Anda di halaman 1dari 3

https://www.kompasiana.

com/tedaypramudia/5c775788aeebe15c304fe44c/bagaimana-kondisi-hukum-
dan-penegakan-hukum-di-indonesia?page=all

Bagaimana Kondisi Hukum dan Penegakan Hukum di Indonesia

Indonesia adalah negara hukum yang senantiasa mengutamakan hukum sebagai landasan dalam seluruh
aktivitas negara dan masyarakat. Komitmen Indonesia sebagai negara hukum pun selalu dan hanya
dinyatakan secara tertulis dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 hasil amandemen.

Dimanapun juga, sebuah Negara menginginkan Negaranya memiliki penegak- penegak hukum dan
hukum yang adil dan tegas dan bukan tebang pilih. Tidak ada sebuah sabotase, diskriminasi dan
pengistimewaan dalam menangani setiap kasus hukum baik PIDANA maupun PERDATA.

Seperti istilah di atas, 'Runcing Kebawah Tumpul Keatas' itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan
kondisi penegakkan hokum di Indonesia. Apakah kita semua merasakannya? Apakah kita bisa melihat
kenyataanya? Saya yakin pasti seluruh masyarakat Indonesia juga melihat kenyataanya.

Kondisi Hukum di Indonesia saat ini lebih sering menuai kritik daripada pujian. Berbagai kritik diarahkan
baik yang berkaitan dengan penegakkan hukum , kesadaran hukum , kualitas hukum, ketidakjelasan
berbagai hukum yang berkaitan dengan proses berlangsungya hukum dan juga lemahnya penerapan
berbagai peraturan.

Kritik begitu sering dilontarkan berkaitan dengan penegakan hukum di Indonesia. Kebanyakan
masyarakat kita akan bicara bahwa hukum di Indonesia itu dapat dibeli, yang mempunyai jabatan, nama
dan kekuasaan, yang punya uang banyak pasti aman dari gangguan hukum walau aturan negara
dilanggar.

Ada pengakuan di masyarakat bahwa karena hukum dapat dibeli maka aparat penegak hukum tidak
dapat diharapkan untuk melakukan penegakkan hukum secara menyeluruh dan adil.

Sejauh ini, hukum tidak saja dijalankan sebagai rutinitas belaka tetapi tetapi juga dipermainkan seperti
barang dagangan . Hukum yang seharusnya menjadi alat pembaharuan masyarakat, telah berubah
menjadi semacam mesin pembunuh karena didorong oleh perangkat hukumyangmorat-marit.

Praktik penyelewengan dalam proses penegakan hukum seperti, mafia hukum di peradilan, peradilan
yang diskriminatif atau rekayasa proses peradilan merupakan realitas yang gampang ditemui dalam
penegakan hukum di negeri ini.

Orang biasa yang ketahuan melakukan tindak pencurian kecil, seperti anak dibawah umur saudara
Hamdani yang 'mencuri' sandal jepit bolong milik perusahaan di mana ia bekerja di Tangerang, Nenek
Minah yang mengambil tiga butir kakao di Purbalingga, serta Kholil dan Basari di Kediri yang mencuri
dua biji semangka langsung ditangkap dan dihukum seberat beratnya.
Sedangkan seorang pejabat negara yang melakukan korupsi uang milyaran rupiah milik negara dapat
bebas berkeliaran dengan bebasnya. Berbeda halnya dengan kasus-kasus yang hukum dengan tersangka
dan terdakwa orang-orang yang memiliki kekusaan, jabatan dan nama. Proses hukum yang dijalankan
begitu berbelit-belit dan terkesan menunda-nuda.

Seakan-akan masyarakat selalu disuguhkan sandiwara dari tokoh-tokoh Negara tersebut. Tidak ada
keputusan yang begitu nyata. Contohnya saja kasus Gayus Tambunan, pegawai Ditjen Pajak Golongan III
menjadi miliyader dadakan yang diperkirakan korupsi sebesar 28 miliar, tetapi hanya dikenai 6 tahun
penjara, kasus Bank Century dan yang masih hangat saat ini Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akhil
Mochtar ditangkap dalam Operasi Tangkap Tangan.

Dalam operasi itu, KPK telah menyita uang dollar Singapura senilai Rp 3 miliar yang menunjukkan
penegakan hukum di bangsa Indonesia dalam kondisi awas, hampir semua kasus diatas prosesnya
sampai saat ini belum mencapai keputusan yang jelas. Padahal semua kasus tersebut begitu merugikan
Negara dan masyarakat kita. Kapankan ini semua akan berakhir ?

Kondisi yang demikian buruk seperti itu akan sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan dan
kekuatan demokrasi Indonesia. Mental rusak para penegak hukum yang memperjualbelikan hukum
sama artinya dengan mencederai keadilan. Merusak keadilan atau bertindak tidak adil tentu saja
merupakan tindakan gegabah melawan kehendak rakyat.

Pada kondisi tertentu, ketika keadilan terus menerus dihindari bukan tidak tidak mungkin pertahanan
dan keamanan bangsa menjadi taruhannya. Ketidakadilan akan memicu berbagai tindakan alami berupa
perlawanan-perlawanan yang dapat terwujud ke dalam berbagai aksi-aksi anarkhis atau kekerasan yang
kontra produktif terhadap pembangunan bangsa.

Dengan kata lain, situasi ketidakadilan atau kegagalan mewujudkan keadilan melalui hukum menjadi
salah satu titik problem yang harus segera ditangani dan negara harus sudah memiliki kertas biru atau
blue print untuk dapat mewujudkan seperti apa yang dicita citakan pendiri bangsa ini .

Namun menta dan moral korup yang merusak serta sikap mengabaikan atau tidak hormat terhadap
sistim hukum dan tujuan hukum dari pada bangsa Indonesia yang memiliki tatanan hukum yang baik ,
menurut penulis , sebagai gambaran bahwa penegakkan hukum merupakan karakter atau jati diri
bangsa Indonesia sesuai apa yang terkandung dalam isi dari Pancasila dan Pembukaan Undang Undang
Dasar 1945 .

Dengan situasi dan kondisi seperti sekarang ini norma dan kaidah yang telah bergerasar kepada rasa
egoisme dan individual tanpa memikirkan orang lain dan inilah nilai ketidakadilan akan meningkatkan
aksi anarkhisme, kekerasan yang jelas-jelas tidak sejalan dengan karakter bangsa yang penuh memiliki
asas musyawarah untuk mufakat seperti yang terkadung dan tersirat dalam isi Pancasila .

Bangkitlah Penegakkan Hukum Negeri ku INDONESIA karena Kami anak anak bangsa INDONESIA yang
Cinta Negeri Kami dan Kami SIAP melawan Penjajahan Model Baru terhadap Pengakkan Hukum .
Pada kondisi tertentu, ketika keadilan terus menerus dihindari bukan tidak tidak mungkin pertahanan
dan keamanan bangsa menjadi taruhannya. Ketidakadilan akan memicu berbagai tindakan alami berupa
perlawanan-perlawanan yang dapat terwujud ke dalam berbagai aksi-aksi anarkhis atau kekerasan yang
kontra produktif terhadap pembangunan bangsa.

Dengan kata lain, situasi ketidakadilan atau kegagalan mewujudkan keadilan melalui hukum menjadi
salah satu titik problem yang harus segera ditangani dan negara harus sudah memiliki kertas biru atau
blue print untuk dapat mewujudkan seperti apa yang dicita citakan pendiri bangsa ini .

Namun menta dan moral korup yang merusak serta sikap mengabaikan atau tidak hormat terhadap
sistim hukum dan tujuan hukum dari pada bangsa Indonesia yang memiliki tatanan hukum yang baik ,
menurut penulis , sebagai gambaran bahwa penegakkan hukum merupakan karakter atau jati diri
bangsa Indonesia sesuai apa yang terkandung dalam isi dari Pancasila dan Pembukaan Undang Undang
Dasar 1945 .

Dengan situasi dan kondisi seperti sekarang ini norma dan kaidah yang telah bergerasar kepada rasa
egoisme dan individual tanpa memikirkan orang lain dan inilah nilai ketidakadilan akan meningkatkan
aksi anarkhisme, kekerasan yang jelas-jelas tidak sejalan dengan karakter bangsa yang penuh memiliki
asas musyawarah untuk mufakat seperti yang terkadung dan tersirat dalam isi Pancasila .

Bangkitlah Penegakkan Hukum Negeri ku INDONESIA karena Kami anak anak bangsa INDONESIA yang
Cinta Negeri Kami dan Kami SIAP melawan Penjajahan Model Baru terhadap Pengakkan Hukum .

Anda mungkin juga menyukai