Anda di halaman 1dari 271

METODOLOGI PENELITIAN

MULAI MATERI
Introduction
Pengenalan Materi
• Penelitian pada dasarnya adalah merupakan aktifitas dan metode berfikir yang
digunakan untuk memecahkan atau menjawab sesuatu masalah karena
dorongan atau rasa ingin tahu, sehingga yang semua belum diketahui dan
difahami nantinya akan diketahui dan difahami.
• Penelitian merupakan aktifitas dan metode berfikir yang dilakukan secara
sengaja dan mempunyai tujuan tertentu,karena masih adanya kenyataan-2
yang masih tanda tanya atau masih belum diketahuinya, maka dengan
melakukan penelitian, maka apa yang masih tanda tanya atau apa yang belum
diketahui diharaokan dapat terpecahkan dan ditemukan jawabannya.
• Karena aktifitas metode berfikir yang dilakukan secara sengaja dan bertujuan,
maka harus dilaksanakan secara terencana dan sistematis untuk memecahkan
atau menemukan jawaban sesuatu masalah yang berkitan dengan dunia alam
maupun dunia sosial.
1-2
PERTEMUAN 1
KONSEP DASAR PENELITIAN

1-3
Highlight

• Pengertian Metodologi
Penelitian
• Jenis Penelitian
• Fungsi Penelitian
• Tahapan Penelitian Ilmiah

1-4
Metode Penelitian
• Metode penelitian merupakan cara ilmiah
yang digunakan untuk mendapatkan data
dengan tujuan tertentu.
• Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh
metode keilmuan.

1-5
Jenis Penelitian
• Menurut Penggunaannya
• Menurut Metodenya
• Menurut Sifat Permasalahannya
• Menurut Bidang Ilmu

1-6
Menurut Penggunaannya
• Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure
research ).
• Penelitian terapan ( applied reaserch )

1-7
Menurut Penggunaannya
• Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure
research ) adalah setiap penelitian yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
ilmiah atau untuk menemukan bidang
penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis
tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu
tidak segera dipakai namun dalam waktu
jangka panjang juga akan terpakai.
• Penelitian terapan ( applied reaserch )

1-8
Menurut Penggunaannya
• Penelitian dasar atau penelitian murni ( pure
research ).
• Penelitian terapan ( applied reaserch )
– setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti
hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan
praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan
pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk
melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator.
– Dilihat dari segi tujuannya, penelitian terapan berkepentingan
dengan penemuan-penemuan yang berkenan dengan aplikasi
dan sesuatu konsep-konsep teoritis tertentu.

1-9
Menurut Metodenya
• Penelitian Historis
• Penelitian Filosofis
• Penelitian Observasional
• Penelitian Ekspremental

1-10
Penelitian Historis
• Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau
sistematis dan objektif memahami peristiwa-peristiwa
masa lampau itu.
• Data yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar
dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan
permasalahan dengan metode ini adalah paling
rendah.
• Data yang dikumpulkan biasanya hasil pengamatan
orang lain seperti surat-surat arsip atau dokumen-
dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini jika ditujukan
kepada kehidupan pribadi seseorang, maka penelitian
disebut penelitian biografis.

1-11
Penelitian Ekspremental
• penelitian yang dilakukan dengan menciptakan
fenomena pada kondisi terkendali. Penelitian ini
bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-
akibat dan pengaruh faktor-faktor pada kondisi
tertentu.
• Dalam bentuk yang paling sederhana,
pendekatan eksperimental ini berusaha untuk
menjelaskan, mengendalikan dan meramalkan
fenomena seteliti mungkin. Dalam penelitian
eksperimental banyak digunakan model
kuantitatif.

1-12
Menurut Sifat
Permasalahannya
• Penelitian Historis
• Penelitian Deskriptif
• Penelitian Perkembangan
• Penelitian kasus dan Penelitian lapangan
• Penelitian Korelasional
• Penelitian Kausal-Komparatif
• Penelitian Ekspremental
• Penelitian Tindakan

1-13
Penelitian Deskriptif
• Penelitian deskripsi berusaha memberikan
dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual
dan sifat populasi tertentu.
• Misalnya: penelitian yang dilakukan mahasiswa
untuk menyusun tesis memperoleh gelar sarjana
kependidikan di IKIP, biasanya adalah penelitian
deskriptif, seperti penelitian mengenai
kemunduran prestasi belajar siswa, kemunduran
rasa tanggung jawab.

1-14
Penelitian Perkembangan
• Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan
proses pertumbuhan atau perubahan sebagai
fungsi dari waktu.
• Kekhususan:
– Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan
perkembangannya selama jangka waktu tertentu.
Meneliti pola-pola pertumbuhan, laju, arah, dan
urutan perkembangan dalam beberapa fase.
– Penelitian ini umumnya memakai waktu yang panjang
atau bersifat longitudinal. Dan biasa dilakukan oleh
peneliti ahli dengan fasilitas cukup.
1-15
Penelitian kasus dan Penelitian
lapangan
• Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus
secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang
keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
• kekhususan
– Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan ( unit ) secara
mendalam, sehingga hasilnya merupakan gambaran lengkap
atau kasus pada unit itu. Kasus bisa terbatas pada satu orang
saja, satu keluarga, satu daerah, satu peristiwa atau suatu
kelompok terbatas lain.
– Selain penelitian hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang
diteliti juga terbatas, dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi
yang lebih besar jumlahnya, yang terpusat pada spek yang
menjadi kasus. Biasanya penelitian ini dengan cara longitudinal.

1-16
Penelitian Korelasional
• Penelitian korelasional bertujuan melihat
hubungan antara dua gejala atau
lebih.misalnya, apakah ada hubungan antara
status sosial orang tua siswa dengan prestasi
anak mereka.

1-17
Penelitian Kausal-Komparatif
• Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab akibat antara faktor tertentu yang mungkin
menjadi penyebab gejala yang diselidiki.
• Misalnya : sikap santai siswa dalam kegiatan belajar
mungkin disebabkan banyaknya lulusan pendidikan
tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
• Kekhususan
– Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga
mempunyai hubungan sebab akibat itu dilakukan setelah
peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi (
penelitian bersifat ex post facto ).
– Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor
atau beberapa faktor pada masa lampau.

1-18
Penelitian Ekspremental
• Penelitian dengan melakuakn percobaan terhadap
kelompok-kelompok ekspremen. Kepada tiap
kelompok ekspremen dikenakan perlakuan-perlakuan
tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.
• Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap
kelompok ekspremen diukur secara kuantitatif
kemudian dibandingkan.
• Misalnya, hendak meneliti keefektifan metode-metode
mengajar. Penerapan tiap metode dicobakan terhadap
kelompok-kelompok coba. Pada akhir percobaan
prestasi belajar tiap kelompok dievaluasi.

1-19
Penelitian Tindakan
• Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia
kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya, meneliti
keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di
suatu daerah.
• Penelitian pengembangan keterampilan mengisi program B
kurikulum SMA 1984.
• Kekhususan
– Dipersiapkan untuk kebutuhan praktis yang berkaitan dengan
dunia kerja.
– Penelitian didasarkan pada pengamatan aktual dan data tingkah
laku. Menyiapkan program kerja untuk pemecahan masalah.
– Bersifat fleksibel, dapat diadakan perubahan selama proses
penelitian bila dianggap penting untuk pembaruan ( inovasi ).

1-20
Menurut Bidang Ilmu
• Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya
adalah: penelitian pendidikan (lebih lanjut lagi
pendidikan guru, pendidikan ekonomi,
pendidikan kesenian), ketekhnikan, ruang
angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran,
keolahragaan, dan sebagainya.

1-21
Penelitian rekayasa
• Penelitian rekayasa (termasuk penelitian perangkat lunak) adalah
penelitian yang menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu
rancangan guna mendapatkan kinerja sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan.
• Rancangan tersebut merupakan sintesis unsur-unsur rancangan
yang dipadukan dengan metode ilmiah menjadi suatu model yang
memenuhi spesifikasi tertentu.
• Penelitian diarahkan untuk membuktikan bahwa rancangan
tersebut memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Penelitian berawal
dari menentukan spesifikasi rancangan yang memenuhi spesifikasi
yang ditentukan, memilih alternatif yang terbaik, dan membuktikan
bahwa rancangan yang dipilih dapat memenuhi persyaratan yang
ditentukan secara efisiensi, efektif dan dengan biaya yang murah.
• Penelitian perangkat lunak komputer dapat digolongkan dalam
penelitian rekayasa.

1-22
Jenis metode penelitian
menurut para ahli

1-23
Fungsi penelitian
Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan
alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Pemecahan dan jawaban
terhadap permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana hanya dalam penelitian dasar
(basic research) dan dapat spesifik seperti biasanya ditemui pada penelitian terapan (applied research).

1. Mendiskripsikan, memberikan, data atau informasi.


2. Menerangkan data atau kondisi atau latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau
fenomena.
3. Menyusun teori
4. Meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi suatu peristiwa
5. Informasi yang didapat akan sangat berarti dalam memperkirakan kemungkinan
yang akan terjadi untuk melalui masa berikutnya.
6. Mengendalikan peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi.

1-24
Langkah-langkah penelitian
ilmiah
• mengidentifikasi dan merumuskan masalah
• melakukan studi pendahuluan
• merumuskan hipotesis
• mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel
• menentukan rancangan dan desain penelitian
• menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian
• menentukan subjek penelitian
• melaksanakan penelitian
• melakukan analisis data
• merumuskan hasil penelitian dan pembahasan
• menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasi

1-25
Tugas 

1. Apa yang dimaksud dengan metode ilmiah?


Adakah penelitian yang tidak ilmiah? Jelaskan.
2. Dengan kata-kata anda sendiri, coba definisikan
apa yang dimaksud dengan penelitian…
3. Apa perbedaan antara penelitian dasar dan
terapan?
4. Jelaskan berbagai jenis penelitian disertai
contohnya.
5. jelaskan bagaimana cara memilih mtode
penelitian yang paling tepat?
1-26
PERTEMUAN 2
PENELITIAN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1-27
Highlight

• Tingkat pengambilan keputusan


• Proses pengambilan keputusan
• Peran penelitian dalam
pengambilan keputusan

1-28
Tingkat pengambilan keputusan

• Keputusan strategis

• Keputusan taktis

• Keputusan teknis

1-29
Proses pengambilan keputusan

1-30
Peran penelitian dalam
pengambilan keputusan
1. Penelitian merupakan penyelidikan yang sistematis
dan kritis dari fenomena yang dikendalikan oleh
peneliti.
2. Lingkup penelitian akan meliputi segala macam
fenomena yang dikendalikan oleh peneliti
• Peran utamanya ialah penyediaan informasi yang
relevan dan berguna untuk pengambilan keputusan.

1-31
Topik-topik utama dalam penelitian
bisnis
Fungsi topik
Penelitian keuangan -Peramalan trend suku bunga
dan akuntansi -Prediksi saham, obligasi, dan nilai komoditas
-merger dan akuisisi
-studi resiko-manfaat (risk-return)
-dampak pajak
-Analisis portofolio
-Studi mengenai lembaga keuangan
-Studi mengenai keuntungan yang diharapkan
-model penentuan harga aset modal (CAPM)
-resiko kredit
-analisis biaya
Penelitian sistem -studi kebutuhan informasi dan pengetahuan
informasi -evaluasi dan penggunaan sistem informasi komputer
-studi kepuasan dukungan teknis
-analisis basis data
-pengolahan data
1-32
• Thank you

1-33
PERTEMUAN 3
TINJAUAN PUSTAKA

1-34
Highlight

• Landasan teori
• Penelitian terdahulu
• Review Jurnal, makalah.
• Menghindari replikasi

1-35
APA MANFAAT TINJAUAN PUSTAKA?

• Menggali teori-teori dasar, konsep, pemikiran dan hasil-


hasil penelitian yang dikemukakan para ahli terdahulu
• Membantu untuk menentukan arah perkembangan tema
penelitian terkini sesuai bidang keahlian
• Menyediakan informasi dan wawasan ilmiah lebih luas
tentang tema dan topik yang dipilih
• Dominan dimanfaatkan untuk melengkapi data sekunder
• Mengarahkan penyusunan buah pikiran yang lebih
sistematis, terarah, logis, saling terkait, kritis dan
ekonomis dan tidak menyimpang dari kaidah ilmiah
• Mencegah duplikasi karya penelitian

1-36
PERAN PENTING TINJAUAN PUSTAKA
DALAM BODY PENELITIAN
• PENTING SEBAGAI PENENTU LAYAK TIDAKNYA
PENELITIAN DIDANAI SPONSOR
• PEDOMAN MERUMUSKAN:
 Pertanyaan penelitian
 Asumsi
 Kerangka pikir
 Metode
 Penarikan sampel
 Prosedur statistik
 Penyajian & penafsiran data
 Pembanding
• BERBOBOT NILAI TERTENTU PADA BODY PENELITIAN
(PROPOSAL-LAPORAN HASIL)
1-37
MISAL: DOSEN MUDA & KAJIAN WANITA 15 %
PENILAIAN USUL PENELITIAN
DOSEN MUDA &KAJIAN WANITA DIKTI

NO KRITERIA ACUAN PENILAIAN BOBOT (%) SKOR NILAI


1. Perumusan Ketajaman Perumusan 30
Masalah Masalah dan Tujuan Penelitian

2. Manfaat Hasil Pengembangan IPTEKS 20


Penelitian Penunjang Pembangunan
Pengembangan Kelembagaan

3. Tinjauan Relevansi 15
Pustaka Kemutakhiran
Penyusunan Daftar Pustaka

4. Metode Penelitian Ketepatan Metode yang Digunakan 25


5. Kelayakan Kesesuaian Jadwal 10
Penelitian Kesesuaian Keahlian Personalia
Kewajaran Biaya

100

1-38
Apa Syarat Tinjauan Pustaka yang
Dikehendaki?
Memiliki Ciri-Ciri
• Mutakhir
• Relevan
• Otoritas keilmuannya tinggi
secara ilmiah terpercaya
• Asli
• Objektif
• Diutamakan berasal dari jurnal
ilmiah
• Tersusun sesuai aturan/format
acuan
• Hindari sumber informasi non
ilmiah
→ state of the art
penelitian
1-39
Hindari tinjauan pustaka yang bersifat:

• Ekstensif
• Kliping
• Pengacuan untuk
pernyataan umum
• Sembarang kutip
atau sumber tidak
jelas
• Mengutip kutipan
# terlalu banyak
1-40
BAGAIMANA DENGAN PENYUSUNAN DAFTAR
PUSTAKA?

• Sesuai dengan sumber pustaka yang dikutip


• Ikuti aturan format panduan
• Taati asas
• Sistem nomor vs nama-tahun sesuai urutan
abjad

1-41
ALASAN PENOLAKAN TINJAUAN PUSTAKA
DOSEN MUDA & KAJIAN WANITA

• Bahan kepustakaan
kurang menunjang
penelitian
• Pustaka tidak relevan
• Kurang mutakhir
• Umumnya bukan
artikel jurnal ilmiah
• Penyusunan daftar
pustaka kurang baik

1-42
DARI MANA PUSTAKA DIGALI?

• HASIL PENELITIAN
TERDAHULU
• JURNAL ILMIAH
• BUKU REFERENSI
• INTERNET
• SEMUA SUMBER DATA PRIMER
DAN SEKUNDER

cerminan
wawasan/pengetahuan
pengusul

1-43
BEBERAPA CONTOH PENYUSUNAN DAFTAR
PUSTAKA!
Buku Referensi
Tabb, William K., 2001. The Amoral Elephant: Globalization and the Struggle
for Social Justice in the Twenty First Century. Monthly Review Press. New
York.
Pambudy, R., dan Andriyono K., Adhi. 2001. Pemberdayaan Sumberdaya
ManusiaMenuju Terwujudnya Masyarakat Madani. Kerjasama Program
Studi Ilmu Penyuluhan PPS-IPB dengan Perhimpunan Ahli Penyuluhan
Pembangunan Indonesia (PAPPI). Penerbit Pustaka Wirausaha Muda.
Bogor.
HASIL PENELITIAN
Idanati, Rukna dan Imam Santoso. 2004. Identifikasi Kebutuhan-Kebutuhan
Gender Strategis dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Reproduksi. Hasil
Penelitian Studi Kajian Wanita pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Departemen Pendidikan Nasional-Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto.
Santoso, Imam dan Tri Sugiarto. 2002. Kajian Strategi Survival
Rumahtangga Petani Miskin di Pedesaan Agraris. Hasil Penelitian Dosen
Muda pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Departemen Pendidikan
1-44 Nasional-Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Contoh Lainnya?

Internet
Bridges B. 1998. List of 1500+ Chemicals with CAS …
http://www.pw1.netcom./ ~bcb56/chemlist.html
Thesis/Disertasi
Rosa, Dini. 2004. Model Pengembangan Kewirausahaan Korban
PHK … di Perkotaan. Disertasi Pascasarjana IPB. Bogor.
Wibowo FR. 2000. Hidrasi dan Adisi Metanol pada …. Tesis
Pascasarjana UGM, Yogyakarta
Jurnal
Parani, Rizaldi. 2001. Globalisasi dan Dinamika Serikat Buruh di
Indonesia. Dimuat pada Jurnal Ilmiah Masyarakat. Edisi Nomor 9,
September. LABSOSIO FISIP. Universitas Indonesia. Depok.

1-45
SUSUNAN DAFTAR PUSTAKA PERLU
KONSISTEN

• INGAT………..
• Teknik penyusunan daftar
pustaka bisa beda-beda
• Tergantung gaya
selingkung
• Meski demikian perlu
tetap konsisten terhadap
acuan format sesuai
pesan sponsor…….

1-46
HAL PENTING DALAM MENYUSUN KERANGKA
PIKIR

Tata Letak Kerangka Pikir :


Sesudah pendahuluan
Sesudah tinjauan pustaka (?)
Di bagian awal metode
Bisa digabung dengan latar belakang, pendahuluan
Sesuatu yang harus disadari:
Jangan diulang-ulang

1-47
APAKAH HIPOTESIS HARUS SELALU
DIRUMUSKAN?

• Bisa eksplisit
(penelitian
eksperimental,
komparatif,
korelasional)
• Tersirat
• Tak ada? (sejarah)

1-48
RUMUSKAN HIPOTESIS SESUAI
KEBUTUHAN PENELITIAN
• Rumusan masalah • Deskriptif
• Tujuan penelitian • Penjelasan (explanatory or
• Metode yang digunakan confirmatory)-menjelaskan
apakah untuk maksud: hubungan kausal atau
• Penjajagan (eksploratif ) – pengujian hipotesa
sifatnya terbuka masih • Evaluasi
mencari-cari fokus masalah • Prediksi\
dan pengetahuan peneliti • Operasional
relatif terbatas sehingga • Pengembangan indikator
berangkat tanpa hipotesa
• Dll

1-49
FUNGSI HIPOTESA ?
• Instrumen kerja dari teori
• Membantu perancangan penelitian (metode,
instrumen, sampling, analisis statistik, data yang
perlu dikumpulkan)
• Dasar penentuan asumsi
• Dasar penentuan relevansi data
• Dasar untuk menjelaskan atau membahas data
yang dikumpulkan
• Memandu mengkonsolidasikan temuan dan
merumuskan simpulan

1-50
SYARAT HIPOTESA YANG BAIK ?

• Rumusan pernyataan yg
menghubungkan dua
variabel atau lebih
• Gambaran bentuk
hubungan antar variabel
jelas
• Variabel mudah terukur
• Petunjuk cara pengujian
hipotesis jelas

1-51
Bentuk Hipotesis
Operasional vs. Bentuk

• Semua rumusan hipotesa yg


disusun peneliti (relasional &
deskriptif)- Hipotesa Kerja (Hk).
• Pembanding perlu Ho sebagai
pembanding hipotesa kerja
• Perlu diuji
• Hipotesis yg terbukti diterima atau
ditolak sama penting kadar
ilmiahnya
Pertanyaan penelitian: Adakah
perbedaan nyata antara motivasi
penyuluh dgn motivasi petani
berkenaan dengan beberapa segi
adopsi teknologi sonic bloom?
• O: Ada perbedaan nyata …
• N: Tidak ada perbedaa
1-52
• Mari kita mereview jurnal masing masing 

1-53
PERTEMUAN 4
TAHAPAN PENELITIAN 1-3

1-54
Highlight

• Observasi
• Data Pendahuluan

1-55
BEBERAPA CARA PENGUMPULAN DATA

I. PENGAMATAN (OBSERVASI)

• Pengamatan adalah suatu perbuatan jiwa


secara aktif dan penuh perhatian untuk
menyadari adanya rangsangan.
• Mula-mula rangsangan dari luar mengenai
indera, dan terjadilah penginderaan dan
kemudian apabila rangsangan tersebut
menarik perhatian akan dilanjutkan adanya
1-56
pengamatan
Contoh : Sebuah mobil di depan kita akan
menyebabkan penginderaan pada kita.

Apabila mobil itu menarik perhatian kita,


maka akan terjadi proses penginderaan.
Pada penginderaan tidak disertai
keaktifan jiwa, sedangkan pada
pengamatan disertai keaktifan jiwa
1-57
Dalam penelitian, pengamatan adalah suatu
prosedur yang berencana, yang antara lain
meliputi melihat, dan mencatat jumlah dan
taraf aktivitas tertentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti.
Jadi dalam melakukan opservasi bukan hanya
“mengunjungi”, ‘melihat”, atau “menonton”
saja, tetapi disertai dengan keaktifan jiwa
atau peratian khusus dan melakukan
1-58
pencatatan-pencatatan
Ahli lain mengatakan bahwa observasi
adalah studi yang disengaja dan
sistimatik tentang penomena sosial
adalah studi yang disengaja dan
sistimatik tentang fenomena sosial dan
gejala-gejala psychis dengan jalan
“mengamati” dan “mencatat”

1-59
1. Pengamatan dan Ingatan
• Ingatan adalah kekuatan jiwa untuk
menerima, meyimpan dan memproduksi
kesan.
• Dalam pengumpulan data melalui ingatan ini
diperlukan ingatan yang cepat, setia, teguh
dan luas.
• Ingatan yang cepat artinya dalam waktu
singkat dapat memahami sesuatu hal tanpa
1-60
menjumpai kesukaran-kesukaran
• Setia artinya kesan-kesan yang diterimanya
akan disimpan sebaik-baiknya, tak akan
berubah.
• Teguh artinya dapat menyimpan kesan waktu
lama, tak mudah lupa
• Luas artinya dapat menyimpan kesan yang
banyak
Tetapi pada umumnya kita sulit untuk
mempunyai sifat-sifat ingatan seperti
1-61
tersebut diatas .
Oleh sebab itu untuk mengatasi kelemahan ini dan
untuk mengurangi timbulnya kesalahan-kesalahan,
observasi dapat dibantu bantu dengan jalan :
1. Mengklasifikasikan gejala-gejala yang relevan.
2. Observasi diarahkan pada gejala-gejala yang
relevan.
3. Menggunakan jumlah pengamatan yang lebih
banyak
4. Melakukan pencatatan dengan segerah
5. Didukung dengan alat-alat pencatat atau formulir
isian (kuesioner)
6. Dapat didukung pula oleh alat-alat mekanik /
elektronik seperti alat potret, film, tape recorder
1-62
dll.
2. Sasaran Pengamatan
Apabila seorang peneliti terjun ke tengah-tengah
masyarakat akan dijumpai banyak sekali
kenyataan / gejala-gejala sosial yang
dijadikan sasaran pengamatan.
Tetapi tidak senua yang dilihat dan diamati itu
diperlukan didalam penelitian.
Oleh karena itu, sasaran pengamatan peneliti
akan menghadapi kesukaran dalam
menentukan apa yang harus diamati dan
diperhatikan dengan seksama, dan apa yang
1-63
diabaikan
Batasan tentang sasaran pengamatan ini,
sebaiknya dipertimbangkan lebih dahulu
sebelum peneliti memulai mengadakan
pengamatan.
Untuk membantu pembatasan sarana penelitian
ini peneliti dapat mempelajari teori-teori
maupun pengetahuan-pengetahuan.

1-64
3. Beberapa Jenis Pengamatan

a). Pengamatan terlibat (observasi partisipatif)


• Pada jenis pengamatan ini pengamat
(observer) benar-benar mengambil bagian
dalam kegiatan yang dilakukan sasaran
pengamatan (observee)
• Yang perlu diperhatikan dalam pengamatan
ini adalah jangan sampai mereka (observee)
tahu bahwa pengamat yang sedang berada
ditengah-tengah mereka sedang
memperhatikan gerak-gerik mereka.
1-65
Apabila observee tahu bahwa mereka sedang
diperhatikan (diamati) maka akan terjadi
kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
• Tingkah laku mereka akan dibuat-buat
• Kepercayaan mereka terhadap pengamat
akan hilang, yang akhirnya menutup diri dan
selalu perprasangka
• Dapat mengganggu situasi dan relasi pribadi
• Akibat dari ini semua akan diperoleh data
yang bias
1-66
Agar observasi partisifatif ini berhasil, perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
• Dirumuskan gejala apa yang harus diobservasi
• Diperhatikan cara pencatatan yang baik, sehingga
tidak menimbulkan kecurigaan
• Memelihara hubungan baik dengan observee
• Mengetahui batas-batas intensitas partisipasi
• Menjaga agar situasi dan iklim psichologis tetap wajar
saja
• Mencegah timbulnya kecurigaan penolakan
• Sebaiknya pendekatan pengamat dilakukan melalui
1-67 tokoh-tokoh masyarakat setempat (key person).
Dalam hal intensitasnya partisipasi dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
1).Partisipasi partiil (sebagian), yang hanya
mengambil bagian pada kegiatan-kegiatan
tertentu saja, di mana tingkahlaku-
tingkahlaku yang akan diamati timbul.
2).Partisipasi penuh, dengan ikut serta pada
semua kegiatan sosial yang ada.
1-68
b). Pengamatan Sistematis
• Ciri utama jenis pengamatan ini adalah
mempunyai kerangka atau struktur yang jelas,
dimana di dalamnya berisikan faktor yang
diperlukan, dan sudah dikelompokkan ke
dalam kategori-kategori.
• Dengan demikian maka materi observasi
mempunyai skope yang lebih sempit dan
terbatas, sehingga pengamatan lebih terarah.
1-69
• Pada umumnya observasi sistimatis ini
didahului suatu observasi pendahuluan, yakni
dengan observasi partisipatif guna mancari
penemuan dan perumusan masalah yang
akan dijadikan dsasaran observasi.
• Apabila dalam suatu observasi tidak
sistimatika secara kategoris atau tidak
mempunyai kerangka struktur, maka
pengamatan ini digolongkan dalam observasi
non-sistematis.
1-70
• Hal ini yang perlu diperhatikan oleh
pengamat dalam pengamatan yang
berstruktur ini adalah agar bermacam-macam
peralatan yang dipergunakan untuk
mengadakan pencatatan jangan sampai
mengganggu hubungan antara pengamat itu
sendiri dengan observee (yang diamati)
c). Observasi Eksperimental
• Dalam observasi ini observee dicoba atau
dimasukkan kedalam suatu kondisi atau
1-71
situasi tertentu.
• Kondisi dan situasi itu diciptakan sedemikian
rupa sehingga yang akan dicari /diamati akan
timbul.
• Pengamatan dilakukan dengan amat teliti,
karena pada umumnya gejala-gejala sosial itu
sulit untuk ditimbulkan lagi meskipun dalam
situasi dan kondisi yang sama.
• Dalam jenis observasi ini semua kondisi dan
faktor-faktornya dapat diatur dan
dikendalikan, maka observasi eksperimen ini
1-72
juga disebut pengamatan terkendali.
• Keuntungan dari pengamatan terkendali ini
antara lain :
Orang tidak perlu menunggu terlalu lama
timbulnya suatu gejala atau tingkah laku yang
diperlukan.
Sebab gejala / tingkah laku yang sulit timbul
dalam keadaan normal, dengan stimulus /
kondisi yang sengaja diciptakan itu, gejala –
gejala tersebut dapat muncul. Mis; gejala
1-73
frustrasi, ketekunan, agresi, reaksi dsb
• Pengamatan jenis ini mempunyai kelemahan
kelemahan karena hasilnya sering “bias” hal ini
disebabkan karena orang-orang yang menjadi
sasaran pengamatan seolah-olah dipaksa untuk
meninggalkan lingkungan mereka yang asli, dan
memasuki suatu tempat atau ruangan yang asing
bagi mereka, sehingga apa yang dilakukan mereka
di tempat / situasi yang asing ini berbeda dengan
tingkah laku meraka ditempat asal mereka. Jadi
kemungkinan tingkah laku mereka selama didalam
1-74percobaan dibuat-buat
Tahapan penelitian 1-3
• Observasi
– Informasi latar belakang mengenai organisasi—
yaitu, faktor kontekstual.
– Filosofi manajemen, kebijakan perusahaan, dan
aspek struktural lainnya.
– Persepsi, sikap, dan respons perilaku dari anggota
organisasi dan sistem klien (sejauh dapat
diterapkan).

1-75
PERBEDAAN SKRIPSI, TESIS DAN
DISERTASI
• Skripsi
Penulisan skripsi bagi mahasiswa S1 bertujuan untuk
memberikan kemampuan kepada mahasiswa dalam
penulisan ilmiah secara baik dan benar.
• Tesis
Penulisan tesis yang bertujuan untuk pengembangan
ilmu pengetahuan dan pemecahan masalah secara
mendalam.
• Disertasi
Disertasi lebih bertujuan untuk membangun teori
baru.

1-76
ROUTE MAP MASALAH PENELITIAN

FENOMENA BISNIS/
DATA LAPANGAN
S1

RESEARCH
LATAR
RUMUSAN RUMUSAN
GAP: S2-S3 BELAKANG
MASALAH MASALAH
MASALAH PENELITIAN

THEORY
GAP:S2-S3

1-77
JENIS PENELITIAN
• Penelitian Aplikatif
– Masalah Fenomena Gap
• Penelitian Fundamental
– Masalah Research Gap

1-78
Jenis Penelitian Berdasarkan
Tingkat Eksplanasinya
• Deskriptive
• Komparative
– Sampel Berpasangan
– Sampel Bebas
• Assosiatif
– Korelasional
– Kausal

1-79
SISTEMATIKA PROPOSAL
• BAB I. PENDAHULUAN
• BAB II. TELAAH PUSTAKA DAN
PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN
• BAB III. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK
ANALISIS DATA

1-80
Terima kasih

1-81
PERTEMUAN 5
TAHAPAN PENELITIAN 4-5

1-82
Highlight

• Theorytical Frame work


(kerangka pemikiran)
• Hipotesis

1-83
Proses teoritis berkaitan dengan kegiatan untuk
menjelaskan masalah dengan menggunakan teori
yang relevan, serta menyusun kerangka
teoritis/kerangka pemikiran yang digunakan dalam
penelitian.

Deskripsi teori yaitu menggambarkan teori-teori yang


relevan dengan masalah yang diteliti. Untuk
menentukan teori yang relevan dilakukan dengan
berpijak pada variabel-variabel penelitian.

1-84
Misalnya; Bagaimana deskrisi teori tentang variabel
motivasi.

1. teori motivasi dari herzberg


2. teori motivasi Alderfer
3. teori motivasi Mc Clelland
4. teori motivasi Douglas Mc Gregor
5. teori motivasi Maslow dll

1-85
Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan susunan kontruksi logika yang


diatur dalam rangka menjelaskan variabel yang diteliti

kerangka pemikiran dirumuskan untuk menjelaskan


konstruksi aliran logika untuk mengkaji secara sistematis
kenyataan empirik.

kerangka pemikiran ditujukan untuk memperjelas variabel


yang diteliti sehingga elemen pengukurnya dapat dirinci
secara kongkrit.

1-86
Peranan teori dalam kerangka
pemikiran
1. sebagai orientasi dari masalah yang diteliti
2. Sebagai konseptualisasi dan klasifikasi yang memberikan
petunjuk tentang kejelasan konsep, fenomena dan variabel
atas dasar pengelompokan tertentu
3. Sebagai generalisasi; teori memberikan rangkuman terhadap
generalisasi empirik dan antar hubungan dari berbagai
proposisi yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu baik
yang akan diuji maupun yang telah diterima
4. Sebagai peramal fakta; teori dapat melakukan peramalan
dengan membuat ekstrapolasi dari yang sudah diketahui
terhadap yang belum diketahui

1-87
Teori sebagai orientasi

Terdapat berbagai teori yang dapat


menjelaskan suatu masalah tertentu. Teori
tersebut terbentuk antara lain berdasarkan
pendekatan yang berbeda satu sama lain.
Pemilihan teori satu teori tertentu akan
memberikan suatu orientasi sehingga
dimungkinkan untuk memfokuskan
pemahaman masalah dengan lebih tepat.

1-88
Sebagai konseptualisasi atau klasifikasi

Teori merupakan hubungan yang logis dari


sejumlah proposisi. Proposisi yang ada
berasalal dari pengelompokan terrtentu dan
pengertian tertentu. Kerangka pemikiran
diharapkan dapat memberikan petunjuk
tentang pengertian dari konsep yang ada,
hubungannya satu dengan yang lain serta
bentuk kesaling hubungannya yang ada.

1-89
Sebagai generalisasi

Teori merupakan suatu kontruksi dari berbagai


realitas sosial yang dapat menjelaskan suatu
masalah tertentu. Teori akan memberikan
rangkuman terhadap generalisasi empirik
serta antar hubungan dari berbagai proposisi
terutama kesimpulan umum yang didasarkan
pada asumsi-asumsi tertentu baik yang akan
diuji maupun yang telah diterima

1-90
Sebagai prediksi

Melalui berfikir deduktif teori dapat


melakukan prediksi tentang adanya fakta
dengan cara membuat ekstrapolasi dari hal
yang sudah diketahui kepada yang belum
diketahui.

1-91
Manfaat kerangka pemikiran

1. membantu peneliti untuk menempatkan


penelitiannya dalam konteks yang lebih
luas.
2. menguji apakah perumusan masalah
dan tujuan yang ingin dicapainya logis
3. menemukan konsep-konsep yang dapat
dipakainya untuk masalah penelitian
yang akan dilaksanakan
1-92
Kerangka teori dapat disusun dalam bentuk:

1. Berdasarkan historis yaitu disusun menurut


struktur kontruksi sejarah perkembangan
teori (diakronis)
2. Berdasarkan tematik disusun menurut
struktur ruang lingkup tema penelitian
secara berjenjang dari dasar, menengang
dan operasional (sinkronis)
1-93
Menyusun kerangka teoritis

Setelah dirumuskan pertanyaan penelitian,


tujuan penelitian serta variabel penelitiannya
selanjutnya menempatkannya dalam konteks
teoritis yang lebih luas. Untuk memperoleh
gambaran dalam penyusunannya perlu
diketahui apa saja yang sebaiknya ada dalam
kerangka teoritis.

1-94
Isi kerangka teoritis/kerangkaa
pemikiran

1. Teori pokok yang digunakan dalam penelitiannya,


(kalau tidak ada);
2. Dapat menggunakan model, (jika tidak ada) ;
3. Penelitian-penelitian sejenis yang pernah dilakukan
oleh orang lain. Dalam hal ini harus dapat
ditunjukan aspek-aspek apa saja yang masih
belum tuntas ditelaah sehingga terdapat alasan
untuk melakukan penelitian

1-95
Teori jalan kecil-tujuan (Path-Goal theory) –MARTIN Evans,
Robert House

Karakteristik
bawahan

Perilaku gaya
Bawahan HASIL
Kepemimpinan
-direktif -Persepsi -Keputusan
-supportif -Motivasi -Kejelasan perintah
-partisipatif -Kejelasan tujuan
-prestasi -- pelaksanaan kerja

Kekuatan-kekuatan
Lingkungan
-Karakteristik tugas
-Sistem otoritas forma
-Kerja utama groupl
1-96
MODEL PROSES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Van Meter dan
Van Horn
KOMUNIKASI ANTAR
ORGANISASI DAN KRGIATAN
PELAKSANAAN

UKURAN DAN
TUJUAN

CIRI BADAN
PELAKSANA SIKAP PARA PRESTASI
SUMBER PELAKSANA
KEBIJAKAN KERJA

LINGKUNGAN
EKONOMI, SOS
DAN POL

1-97
Perumusan hipotesis

Sumber Masalah
Kehidupan sehari-hari
Teoritis

Teori
Penelitian terdahulu
Penelitian Pendahuluan
Akal sehat

Perumusan Hipotesis

Instrumen penelitian
Variabel, Data

Pengujian Hipotesis

Kesimpulan Dan
Implikasi
1-98
1-99
PENGERTIAN HIPOTESIS

• Hipotesis merupakan jawaban


sementara yang hendak diuji
kebenarannya.
• Tidak semua penelitian memerlukan
hipotesis, penelitian yang bersifat
eksploratif dan deskriptif tidak
memerlukan hipotesis

1-100
MANFAAT HIPOTESIS
• 1. Menjelaskan masalah penelitian
• 2. Menjelaskan variabel-variabel yang akan diuji
• 3. Pedoman untuk memilih metode analisis data
• 4. Dasar untuk membuat kesimpulan penelitian

• Hipotesisi 1 : Budaya berpengaruh signifikan terhadap lingkungan industri.


• Hipotesisi 2 : Variabel budaya berpengaruh signifikan terhadap daya saing.
• Hipotesisi 3 : Variabel lingkungan industri berpengaruh signifikan terhadap
budaya
• Hipotesisi 4 : Variabel lingkungan industri berpengaruh signifikan terhadap
daya saing.

1-101
• HIPOTESIS DAPAT MENUNJUKKAN:
– MASALAH PENELITIAN
– VARIABEL PENELITIAN
– METODE ANALISIS DATA
– KESIMPULAN

DASAR PERUMUSAN HIPOTESIS


1. Berdasarkan pada teori
2. Berdasarkan penelitian terdahulu
3. Berdasarkan penelitian pendahuluan
4. Berdasarkan akal sehat peneliti
1-102
1. HIPOTESIS DESKRIPTIF
– Pelayanan PT. TELKOM tidak Memuaskan
– Semangat Mahasiswa FIA Tinggi
2. HIPOTESIS KOMPARATIF
– Pelayanan PT. TELKOM lebih memuaskan dibandingkan dengan
PT. INDOSAT MEGA MEDIA
– Semangat Mahasiswa FIA lebih tinggi dibandingkan dengan
semangant Mahasiswa FE
3. HIPOTESIS ASOSIATIF
– Kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pemasaran
– Semangat Mahasiswa kuliah berpengaruh positif terhadap
Hasil Evaluasi

Jenis hipotesis
HIPOTESIS KERJA (ADA PERBEDAAN)
1-103
PEMBAGIAN
HIPOTESIS NOL (TIDAK ADA PERBEDAAN)
KEADAAN SEBENARNYA
KESIMPULAN DAN
KEPUTUSAN
HIPOTESIS BENAR HIPOTESIS SALAH

TIDAK MEMBUAT
TERIMA HIPOTESIS KEKELIRUAN TIPE II
KEKELIRUAN

TIDAK MEMBUAT
TOLAK HIPOTESIS KEKELIRUAN TIPE I

KEKELIRUAN
KEKELIRUAN

1-104
• Yuk konsultasi penelitian 

1-105
PERTEMUAN 6
TAHAPAN PENELITIAN

1-106
Highlight

• Desain penelitian

1-107
Desain Penelitian
• Untuk menentukan cara yang akan digunakan
untuk menjawab pertanyaan penelitian
dilakukan dengan memilih metode penelitian
yang akan digunakan. Pemilihan metode ini
berkaitan dengan:
1. Tujuan penelitian yang ingin dicapai
2. Logika berfikir yang digunakan
3. Ketersediaan sumber daya yang ada

1-108
Jenis analisis penelitian
Metode penelitian berdasarkan analisisnya
dibedakan:
1. Penelitian Kuantitatif
2. Penelitian kualitatif

Penelitian kuantitatif didasarkan pada paradigma


positivistik
Penelitian kualitatif didasarkan pada paradigma
humanistik

1-109
Tujuan pokok penelitian kuantitatif adalah
untuk memperoleh generalisasi terhadap
populasi (inferens).

Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk


memahami/memaknai setiap gejala yang
ada (verstehen). Pemaknaan dilakukan
sedalam mungkin sampai diperolehnya
variasi yang jenuh.
1-110
Syarat obyek yang diamati dalam penelitian
kuantitatif (kerlinger, Bailey)

1. dapat di/ter amati (obsevable)


2. dapat di/ter ulang (repeatable)
3. dapat di/ter ukur (measurable)
4. dapat di/ter uji (test table)
5. dapat di/ter ramal (predictable)
1-111
Kerangka Dasar Penelitian
Kuantitatif

Teori Level teori


(Variabel)

OPRERASIONALISASI Generalisasi Empiris


(INDUKSI) (DEDUKSDI)

Deffinisi Opersional Level Empiris


(Indikator)

1-112
Siklus Empirik penelitian
kuantitatif

Hipotesis
Induksi Deduksi
populasi
Teori Perumusan Pengumpulan
masalah sampel Data/uji hip

Deduksi Induksi

evaluasi

Sumber: Bailey dalam Tamagola


1-113
Metode dalam Penelitian
Kuantitatif

• Experimental
• Survai

1-114
Desain Experimental
1. The one short case study

X T2
Treatmen Posttest

“single after program” suatu kelompok dikenakan perlakukan


tertentu setelah itu dilakukan pengukuran terhadap variabel
tergantung

1-115
2. One group p-retest-posttest design

T1 X T2
Pretest Treatment Posttest

The static group comparison, randomized


control group only desing

X T1
Postest Treatment T2
Posttest

1-116
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Menentukan variabel bebas sebagai variabel
treatmen/intervensi. Variabel ini tidak akan
diukur, melainkan muncul sebagai variabel yang
akan mengakibatkan perubahan pada variabel
tergantung.

2. Menentukan kelompok experimental yaitu


kelompok.sasaran yang terkena intervensi.

1-117
Desain Survai
Penelitian survai bertitik tolak dari konsep,
hipotesis dan teori yang sudah mapan, lebih
bersifat sebagai verifikasi atas teori yang
sudah tersedia. Sehingga bertitik tolak dari
dasar deduktif.
Metode survai digunakan untuk penelitian
deskriptif, eksplanatif dan eksploratif.

1-118
Ciri penelitian survai
1. Unit analisisnya individu, sedangkan jika unit
analisisnya kelompok, maka anggota
kelompok (individu) dipilih sebagai
responden
2. Data dikumpulkan dari responden yang
banyak jumlahnya dengan menggunakan
quesioner terstruktur

1-119
Langkah-langkah
penelitian survai
teori
membaca merumuskan

masalah prediksi hipotesis identifikasi variabel

membaca
Pengmpulan Desain
Hasil
Penelitian data penelitian
penentuan
penentuan
sampel
mengumpulkan
Pengolahan
penemuan data data
1-120
Thanks 

1-121
PERTEMUAN 8
POPULASI DAN SAMPEL

1-122
Highlight

• Populasi dan Sampel


• Teknik Sampling
• Probability Sampling
• Non probability sampling
• Ukuran sampel

1-123
POPULASI DAN SAMPEL
• Apakah populasi?
• Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur
atau elemen yang menjadi obyek penelitian.
Elemen populasi ini biasanya merupakan
satuan analisis.
• Populasi: Himpunan semua hal yang ingin
diketahui.
• Dapat berupa kumpulan semua kota, semua
wanita, semua perusahaan.
1-124
• Populasi dalam penelitian dapat
pula diartikan sebagai
keseluruhan unit analisis yang ciri-
cirinya akan diduga.

Unit analisis adalah unit/satuan


yang akan diteliti atau dianalisis
1-125
Menentuan populasi dibantu oleh
4 faktor :

• Isi
• Satuan
• Cakupan (scope)
• Waktu

1-126
Contoh:
• Suatu penelitian tentang pendapatan keluarga
petani di Kabupaten Jombang tahun 2005,
•  maka populasinya dapat ditetapkan dengan 4
faktor tsb:
• Isi  Semua keluarga petani
• Satuan  Petani penggarap/pemilik
tanah
• Cakupan (scope) Kabupaten Jombang
• Waktu  tahun 2005

1-127
Populasi dapat dibedakan

• Populasi target merupakan populasi yang


telah ditentukan sesuai dengan
permasalahan penelitian, dan hasil
penelitian dari populasi tersebut ingin
disimpulkan.
• Populasi survei merupakan populasi yang
terliput dalam penelitian yang dilakukan.

1-128
Populasi Survei

Populasi target

Idealnya populasi target dan populasi


survei sama, tapi karena berbagai sebab
maka
1-129
populasi target dan survei menjadi
Apakah sampel?

Sampel adalah unsur-unsur yang diambil dari


populasi

1-130
Cara menentukan sample, agar
memenuhi syarat
Teknik (metode) penentuan sample yang ideal
memiliki ciri-ciri:
• Dapat memberikan gambaran yang akurat
tentang populasi
• Dapat menentukan presisi
• Sederhana sehingga mudah dilaksanakan
• Dapat memberikan keterangan sebanyak
mungkin dengan biaya murah.
Presisi=standard error, Nilai rata-rata populasi
dikurangi nilai rata-rata sampel
1-131
Berapa besar sampel = representatif?

Besar sample perlu mempertimbangkan hal-hal sbb:


Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi
 completely heterogeneous
Presisi yang dikehendaki dari penelitian
Rencana analisis
Tenaga, biaya dan waktu
Besar populasi

 SEMAKIN BESAR SAMPEL SEMAKIN TINGI TINGKAT PRESISI


YANG DIDAPATKAN

1-132
Teknik penarikan/pengambilan sample

1. Probability Sampling (random sampling)


2. Non Probability Sampling (non random
sampling)

1-133
Probability Sampling
Teknik penarikan sampel, dimana setiap unsur atau elemen
sampling diberi kesempatan yang sama dan persis sama
untuk diikutkan/dipilih dalam sample.

Syarat dalam penarikan sample probabilitas adalah


tersedianya daftar anggota populasi atau daftar
unsure/elemen populasi (kerangka sample/sampling
frame).

1-134
Beberapa Teknik Probability
Sampling:
1. Simple Random Sampling ( Penarikan sample
secara Random/Acak Sederhana)
Caranya :
• Dengan mengundi elemen/anggota
populasi
• Dengan menggunakan tabel angka random

1-135
Syarat Acak Sederhana
1. Tersedia kerangka sampling
2. Sifat populasi homogen
3. Populasi tidak terlalu tersebar secara
geografis

1-136
2. Systematic Random Sampling
(Penarikan sample secara sistematik)
• Caranya:
1. Melakukan cek keadaan daftar populasi (kerangka populasi)
2. Menetapkan jarak/interval
N
I = -----------
n
I = Interval (5)
N = Jumlah anggota populasi (100)
n = Jumlah anggota sampel (20)

3. Menetapkan nomor berapa peneliti akan mulai menghitung


(penetapan momor pertama ini dilakukan secara acak/random)
1, 2, 3, 4 dan 5
4. Anggota sampel berikutnya ditentukan dengan menambahkan interval
pada nomor pertama dan seterusnya

1-137
3. Stratified Random Sampling
(Penarikan Sampel Startifikasi)
Caranya:
1. Menetapkan kriteria yang jelas yang akan digunakan
sebagai dasar penetuan strata (lapisan).
2. Dengan dasar kriteria tersebut populasi dibagi ke dalam
sub-subpopulasi (setiap subpopulasi diasumsikan
homogen)
3. Penentuan besar sampel pada masing-masing subpopulasi
bisa proporsional bisa pula tidak.
4. Penentuan unsur bisa simple random/systematic

1-138
Syarat Stratified Random
Sampling
1. Kriteria yang jelas untuk menstratifikasi
2. Ada data pendahuluan mengenai kriteria
3. Diketahui jumlah tiap lapisan

1-139
4. Cluster Sampling
(Penarikan Sampel Berkelompok)
Teknik ini digunakan karena mengalami dua
permasalahan, yaitu:
1) peneliti kekurangan kerangka sampling yang baik,
suatu populasi yang menyebar;
2) Biaya yang tinggi untuk menyusun kerangka
sampling dan menjangkau setiap elemen sample.

1-140
Caranya:
1. Populasi dibagi ke dalam mini populasi-mini populasi.
Mini populasi memiliki karakteristik yang sama dengan
populasi
2. Pengelompokan mini populasi ini bisa berdasarkan pada
pengelompokan secara administrasi.
3. Setelah itu menentukan cluster secara random (bisa
dilakukan secara bertingkat misal dari desa menjadi
dukuh-dukuh atau dusun dst)
4. Cluster yang terpilih adalah unit yang berisi elemen
sample final

1-141
5. Multistage Sampling
(Penarikan Sampel Secara Bertahap)

Hampir sama dengan cluster, dengan


tahap lebih dari satu kali (misal
propinsi, kabupaten, kecamatan,
kelurahan/desa dan seterusnya)

1-142
6. Area Sampling
( Penarikan Sampel Wilayah)
• Cara ini dilakukan karena populasi tidak dapat
kerangka sampling.
• Dibutuhkan suatu foto udara yang jelas dan rinci dari
wilayah yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui
blok-blok yang ada seperti perumahan, pertokoan.
• Teknik penarikan sample sama seperti penarikan
sampel secara bertahap.

1-143
II. Non Probability Sampling
(Non random sampling)
– Cara ini dilakukan bila tidak mungkin diperoleh daftar yang
lengkap dari populasi penelitian, sehingga tidak terdapat
kesempatan yang sama pada anggota populasi.
– Karena itu peneliti tidak dapat membuat generalisasi atau
kesimpulan yang dapat mewakili populasi, hasil analisis
hanya berlaku untuk anggota populasi yang diteliti.
– Dengan penarikan sample non probability, peneliti tidak
dihadapkan pada cara-cara yang rumit.

1-144
Beberapa Teknik Non Probability
Sampling
1. Purposive Sampling (Penarikan Sampel Secara
Sengaja)
– Cara ini membutuhkan kemampuan dan pengetahuan
yang baik dari peneliti terhadap populasi penelitian.
– Untuk menentukan siapa yang menjadi anggota sample,
maka peneliti harus benar-benar mengetahui dan
beranggapan bahwa orang yang dipilihnya dapat
memberikan informasi yang diinginkan sesuai dengan
permasalahan penelitian.

1-145
2. Quota Sampling
(Penarikan Sampel Jatah)
• Cara ini mirip dengan stratified sampling, yaitu
dengan membagi populasi ke dalam sub-sub
populasi sesuai dengan fokus penelitian.
• Penarikan sample jatah dilakukan bila peneliti
tidak dapat mengetahui jumlah yang rinci dari
setiap strata populasinya.

1-146
3. Snow-ball Sampling
(Penarikan Sampel Bola Salju)
• Cara penarikan sampel ini dimulai dengan jumlah
yang sedikit akhirnya menjadi banyak, dengan
beberapa tahap.
• Pertama, menentukan satu atau beberapa orang
untuk diwawancarai.
• Selanjutnya orang-orang tersebut akan berperan
sebagai titik awal penarikan sampel selanjutnya.
– Salah satu kelemahannya adalah sampel yang pada tahap
berikutnya adalah orang-orang terdekat (peer group).
Karena itu orang pertama dipilih lebih dari satu.

1-147
4. Sequential Sampling
Penarikan sample ini dimulai dengan
pengambilan sample dalam jumlah kecil,
kemudian data dianalisis.

Jika hasilnya masih diragukan, maka sample


diambil yang lebih besar dan seterusnya.

1-148
5. Accidental/Haphazard Sampling
(Penarikan Sampel Secara Kebetulan)

Penarikan sample ini dilakukan dengan cara


memilih orang yang kebetulan ditemui.

1-149
Akhir Kata
Penentuan populasi dan sampel
harus dilalui bila benar-benar ingin
menjadi sarjana yang

jujur
1-150
• Mereview jurnal dan proposal

1-151
PERTEMUAN 9
SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMENTAL
PENELITIAN & METODE PENGUMPULAN DATA

1-152
Highlight

• Skala nominal, ordinal, interval


dan rasio

1-153
Apakah data itu?
• Data adalah sesuatu yang diketahui atau
dianggap, meskipun belum tentu benar.
• Data dapat digunakan untuk menggambarkan
suatu keadaan atau persoalan.
• Data yang baik adalah data yang bermanfaat
• Data yang telah diolah disebut dengan
informasi

1-154 154
Kegunaan Data :
 Dasar suatu perencanaan
◦ Bertujuan agar perencanaan sesuai dengan kemampuan
supaya dapat dihindari perencanaan yang sulit untuk
dilaksanakan (ambisius).
 Alat pengendalian
◦ Bertujuan agar bisa diketahui dengan segera kesalahan
atau penyimpangan yang terjadi, sehingga dapat segera
diperbaiki atau dikoreksi.
 Dasar evaluasi
◦ Dari hasil kerja akhir. Apakah target dapat tercapai?
kalau tidak tercapai, faktor apa saja yang mempengaruhi

1-155 155
Syarat-syarat data yang baik:

• Harus obyektif (sesuai dengan keadaan


sebenarnya)
• Harus bisa mewakili (representatif)
• Harus memiliki tingkat keteitian yang tinggi
(standar error harus kecil)
• Harus tepat waktu (up to date)
• Harus relevan

1-156 156
Dari sudut pandang statistika, data
menurut sifatnya dibagi menjadi:

• Data Kualitatif
– Adalah semua data yang dinyatakan dalam
bentuk bukan angka
– Biasanya dinyatakan dalam bentuk
pernyataan atau judgement
• Data Kuantitatif
– Adalah semua data yang dinyatakan dalam
bentuk angka

1-157 157
Menurut tingkatan skalanya, data
dikelompokkan menjadi:

• Data nominal (skala nominal)


• Data ordinal (skala ordinal)
• Data interval (skala interval)
• Data rasio (skala rasio)

1-158 158
Data Nominal (Skala Nominal)

• Adalah data yang hanya digunakan untuk


kategorisasi atau memberi nama saja untuk
membedakan.
• Misal:
– Jenis kelamin. Pria diberi skor 1 dan Wanita diberi
skor 2
– Departemen dalam perusahaan. Pemasaran
diberi skor 1, Produksi diberi skor 2, Keuangan
diberi skor 3, SDM diberi skor 4.
1-159 159
Ciri data nominal

• Tidak memiliki tingkatan.


– Misal, wanita (skor 2) bukan berarti memiliki
tingkatan yang lebih tinggi dari pria (skor 1).
• Tidak dapat dilakukan operasi matematika
(penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian)
– Misal, pria (skor 1) ditambah dengan pria
(skor 1) menjadi jenis kelamin wanita (skor 2)

1-160 160
Data Ordinal (Skala Ordinal)
 Adalah data yang digunakan untuk
membedakan, serta sudah dapat digunakan
untuk menunjukkan tingkatan.
 Misal:
◦ Tanggapan tentang suatu rencana perubahan
peraturan. Sangat setuju (skor 4), Setuju (skor 3),
tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1).
◦ Kinerja seorang karyawan. Sangat baik (skor 5),
Baik (skor 4), Cukup baik (skor 3), Tidak baik (skor
2), sangat tidak baik (skor 1).
1-161 161
Ciri data ordinal
 Memiliki tingkatan.
◦ Misal, Karyawan dengan kinerja sangat baik memiliki
kinerja yang lebih tinggi dari karyawan yang memiliki
kinerja baik
 Jarak / interval antara tingkatan yang satu
dengan yang lain belum jelas.
 Tidak dapat dilakukan operasi matematika
◦ Misal, Karyawan dengan kinerja baik (skor 4) bukan
berarti memiliki kinerja 2 kali yang lebih baik dari
karyawan yang memiliki kinerja tidak baik 9skor 2).

1-162 162
Data Interval (Skala Interval)
• Adalah data yang dapat digunakan untuk
membedakan, menunjukkan tingkatan,
mempunyai jarak/interval yang sudah pasti,
tetapi belum memiliki nilai nol yang mutlak.
• Misal,
– Temperatur udara  suhu 00C , 250F , 1000C
– Waktu dalam jam  jam 00.00 , jam 04.00

1-163 163
Ciri data interval
• Menunjukkan tingkatan dengan selisih
antar tingkatan sudah jelas
• Dapat dilakukan operasi matematika
• Tidak memiliki nilai nol yang mutlak.

1-164 164
Data Rasio (Skala Rasio)
• Adalah data yang dapat digunakan untuk
membedakan, menunjukkan tingkatan,
mempunyai jarak/interval yang sudah pasti,
dan memiliki nilai nol yang mutlak.
• Misal,
– Jumlah mahasiswa di kelas P1 adalah 45 orang
– Jumlah uang di dompet Amir adalah Rp 0,-
– Berat beras yang disumbangkan 10 kg

1-165 165
Data menurut cara
memperolehnya:
• Data primer
– Adalah data yang dikumpulkan dan dioalh sendiri
oleh suatu organisasi atau perseorangan
langsung dari obyeknya.
• Data sekunder
– Adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang
sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh
pihak lain.

1-166 166
Cara pengumpulan data, a.l.:

• Kuesioner
• Wawancara
• Percobaan di laboratorium
• Hasil pengolahan pihak lain

1-167 167
1-168
• Misalkan kuesioner adalah sasaran tembak seperti pada
gambar berikut ini.

• Anggap bahwa pusat sasaran tembak itu adalah target dari


apa yang kita ukur.

• Jawaban tiap responden yang ditanya menggunakan


kuesioner adalah menembak pada sasarannya.

• Jika pertanyaannya baik dan responden menjawab dengan


baik pula maka kita sudah menembak tepat pada sasaran.

1-169
• Jika tidak demikian maka tembakan kita meleset.

• Makin banyak responden menjawab salah (karena


pertanyaan tidak jelas atau bias) maka sasaran kita makin
jauh.

• Pertama : menembak sasaran secara konsisten tetapi jauh


dari sasaran sebenarnya.

Hal ini disebut konsisten dan sistematis mengukur pendapat


responden dengan nilai yang salah untuk semua responden
 reliable tetapi tidak valid (konsisten tetapi salah sasaran).
1-170
• Kedua, menebak secara acak, merata di segala tempat.

• Kadang-kadang tembakannya kena sasaran, tetapi secara rata-rata


diperoleh jawaban yang benar secara kelompok (tetapi tidak terlalu baik
untuk individu).

• Dalam hal ini, kita memperoleh estimasi yang benar secara kelompok,
tetapi tidak konsisten. Sekarang jelas bahwa reliabilitas berkaitan
langsung dengan validitas dari apa yang diukur.

• Ketiga, menunjukkan tembakan yang menyebar dan secara konsisten


menyimpang dari sasaran  tidak reliable dan tidak valid
• Terakhir, menunjukkan menembak sasaran secara konsisten  reliable
dan valid.
1-171
• Hasil penelitian yang valid  bila terdapat kesamaan antara
data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek yang diteliti.

• Hasil penelitian yang reliabel  bila terdapat kesamaan data


dalam waktu yang berbeda.

• Instrumen yang valid : alat ukur yang digunakan untuk


mendapatkan data (mengukur) itu valid.

• Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk


mengukur apa yang seharusnya diukur.
1-172
• Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur
panjang dengan teliti karena meteran memang alat untuk
mengukur panjang.

• Instrumen yang reliabel : instrumen yang bila digunakan


beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama.

• Alat ukur panjang dari karet  contoh instrumen yang tidak


reliabel/konsisten.

1-173
• Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat
mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid
dan reliabel.

• Instrumen yang berbentuk test  untuk mengukur


prestasi belajar dan instrumen yang nontest untuk
mengukur sikap.

• Instrumen yang berupa test jawabannya adalah “salah


atau benar” sedangkan instrumen sikap jawabannya
tidak ada yang “salah atau benar” tetapi bersifat “positif
atau negatif”.
1-174
PERTEMUAN 10
VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1-175
Highlight

• Validitas dan reliabilitas


• wawancara

1-176
PENGUKURAN

• Upaya menghubungkan konsep dan realitas


• Apa bedanya dengan definisi operasional?  langkah awal
pengukuran.
• Apa yang dilakukan dalam pengukuran?
 Dalam penelitian sosial ada 4 aktivitas:
1. Menentukan dimensi konsep  menentukan indikator 
INGAT DEFINISI OPERASINAL
2. Merumuskan ukuran/item-item/pertanyaan untuk setiap
dimensi/ indikator
3. Menentukan tingkat ukuran yang digunakan  N O I R
4. Menentukan tingkat validitas dan reliabilitas

1-177
DEFINISI OPERASIONAL
 Dalam penelitian empirik, terutama yang
menggunakan pendekatan kuantitatif, konsep-
konsep yang relevan dan bernilai sentral harus dibuat
operasional.
 Artinya konsep-konsep tersebut tidak cukup hanya
didefinisikan secara eksplisit.
 Mengapa demikian? Hal ini terkait dengan fungsi
ketiga dari konsep yaitu fungsi pragmatic atau
operasional (mengendalikan dan mengarahkan
perilaku individu)
1-178
Apakah yang dimaksud dengan definisi
operasional?

• adalah penegasan ada tidaknya suatu realitas


tertentu sebagaimana digambarkan menurut
konsepnya.
OLEH KARENA ITU
 Definisi operasional, merupakan salah satu tahap
dalam proses penelitian yang sangat penting guna
meningkatkan kegunaan konsep.
 Mungkin tidaknya membuat definisi operasional
suatu konsep ditentukan oleh kenyataan apakah
konsep tersebut memiliki rujukan empiris ataukah
tidak.
1-179
Kapan suatu konsep dinyatakan sudah
didefinisikan secara operasional?

• Menurut Bernard S. Philips


 Apabila konsep itu sudah menyatakan secara eksplisit dan
spesifik konsekuensi metode observasinya, yaitu tentang
“apa yang akan/ harus diobservasi dan dihitung atau diukur;
bilamana serta bagaimana caranya”.
• Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi
 definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan
bagaimana caranya mengukur suatu konsep atau variable
 definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang
dapat dan sangat membantu peneliti lain yang ingin
menggunakan variable yang sama.

1-180
Ada 2 strategi menghubungkan
konsep dan realitas:

• Strategi “empiris”  konsep diukur dengan


sebanyak mungkin indikator yang
diharapkan dapat menunjukkan konsep
yang akan diteliti.
• Strategi “rasional” 
– Meneliti literature yang membahas konsep
untuk memahami definisi penulis
– Mencari hubungan antara konsep yang diteliti
dengan konsep lain yang berkaitan, sehingga
dapat mengukur validitas instrumen.
1-181
Ada 2 variasi Strategi “rasional”

 Peneliti menyusun instrumen dengan


menganggap bahwa indicator yang digunakan
sudah mencakup seluruh aspek konsepnya
 biasanya dengan pertanyaan “tunggal” untuk
setiap konsep.
 Peneliti menyusun instrumen dengan anggapan
awal bahwa konsep yang hendak diukur bersifat
“multidimensional”

1-182
VALIDITAS DAN RELIABILITAS

• Validitas dan reliabilitas merupakan tahap yang sangat penting


dalam semua pengukuran.

VALIDITAS (KEABSAHAN)
• Apakah yang dimaksud dengan validitas?
– Apakah kita benar-benar mengukur apa (konsep) yang
hendak kita ukur?
– Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu
mengukur apa yang hendak diukur.

1-183
Ada dua hal yang terkandung dalam
pengertian tersebut:

• Apakah alat ukur itu sesungguhnya mengukur


konsep yang ingin diukur dan bukan konsep yang
lain
• Apakah pengukuran konsep tersebut dilakukan
secara tepat.

1-184
JENIS-JENIS VALIDITAS

• Validitas Permukaan (face validity)  sangat sederhana (dimensi dan


item tunggal)
• Validitas Kriteria (criterion validity) apakah sudah mencakup semua
aspek
• Validitas Isi (content validity)  sejauh mana isi alat ukur telah
mewakili semua aspek suatu konsep.
• Validitas konstruk (construct validity)  konsep yang paling abstrak
• Validitas prediktif (predictive validity)
• Validitas eksternal
• Validitas budaya

1-185
Cara mengukur Validitas
• mendefinisikan secara operasional konsep
yang akan diukur  sampai tersusun alat ukur
atau kuesioner.
• Uji coba
• Tabulasi
• Uji statistik dengan korelasi ‘Product Moment’

1-186
Tingkat validitas dipengaruhi 2 hal:

• Kemampuan pewawancara
 apakah mengikuti petunjuk/
pedoman kuesioner/ tidak
• Keadaan responden sewaktu
wawancara berlangsung

1-187
RELIABILITAS
(KEAKURATAN/KEMANTAPAN)

☺Apakah yang dimaksud dengan reliabilitas?


 Apakah alat ukur yang dipakai tersebut tepat untuk
mengukur konsep yang hendak diukur?
 menunjuk pada sejauh mana suatu hasil pengukuran
RELATIF KONSISTEN apabila pengukuran dilakukan
berulangkali.

1-188
Bagaimana hubungan antara
validitas dan reliabilitas?
• Validitas
 mempermasalahkan kesesuaian
antara konsep dan kenyataan empiris
• Reliabilitas
 kesesuaian hasil-hasil pengukuran di
tingkat kenyataan empiris
• Karena itu  valid pasti reliable, tapi tidak
sebaliknya

1-189
Pengertian wawancara

Charles Stewart dan W. B. Cash : “sebuah proses


komunikasi berpasangan dengan suatu tujuan yang serius dan telah
ditetapkan sebelumnya yang dirancang untuk bertukar perilaku dan
melibatkan tanya jawab”
Robert Kahn dan Charles Channel : “suatu pola yang
dikhususkan dari interaksi verbal – diprakarsai untuk suatu tujuan
tertentu, dan difokuskan pada sejumlah bidang kandungan tertentu,
dengan proses eliminasi materi yang tak ada kaitannya secara
berkelanjutan”.
Dalam bimbingan koseling : “merupakan
dialog antara konselor dengan konseli dengan maksud membantu konseli
memecahkan masalah yang dihadapinya, yang biasanya berfokus pada
perubahan sikap dan perilaku”.
1-190
Wawancara adalah dialog
antar dua orang dalam suatu
hubungan interpersonal untuk
mengumpulkan data yang
kemudian ditujukan untuk hal-
hal tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya

1-191
Tujuan wawancara
a. Menciptakan hubungan yang baik diantara dua pihak
yang terlibat (subyek wawancara dan pewawancara).
b. Meredakan ketegangan yang terdapat dalam subyek
wawancara
c. Menyedikan informasi yang di butuhkan.
d. Mendorong kearah pemahaman diri pada pihak subyek
wawancara.

1-192
Manfaat wawancara
• a. Deskriptif
– melukiskan dunia kenyataan yang dialami
– oleh orang lain
– b. Eksploratif
– bila masalah yang kita hadapi masih samar-samar
– bagi kita karena belum pernah diselidiki secara
– mendalam oleh orang lain

1-193
Macam-macam wawancara
menurut Prosedur
1.1 Wawancara Bebas/ tak terpimpin
interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya jawab
pada pokok-pokok persoalan dari fokus penelitian
1.2 Wawancara Terpimpin
wawancara yang menggunakan panduan pokok-pokok
masalah yang telah ditentukan (pedoman yang memimpin
jalannya tanya jawab)
1.3 Wawancara bebas terpimpin
Pewawancara membuat garis besar masalah yang dijadikan
bahan wawancara yang berfungsi untuk mengendalikan
supaya proses wawancara tidak kehilangan arah.
1-194 194
• 2. Menurut Fungsinya:
• 3.1 Pengumpulan data : untuk mengumpulkan data-data yang
berhubungan dengan siswa untuk pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling pribadi, sosial, belajardan karier
• 3.2 Penempatan : untuk membantu proses penempatan seseorang
pada posisi yang sesuia dengan potensi, minat, kemampuan dan
kebutuhannya.
• 3.4 Penegakan disiplin :untuk membantu proses penegakan
disiplin apabila terjadi sebuah kasus pelanggaran disiplin.
• 3.5 Konseling :untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin
berkenaan dengan masalah klien sehingga data-data tersebut
dapat digunakan untuk membantu klien menemukan solusi atas
masalahnya.

1-195
3. Berdasarkan sifatnya
3.1 Wawancara Langsung,
3.2 Wawancara Tidak Langsung
3.3 Wawancara Insidentil
3.4 Wawancara Berencana

Menurut model jalannya wawancara


- Wawancara tidak berstruktur, tidak
berstandard, informal, atau berfokus.
- Wawancara Semi Berstruktur.
- Wawancara berstruktur atau berstandard
1-196
Berdasarkan media yang digunakan

– Wawancara tatap muka atau langsung


– Wawancara melalui telepon
– Wawancara melalui surat/email
– Wawancara online melalui chatting
– Wawancara tertulis

Data yang diperoleh


- Data verbal
percakapan dan tanya jawab
- Data Non verbal
1-197
mencatat dan merekam
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
wawancara

a. Pewawancara
Mampu menyampaikan semua pertanyaan dengan baik
dan tepat
b. Responden
Ada orang yang bersedia dan suka diwawancarai dan ada
yang kurang suka di wawancarai
c. Pedoman Wawancara
Harus sesuai dengan topik yang di rencanakan
d. Situasi Wawancara
e. Lama dan pemilihan waktu

1-198
Kekurangan teknik wawancara

- Kurang efisien
- Diperlukan keahlian bahasa
- Pemalsuan jawaban
- Data yang diperoleh kurang akurat
- Dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar

Kelebihan teknik wawancara


-Tidak ada hambatan jika responden buta huruf
-Sebagai verifikasi data
-Efektif menggali gejala-gejala psychis
-Pengumpulan data-data sosial

1-199
Kesalahan dalam wawancara

• Lupa Pertanyaan
• Pertanyaan tertutup
• Pertanyaan panjang
• Pertanyaan ganda
• Menjawab pertanyaan anda sendiri
• Pernyataan sebelum pertanyaan
• Komentar pada petanyaan
• Sanggup menjadi pendengar yang baik
1-200
• Mereview proposal dan jurnal 

1-201
PERTEMUAN 11
KUESIONER
TAHAPAN PENELITIAN 7 ANALISA DATA DAN
INTERPRETASI

1-202
Highlight

• kuesioner
• Statistik deskripsi dan inferensial
• Statistik parametris dan non
parametris

1-203
TUGAS RESUME
• 1 DOUBLE FOLIO (TULIS TANGAN DIKUMPUL
SORE)
• MATERI
• kuesioner
• Statistik deskripsi dan inferensial
• Statistik parametris dan non parametris

1-204
Apakah Kuesioner ?

• Kuesioner : Daftar pertanyaan yang


tersusun dengan baik yang
digunakan untuk alat pengumpulan
data melalui survei.

• Kuesioner harus sesuai dengan


masalah yang diteliti. Oleh karena
itu sebelum menyusun kuesioner,
masalah penelitian harus
dirumuskan dengan jelas.

• Jenis data yang dapat dikumpulkan


menggunakan kuesioner bisa
1-205
kualitatif maupun kuantitatif.
Pendahuluan
• Kuesioner adalah cara yang murah untuk
mengumpulkan data dari responden yang
sangat banyak.

• Kuesioner yang dirancang dengan baik dan


digunakan secara efektif akan dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi
tentang unjuk kerja dari sistem yang diuji
secara keseluruhan maupun informasi
khusus dari suatu komponen sistem.

• Jika kuesioner dilengkapi dengan pertanyaan


demografis dari respondennya maka
informasi tersebut dapat digunakan untuk
menganalisis data berdasarkan berbagai
kelompok.
1-206
• Perlu diperhatikan bahwa kuesioner harus dipandang sebagai
proses bertahap mulai dari mendefinisikan aspek yang diteliti
dan diakhiri dengan interpretasi hasil.

• Setiap tahap harus dirancang dengan baik, karena hasil akhir


yang terbaik tidak lebih baik dari rangkaian pertanyaan yang
terjelek.

• Maka dari itu, walaupun kuesioner secara fisik lebih murah dari
pada metode pengumpulan data lainnya, tetapi butuh waktu
dan konsentrasi yang lebih banyak untuk merancangnya dan
menginterpretasi.
1-207
Tahap-tahap Perancangan
kuesioner

1. Mendefinisikan Tujuan dari Survei


2. Menentukan kelompok sampel
3. Menulis kuesioner
4. Mengolah kuesioner
5. Menginterpretasi hasil

1-208 208
Apa yang dapat diukur menggunakan
Questioner ?
• Yang dapat diukur dengan
kuesioner cukup fleksibel,
tetapi tidak semua data dapat
diukur dengan kuesioner.

• Data yang dapat diukur dengan


kuesioner dapat
dikelompokkan menjadi 2
macam yaitu :
– “Subjective vs. Objective*
dan
– “*Quantitative vs.
Qualitative*.

1-209
• Kuesioner bersifat survei, sehingga peneliti tidak dapat
mengontrol secara ketat jawaban dari responden. Oleh
karena itu hasil kuesioner tidak seobyektif dibandingkan
dengan hasil penelitian Lab.

• Contoh : 2 kelompok responden ditanya tentang berapa


lama mereka dapat menggunakan suatu aplikasi. Responden
kemungkinan bingung cara menjawabnya, bisa dijawab kira-
kira, sehingga kemungkinan lebih cepat dari kenyataannya.

• Secara umum, kuesioner lebih cocok digunakan untuk


mengumpulkan data yang bersifat subyektif, seperti misalnya
analisis kepuasan tentang suatu sistem atau antarmuka.

1-210
• Pertanyaan dirancang untuk
mengumpulkan data kualitatif
maupun kuantitatif.
• Pertanyaan kuantitatif lebih pasti
dari pada pertanyaan kualitatif.
• Contoh : kata “mudah” dan
“sulit” sangat relatif untuk tiap
orang
• Oleh karena itu untuk
pertanyaan yang bersifat
kualitatif harus disusun secara
cermat sehingga tidak
membingungkan dan
membosankan responden.
1-211
Kapan Suatu Penelitian
Menggunakan Questioner ?
• Tidak ada rumusan pasti,
tergantung dari banyak faktor
termasuk jenis informasi yang
ingin diperoleh dan
keberadaannya
• Beberapa keadaan yang
menjadi pertimbangan
digunakannya kuesioner :
1. Bila sumber data dan dana
terbatas.
2. Bila harus melindungi privasi
responden.
3. Bila ingin menguatkan temuan
yang sudah ada
1-212
I. Mendefinisikan Tujuan Survei

• Kuesioner yang dibuat tanpa tujuan yang jelas akan memboroskan


waktu responden
• Efeknya berpengaruh sampai tahap analisis.
• Tujuan seperti “Mengidentifikasi aspek ketidakpuasan responden atas
tampilan antarmuka sistem dan pengaruh negatifnya terhadap kinerja
suatu sistem” kelihatannya jelas tetapi sebenarnya tidak jelas.
• Perancang harus memperjelas apa yang dimaksud dengan
ketidakpuasan. Apakah tidak puas mempelajari sistem, kekuatan sistem,
atau ada yang lain ? Apa yang dimaksud dengan kinerja sistem ?
Pertanyaan2 tersebut harus diminimalkan sehingga pertanyaannya dapat
dirumuskan dengan jelas.
• Patokannya adalah jika kita kesulitan menyusun pertanyaan, maka
berarti tujuan pembuatan kuesioner kurang jelas. Kembali ke langkah
awal untuk merumuskan ulang tujuannya.

1-213 213
• Pertanyaan Tertutup : Menggunakan pertanyaan yang jawabannya berupa
pilihan.

• Tidak ada ketentuan dalam banyaknya pilihan. Biasanya berkisar antara 5- 10


pilihan jawaban.

• Untuk pertanyaan yang mengukur satu variabel atau pendapat, misalnya


kemudahan penggunaan, dengan kisaran dari mudah ke sulit, suka ke tidak suka
biasanya pilihannya berjumlah gasal .

• Untuk kuesioner yang mengukur opini dan variabel yang jumlahnya banyak,
seperti misalnya uji musik, lebih baik menggunakan jumlah pilihan jawaban yang
genap, untuk menghindari banyaknya jawaban yang kosong (tidak punya
pendapat).

• Keuntungan Pertanyaan Tertutup :


– Mudah dihitung persentase jawabannya.
– Dapat menggunakan lembar jawaban komputer sehingga cepat
menghitungnya.
– Mudah melacak pendapat berdasarkan waktu 214
1-214
– Mudah memfilter jawaban yang tidak berguna atau yang ekstrim.
Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian
data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian.

Tujuan Utama Analisis Data


Mendapatkan perasaan terhadap data (feel for the data)
Menguji kualitas data (goodness of data)
Menguji hipotesis penelitian

Proses analisis data penelitian umumnya terdiri atas beberapa


tahap, yaitu:
tahap persiapan,
analisis deskripstif,
pengujian kualitas data, dan tahap analisis data
pengujian hipotesis.
1-215
Statistik adalah sekumpulan metode yang digunakan untuk menarik kesimpulan yang
masuk akal dari suatu data.

Jika data yang diteliti berupa sampel, statistik dapat digunakan untuk menarik kesimpulan
yang berupa:

Estimasi statistik sampel terhadap


Deskripsi statistik sampel (statistik
parameter populasinya (statistik
deskriptif
inferensial)

Parametrik: jika data penelitian diukur dengan skala interval dan skala rasio
dan asumsi bahwa distribusi data populasi yang digunakan untuk memilih
sampel penelitian adalah normal

Nonparametrik: digunakan jika data penelitian diukur dengan skala nominal


dan ordinal, sehingga tidak memerlukan asumsi data populasi yang distribusinya
normal
1-216
Tahap Persiapan Tahap Analisis Data

Perasaan Terhadap Data


Mengedit Data
(feel for data)
Menguji Ketepatan Data
Menangani Respon Kosong
(goodness of data)

Mengodekan Pengujian Hipotesis

Kategorisasi

Memasukkan Data
1-217
Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan
terhadap data penelitian untuk memudahkan proses pemberian kode dan
pemrosesan data dengan teknik statistik

Data penelitian yang dikumpulkan oleh peneliti melalui metode survey atau
observasi perlu diedit dari kemungkinan kekeliruan dalam proses pencatatan
yang dilakukan oleh pengumpul data, pengisian kuesioner yang tidak lengkap
atau tidak konsisten

Data kuesioner surat yang masuk harus diperiksa ketidaklengkapan dan


inkonsitensinya, dengan menunjuk anggota staff penelitian. Inkonsistensi yang
dapat secara logis dikoreksi sebaiknya diralat dan diedit pada tahap ini.
Tujuan pengeditan adalah untuk menjamin kelengkapan, konsistensi, dan
kesiapan data penelitian dalam proses analisis.
1-218
Tidak semua responden menjawab setiap item dalam kuesioner. Jawaban
mungkin dibiarkan kosong (blank respons) karena tidak memahami
pertanyaan, tidak ingin menjawab, atau sekadar tidak tertarik untuk
menjawab seluruh pertanyaan.

Cara untuk Memberikan nilai tengah dalam skala sebagai respon untuk
menangani item tersebut,
respon Membiarkan komputer mengabaikan respon kosong saat
kosong analisis dilakukan,
untuk item Memberikan pada item nilai keluar respons dari semua yang
skala merespon item tersebut,
interval Memberi item tersebut rata-rata respon dari responden khusus
dengan pada semua pertanyaan lain yang mengukur variabel
nilai tengah tersebut,
adalah: Memberikan respon kosong sebuah angka acak dalam kisaran
1-219 skala tersebut,
Pemberian kode merupakan proses identifikasi dan klasifikasi data
penelitian ke dalam skor numerik atau karakter simbol.

Tujuan pemberian kode pada tiap tipe pertanyaan terbuka adalah


untuk mengurangi variasi jawaban responden menjadi beberapa
kategori umum sehingga dapat diberi skor numerik atau simbol.

Teknis pemberian kode dapat dilakukan sebelum dan setelah


pengisisan kuesioner.

Proses pemberian kode akan mempermudah dan meningkatkan


efisiensi proses entri data ke dalam komputer.
1-220
Hal ini berguna untuk Bila pertanyaan yang mengukur satu
membuat skema untuk konsep tidak berdekatan tetapi
mengkategorikan variabel, terpencar di berbagai bagian
sehingga beberapa item kuesioner, kita harus teliti untuk
yang mengukur suatu memasukkan semua item tanpa
konsep dapat semuanya penghilangan atau penambahan
dikelompokkan bersama. yang keliru.

Respons atas beberapa pertanyaan yang disusun secara negatif juga perlu
dibalik sehingga semua jawaban berada dalam arah yang sama. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan komputer melalui pilihan transform
dan RECODE.

1-221
Bila data kuesioner tidak dikumpulkan pada lembar jawaban scanner,
yang secara langsung dimasukkan ke dalam komputer sebagai arsip data,
data mentah harus secara manual diketik ke dalam komputer.

Perasaan Terhadap Data


(feel for data)
Menguji Ketepatan Data
TAHP ANALISIS DATA
(goodness of data)
Pengujian Hipotesis
1-222
S
T
A Frekuensi (Frequency)
T
salah satu ukuran dalam statistik deskriptif
I
yang menunjukkan nilai distribusi data
S
penelitian yang memiliki kesamaan kategori
T
I
K
D Tendensi Sentral(Central Tendency)
Mean
E ukuran dalam statistik deskriptif yang Median
S menunjukkan nilai sentral dari distribusi Modus
K data penelitian
R
I Deviasi rata-rata
Dispersi (Dispersion) Deviasi absolut rata
P
T Mengukur variasi data yang diteliti dari Deviasi kuadrat rata-rata
I angka rata-ratanya. Varian
F Deviasi standar
1-223
Kesimpulan hasil penelitian dibuat berdasarkan hasil proses pengujian data
yang dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti.
Oleh karena itu, kualitas data penelitian menentukan bias atau tidaknya
kesimpulan yang dibuat oleh peneliti

Reliabilitas (Reliability)
Konsep reliabilitas dapat
dipahami melalui ide dasar
Ada kemungkinan data
konsep tersebut, yaitu
penelitian memiliki tingkat
konsistensi
reliabilitas yang tinggi,
Validitas tetapi kurang valid. Suatu
Validitas data penelitian data penelitian yang valid,
ditentukan oleh proses bagaimanapun juga harus
pengukuran yang akurat. Suatu reliable, karena akurasi
instrumen pengukur dikatakan memerlukan konsistensi.
valid jika instrumen tersebut
mengukur apa yang seharusnya
1-224
1-225
• Mari melihat penelitian masing-masing 

1-226
PERTEMUAN 12
TAHAPAN PENELITIAN 7 ANALISA DATA DAN
INTERPRETASI

1-227
Highlight

• Pengujian hipotesa

1-228
Peneliti harus memiliki kriteria atau standar yang digunakan
Estimasi dan
untuk membuat keputusan terhadap hipotesis yang diuji
Probabilitas
berdasarkan sampel

Tingkat signifikansi adalah tingkat probabilitas yang


Kriteria
ditentukan oleh peneliti untuk membuat keputusan menolak
Keputusan
atau mendukung hipotesis

Ada dua kemungkinan kesalahan yang dibuat peneliti


dalam membuat keputusan:
Kesalahan tipe I, yaitu keputusan peneliti menolak
Kesalahan hipotesis nol, padahal kenyataannya hipotesis nol
Tipe I dan II adalah benar (alpha)
Kesalahan tipe II, yaitu keputusan peneliti tidak dapat
menolak hipotesis nol, padahal kenyataannya hipotesis
1-229 nol adalah salah (beta)
Pengujian hipotesis merupakan proses yang kompleks terutama pada
penelitian yang berdasarkan sampel.

Pengujian hipotesis merupakan proses pembuatan keputusan


menggunakan estimasi statistik sampel terhadap parameter populasinya,
peneliti harus menyadari adanya kemungkinan kesalahan dalam menolak
atau mendukung suatu hipotesis

Pengujian hipotesis memerlukan elemen-elemen:


Pernyataan hipotesis yang dapat dirumuskan ke dalam H0 atau Ha
Penentuan daerah penerimaan atau penolakan berdasarkan kriteria
keputusan (tingkat sig) dan teknik pengujian satu satau dua sisi
Penghitungan statistik terhadap data yang dikumpulkan
Pembuatan kesimpulan menolak atau mendukung hipotesis

1-230
Kemungkinan terjadinya kesalahan tipe I dan II dapat dikurangi
dengan cara menambah jumlah sampel yang diteliti

1-231
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa analisis data hendaknya
didasarkan pada pengujian dari hipotesis yang telah dirumuskan.
Jelas keliru bila mengubah hipotesis awal agar sesuai dengan
analisis data.

Tetapi, bisa diterima jika kita menyusun hipotesis induktif dan


kemudian mengujinya melalui penelitian lebih jauh

1-232
Tujuan studi dan metode statistik

1-233
Klasifikasi jumlah variabel dan kategori analisis data

1-234
Contoh metode statistik berdasarkan tujuan studi dan skala
pengukuran

1-235
Uji perbedaan bivariate

1-236
Uji hubungan bivariate

1-237
Metode-metode dependensi dalam analisis multivariate

1-238
• Mari melihat penelitian 

1-239
PERTEMUAN 13
PENDAMPINGAN METODOLOGI BERSAMA 2
DOSEN PRODI LAIN

1-240
Highlight

• Identifikasi dan perumusan


masalah penelitian

1-241
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Pembatasan Masalah

1-242
A. Latar Belakang Penelitian
• Bagian ini memuat fakta-fakta atau gagasan-
gagasan yang relevan dengan masalah
penelitian sebagai titik tolak merumuskan
masalah penelitian, alasan-alasan mengapa
masalah yang dikemukakan dalam usulan
penelitian itu dipandang menarik dan penting
untuk diteliti

1-243
Latar Belakang Masalah
• Latar belakang penelitian berisi tentang alasan
perlunya dilakukan penelitian. Latar belakang
penelitian dapat bersumber pada fenomena
lapangan (penelitian aplikatif) maupun bersumber
pada research gap (penelitian fundamental).
Untuk memperkuat alasan perlunya dilakukan
penelitian harus didukung dengan data yang
memadai. Dalam bagian akhir ditulis dengan
penegasan topik yang akan diteliti bukan judul
penelitian

Mengapa meneliti ini ?


1-244
Penyajian Latar Belakang Penelitian

• Latar belakang dimulai dari hal yang bersifat umum kemudian


mengerucut ke permasalahan yang lebih spesifik.
• Empat hal yang perlu disajikan pada latar belakang penelitian:
– Pengantar ke inti permasalahan
– Bukti atau fakta adanya permasalahan
– Permasalahan pada variabel yang dipilih.
– Pernyataan masalah penelitian

1-245
HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN MASALAH DAN
PEMECAHANNYA

KETEPATAN MASALAH KETEPATAN MASALAH

1. MASALAH BENAR PEMECAHAN BENAR


2. MASALAH BENAR PEMECAHAN SALAH
3. MASALAH SALAH PEMECAHAN BENAR
4. MASALAH SALAH PEMECAHAN SALAH

1-246
Permasalahan yang baik:
1. Bermanfaat
2. Dapat dilaksanakan
1. Kemampuan teori dari peneliti
2. Waktu yang tersedia
3. Tenaga yang tersedia
4. Dana yang tersedia
3. Adanya Faktor Pendukung
1. Tersedianya Data
2. Tersedianya ijin dari pihak berwenang

1-247
SUMBER PERMASALAHAN DALAM
PENELITIAN:
1. Bersumber dari kehidupan sehari-hari (fenomena
gap)
• Adanya penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan
• Terdapat penyimpangan antar rencana dan kenyataan
• Terdapat pengaduan
• Adanya persaingan
2. Bersumber pada buku atau penelitian sebelumnya
(Research gap)
• Adanya perbedaan hasil penelitian (menjelaskan mengapa
berbeda?)
• Adanya konsep hubungan yang belum jelas (menjelaskan
alur logika hubungan?)
• Adanya keterbatasan penelitian sebelumnya
(mengembangkan penelitian sebelumny)
1-248
Fenomena Gap
• Kondisi seharusnya lebih
rendah dibandingkan
harapan.
• Kondisi seharusnya lebih
tinggi dibandingkan
harapan.

Harapan Kinerja

1-249
Bagaimana Cara Mencari
Masalah Penelitian Aplikatif
PENELITIAN KECIL (SMALL RESEARCH)
• Penelitian kecil dilakukan dengan melakukan penelitian dengan
mengambil sampel kecil untuk memperoleh gambaran tentang apa
yang akan kita teliti.

KONSULTASI
• Cara ini dilakukan dengan cara bertemu dan meminta informasi tentang apa
yang akan kita teliti kepada orang-orang yang dianggap ahli dalam bidangnya.
• Keberhasilan teknik ini akan sangat tergantung kepada ketepatan peneliti
dalam mememilih nara sumber
• Teknik ini sangat cocok jika peneliti memiliki keterbatasan dalam hal waktu dan
biaya.

1-250
Bagaimana Cara Mencari Masalah
Penelitian Fundamental

Membaca artikel penelitian sebelumnya:


• Pada bagian hasil (abstract)
• Pada bagian limitation future research
• Pada bagian Introduction.

1-251
Judul Penelitian
Setelah permasalahan diidentifikasikan dengan tepat langkah berikutnya
adalah memberikan nama penelitian “Judul Penelitian”
Dua orintasi dalam meberikan judul penelitian:
1.Orientasi Singkat
Contoh:
Analisis Kualitas Pelayanan Jasa Perbankan
2. Berorientasi Jelas
– Jenis Penelitian
– Obyek yang diteliti
– Subyek penelitian
– Lokasi Penelitian
– Waktu Pelaksanaan Penelitian
Contoh:
Analisis Pengaruh Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah pada Bank-Bank
Pemerintah di Purwokerto tahun 2005

1-252
Beberapa kesalahan yang terjadi dalam memilih
permasalahan penelitian:

• Permasalahan penelitian tidak diambil dari


akar masalah yang sesungguhnya
• Permasalahan yang akan dipecahkan tidak
sesuai dengan kemampuan peneliti baik
dalam penguasaan teori, waktu, tenaga dan
dana.
• Permasalahan yang akan dipecahkan tidak
sesuai dengan faktor-faktor pendukung yang
ada.
1-253
Fenomena Gap

1-254
Jenis Reseach Gap
• Adanya perbedaan hasil penelitian
• Adanya kekaburan konsep
• Adanya keterbatasan penelitian sebelumnya.
• Adanya tatanan konsep yang perlu
dilanjutkan.

1-255
Dimana kita bisa mendapatkan
Reseach Gap ?
• Pada bagian introduction (berisi research gap
penelitian yang ditelaah).
• Pada bagian hasil penelitian.
• Limitation/Future Reseach

1-256
Reseach Gap 1

1-257
Kesalahan yang Sering Terjadi
Dalam Menyajikan Latar Belakang Penelitian

– Membuat latar belakang penelitian yang tidak


jelas.
 Tidak didukung data yang menunjukkan masalah.
 Tidak didukung oleh alasan pemilihan variabel
penelitian.
 Tidak ada pernyataan masalah penelitian yang
tegas.

1-258
B. Perumusan Masalah Penelitian

• Rumusan masalah merupakan intisari


permasalahan yang akan diselesaikan dalam
penelitian yang akan dilakukan.
• Masalah penelitian ditulis dalam kalimat
pernyataan dan sedangkan pertanyaan
penelitian dinyatakan dalam kalimat tanya.

1-259
Hal yang harus ada pada
perumusan masalah penelitian

1. Intisari permasalahan penelitian.


2. Pertanyaan penelitian.

1-260
Intisari Masalah Penelitian
• Research Gap: Tunjukan andanya kontradiksi
hasil penelitian sebelumnya atau ketidak
jelasan konsep pada penelitian sebelumnya
sehingga mendorong dilakukannya penelitian.
• Fenomena Bisnis: Tunjukan masalah yang ada
pada obyek yang akan diteliti.

1-261
Kesalahan yang Sering Terjadi dalam
Perumusan Masalah

– Tidak ada intisari permasalahan, langsung


pertanyaan penelitian.
– Rumusan masalah bukan merupakan intisari
permasalahan yang akan diselesaikan dalam
penelitian yang akan dilakukan.
– Pertanyaan penelititian menggunakan kalimat
yang sulit indikatornya.

1-262
C. Tujuan Penelitian
• Rumuskan secara singkat tujuan
penelitiannya, apakah untuk membandingkan
metode, mengevaluasi suatu
program/sistem/metode ataupun yang lainnya
dan membuktikan suatu teori.

1-263
C. Tujuan Penelitian
 Tujuan Umum
Untuk menjawab masalah penelitian.
 Tujuan Khusus
Untuk menjawab pertanyaan penelitian.

1-264
Kesalahan yang Sering Terjadi dalam
Penulisan Tujuan Penelitian

• Kesalahan yang sering terjadi:


– Tujuan umum tidak berkaitan dengan masalah
penelitian.
– Tujuan khusus tidak menjawab pertanyaan
penelitian.
– Tujuan peneliti ditulis sebagai tujuan penelitian
– Kesalahan tata kalimat
• Tujuan hanya untuk mengetahui saja.
• Menggunakan kalimat yang tidak jelas indikator

1-265
Tujuan Penelitian dan Tujuan Peneliti

• Tujuan dari riset tidak sama dengan tujuan


periset. Misalnya tujuan penelitian ini adalah
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
master pada program studi Magister
Manajemen Unsoed.

1-266
D. Manfaat Penelitian
• Rumuskan kegunaan penelitian baik secara
teori maupun terapan. Kegunaan secara
teoritis adalah untuk pengembangan ilmu
pengetahuan sedangkan kegunaan terapan
adalah untuk penyelesaian masalah yang ada
dilapangan.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat ilmiah
b. Manfaat Praktis
1-267
Kesalahan yang sering terjadi
• Manfaat penelitian terlalu normatif.
• Manfaat hanya untuk pihak-pihak tertentu
yang tidak ada kaitannya dengan masalah
penelitian.
• Tidak spesifik sesuai dengan tema penelitian
yang dilakukan.

1-268
Salah

1-269
Salah

1-270
E. Pembatasan Masalah
• Agar penelitian dapat mengarah ke inti masalah
yang sesungguhnya maka diperlukan
pembatasan penelitian sehingga penelitian yang
dihasilkan menjadi lebih fokus dan tajam .
• Untuk penelitian tertentu biasanya dipaparkan
tentang ruang lingkup dan keterbatasan
penelitian. Yang dikemukakan dalam ruang
lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti,
populasi atau subjek penelitian

1-271

Anda mungkin juga menyukai