Anda di halaman 1dari 1

Indonesia adalah negara hokum yang mengutamakan hukum sebagai landasan dalam aktivitas negara

dan masyarakat. “Runcing kebawah tumpul keatas” adalah istilah yang tepat bagi menggambarkan
kondisi penegakan Hukum di Indonesia. Pasti seluruh rakyat merasakan hal tersebut terjadi di
Indonesia, tidak hanya menggada ada.

Contoh kasus hokum Indonesia Runcing kebawah tumpul keatas adalah Orang biasa yang ketahuan
melakukan tindak pencurian kecil, seperti anak dibawah umur saudara Hamdani yang 'mencuri' sandal
jepit bolong milik perusahaan di mana ia bekerja di Tangerang, Nenek Minah yang mengambil tiga butir
kakao di Purbalingga, serta Kholil dan Basari di Kediri yang mencuri dua biji semangka langsung
ditangkap dan dihukum seberat beratnya. Sedangkan seorang pejabat negara yang melakukan korupsi
uang milyaran rupiah milik negara, dan orang tersangka dan terdakwa yang memiliki kekusaan, jabatan
dan nama, proses hukum yang dijalankan begitu berbelit-belit dan terkesan menunda-nuda dan para
koruptor dapat bebas berkeliaran dengan bebasnya. Seakan-akan masyarakat selalu disuguhkan
sandiwara dari tokoh-tokoh Negara tersebut. Tidak ada keputusan yang begitu nyata.

Kebanyakan masyarakat kita akan berbicara bahwa hokum di Indonesia dapt dibeli, orang yang memiliki
jabatan, nama, kekuasaan dan mempunyai uang banyak pasti aman dari gangguan hukum walaupun
melanggar aturan negara. Sehingga membuat hokum seperti bahan dagangan yang dapat diperjual
belikan. Hokum yang seharusanya dijadikan sebagai alat penegakan keadilan, telah berubah menjadi
mesin pembunuh bagi kaum kecil. Maka dari itu, aparat penegak hukum tidak dapat diharapkan untuk
melakukan penegakkan hukum secara menyeluruh dan adil.

Dengan situasi dan kondisi sekarang, norma dan kaidah telah bergerasar kepada rasa egoisme dan
individual tanpa memikirkan orang lain dan nilai ketidakadilan akan meningkatkan aksi anarkisme,
kekerasan yang jelas-jelas tidak sejalan dengan karakter bangsa yg memiliki asas musyawarah untuk
mufakat seperti yang terkadung dan tersirat dalam isi Pancasila .

Dengan kata lain, situasi ketidakadilan atau kegagalan mewujudkan keadilan melalui hukum menjadi
salah satu titik problem yang harus segera ditangani dan negara harus sudah mewujudkan seperti apa
yang dicita citakan pendiri bangsa ini .

Anda mungkin juga menyukai