilan berkomunikasi.
Salah satu kemampuan Bahasa yang harus dikuasai siswa yaitu kemampuan
bercerita. Kemampuan bercerita adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk menekspresikan,
menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru
atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan
fomal (sekolah), pembelajarn merupakan tugas yang dibebankan kepada
guru , karena guru merupakan tenaga professional yang dipersiapkan untuk
itu.
Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Yaitu
segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada peserta didik. Rayanda Asyar
(2012 : 8) mengemukakan bahwa “media pembelajaran dapat dipahami
sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan
dari sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang
kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien
dan efektif”.
Salah satu media yang biasa digunakan pada pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya materi Bercerita adalah media boneka tangan. Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 188) menyatakan bahwa boneka tangan
adalah boneka yang digerakkan dari bawah oleh seseorang yang tangannya
dimasukkan ke bawah pakaian boneka tersebut. Boneka adalah suatu benda
yang pada umumnya disukai oleh anak-anak, sehingga pemilihan boneka
tangan sebagai media pembelajaran dirasa sangat tepat karena dapat dengan
mudah menarik perhatian siswa.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian sejauh mana hubungan antara penggunaan media
boneka dengan kemampuan bercerita pada anak. Oleh karena itu perlu
diadakan penelitian tentang Hubungan Penggunaan Media Boneka Tangan
dengan Kemampuan Bercerita Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas IV SDN 1 Bojongcae.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat hubungan antara Penggunaan Media Boneka Tangan
dengan Kemampuan Bercerita Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas IV SDN 1 Bojongcae?
2. Bagaimana hubungan Penggunaan Media Boneka Tangan dengan
Kemampuan Bercerita Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
IV SDN 1 Bojongcae?

D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan Penggunaan Media Boneka
Tangan dengan Kemampuan Bercerita Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas IV SDN 1 Bojongcae.
2. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara Penggunaan Media
Boneka Tangan dengan Kemampuan Bercerita Siswa Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 1 Bojongcae.

E. Signifikansi dan Manfaat


Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi yang
dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan
Penggunaan Media Boneka Tangan dengan Kemampuan Bercerita Siswa
Kelas IV SDN 1 Bojongcae; sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti
yang relevan dimasa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai wahana menambah pengalaman pada dunia
pendidikan sesungguhnya.
b. Bagi Guru
Penelitian ini , untuk mampu mengembangkan media atau metode
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
c. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pengalaman
belajar untuk meningkatkan kemampuan bercerita siswa
d. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Dasar

F. Asumsi Penelitian
1. Hubungan
Menurut Tams Jayakusuma (2001:25), hubungan adalah suatu
kegiatan tertentu yang membawa akibat kepada kegiatan yang lain. Selain
itu arti kata hubungan dapat juga dikatakan sebagai suatu proses, cara atau
arahan yang menentukan atau menggambarkan suatu obyek tertentu yang
membawa dampak atau pengaruh terhadap obyek lainnya.

2. Penggunaan Media
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penggunaan diartikan
sebagai proses, cara perbuatan memakai sesuatu, pemakaian. (KBBI,
2002:852). Dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi (Cangara, 2006 :
119), media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak. Sedangkan media pendidikan
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perbuatan, minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi
pada diri siswa. Peneliti melihat penggunaan media dalam pembelajaran
diharapkan dapat merangsang perhatian serta minat siswa dalam proses
belajar mengajar.

3. Boneka Tangan
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 188) menyatakan bahwa
boneka tangan adalah boneka yang digerakkan dari bawah oleh seseorang
yang tangannya dimasukkan ke bawah pakaian boneka tersebut. peneliti
melihat bahwasannya boneka tangan adalah suatu benda yang pada
umumnya disukai oleh anak-anak.

4. Kemampuan Bercerita
Kemampuan bercerita ialah kemampuan mengucapkan kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan,
dan perasaan (Arsjad dan Mukti,17:1988). Peneliti melihat kemampuan
bercerita pada siswa dapat memudahkan mereka dalam mengekspresikan
ide, gagasan atau perasaan mereka.

5. Siswa
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia siswa/murid/peserta
didik berarti anak (orang yang sedang berguru/belajar, bersekolah).
Sedangkan menurut Sinolungan (dalam Riska, dkk., 2013) peserta didik
dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan
sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang
belajar di sekolah. Yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah
siswa yang dijadikan subjek yaitu siswa sekolah dasar.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penggunaan Media Pembelajaran


1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari ‘Medium’, yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Blake dengan Horalsen,
media adalah saluran dimana perantara ini merupakan jalan atau alat
untuk lalu lintas suatu pesan antara komunikator dengan komunikan.
menurut KBBI, media dapat diartikan sebagai perantara, penghubung; alat
(sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster,
dan spanduk, yang terletak diantara dua pihak (orang, golongan, dan
sebagainya).
Secara umum media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar
mengajar, yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
ketrampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
pada peserta didik (siswa/murid). Media pembelajaran bisa juga diartikan
sebagai alat atau sarana atau perantara yang digunakan dalam proses
interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa untuk mendorong
terjadinya proses belajar mengajar dengan tujuan untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan serta memantapkan apa yang dipelajari dan
membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas.
Media pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan media pembelajaran juga
merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan pengalaman
yang dapat membantu proses belajar siswa. Hal ini dikarenakan media
berperan sebagai alat perangsang belajar dan dapat menumbuhkan
motivasi belajar sehingga murid tidak mudah bosan dalam mengikuti
proses belajar-mengajar.

2. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran


Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih
media pembelajaran antara lain:
a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam
memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang
digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa
c. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan
disampaikan kepada siswa secara tepat dan berhasil guna, dengan kata
lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal
d. Faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan
lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam
memilih media pengajaran. Artinya Kondisi siswa dari segi subjek
belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media
yang sesuai dengan kondisi anak.
e. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus
seimbang dengan hasil yang akan dicapai.

3. Manfaat Media Pembelajaran


Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran;
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau
guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-
lain.

Adapun manfaat lain dari media pembelajaran adalah:

1) Media Sebagai Alat Bantu


Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memanggurulah yang
menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan
pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
anak didik. Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi untuk
melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran.
2) Media Sebagai Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk
belajar sekarang. Guru yang pandai menggunakan media adalah guru
yang bisa manipulasi media sebagai sumber belajar dan sebagai
penyalur informasi dari bahan yang disampaikan kepada anak didik
dalam proses belajar mengajar (syaiful Bahri, 2006: 121-124).

B. Media Boneka Tangan


1. Pengertian Boneka
Boneka adalah bentuk tiruan dari bentuk manusia atau bentuk
hewan. Boneka dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara
dimainkan dalam sandiwara boneka. Fungsi boneka adalah selain sebagai
media pembelajaran, boneka juga sebagai perantara alat komunikasi,
menangkap daya pikir anak, mengembangkan daya visualnya serta anak
dapat berimajinasi dengan senangnya dia belajar.

2. Pengertian Media Boneka Tangan


Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 188) menyatakan bahwa
boneka tangan adalah boneka yang digerakkan dari bawah oleh seseorang
yang tangannya dimasukkan ke bawah pakaian boneka tersebut.
Boneka Tangan ini hanya terdiri dari kepala dan dua tangan saja,
sedangkan bagian badan dan kakinya hanya merupakan baju yang akan
menutup lengan orang yang memainkannya dan cara memainkannya juga
hanya memakai tangan. Adapun cara memainkanya adalah jari telunjuk
untuk memainkan atau menggerakkan kepala, ibu jari, dan jari tangan
untuk menggerakkan tangan.
3. Keuntungan Penggunaan Boneka Tangan
Keuntungan pengguanaan boneka tangan sebagai media
pembelajaran yaitu tidak memerlukan,banyak tempat, waktu yang banyak,
biaya dan persiapan yang terlalu rumit; tidak menuntut keterampilan yang
rumit bagi yang akan memainkannya dan juga dapat mengembangkan
imajinasi anak, mempertinggi keaktifan serta menambah suasana gembira.

C. Kemampuan Bercerita
1. Pengertian Bercerita
Bercerita merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif.
Artinya, dalam bercerita seseorang melibatkan pikiran, kesiapan mental,
keberanian, perkataan yang jelas sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Tarigan (1981: 35) menyatakan bahwa bercerita merupakan salah satu
keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi
kepada orang lain.

2. Kemampuan Bercerita
Menurut Arsjad dan Mukti (17:1988) Kemampuan bercerita adalah
kemampuan mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Untuk
mengembangkan keterampilan atau kemampuan bercerita seseorang harus
mampu memperhatikan tatabahasa yang digunakan termasuk ketepatan
kata dan kalimat. Selain itu perlu diperhatikan kelancaran dalam
penyampaian kalimat dalam cerita.

3. Tujuan Bercerita
Tujuan bercerita adalah untuk mengemukakan sesuatu kepada
orang lain. Untuk dapat menyampaikan pikiran secara efektif seorang
yang bercerita harus memahami makna yang ingin dikomunikasikan.
Tarigan (1981: 17) mengungkapkan tiga tujuan umum dari kegiatan
bercerita yaitu sebagai berikut:
1) Memberitahukan dan melaporkan (to inform),
2) Menjamu dan menghibur (to entertain),
3) Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).

4. Jenis-Jenis Cerita
Berdasarkan ciri-cirinya, cerita dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut:
a. Cerita Lama
Cerita lama adalah cerita yang umumnya mengisahkan kehidupan
klasik yang mencerminkan struktur kehidupan manusia di masa
lampau. Jenis-jenis cerita lama menurut Desy (Taningsih, 2006: 7)
adalah:
1) Dongeng, yaitu Cerita tentang sesuatu yang tidak masuk akal,
tidak benar terjadi dan bersifat fantastis atau khayal.
2) Hikayat, yaitu cerita yang melukiskan raja atau dewa yang
bersifat khayal.
3) Cerita Berbingkai,yaitu cerita yang didalamnya terdapat beberapa
cerita sebagai sisipan.
4) Cerita Panji, yaitu cerita seperti hikayat tapi berasal seperti
kesusastraan jawa.
5) Tambo, yaitu mengenai asal-usul keturunan, terutama keturunan
raja-raja yang dicampur dengan unsur khayal.
b. Cerita Baru
Cerita baru adalah bentuk karangan bebas yang tidak berkaitan dengan
sistem sosial dan struktur kehidupan lama. Cerita baru dapat
dikembangkan dengan menceritakan kehidupan saat ini dengan
keanekaragaman bentuk dan jenisnya. Contoh dari cerita baru adalah
novel, cerita pendek, cerita bersambung dan sebagainya.

5. Manfaat Bercerita
Manfaat bercerita adalah menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi
sehingga dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak. Bachtiar S.
Bachri (2005: 11) mengatakan bahwa manfaat bercerita adalah dapat
memperluas wawasan dan cara berfikir anak, sebab dalam bercerita anak
mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru
baginya.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode


Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam sebuah
penelitian untuk mencapai tujuan dari peneltian tersebut. Metode penelitian
sering juga disebut dengan metodologi penelitian. Secara umum metode
penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2012:3) Pemilihan metode dalam
penelitian harus disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
deskriptif korelasi. Sebagaiaman dikemukakan oleh Sudjanan, Nana dan
Ibrahim (2007:64) menjelaskan “penelitian deskriptif adalah penelitian yang
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada
saat sekarang”.
Pemilihan metode deskriptif korelasional dalam penelitian ini
didasarkan dari penelitian yang ingin mengkaji serta melihat tingkat
hubungan Penggunaan Media Boneka Tangan dengan Kemampuan Bercerita
Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 1 Bojongcae.
Adapun desain penelitian dalam penelitian ini terdapat dua variabel,
yaitu variabel bebas (X) adalah penggunaan media boneka tangan dan
variabel terikat (Y) adalah kemampuan bercerita Siswa Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 1 Bojongcae.

B. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Bojongcae
yang beralamat di Kp. Pasir Eurih, Rangkabitung Lebak-Banten. Lokasi
tersebut dipilih karena siswa disekolah tersebut merepresentasikan
karakteristik populasi target dalam penelitian ini.

C. Populasi dan Sampel


Menurut Sugiyono (2012:117) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karaketristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Bojongcae
yang berjumlah 40 siswa. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan
jenis teknik sampling Probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2012:120). Adapun Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
simple random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu.

D. Definisi Operasional Variabel (DOV)


Definisi operasional variabel (DOV) adalah pengertian variabel(yang
diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secaraoperasional, secara praktik,
secara nyata dalamlingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Adapun
variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulna variabel dependen (Terikat).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penggunaan Media Boneka
Tangan (X).
2. Variabel Terikat
Variabel terikat variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Kemampuan Bercerita siswa Sekolah Dasar (Y).

Agar tidak terjadinya perbedaan persepsi mengenai definisi operasional


variabel-variabel dalam penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional
setiap variabel. Definisi operasional variabel-variabel yang dimaksudkan
dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

1) Media Boneka Tangan


Media boneka tangan merupakan boneka dijadikan sebagai media atau
alat bantu yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran yang
digerakkan dari bawah oleh seseorang yang tangannya dimasukkan ke
bawah pakaian boneka tersebut.
2) Kemampuan bercerita
Kemampuan bercerita merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
3) Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada
pada jenjang pendidikan, salah satunya yaitu pendidikan Sekolah dasar.
Pendidikan Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib diberikan
sejak bangku Sekolah Dasar dengan tujuan siswa dapat memahami,
menguasai serta mengimplementasikan empat aspek keterampilan
berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

E. Intrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:133) instrument penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrument
yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel
yang diteliti. Instrument penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam
penelitian sebab mutu dalam penelitian bergantung pada data yang diperoleh
dalam proses penelitian tersebut. Menurut Sugiyono (2012:133) instrumen
penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
menghasilkan data kuantitatif yang akurat.
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini sebagai alat
pengumpul data adalah interview (wawancara) dan kuesioner (angket).
1. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai alat teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/ kecil (Sugiyono, 2012:194).
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara lisan dengan
pertemuan tatap muka secara individual untuk mengungkpakan dan
mendapatkan informasi mengenai penggunaan media boneka tangan
dengan kemampuan bercerita siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas IV SDN 1 Bojongcae, subjek penelitian ini memandang
berdasarkan diri atau perspektif, pengalaman atau perasaannya atau pada
pengetahuan dan keyakinan pribadi. Wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh (Sugiyono, 2012:194). Wawancara ini menggunakan
pedoman wawancara dengan menggunakan instrument penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan
oleh pengumpul data. Keuntungan wawancara terstruktur ini adalah
mudah di analis dan diolah untuk dibuat kesimpulan.

2. Kuisioner (Angket)
Kuisioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu
apa yang diharapkan dari responden. Dalam pengisian kuisioner,
responden dapat memilih alternative jawaban dengan memberi tanda
checklist pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai. Menurut
Sugiyono (2012:199) Kuisioner merupkan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner tersebut
dikumpulkan kembali untuk dianalisis dalam rangka menguji validitas
dan reabilitasnya.
Dalam penelitian ini kuisioner (angket) diberikan kepada sampel
penelitian, yaitu kepada siswa kelas IV SDN 1 Bojongcae. Kuisioner
dalam penelitian ini menggunakan kuisioner (angket) tertutup, dimana
responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan peneliti.
Peneliti berharap dengan digunakan kuisioner (angket) ini dapat
menggali dan mendapat banyak informasi secara luas dari subyek yang
berkaitan secara langsung dengan masalah penelitian yang menjadi fokus
utama dalam penelitian ini.
Adapun skala pengukuran dalam penelitian ini adalah
menggunakan skala likert. Sebagaimana Sugiyono (2012:134)
mengemukakan bahwa:
“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan
skala likert. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel, yang kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan”.
Pernyataan atau jawaban setiap item instrumen menggunakan skala
Likert memiliki gradiasi atau pernyataan dari sangat positif sampai
sangat negative. Masing-masing awaban atau pernyataan tersebut
memiliki skor atau diberi bobot dengan menggunakan ukuran ordinal
yaitu:
Rentang Skala Likert

Sangat
Pernyataa Sangat Ragu- Tidak
Setuju Tidak
n Setuju Ragu Setuju
Setuju
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Sumber: Sugiyono (2012:135)

Sebelum melakukan pengumpulan data yang sesungguhnya


kuisioner atau angket diuji terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui kekurangan pada item kuisioner atau angket tersebut.

F. Validitas dan Reabilitas Instrumen


1. Uji Validitas
Untuk menganalis pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terkait dan menguji validitas digunakan rumus korelasi Product Moment
Corelation Formula sebagaimana tentukan oleh Sugiyono (2012:255).

Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi
n=¿Jumlah responden
∑X = Jumlah skor X
∑Y = Jumlah skor Y
∑XY = Hasil kali skor X dan Y
(∑ XY )2= Kuadrat jumlah skor X
(∑ Y )2= Kudrat skor Y

Hasil perhitungan r xy dibandingkan r tabel pada taraf nyata (a) 5%.


Kriteria kelayakan adalah sebagai berikut.
a. r xy > r tabel adalah valid
b. r xy < r tabel adalah tidak valid

2. Uji reliabilitas
Uji reabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan
menggunakan obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Sugiyono, (2012:177). Instrument penelitian ini tidak hanya harus valid
dan reliabel tapi juga harus memiliki nilai ketetapan, artinya intrumen
penelitian yang reliabel akan menghasilkan data yang sama apabila
kembali diuji kepada sekelompok atau obyek yang sama walaupun dalam
waktu yang berbeda.
Dalam penelitian ini penguji reliabilitas yaitu dengan
menggunakan rumus Alpha Cornbach (r 11).

∑σ 2b
[
r 11 =
K
K−1
1 2][
σ1 ]
Keterangan:

r 11 = Reliabilitas Instrumen

K = Banyaknya Butir Soal

∑ σ 2b = Jumlah Varians Butir Soal

σ 12 = Varian Total

Berikut rumus menghitung varian setiap item σ 2b :

σ 2b=∑ X 2 −¿ ¿

Keterangan:
∑X = Jumlah Skor X

N = Jumalah Peserta

Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung Varian Total:

σ 12=∑Y 2−¿ ¿
Keterangan:
∑Y = Jumlah Skor Y
N = Jumlah Responden

G. Teknik Analisia Data


Setelah instrumen penelitian di ketahui dan dinyatakan valid dan
realibel, kemudian teknik analisis data dengan pengujian hipotesis yang
diajukan dan menjawab rumusan masalah yang diajukan. Analisis data
merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain
terkumpul. Tujuan dari analisis data adalah untuk menyederhanakan sekuruh
data yang telah terkumpul dan menyajikannya secara sistematis.
Sugiyono (2012:335) mengemukakan bahwa Analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan doumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.
Untuk menguji hubungan variabel dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan korelasi Spearman Rank. Alasan peneliti menggunakan teknik
ini karena data yang diperoleh berupa data ordinal.
Uji korelasi Spearman Rank:
6 ∑ D2i
ρ=1−
n ( n2−1 )
Keterangan:
ρ = Koefisien Korelasi Spearman Rank
n = Banyaknya ukuran sampel
∑ D 2i = Jumlah kuadrat dari selisih rank variabel X dan rank variabel Y

Kemudian setelah mendapat nilai koefisien korelasi (ρ) nilainya di


subtitusikan pada rumus uji-t, yaitu sebagai berikut.

t=ρ √n−2
√1−ρ2
Keterangan:
t = Uji signifikan korelasi
ρ = Koefisien Korelasi Spearman Rank
n = Banyak ukuran sampel

Jika nilai t hitung dari uji signifikan korelasi telah didaptkan, hasil
perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai t tabel, kemudian dapat
dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. Jika, t tabel < t hitung
maka H 0 ditolak H 1 diterima dan apabila t tabel > t hitung maka H 0
diterima dan H 1 ditolak.

Berikut tabel kriteria pedoman untuk mengidentifikasi tinggi rendahnya


koefisien korelasi.

Tabel
Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Korelasi Tingkat Hubungan


0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2012:257)

H. Jadwal Penelitian

Bulan
No Kegiatan Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal √
2 Penyusunan instrumen √
Seminar proposal dan
3 √
instrumen penelitian
Pengujian validitas dan
4 √ √
reliabilitas instrumen
5 Penentuan sampel √
6 Pengumpulan data √ √ √
7 Analisis data √ √ √
8 Pembuatan draf laporan √
9 Seminar Laporan √
10 Penyempurnaan Laporan √
Penggandaan laporan
11 √
penelitian

Sumber: Sugiyono (2012:392)


DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung:


Alfabeta.

Arsyad, Ashar. (2002). Media Pembelajaran : PT Raja Grafindo Persada.

Tim Pengembang MKSP Kurikulum dan Pembelajaran. (2006). Kurikulum dan


Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Asyhar, Rayanda. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.


Jakarta:Gaung Persada (GP) Press Jakarta.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2001). Media Pembelajaran (Pembuatan dan
Penggunaannya). CV Sinar Baru . Bandung.

Anda mungkin juga menyukai