Makalah adalah salah satu bentuk tulisan ilmiah yang berisi gagasan penulis
tentang suatu topik bahasan ilmiah. Makalah itu ditulis untuk konsumen (masyarakat
akademik) yang membutuhkan gagasan penulis makalah. Karena itu, salah satu ciri
makalah adalah kelazimannya ditampilkan dalam forum ilmiah. Memang ada
makalah yang tidak disajikan dalam forum ilmiah, tetapi hal itu terjadi karena
keterbatasan-keterbatasan forum.
Sebagai tulisan ilmiah, makalah menggunakan proses berpikir ilmiah dalam
pembahasannya, sungguhpun tidak semua langkah berpikir ilmiah terdapat pada
makalah tersebut.
Proses berpikir ilmiah terdiri atas: (1) identifikasi masalah, (2) pembatasan
masalah, (3) penyusunan hipotesis, (4) pengujian hipotesis, dan (5) penarikan
simpulan. Kelima proses berpikir ilmiah tersebut nantinya akan diuraikan
penempatan dan penggunaannya dalam sistematika makalah.
Dilihat dari cara berpikir, makalah dapat dibedakan menjadi dua macam:
makalah hasil berpikir deduktif dan makalah hasil berpikir induktif (Sudjana, 1988:81-
89). Makalah hasil berpikir deduktif membahas masalah atas dasar kajian teori
tertentu. Dengan kata lain, makalah jenis ini menerapkan teori tertentu untuk
memecahkan masalah yang dipilihnya. Jika Anda menulis makalah jenis ini, Anda
harus berangkat dari teori tertentu dan menerapkan dalam pembahasan masalah.
Contoh:
Ada teori pembelajaran bahasa yang mengatakan bahwa peniruan atau
imitasi merupakan faktor kuat dalam proses pembelajaran bahasa. Teori tersebut
dikemukakan oleh kaum behavioristik. Kemudian, dalam penulisan makalah Anda
menggunakan teori ini untuk membahas masalah pengektifan pembelajaran bahasa
dengan penyajian contoh-contoh ekspresi bahasa. Anda berpendapat bahwa contoh
ekspresi bahasa yang disajikan pada siswa akan dapat mengefektifkan hasil
pembelajaran, yaitu siswa akan mampu bertutur seperti yang dicontohkan.
Hal itu berbeda dengan makalah hasil berpikir induktif. Makalah jenis ini
membahas masalah dengan menyajikan deskripsi gejala, fakta, dan data dari
pengamatan di lapangan. Gejala, fakta, dan data tersebut diperbincangkan sesuai
1
dengan masalah yang dipilih, kemudian disimpulkan. Simpulan itu kemudian
dibandingkan dengan teori yang relevan. Jadi, makalah induktif diawali oleh
pengamatan empiris, pembahasan hasil pengamatan, penarikan simpulan,
dilanjutkan dengan pembandingan dengan teori yang relevan.
Contoh:
Dari pengalaman PBM di kelas, Anda mencatat bahwa pujian yang Anda
berikan kepada siswa atas belajar mereka ternyata mengubah perilaku dan sikap
mereka terhadap mata pelajaran BI. Siswa lebih antusias dan semangat dalam
belajar BI dan akhirnya hasil belajarnya pun semakin meningkat. Segala data, fakta,
dan gejala yang berkaitan dengan pemberian pujian dan segala akibatnya Anda
catat. Kemudian, dalam penulisan makalah, Anda menggunakan data, fakta tersebut
untuk membahas pengefektifan PBI dengan pemberian pujian. Anda berkesimpulan
bahwa pujian dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran bahasa. Simpulan itu
kemudian diperbandingkan (didiskusikan) dengan teori pembelajaran yang
mengatakan bahwa pemberian penguatan diperlukan untuk meningkatkan
kemahiran bahasa si pebelajar.
Tahap Prapenulisan
Pemilihan Topik
“Apa yang akan ditulis?” Pertanyaan itu sesungguhnya mengantarkan kita ke
pemilihan topik. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber. Fakta atau pengalaman
dari pelaksanaan KBM merupakan sumber topik yang subur. Begitu juga buku-buku
yang Anda baca dapat menjadi sumber topik.
Meskipun demikian, topik yang dipilih harus dikuasai penulis, menarik,
tersedia bahannya, dan bermanfaat (Akhadiah, 1991:6-8; Keraf, 1994:111-112).
Topik makalah harus dikuasai oleh penulisnya. Mustahil Anda dapat menulis
makalah tentang topik yang tidak Anda kuasai. Mengapa? Makalah memerlukan
pembahasan secara mendalam baik dari segi teori maupun praktik. Jadi,
mensyaratkan penguasaan teori maupun praktik oleh penulisnya. Oleh karena itu,
jangan menulis makalah dengan topik yang tidak Anda kuasai.
Di samping itu, topik yang Anda pilih hendaknya juga menarik bagi Anda.
Selaku penulis yang akan membahas topik tersebut Anda dipersyaratkan memiliki
ketertarikan pada topik itu. Syukurlah jika topik itu berada pada bidang keahlian yang
Anda minati selama ini. Ketertarikan Anda terhadap topik akan membantu
kelancaran penulisan makalah.
Syarat lain yang harus Anda pertimbangkan ialah tertersedianya bahan. Hal
itu berati Anda memiliki cukup bahan untuk menyelesaikan topik tersebut. Bahan itu
berupa buku-buku, data, pengalaman, kliping, dan sebagainya. Syarat itu biasanya
berhubungan dengan kedua syarat sebelumnya. Kelazimannya, jika Anda
menguasai dan tertarik pada topik tertentu, maka Anda pun akan memiliki bahan
yang cukup di topik tersebut.
Pertimbangan lain dalam pemilihan topik adalah kemanfaatan. Pembahasan
topik itu memberikan sumbangan kepada ilmua dan profesi yang Anda tekuni.
Sebagai guru BI, jika Anda memiliki topik tertentu, topik itu bermanfaat bagi
peningkatan profesi Anda, syukur-syukur dapat berkontribusi pada teori bhasa, teori
sastra, atau teori pembelajaran.
Pembatasan Topik
Biasanya topik yang Anda pilih masih terlalu luas (cakupannya belum
terfokus) sehingga perlu pembatasan. Pembatasan topik dapat dilakukan melalui
diagram pohon atau diagram akar, dan diagram jam (Keraf, 1994:112-113; Akhadiah,
1991:8-9).
Keluarga Berencana
Pengendalian Peningkatan
Pertumbuhan Kualitas Hidup
Penduduk
Perumusan Judul
Dari hasil pembatasan topik, Anda baru merumuskan judul yang memenuhi
syarat: (1) Rumusan judul harus sesuai dengan topik, artinya tidak menyimpang dari
topik yang telah Anda pilih. (2) Rumusan judul harus singkat tidak lebih dari 12 kata.
Oleh karena itu, pilihkan kemungkinan judul terpendek dan hindari penggunaan kata
yang tidak berfungsi. (3) Rumusan judul harus bentuk frase benda. Judul adalah
topik yang terbatas, dan topik adalah hal yang dibahas, sedangkan hal itu mengacu
kepada benda. Judul bukan sistesis gagasan atau simpulan tulisan. Karena itu, tidak
dirumuskan dalam bentuk kalimat. (4) Rumusan judul harus bermakna lugas, bukan
kias. Makalah adalah karya ilmiah, harus mengeksplisitkan gagasan. Harus
dinyatakan secara langsung. Selain itu, tidak menggunakan kata bermakna ganda,
dan juga tidak konotatif.
Dari uraian di atas coba judul manakah yang cocok untuk topik yang dibahas
di atas berikut ini? Beri tanda yang sesuai!
Perumusan Tesis
Setelah judul makalah dirumuskan, kemudian dilanjutkan dengan
merumuskan tesis. Tesis adalah pernyataan singkat tentang intisari tulisan. Dengan
judul tersebut, gagasan yang akan dibahas dalam makalah dirumuskan lebih dulu,
Rumusan itulah yang menjadi tesis makalah.
Dalam keseluruhan proses penulisan, rumusan tesis berfungsi sebagai
pengendali, pedoman pengembangan tulisan. Artinya, pengembangan (tahap
penulisan) penulis tidak boleh menyimpang dari intisari tulisan. Gagasan yang
dikembangkan dalam paragraf-paragraf makalah bersumber dari gagasan-gagasan
yang ada pada tesis. Pada tahap revisi, tesis berguna untuk menilai atau
mengevaluasi makalah. Dari penilaian tersebut, dapat dilakukan perbaikan,
penyuntingan (isi, sistematika, bahasa) dengan berpedoman pada rumusan tesis.
KB adalah program yang meliputi penundaan usia nikah, penggunaan kontrasepsi, dan
perencaaan jumlah anak. Program tersebut dapat berperan mengatur jarak kelahiran dan
membatasi jumlah kelahiran sehingga penambahan jumlah penduduk pada suatu wilayah
yang sebagian besar berpencaharian agraris dapat diatur dan disesuaikan dengan pendapatan
per kapita penduduk wilayah itu. Oleh karena itu, program KB dalam tulisan ini mencakup
juga persoalan perencanaan peningkatan pendapatan perkapita penduduk, bukan sekadar
pembatasan anak dalam jumlah tertentu dalam satu keluarga.
Coba rumuskan tesis makalah Anda dengan mengikuti petunjuk berikut.
(1) Identifikasi unsur-unsur judul yang telah Anda rumuskan. Unsur-unsur itu
merupakan variabel masalah dalam makalah Anda.
(2) Rumuskan juga masalahnya untuk tiap variabel dalam bentuk kalimat tanya!
(3) Tentukan jawaban untuk setiap masalah tersebut!
(4) Kemudian, rumuskanlah tesisnya dengan merangkaikan semua jawaban
tersebut dalam satu paragraf yang runtut dan padu!
Judul :
Rumusan Tesis
Penyusunan Kerangka
Kerangka karangan adalah perincian dan pengaturan gagasan-gagasan yang
akan dikembangkan berdasarkan hasil rumusan tesis. Berdasarkan detail rinciannya,
kerangka karangan dapat dibedakan menjadi kerangka karangan nonformal dan
kerangka karangan formal. Kerangkan nonformal merinci gagasan secara sederhana
dan global, sedangkan yang formal merinci gagasan secara rumit dan detaik sampai
sekecil-kecilnya.
Kerangka karangan dibuat untuk mengevaluasi keterincian dan keteraturan
gagasan-gagasan yang akan dikembangkan. Melalui kerangka karangan dapat
dilihat apakah tesis sudah dirinci secara maksimal, dan rinciannya sudah diatur
dengan urutan tertentu yang dihendaki atau belum. Termasuk, apakah gagasan
bawahan sudah dirinci secara maksimal dan diatur secara berurutan atau belum.
Kerangka karangan juga untuk menghindari penggarapan sebuah gagasan
secara berulang. Lewat kerangka karangan dapat diketahui ada tidaknya gagasan
yang berulang atau tumpang tindih.
Pelatihan
Perhatikan kembali rumusan tesis yang telah Anda buat! Rancanglah kerangka
karangannya sesuai dengan panduan berikut!
(7) Inventarisasilah gagasan dalam rumusan tesis tsb yg menurut Anda
memerlukan pengembangan dalam makalah. Catat sebanyak-banyaknya!
(8) Klasifikasikan gagasan-gagasan tsb: kelompokkan gagasan yg seklasifikasi
dan susunlah gagasan atas dasar kesederajatannya1
(9) Elaborasilah gagasan detail sesuai dengan kebutuhan Anda!
(10) Aturlah urutannya dan susunlah kerangka karangan makalah Anda!
(11) Setelah jadi, periksa lagi rincian dan urutan gagasannya. Perlu ditambah
atau dikurangi, digeser urutannya, dsb.
(12) Mintalah teman untuk mengevaluasi kerangka karangan Anda. Perhatikan
masukan teman Anda.
(13) Jika perlu penyempurnaan, lakukan sampai Anda yakin kerangka karangan
Anda dapat dikembangkan dalam tahap penulisan, dan dijamin makalah
Anda berhasil menyampaikan tesisnya dan sesuai dengan judulnya.
Tahap Penulisan
Pengembangan Gagasan dalam Paragraf
Tahap ini adalah pengembangan gagasan ke dalam paragraf. Jika Jika
kerangka yang disiapkan kerangka formal, yang gagasannya sudah sampai pada
rincian detail, setiap nomor rincian dalam kerangka adalah satu gagasan pokok.
Mulailah menulis dari gagasan pokok sesuai dengan urutan dalam kerangka
karangan. Nyatakan gagasan pokok itu dalam kalimat utama. Tentukan apakah Anda
mengembangkan secara deduktif atau induktif, atau bahkan kombinasi keduanya,
sehingga jelas penempatan kalimat utamanya. Dukunglah kalimat utama itu dengan
kalimat-kalimat penjelas!
Anda dapat mengembangkan paragraf dengan teknik penyajian contoh/bukti,
komparasi persamaan atau perbedaan, sebab akibat atau akibat sebab, logis
prosedural, temporal atau spasial, dsb. Variasikan jenis paragraf, teknik
pengembangan, dan kalimat-kalimat Anda agar enak dibaca dan tidak terkesan
menjenuhkan.
Dengan demikian, Anda telah menyelesaikan buram (draft) makalah Anda.
Jika mengalami kemacetan pada salah satu gagasan, lewati dulu, teruskan
mengembangkan gagasan yang lebih mudah dulu. Draft ini masih perlu dibaca dan
direvisi dalam tahap selanjutnya.
Pengolahan Kutipan
Dalam penulisan makalah yang berintikan pengembangan gagasan dalam
paragraf-paragraf tersebut tidak jarang di gunakan pendapat, gagasan, data yang
telah dikemukakan oleh orang lain batik dalam buku ataupun penerbitan lain
(majalah, jurnal, koran). Penggunaan kutipan itu dimaksudkan sebagai penegasan,
pembuktian atau pembandingan pendapat, secara jujur penulis makalah harus
mempertanggung jawabkan kutipan itu.
Pengutipan dapat dilakukan secara langsung atau tak langsung, kutipan
langsung berarti peminjaman pendapat, gagasan, data secara lengkap dan utuh
seperti dalam sumber aslinya. Akan tetapi jika peminjaman pendapat, gagasan, data
itu diintisarikan dan dirumuskan berbeda dengan sumber aslinya disebut kutipan tak
langsung (Keraf, 1994 :179-180).
Kutipan langsung yang tidak melebihi empat baris ketikan dapat diintegrasikan
dalam teks dengan diapit oleh tanda kutip (“ ……..”). Oleh karena itu, spasi baris-
baris kutipan tersebut tetap sama dengan spasi baris-baris teks. Di akhir kutipan
disertakan pertanggungjawabannya berupa nama pengarang, tahun terbit, dan
nomor halaman tempat didapati kutipan itu.
Kutipan langsung yang melebihi empat baris ketikan dipisahkan dari teks
dengan menggunakan spasi rapat, sehingga tampak berbeda dengan teksnya.
Disamping tetap digunakan tanda kutip (“ ….”)
Pengetikannya berindensi 4 karakter masuk dari awal alenia. Kutipan yang terakhir
ini dimulai dari indensi 7 karakter masuk dari margin kiri. Akhir kutipan disertakan
pertanggung jawabannya. Perhatikan contoh berikut!
“Filsafat bahasa ialah teori tentang bahas yang berhasil dikemukakan oleh
para filsuf, sementara mereka itu dalam perjalanan memahami pengetahuan
konseptual. Filsafat bahasa ialah usaha para filsuf memahami conceptual
knowledge melalui pemahaman terhadap bahasa“ (poedjosoedarmo, 2001:2).
Penutup
Bagian penutup makalah lazim diisi simpulan dan saran. Jika simpulan saja
yang ditampilkan, bagian itu cukup dilabeli dengan istilah simpulan. Di samping itu,
bagian penutup dapat juga berisi penegasan kembali hal-hal penting yang telah
dipaparkan pada bagian inti. Jika penegasan kembali itu dinyatakan, simpulan
dinyatakan setelah penegasan kembali itu.
Dalam penutup makalah juga lazim ditampilkan saran-saran. Saran itu dapat
ditampilkan jika isi makalah memungkinkan penulis menyampaikan saran. Dengan
kata lain, saran ditampilkan jika diisyaratkan perlu oleh bagian inti makalah.
Catatan
Catatan itu masih merupakan bagian isi makalah, tetapi kehadirannya bersifat
manasuka. Catatan itu hanya digunakan jika ada hal-hal yang perlu dinyatakan oleh
penulis makalah, tetapi hal-hal itu tidak dapat ditampilkan dalam bagian-bagian
makalah sebelumnya.
Daftar Pustaka
Sebagaimana daftar pustaka dalam laporan ilmiah, dalam makalah juga
hanya berisi pustaka yang diacu saja oleh penulis dalam makalah. Dalam daftar
pustaka makalah, pustaka metode penelitian tidak diperlukan kecuali kalau makalah
itu makalah yang berisi hasil penelitian atau makalah tentang metode penelitian.
Lampiran
Kadang-kadang penulis makalah berusaha melengkapi makalahnya dengan
hal-hal yang perlu dilampirkan. Jika kondisi itu terjadi, lampiran dalam makalah
dipandang perlu.
Penilaian Makalah
Makalah yang selesai ditulis perlu dinilai kualitasnya. Bagaimanakah mutu
makalah itu? Apakah makalah itu bermutu atau tidak? Penilaian makalah dapat
didasarkan pada lima kriteria: kesesuaian judul dan isi, ketajaman perumusan
masalah, kebenaran pembahasan, ketepatan simpulan, dan kebenaran tata
tulisannya. Ketebalan makalah, kepangkatan dan gelar penulis, misalnya, tidak dapat
dijadikan sebagai kriteria penilaian makalah.
Judul makalah dan isi makalah harus sesuai. Apa yang terumuskan dalam
judul dibahas dalam isi makalah. Isi makalah seharusnya membahas variabel-
variabel yang dirumuskan dalam judul. Jika terjadi ketidaksesuaian antara judul dan
isi, hal itu mengindikasikan makalah tersebut kurang bermutu.
Ketajaman perumusan masalah dapat dilihat pada permasalahan -- biasanya
di akhir pendahuluan -- dengan memperhatikan rumusan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan. Apakah pertanyaan-pertanyaan bergayut dengan judul? Apakah
pertanyaan tersebut problematis artinya mengungkapkan persoalan yang memang
patut dipecahkan? Apakah pertanyaan itu memungkinkan pengkajian secara ilmiah?
Apakah permasalahan itu dibahas secara tepat? Artinya apakah teori, fakta,
data yang digunakan mendukung atau sesuai dengan masalah? Apakah
pembahasan menawarkan alternatif-alternatif jawaban? Apakah setiap alternatif diuji
kebenarannya? Apakah keterkaitan pembahasan masalah satu dengan lainnya?
Logis dan rasionalkah pembahasannya? Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut
dapat digunakan untuk menilai makalah dari segi kebenaran pembahasannya.
Apakah simpulan merupakan sintesis dari pembahasan? Apakah simpulan
merupakan alternatif teruji dan terbaik dari alternatif yang diajukan? Apakah
simpulan itu tidak melenceng dari permasalahan? Semua pertanyaan itu dapat
diajukan untuk menilai kualitas makalah dalam ketepatan simpulan yang diambilnya.
Akhirnya, hal-hal seperti pemaragrafan, penyusunan kalimat, pemilihan kata,
penggunaan tanda baca dan ejaan perlu juga menjadi pertimbangan dalam penilaian
makalah. Begitu hal-hal teknis seperti pengutipan, penulisan catatan kaki,
perwajahan patut juga dipertimbangkan. Apakah hal-hal yang berkaitan dengan tata
tulis itu sudah dilakukan dengan benar?
Daftar Pustaka
Ardiana, Leo Idra dkk. 2002. Penulisan Karya Ilmih: Pelatihan Terintegrasi Berbasis
Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Dirjen Dikdasmen Depdiknas.
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang. 1993. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah: Skripsi, Artikel, dan Makalah. Malang: IKIP Malang.
Tim pengembang Bahasa Indonesia Keilmuan FPBS IKIP Malang. 1994. Bahasa
Indonesia Keilmuan. Malang: Seksi Kajian Bahasa dan Seni FPBS IKIP
Malang.