AKUNTABILITAS KINERJA
SEKRETARIAT KEMENTERIAN PARIWISATA
TAHUN 2016
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Kementerian Tahun 2016 ini dan semoga
dapat memberikan manfaat baik sebagai informasi maupun evaluasi kinerja pada tahun
berikutnya.
Tujuan .................................................................................................................................................... 12
Sasaran ................................................................................................................................................... 13
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................................... 68
INSPEKTORAT
1.2.2 Inspektorat
1.2.3 KORPRI
Program 5328
Peningkatan Pembangunan/Pengadaan/Peningkatan
Sarana dan Sarana dan Prasarana
Rp23.616.256.000
Prasarana
Aparatur
Kementerian
Pariwisata Total Rp23.616.256.000
Sekretaris Kementerian Rp354.526.068.000
Berdasarkan arah kebijakan Sekretariat Kementerian di atas, maka strategi yang telah
ditetapkan, adalah sebagai berikut:
MISI
Adapun Misi yang diemban Sekretariat Kementerian Pariwisata, adalah:
1. Meningkatkan kualitas layanan administrasi umum, kepegawaian dan organisasi.
2. Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan, perencanaan, pemantauan, dan
evaluasi serta pengawasan akuntabilitas
TUJUAN
Sekretariat Kementerian dalam mewujudkan visinya memiliki 8 (delapan) tujuan utama
yang ingin dicapai, yaitu :
A. Misi 1: Meningkatkan Kualitas Layanan Administrasi Umum, Kepegawaian
dan Organisasi, memiliki 3 (tiga) tujuan antara, yaitu :
1. Peningkatan kuantitas Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata,
2. Peningkatan kualitas pelayanan umum dan pengelolaan Barang Milik Negara
(BMN),
3. Peningkatan kualitas penataan, kapasitas dan tatalaksana organisasi,
B. Misi 2 : Meningkatkan Kinerja Pengelolaan Keuangan, Perencanaan
Pemantauan, dan Evaluasi dan Pengawasan Akuntabilitas, memiliki 3 (tiga)
tujuan antara, yaitu :
4. Peningkatan efisiensi dan efektifitas perencanaan dan penganggaran,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program,
5. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan,
6. Peningkatan efektivitas pengawasan intern dalam rangka penguatan Tata
Kelola Kepemerintahan yang bersih dan akuntabel di lingkungan
Kementerian Pariwisata,
C. Misi 3 : Meningkatkan Layanan Hukum dan Kualitas Informasi Kepada
Pihak Internal dan Eksternal, memiliki 2 (dua) tujuan antara, yaitu:
7. Peningkatan kualitas layanan informasi yang disampaikan kepada pihak
internal dan eksternal,
8. Peningkatan kualitas pengelolaan peraturan perundang-undangan dan
layanan hukum.
Sasaran strategis adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang
akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Sekretariat Kementerian dalam kurun waktu
satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada
hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang
pula Indikator pencapaian Sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian
sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan
disertai dengan targetnya masing-masing.
Tabel 2.2 Sasaran Strategis, Indikator, dan Target Kinerja Tahun 2016
Indikator
No Sasaran Target Program
Kinerja
Berikut ini akan diuraikan Target dan Realisasi Pencapaian Sasaran Kinerja Sekretariat
Kementerian tahun 2016, yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama
yang telah ditetapkan, sebagai berikut :
Tabel 3. 1 Pengukuran Kinerja
2016
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi %
1. Meningkatnya 1. Opini Laporan Keuangan Masih dalam
kualitas kinerja Kementerian Pariwisata WTP proses audit -
organisasi (predikat) BPK
Kementerian 2. Predikat SAKIP Kementerian A BB
94%
Pariwisata Pariwisata (nilai) (80) (75,20)
I
ndikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Meningkatnya
Kualitas Kinerja Organisasi Kementerian Pariwisata adalah Opini Laporan
Keuangan Kementerian Pariwisata, yang diberikan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dan Predikat Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP)
Kementerian Pariwisata, yang merupakan hasil evaluasi Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
uraian, sebagai berikut:
Capaian indikator Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata Tahun 2016 adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2 Target dan Realisasi Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata
Tahun 2016
Dari tabel di atas terlihat bahwa indikator kinerja Opini Laporan Keuangan
Kementerian Pariwisata pada tahun 2016 sampai pada saat penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja tahun 2016 ini, Laporan Keuangan masih dalam proses audit oleh
BPK, sehingga belum dapat disajikan pencapaian atas indikator Opini di tahun 2016 ini.
Dari tabel di atas terlihat pada tahun 2015 capaian Opini mengalami peningkatan yang
signifikan, dari Disclaimer di tahun 2014 menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari
target Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan
untuk realisasi capaian tahun 2016, sampai dengan saat penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja tahun 2016 ini, Laporan Keuangan masih dalam proses audit oleh
BPK, sehingga belum dapat disajikan capaian atas indikator Opini di tahun 2016 ini.
Reinventarisasi
b) Melakukan Koordinasi/Kerjasama
yang baik antar semua elemen baik
internal maupun eksternal terkait
dalam penatusahaan dan pengelolaan
BMN.
h) Melakukan pengawasan dan pengendalian Barang Milik Negara yang ada dalam
pengawasannya.
j) Melaporkan Barang Milik Negara secara berjenjang dan tepat waktu, dari tingkat
satker ke tingkat kementerian.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah perkembangan informasi dan kebijakan
baru yang di keluarkan setiap tahun oleh Kementerian Keuangan dalam penatausahaan
dan pelaksanaan pengelolaan keuangan. Terbitnya kebijakan dan peraturan-peraturan
baru di bidang keuangan diharapkan dapat menjadi momentum dalam meningkatkan
kualitas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara.
Oleh karena itu dalam upaya mengeliminir permasalahan dan mengantisipasi
perubahan tersebut maka diperlukan pemahaman dan implementasi yang sama
terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mengatasi
permasalah tersebut maka diperlukan suatu kegiatan Pembekalan Kemampuan Teknis
Pengelola Keuangan yang diharapkan adanya persamaan persepsi dalam melaksanakan
dan mengimplementasikan peraturan-peraturan dan ketentuan yang berlaku terkait
dengan pengelolaan keuangan negara.
Sistem Pengendalian
3) Implementasi SPIP
Kegiatan evaluasi hasil penilain risiko merupakan kegiatan penilaian atas risiko
yang telah teridentifikasi untuk dilakukan pengendalian terhadap kemungkinan
kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah.
Kegiatan evaluasi hasil penilaian risiko menjadi dasar kegiaatan pengendalian yang
akan dilakuka, yaitu tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko, serta penetapan
dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi
risiko telah dilaksanakan secara efektif. Untuk menindaklanjuti hasil tersebut, maka
dilakukan Identifikasi risiko dan Analisis risiko. Setelah teridentifikasi, selanjutnya
memperkirakan seberapa sering kemungkinan risiko terjadi (probability/likehood) dan
dampak yang ditimbulkan jika risiko terjadi (impact/consequencies), sehingga perlu
dibuat perencanaan didalam memetakan risiko.
Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
pasal 2 ayat (1) tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP), Kementerian Pariwisata
wajib menyelenggarakan SPIP.
Sekretariat Kementerian sebagai
perangkat dari Kementerian
Pariwisata, dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pariwisata wajib melakukan pengendalian intern atas penyelenggaraan
kegiatan dengan menerapkan ke lima unsur SPIP yaitu Lingkungan pengendalian,
Rencana Kerja
Tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan aktivitas tersebut adalah menyusun
dokumen rencana kerja dan anggaran (RKA-K/L) sesuai hasil kesepakatan Rakornis
untuk selanjutnya akan di bahas dan telaah oleh Kementerian Keuangan dan
RKAKL yang telah disusun beserta dengan data dukungnya akan digunakan sebagai
bahan penelaahan dengan Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan.
RKAKL yang telah ditelaah akan menjadi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
yang akan direview dan diteliti oleh Aparat Pengawas Internal (APIP) Kementerian
Pariwisata yang terdiri dari Inspektorat Kementerian dan Biro Perencanaan dan
Keuangan. Setelah itu akan dilakukan penelaahan oleh Kementerian Keuangan dan
ditetapkan untuk menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan.
RKAKL ini nantinya akan diproses lebih lanjut untuk menjadi Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) yang akan menjadi pedoman dalam hal pelaksanaan anggaran bagi
Kementerian Pariwisata. Setelah DIPA ditetapkan oleh Menteri Keuangan, Kementerian
Pariwisata akan menerbitkan Petunjuk Operasional Kegiatan yang menjadi acuan dalam
hal pelaksanaan program dan kegiatan bagi Kementerian Pariwisata
3) Zona Integritas
Menindaklanjuti Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 52 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunar Zona
integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani di lingkungan Instansi
Pemerintah, serta dalam rangka melakukan penguatan sistem penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, efektif, dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat
dengan cepat, tepat dan profesional, serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN), Kementerian Pariwisata mencoba berupaya untuk membangun pilot project
unit kerja percontohan wilayah bebas korupsi, yang diusulkan oleh Sekretaris
Kementerian kepada Kementerian PANRB melalui surat nomor PS.
101/I/16/SESMEN/KEMPAR/2016 tgl 29 Juli 2016 tentang usulan Politeknik
Pariwisata Makassar menjadi Zona Integritas menuju wilayah Bebas dari Korupsi.
Berdasarkan hasil penilaian tim penilai Internal Kementerian Pariwisata, Politeknik
Pariwisata Makassar memperoleh angka penilaian sebesar 85,85 terdiri dari
Taat Aturan
1. Disiplin Pegawai
Penundaan kenaikan gaji berkala/kenaikan pangkat bagi pegawai yang tidak
disiplin.
2. Pemberian besaran Uang Persediaan (UP) Kepada unit eselon I berdasarkan hasil
evaluasi tingkat kecepatan pengembalian pertanggungjawaban Tahun sebelumnya.
Kendala dan upaya yang telah dilakukan dalam pencapaian target Opini Laporan
Keuangan tahun 2016, sebagai berikut:
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian indikator kinerja Predikat SAKIP Kementerian
Pariwisata Tahun 2016 sebesar 94% dengan nilai 75,20 atau predikat BB (Sangat Baik)
atas target nilai 80 dengan predikat A (Memuaskan) yang ditetapkan sebelumnya.
Tabel 3.5 Perbandingan Capaian tahun 2014 s.d. tahun 2016 Predikat SAKIP
Kementerian Pariwisata
Predikat SAKIP BB - BB - B -
Kementerian
Pariwisata (75,20) (72,08) (73,97)
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian pada tahun 2016 dengan nilai sebesar 75,20%
naik sebesar 3,12% dari nilai 72,08% pada tahun 2015. Sedangkan capaian tahun 2015
dengan nilai sebesar 72,08% turun sebesar 1,89% dari nilai 73,97% pada tahun 2014,
namun untuk predikat Kementerian Pariwisata mengalami peningkatan dari predikat B
menjadi predikat BB.
Hasil evaluasi kinerja yang telah dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap Kementerian Pariwisata meliputi 5 (lima)
komponen besar manajemen kinerja yaitu: Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja,
Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, dan Capaian Kinerja.
Berdasarkan PermenPAN & RB Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terjadi perubahan
terhadap sistem pembobotan dalam menentukan nilai hasil evaluasi kinerja, perubahan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perubahan pada komponen perencanaan kinerja
pada tahun 2014 dengan bobot 35 % sedangkan pada tahun 2015/2016 menjadi 30%
dan untuk komponen pengukuran kinerja pada tahun 2014 dengan bobot 20% menjadi
25% pada tahun 2015/2016.
2015/2016 2014
Berdasarkan hasil evaluasi diatas, untuk meningkatkan nilai dan predikat SAKIP
Kementerian Pariwisata, Kementerian PAN & RB memberikan rekomendasi sebagai
berikut:
Renja K/L merupakan dokumen perencanaan yang berisi program dan kegiatan suatu
Kementerian/Lembaga sebagai penjabaran dari Rencana Strategis K/L (Renstra K/L)
yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran. Penyusunan Renja K/L oleh
Kementerian/Lembaga dilaksanakan setelah dikeluarkannya surat yang ditandatangani
oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif
Kementerian/Lembaga yang merupakan pagu anggaran yang didasarkan atas kebijakan
umum serta Tema dan Prioritas Pembangunan Nasional. Pagu Indikatif tersebut
merupakan batas tertinggi alokasi anggaran yang dirinci menurut program dan
kegiatan prioritas yang pendanaannya terdiri atas rupiah murni, PHLN, dan PNBP.
Seiring dengan kebijakan pemerintah untuk melihat sampai sejauh mana suatu instansi
pemerintah melaksanakan dan memperlihatkan kinerja organisasinya, serta sekaligus
untuk mendorong adanya peningkatan kinerja instansi pemerintah, maka perlu
dilakukan pengukuran kinerja. Salah satu dokumen untuk mengukur kinerja perlu
dilakukan perjanjian kinerja, dokumen tersebut merupakan salah satu subkomponen
dari komponen Perencanaan Kinerja. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor. 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang
berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi
Kinerja dari suatu organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran
ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari visi, misi, yang mengindikasikan
tingkat keberhasilaan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan
kebijakan yang ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat kemajuan kinerja organisasi
diperlukan suatu indikator atas keberhasilan yang diraih.
5) E-Performance
Server khusus untuk aplikasi e-Performance ditempatkan pada ruangan Billing Cabinet
Server di lantai 21 Asdep Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan.
Untuk mengakses dapat dilakukan melalui Web www.eperformance.kemenpar.go.id.
Masuk ke web ini, langsung dapat melihat capaian kinerja kementerian sampai dengan
capaian eselon II per triwulan, tanpa login melalui user name atau password. Aplikasi
ini menampilkan proses perencanaan kinerja, penganggaran kinerja, keterkaitan
Kendala dan upaya yang telah dilakukan dalam rangka pencapaian target kinerja
Sekretariat Kementerian tahun 2016, sebagai berikut:
1) Praktek pengukuran kinerja pihak yang sudah menyepakati Perjanjian atau
Kesepakatan Kinerja, belum sepenuhnya dikaitkan dengan sistem reward and
punishment. untuk itu telah dilakukan pengukuran melalui sistem informasi
e-performance, yang hasilnya telah disampaikan kepada seluruh satker di
lingkungan Kementerian Pariwisata berupa laporan capaian kinerja yang
dilengkapi dengan nilai tingkat kepatuhan dalam melakukan input data.
2) Evaluasi kinerja internal yang sebelumnya dilakukan secara manual saat ini telah di
implementasikan dengan memanfaatkan sistem informasi e-performance sesuai
anjuran Tim Evaluasi dari Kementerian PAN & RB.
3) Masih lemahnya kapasitas auditor baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga
perlu ditingkatkan melalui pendidikan sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA)
4) Belum seluruhnya komponen SPIP (pemantauan dan evaluasi, informasi dan
komunikasi, kegiatan pengendalian, penilaian risiko, lingkungan pengendalian)
diimplementasikan secara optimal antara lain tidak adanya mekanisme standar
untuk koordinasi pengendalian perencanaan dan program lintas deputi. Untuk itu
perlu mengimplementasikan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) secara menyeluruh agar dalam penyelenggaraan kegiatan di lingkungan
Kementerian Pariwisata dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif.
5) Kurangnya efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan program dan kegiatan, salah
satu upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi yang dilakukan Kementerian
Pariwisata adalah mengimplementasikan sistem informasi e-government untuk
mempercepat komunikasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan.
6)
Dalam rangka pengembangan sistem informasi yang lebih spesifik terkait kebijakan
penanganan/pengelolaan krisis baik tahap preventif, emergency maupun contigency
sesuai kebutuhan, maka Sekretariat Kementerian Pariwisata mengembangkan sistem
informasi crisis center pariwisata tahun 2016. Sistem informasi ini digunakan sebagai
dasar/landasan bagi Kementerian Pariwisata atau pihak lain dalam pengambilan
kebijakan yang terkait dengan penanganan/ pengelolaan krisis.
7)
Reformasi regulasi merupakan program prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah
2017 dan akan dilakukan oleh seluruh Kementerian dan Lembaga secara mandiri.
Presiden Jokowi memprioritaskan program ini karena percepatan pembangunan
selama ini kerap terkendala oleh bermacam regulasi yang tidak efisien dan efektif.
Bahkan banyak regulasi yang sebenarnya tidak diperlukan. Proses reformasi regulasi di
8)
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pegawai, Sekretariat Kementerian
Pariwisata melakukan terobosan dan upaya-upaya dengan menjalin kerjasama
dengan berbagai instansi seperti PT TASPEN, Telkom Medika, Bank Tabungan
Negara (BTN) dan lain-lain, model kerjasama ini memungkinkan Sekretariat
c) Pengadaan Perumahan
Dalam rangka pengadaan rumah bagi pegawai Kementerian Pariwisata, maka
Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan BTN,
BAPPERTARUM PNS, dan sejumlah pengembangan sedang membangun
Perumahan Pegawai Kementerian Pariwisata.
SATKER KANTOR
1 1.899.341.225.000 1.588.978.235.745 83,66% 310.362.989.255
PUSAT
SATKER
3 DEKONSENTRASI 85.714.720.000 72.975.373.778 85,14% 12.739.346.222
(DK)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pagu anggaran Kementerian Pariwisata sebesar
Rp.4.224.362.266.000,- sampai dengan akhir Desember 2016 telah terserap sebesar
Rp.3.299.779.282.489,- atau sebesar 78,11%. Terdapat sisa dana sebesar
Rp.1.724.582.983.511,- atau sebesar 21,89%, termasuk pagu self blocking sebesar
Rp.800.000.000.000,- sehingga jika termasuk pagu self blocking sehingga realisasi
menjadi Rp.4.099.799.282.489,- atau 96,4%.
Program 5328
Peningkatan Pembangunan/Pengadaan/
Sarana dan Peningkatan Sarana dan
Rp23.616.256.000 Rp22.721.274.803
Prasarana Prasarana
Aparatur
Kementerian
Pariwisata Total Rp23.616.256.000 Rp22.721.274.803
Sekretariat Kementerian Rp354.526.068.000 Rp322.020.388.441