Anda di halaman 1dari 5

Bank sebagai financial intermediary adalah bagaimana bank dapat memperoleh sumber dana dari pihak-

pihak yang surplus (yang memiliki banyak dana) yang kemudian menyealurkannya ke pihak yang deficit
(yang memerlukan dana). Jika diilustrasikan, bank sebagai seorang dengan memiliki dua tangan, tangan
kanannya bertugas sebagai penghimpun dana (source of fund) dengan berbagai program untuk
memperoleh dana dan tangan kiri sebagai penyalur dana (use of fund) dengan berbagai program dalam
menyalurkan dana. Tangan kanan bank bergandengan dengan tangan kiri masyarakat yang berkelebihan
dana dan tangan kiri bank bergandengan dengan tangan kanan masyarakat yang membutuhkan
pinjaman.

Peran perantara disini untuk memberikan kepastian ketika ada masalah atau wan prestasi dalam
transaksi, sehingga dana transaksipun menjadi lebih besar karena pihak yang terlibat semakin banyak
pula, serta perantara ini menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang bertransaksi. Dalam transaksi
ini pun semua pihak harus mengetahui informasi mengenai yang terlibat dalam transaksi, misal pihak
surplus harus memiliki informasi mengenai penyimpan dana dimana ia akan menyimpan dananya. Dan
begitu juga semua pihak yang bersangkutan.

Ketidak sesuaian tingkat penguasaan informasi antara kedua belah pihak disebut asymmetric
information. Oleh karena itu bank harus memiliki mekanisme yang dapat memilah-milah debitur yang
diterima ataupun yang ditolak permohonan kreditnya, ini disebut adverse selection. Ketidakakuratan
informasi ini bisa disebabkan oleh moral hazard atau itikad tidak baik dari pihak yang terlibat dalam
industri perbankan. Untuk mengatasi asymmetric information ini berkaitan dengan fungsi perantara
sebagai agen of trust.

Inti manajemen dana bank adalah bagaimana bank mengelola dan menyelaraskan sumber dana dengan
penyaluran dana. Disisi sumber dana, bank harus mengeluarkan biaya dana (bunga kepada penyimpan)
sedangkan disisi penyaluran dana, bank mencari keuntungan. Selisih keuntungan dan biaya ini
merupakan profit margin. Salah satu aspek penting dalam manajemen dana bank adalah profitabilitas,
aspek lainnya adalah likuiditas. Sumber dana bank ada di sisi pasiva dan penyaluran dana ada disisi
aktiva.
Klasifikasi Risiko dalam Asuransi
Dalam asuransi risiko (risk) diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Risiko Murni (Pure Risk)
Karakteristik dari pure risk adalah risiko bila itu memang terjadi pasti menimbulkan
kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak akan menimbulkan kerugian maupun tidak
akan menimbulkan keuntungan. Artinya dalam pengertian risiko murni, maka kerugian
pasti terjadi. Contoh dari risiko ini adalah kebakaran, kecelakaan, bangkrut dan lain
sebagainya.
2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
Kebalikan dari risiko murni, risiko spekulatif masih mengandung dua kemungkinan jika
peristiwa yang dianggap risiko tersebut benar-benar terjadi. Misalnya ketika
berinvestasi saham di bursa efek, maka peristiwa atau proses investasi tersebut akan
menimbulkan risiko spekulatif, yaitu di satu sisi ada kemungkinan untung secara
finansial dan di lain sisi ada risiko kerugian.

3. Risiko Khusus (Particular Risk)


Risiko khusus adalah suatu risiko yang dampak maupun penyebabnya hanya
mempengaruhi lingkungan lokal (pribadi) baik secara kuantitas maupun kualitas.
Contohnya adalah pengangguran ataupun seorang pencuri. Ketika seseorang mencuri
maka risiko yang ditimbulkan hanya mempengaruhi individu tersebut.

4. Risiko Fundamental (Fundamental Risk)


Kebalikan dari risiko khusus, risiko fundamental akan menimbulkan dampak yang
sangat luas. Risiko ini bisa disebabkan oleh faktor atau pihak tertentu seperti bencana
alam, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.

5. Risiko Individu (Individual Risk)


Risiko individu adalah berbagai macam kemungkinan yang terjadi di kehidupan sehari-
hari yang dapat mempengaruhi kapasitas finansial seseorang, harta kekayaanya
maupun risiko tanggung-jawab. Individual risk dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
yaitu personal risk, property risk dan liability risk. Dalam personal risk sering kali
dikaitkan dengan pengaruh suatu hal atau kemungkinan-kemungkinan yang secara
langsung akan berdampak pada individu tertentu, seperti finansial seseorang. Contoh
risiko pribadi adalah cacat fisik, kehilangan pekerjaan, meninggal dunia dan lain
sebagainya.
6. Risiko Harta (property risk)
Merupakan kerugian yang terkait dengan kepemilikan suatu benda akibat kehilangan,
pencurian ataupun kerusakan. Risiko harta dapat dikategorikan lagi menjadi dua jenis
yaitu kerugian secara langsung (direct losses) dan kerugian tak langsung
(consequential).
7. Risiko Tanggung-Gugat (liability risk)
Merupakan risiko tanggung-jawab yang harus kita berikan kepada pihak lain. Dengan
kata lain, risiko ini untuk menanggung kerugian orang lain akibat ulah atau hal yang kita
sebabkan. Misalnya, dalam peristiwa kecelakaan, ketika Anda menabrak orang lain
maka ini disebut dengan risiko tanggung-gugat (liability risk).
A). Risiko Murni (pure risk). Risiko murni dapat dikelompokkan pada 3 (tiga)tipe risiko yaitu:

1.  Risiko aset fisik, merupakan risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu
perusahaan/organisasi. Contohnya Kebakaran, banjir,gemba,tsunami,gunung meletus, dll.
2. Risiko karyawan. Merupakan risiko karena apa yang dialami oleh karyawan yang bekerja di
perusahaan/organisasi tersebut. Contohnys kecelakaan kerja sehingga terganggu aktivitas
perusahaan.
3. Risiko legal. Merupakan risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kontrak tidak
berjalan sesuai dengan rencana. Contohnya perselisihan dengan perusahaan lain sehingga
persoalan seperti ganti kerugian.

B).Risiko Spekulatif (speculative risk). Risiko spekulatif ini dapat dikelompokkan kepada empat tipe
risiko yaitu:

1. Risiko Pasar. Merupakan risiko yang terjadi dari pergerakan harga di pasar. Contohnya
harga saham mengalami penurunan sehingga menimbulkan kerugian.
2. Risiko Likuiditas. Merupakan risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan cas.
Contohnya kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu membayar utang scera tepat
menyebabkan perusahaan menjual aset yang dimilikinya.
3. Risiko operasional. Merupakan risiko yang disebabkan pada kegiatan operasioanl yang tidak
berjalan dengan lancar. Contohnya terjadi kerusakan pada komputer karena berbagai hal
termasuk terkena virus.

a) Giro
Giro  merupakan simpanan dari nasabah yang dapat ditarik setiap saat dan dapat
digunakan sebagai alat pembayaran. Pengambilan uang oleh nasabah dilakukan
dengan menuliskan cek atau bilyet giro.

b) Tabungan
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang dapat diambil setiap saat. Dengan
teknologi ATM, tabungan dapat diambil dalam waktu 24 jam.

c) Tabungan Berjangka (Deposito)


Tabungan berjangka merupakan bentuk simpanan yang jangka waktu penarikannya
telah ditentukan, misalnya setiap satu bulan, tiga bulan, enam bulan, satu tahun, atau
dua tahun.

Jika nasabah ingin mengambil sebelum jatuh tempo, bunga yang sudah menjadi
haknya akan hilang.
Simpanan Giro

Pengertian simpanan giro adalah simpanan yang diperoleh dari masyarakat (nasabah) atau pihak ketiga
yang sifat penarikannya adalah dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan cek dan bilyet giro atau
sarana perintah banyar lainnya atau juga dapat berupa pemindahan buku. Simpanan giro ini dapat di
tawarkan kepada seluruh masyarakat baik perorangan maupun badan usaha. Simpanan giro sangat
bermanfaat bagi masyarakat yang melakukan aktifitas usaha, karena pemegang rekening giro akan
banyak medapat kemudahan dalam melakukan transaksi usahanya.

Kebutuhan adanya simpanan giro ini tidak hanya semata - mata untuk kepentingan bank, akan tetapi
juga untuk melayani kepentingan masyarakat modern. Masyarakat sangat membutuhkan produk giro,
karena giro adalah uang giral yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, dengan menggunakan
sarana penarikan berupa cek dan sarana pemindahan bukuan berupa bilyet giro. Pertimbangan utama
nasabah memliki rekening giro adalah karena kemudahan yang ingin diperoleh oleh nasabah. Memiliki
rekening giro itu sama dengan memiliki uang tunai, Karena rekening giro sifatnya dapat ditarik setiap
saat.

Dalam memberikan pelayanan kepada nasabah pemegang rekening giro, biasanya bank juga
memberikan fasilitas lainnya, seperti pinjaman overdraft (cerukan). overdraft atau biasa disebut dengan
cerukan adalah pinjaman yang diberikan oleh bank kepada nasabah untuk menanggulangi apabila
terjadi penarikan dana giro dengan menggunakan cek atau bilyet giro yang melebihi saldonya. Hal ini
juga sangat menguntungkan bagi nasabah karena pada saat - saat tertentu kemungkinan saldo nasabah
terbatas, sementara pengeluaran tetap harus dilakukan, sehingga perlu mendapat fasilitas pinjaman
untuk menutup kekurangan tersebut. Pinjaman overdraft diberikan kepada nasabah tertentu yang loyal
kepada bank.

Simpanan Tabungan

Pengertian Simpanan Tabungan adalah jenis simpanan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang
pernarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu seusai dengan penjanjian antara bank dengan
pihak nasabah. Dalam perkembangannya, penarikan tabungan dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan sarana penarikan berupa slip penarikan, ATM, surat kuasa, dan surat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.

Berbagai regulasi pemerintah dan ketatnya persaingan antar bank, membuat bank melakukan inovasi
terhadap produk tabungan, sehingga produk tabungan menjadi bervariasi. Semua bank diperkenankan
mengembangkan jenis produk tabungannya tanpa perlu persetujuan dari bank indonesia. Hal ini pula
mendorong perkembangan jenis produk tabungan menjadi beragam. beberapa contoh produk tabungan
antara lain tabungan ringan, tabungan pendidikan, tabungan berhadiah undian, dan yang kerja sama
dengan asuransi.
Undang - undang No. 10 tahun 1998 mendefinisikan, bahwa tabungan hanya dapat ditarik sesuai dengan
syarat tertentu yang diperjanjikan antara bank dengan nasabah. Pada perkembangan zaman untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna produk tabungan, maka bank tidak lagi membatasi jumlah,
maupun frekuensi penarikannya. Meskipun demikian, bank masih mensyaratkan adanya saldo minimal
tersebut tergantung pada kebijakan masing - masing bank. Saldo minimal tersebut digunakan sebagai
cadangan apabila nasabah akan menutup rekening tabungannya.

Simpanan Deposito

Pengertian simpanan deposito adalah jenis simpanan yang penarikannya hanya daat dilakukan sesuai
dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan antara bank dengan nasabah. Sesuai dengan pendapat
mudrajat kuncoro dan suharjono (2002 :193), deposito adalah simpanan berjangka yang dikeluarkan
oleh bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan jangka
waktu yang telah diperjanikan sebelumnya. Simpanan deposito dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
Deposito Berjangka (time deposit), Sertifikat Deposito (Certificate of Deposit), dan Deposit on Call.

#1. Deposito Berjangka

Pengertiand deposito berjangka adalah simpanan berjangkan yang dapat dicairkan sesuai dengan jangka
waktu yang telag disepakati. Pemegang deposito berjangka akan mendapatkan bilyet deposito sebagai
bukti hak kepemilikannya.

#2. Sertifikat Deposito

Pengertian setifikat deposito adalah simpanan berjangka yang diterbitkan dengan menggunakan
setifikat sebagai bukti kepemilikan oleh pemegang haknya. Sertifikat diterbitkan atas unjuk, artinya di
dalam setifikat deposito tidak dicantumkan nama pemegang haknya.

#3. Deposit on Call

pengertian deposit on call adalah jenis simpanan berjangka yang penarikannya perlu
memberitahukannya terlebih dahulu kepada pihak bank penerbit deposit on call. Dasar pencairan sama
dengan deposito berjangka, yaitu dengan cara mengembalikan bilyet deposit on callnya. Deposit on call
diterbitkan atas nama, tidak dapat diperjual belikan. Bunga dibayar pada saat pencairan.

Demikian ulasan artikel kami terkait dengan Pengertian Simpanan Giro, Tabungan dan Deposito Lengkap
(Sumber Dana Bank) yang kami lansir dari buku Manajemen Perbankan yang ditulis oleh Drs. Ismail,
MBA., Ak. Semoga bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung.

Anda mungkin juga menyukai