Anda di halaman 1dari 18

KARYA TULIS ILMIAH

HASIL GAGASAN PENULIS

Makalah adalah salah satu bentuk tulisan ilmiah yang berisi gagasan penulis
tentang suatu topik bahasan ilmiah. Makalah itu ditulis untuk konsumen (masyarakat
akademik) yang membutuhkan gagasan penulis makalah. Karena itu, salah satu ciri
makalah adalah kelazimannya ditampilkan dalam forum ilmiah. Memang ada
makalah yang tidak disajikan dalam forum ilmiah, tetapi hal itu terjadi karena
keterbatasan-keterbatasan forum.
Sebagai tulisan ilmiah, makalah menggunakan proses berpikir ilmiah dalam
pembahasannya, sungguhpun tidak semua langkah berpikir ilmiah terdapat pada
makalah tersebut.
Proses berpikir ilmiah terdiri atas: (1) identifikasi masalah, (2) pembatasan
masalah, (3) penyusunan hipotesis, (4) pengujian hipotesis, dan (5) penarikan
simpulan. Kelima proses berpikir ilmiah tersebut nantinya akan diuraikan
penempatan dan penggunaannya dalam sistematika makalah.
Dilihat dari cara berpikir, makalah dapat dibedakan menjadi dua macam:
makalah hasil berpikir deduktif dan makalah hasil berpikir induktif (Sudjana, 1988:81-
89). Makalah hasil berpikir deduktif membahas masalah atas dasar kajian teori
tertentu. Dengan kata lain, makalah jenis ini menerapkan teori tertentu untuk
memecahkan masalah yang dipilihnya. Jika Anda menulis makalah jenis ini, Anda
harus berangkat dari teori tertentu dan menerapkan dalam pembahasan masalah.
Contoh:
Ada teori pembelajaran bahasa yang mengatakan bahwa peniruan atau
imitasi merupakan faktor kuat dalam proses pembelajaran bahasa. Teori tersebut
dikemukakan oleh kaum behavioristik. Kemudian, dalam penulisan makalah Anda
menggunakan teori ini untuk membahas masalah pengektifan pembelajaran bahasa
dengan penyajian contoh-contoh ekspresi bahasa. Anda berpendapat bahwa contoh
ekspresi bahasa yang disajikan pada siswa akan dapat mengefektifkan hasil
pembelajaran, yaitu siswa akan mampu bertutur seperti yang dicontohkan.
Hal itu berbeda dengan makalah hasil berpikir induktif. Makalah jenis ini
membahas masalah dengan menyajikan deskripsi gejala, fakta, dan data dari
pengamatan di lapangan. Gejala, fakta, dan data tersebut diperbincangkan sesuai

1
dengan masalah yang dipilih, kemudian disimpulkan. Simpulan itu kemudian
dibandingkan dengan teori yang relevan. Jadi, makalah induktif diawali oleh
pengamatan empiris, pembahasan hasil pengamatan, penarikan simpulan,
dilanjutkan dengan pembandingan dengan teori yang relevan.
Contoh:
Dari pengalaman PBM di kelas, Anda mencatat bahwa pujian yang Anda
berikan kepada siswa atas belajar mereka ternyata mengubah perilaku dan sikap
mereka terhadap mata pelajaran BI. Siswa lebih antusias dan semangat dalam
belajar BI dan akhirnya hasil belajarnya pun semakin meningkat. Segala data, fakta,
dan gejala yang berkaitan dengan pemberian pujian dan segala akibatnya Anda
catat. Kemudian, dalam penulisan makalah, Anda menggunakan data, fakta tersebut
untuk membahas pengefektifan PBI dengan pemberian pujian. Anda berkesimpulan
bahwa pujian dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran bahasa. Simpulan itu
kemudian diperbandingkan (didiskusikan) dengan teori pembelajaran yang
mengatakan bahwa pemberian penguatan diperlukan untuk meningkatkan
kemahiran bahasa si pebelajar.

Proses Penulisan Makalah


Proses penulisan makalah secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga
tahap. Pertama, tahap prapenulisan: (1) pemilihan dan pembatasan topik, (2)
perumusan judul, (3) perumusan hipotesis, (4) penyusunan kerangka atau out line.
Kedua, tahap penulisan, yaitu langkah pengembangan kerangka menjadi tulisan atau
makalah. Hakikat tahap ini adalah mengembangkan gagasan yang ada dalam
kerangka menjadi paragraf-paragraf yang didukung oleh kalimat-kalimat efektif.
Ketiga, tahap revisi, yaitu berupa kegiatan penyuntingan baik isi, sistematika,
maupun bahasa.

Tahap Prapenulisan
Pemilihan Topik
“Apa yang akan ditulis?” Pertanyaan itu sesungguhnya mengantarkan kita ke
pemilihan topik. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber. Fakta atau pengalaman
dari pelaksanaan KBM merupakan sumber topik yang subur. Begitu juga buku-buku
yang Anda baca dapat menjadi sumber topik.
Meskipun demikian, topik yang dipilih harus dikuasai penulis, menarik,
tersedia bahannya, dan bermanfaat (Akhadiah, 1991:6-8; Keraf, 1994:111-112).
Topik makalah harus dikuasai oleh penulisnya. Mustahil Anda dapat menulis
makalah tentang topik yang tidak Anda kuasai. Mengapa? Makalah memerlukan
pembahasan secara mendalam baik dari segi teori maupun praktik. Jadi,
mensyaratkan penguasaan teori maupun praktik oleh penulisnya. Oleh karena itu,
jangan menulis makalah dengan topik yang tidak Anda kuasai.
Di samping itu, topik yang Anda pilih hendaknya juga menarik bagi Anda.
Selaku penulis yang akan membahas topik tersebut Anda dipersyaratkan memiliki
ketertarikan pada topik itu. Syukurlah jika topik itu berada pada bidang keahlian yang
Anda minati selama ini. Ketertarikan Anda terhadap topik akan membantu
kelancaran penulisan makalah.
Syarat lain yang harus Anda pertimbangkan ialah tertersedianya bahan. Hal
itu berati Anda memiliki cukup bahan untuk menyelesaikan topik tersebut. Bahan itu
berupa buku-buku, data, pengalaman, kliping, dan sebagainya. Syarat itu biasanya
berhubungan dengan kedua syarat sebelumnya. Kelazimannya, jika Anda
menguasai dan tertarik pada topik tertentu, maka Anda pun akan memiliki bahan
yang cukup di topik tersebut.
Pertimbangan lain dalam pemilihan topik adalah kemanfaatan. Pembahasan
topik itu memberikan sumbangan kepada ilmua dan profesi yang Anda tekuni.
Sebagai guru BI, jika Anda memiliki topik tertentu, topik itu bermanfaat bagi
peningkatan profesi Anda, syukur-syukur dapat berkontribusi pada teori bhasa, teori
sastra, atau teori pembelajaran.

Pembatasan Topik
Biasanya topik yang Anda pilih masih terlalu luas (cakupannya belum
terfokus) sehingga perlu pembatasan. Pembatasan topik dapat dilakukan melalui
diagram pohon atau diagram akar, dan diagram jam (Keraf, 1994:112-113; Akhadiah,
1991:8-9).
Keluarga Berencana

Tujuan Peranan Perkembangan

Pengendalian Peningkatan
Pertumbuhan Kualitas Hidup
Penduduk

Pend Kota Pend Desa

Desa Tertinggal Desa Maju

Perumusan Judul
Dari hasil pembatasan topik, Anda baru merumuskan judul yang memenuhi
syarat: (1) Rumusan judul harus sesuai dengan topik, artinya tidak menyimpang dari
topik yang telah Anda pilih. (2) Rumusan judul harus singkat tidak lebih dari 12 kata.
Oleh karena itu, pilihkan kemungkinan judul terpendek dan hindari penggunaan kata
yang tidak berfungsi. (3) Rumusan judul harus bentuk frase benda. Judul adalah
topik yang terbatas, dan topik adalah hal yang dibahas, sedangkan hal itu mengacu
kepada benda. Judul bukan sistesis gagasan atau simpulan tulisan. Karena itu, tidak
dirumuskan dalam bentuk kalimat. (4) Rumusan judul harus bermakna lugas, bukan
kias. Makalah adalah karya ilmiah, harus mengeksplisitkan gagasan. Harus
dinyatakan secara langsung. Selain itu, tidak menggunakan kata bermakna ganda,
dan juga tidak konotatif.
Dari uraian di atas coba judul manakah yang cocok untuk topik yang dibahas
di atas berikut ini? Beri tanda yang sesuai!

No. Rumusan Judul Sesuai (+)


/Tidak sesuai (-)
1 Program Keluarga Berencana dapat Berperan
mengendalikan Pertumbuhan Penduduk Desa
Tertinggal
2 Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa
Tertinggal dengan Keluarga Berencana
3 Uluran Tangan Keluarga Berencana dalam
Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa
Tertinggal
4 Keluarga Berencana: Peranannya dalam
Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa
Tertinggal
5 Peranan Keluarga berencana dalam Pengendalian
Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal

Perumusan Tesis
Setelah judul makalah dirumuskan, kemudian dilanjutkan dengan
merumuskan tesis. Tesis adalah pernyataan singkat tentang intisari tulisan. Dengan
judul tersebut, gagasan yang akan dibahas dalam makalah dirumuskan lebih dulu,
Rumusan itulah yang menjadi tesis makalah.
Dalam keseluruhan proses penulisan, rumusan tesis berfungsi sebagai
pengendali, pedoman pengembangan tulisan. Artinya, pengembangan (tahap
penulisan) penulis tidak boleh menyimpang dari intisari tulisan. Gagasan yang
dikembangkan dalam paragraf-paragraf makalah bersumber dari gagasan-gagasan
yang ada pada tesis. Pada tahap revisi, tesis berguna untuk menilai atau
mengevaluasi makalah. Dari penilaian tersebut, dapat dilakukan perbaikan,
penyuntingan (isi, sistematika, bahasa) dengan berpedoman pada rumusan tesis.

Langkah Merumuskan tesis


Pertama, mengidentifikasi variabel dan masalah yang terkandung dalam
rumusan judul. Judul “Peranan KB dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk
Desa Tertinggal”, misalnya, memiliki tiga variabel, yaitu (a) Keluarga Berencana, (b)
pengendalian pertumbuhan penduduk, (c) desa tertinggal.
Selanjutnya, mengidentifikasil masalah-masalah yang perlu dibahas dalam setiap
variabel dengan cara mengajukan pertanyaan di seputar variabel tersebut.
Untuk variabel-variabel tersebut, misalnya dapat diajukan pertanyaan-
pertanyaan sbb.
(1) Apakah program Keluarga Berencana itu?
(2) Apa saja peranan keluarga Berencana itu?
(3) Apakah pertumbuhan penduduk itu?
(4) Bagaimana pengendalian pertumbuhan penduduk itu?
(5) Apakah indikator desa tertinggal itu?
(6) Mengapa KB dapat mengendalikan pertumbuhan penduduk?
(7) Bagaimana KB dapat berperan mengendalikan pertumbuhan penduduk desa
tertinggal?

Kedua, mengidentifikasi berbagai kemungkinan jawaban atas pertanyaan atau


masalah tersebut. Di dalam langkah inilah pandangan, pendapat, pengetahuan
penulis digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Contoh untuk menjawab
pertanyaan (1) program KB adalah program yang meliputi penundaan usia nikah,
penggunaan kontrasepsi, dan perencanaan jumlah anak. Dengan demikian,
pertanyaan (2) KB dapat berperan mengatur jarak kelahiran, membatasi jumlah
kelahiran. Begitu seterusnya. Coba lakukan untuk pertanyaan (3) s.d. (7) di atas!
Ketiga, Setelah seluruh pertanyaan ditemukan jawabnya, rumuskan tesisnya
dengan cara merangkaikan seluruh jawaban tersebut dalam satu paragraf yang
runtut dan padu. Rumusan tesis untuk judul makalah ”Peranan Keluarga Berencana
dalam Pengemdalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal”, misalnya sebagai
berikut.

KB adalah program yang meliputi penundaan usia nikah, penggunaan kontrasepsi, dan
perencaaan jumlah anak. Program tersebut dapat berperan mengatur jarak kelahiran dan
membatasi jumlah kelahiran sehingga penambahan jumlah penduduk pada suatu wilayah
yang sebagian besar berpencaharian agraris dapat diatur dan disesuaikan dengan pendapatan
per kapita penduduk wilayah itu. Oleh karena itu, program KB dalam tulisan ini mencakup
juga persoalan perencanaan peningkatan pendapatan perkapita penduduk, bukan sekadar
pembatasan anak dalam jumlah tertentu dalam satu keluarga.
Coba rumuskan tesis makalah Anda dengan mengikuti petunjuk berikut.
(1) Identifikasi unsur-unsur judul yang telah Anda rumuskan. Unsur-unsur itu
merupakan variabel masalah dalam makalah Anda.
(2) Rumuskan juga masalahnya untuk tiap variabel dalam bentuk kalimat tanya!
(3) Tentukan jawaban untuk setiap masalah tersebut!
(4) Kemudian, rumuskanlah tesisnya dengan merangkaikan semua jawaban
tersebut dalam satu paragraf yang runtut dan padu!

Judul :

Variabel Pertanyaan/masalah Jawaban

Rumusan Tesis

Penyusunan Kerangka
Kerangka karangan adalah perincian dan pengaturan gagasan-gagasan yang
akan dikembangkan berdasarkan hasil rumusan tesis. Berdasarkan detail rinciannya,
kerangka karangan dapat dibedakan menjadi kerangka karangan nonformal dan
kerangka karangan formal. Kerangkan nonformal merinci gagasan secara sederhana
dan global, sedangkan yang formal merinci gagasan secara rumit dan detaik sampai
sekecil-kecilnya.
Kerangka karangan dibuat untuk mengevaluasi keterincian dan keteraturan
gagasan-gagasan yang akan dikembangkan. Melalui kerangka karangan dapat
dilihat apakah tesis sudah dirinci secara maksimal, dan rinciannya sudah diatur
dengan urutan tertentu yang dihendaki atau belum. Termasuk, apakah gagasan
bawahan sudah dirinci secara maksimal dan diatur secara berurutan atau belum.
Kerangka karangan juga untuk menghindari penggarapan sebuah gagasan
secara berulang. Lewat kerangka karangan dapat diketahui ada tidaknya gagasan
yang berulang atau tumpang tindih.

Perancangan kerangka karangan


Pertama, inventarisasi gagasan dari rumusan tesis. Gagasan mana dari
rumusan itu yang perlu dikembangkan lebih lanjut dalam karangan. Oleh karena itu,
catatlah dulu sebanyak-banyaknya. Contoh: Kalimat pertama tesis di atas berbunyi
“KB adalah program yang meliputi penundaan usia nikah, penggunaan kontrasepsi,
dan perencanaan jumlah anak”. Dalam rumusan itu Anda dapat menginventarisasi
gagasan-gagasan (1) Keluarga berencana, (2) penundaan usia nikah, (3)
penggunaan kontrasepsi, dan (4) perencanaan jumlah anak. Coba lakukan hal yang
sama pada kalimat selanjutnya!.
Kedua, mengklasifikasi gagasan. Semua gagasan yang dicatat dari hasil
rumusan tesis dikelompokkan: apakah ada dua topik atau lebih yang yang dapat
dikelompokkan dalam klasifikasi tertentu; bagaimana kedudukan gagasan yang satu
dengan yang lain; adakah gagasan itu sederajat atau sebagai subordinasi gagasan
yang lain. Buatlah rumusan gagasan yang mencakup gagasan-gagasan
bawahannya dalam klasifikasi itu!
Empat gagasan pada kalimat pertama tesis di atas: keluarga berencana,
penundaan usia nikah, penggunaan kontrasepsi, dan perencanaan jumlah anak;
dapat diklasifikasi menjadi dua: (1) pengertian keluarga berencana dan (2) macam
program keluarga berencana (yang memiliki gagasan bawahan (a) penundaan usia
nikah, (b) penggunaan kontrasepsi, dan (c) perencanaan jumlah anak. Jika dituliskan
dengan urutan ke bawah tampak sebagai berikut.

1. Pengertian Keluarga Berencana


2. Macam Program Keluarga Berencana
a. Penundaan Usia Nikah
b. Penggunaan Kontrasepsi
c. Perencanaan Jumlah Anak
Hasil akhir langkah kedua tersebut adalah sebuah kerangka karangan nonformal,
yaitu rincian dan pengaturan gagasan secara sederhana.
Jika dihendaki kerangka karangan yang formal yang merinci dan mengatur
gagasan lebih rumit dan detail, lanjutkan ke langkah ketiga: elaborasi gagasan dalam
klasifikasi. Catatlah kemungkinan-kemungkinan gagasan bawahan yang diperlukan
untuk mengembangkan gagasan pada klasifikasi tersebut.
Sebagai contoh adalah gagasan “Pengertian Keluarga Berencana”. Untuk
pengembangan gagasan tersebut diperlukan penjelasan dari segi medis, segi
demografis, segi sosiologis, dan politis. Oleh karena itu, pada klasifikasi gagasan
tersebut muncullah rincian gagasan sbb.

Pengertian Keluarga Berencana


a. Dari segi medis
b. Dari segi demografis
c. Dari segi sosiologis
d. Dari segi politis

Pengertian Keluarga Berencana


a. Dari segi medis
b. Dari segi
Lakukanlah demografis
proses serupa untuk gagasan yang telah berada dalam klasifikasi,
c. Dari segi sosiologis
bahkan juga untuksegi
d. Dari gagasan
politis bawahan dalam klasifikasi. Dengan cara tersebut akan
Macam
diperoleh Programkarangan
kerangka Keluarga berencana
formal yang merinci dan mengatur gagasan secara
a. Penundaan Usia Nikah
rumit dan detail. Amati contoh berikut!
1) Pengembangan Hobi
a) Sekadar hiburan
b) Ke arah professional
c) Ke arah amatiran
2) Pengembangan Karier
a) Studi lanjut
b) Peningkatan prestasi kerja
c) Pengembangan usaha
b. Penggunaan Kontrasepsi
1) Macam Kontrasepsi
a) IUD
b) Pil
c) Kondom
d) Susuk
2) Cara Penggunaan dan efek samping
a) Cara penggunaan
b) Efek samping
Demikian seterusnya, sehingga seluruh gagasan dielaborasi sesuai dengan
rencana Anda. Bandingkan dengan kerangka karangan nonformal!

Pelatihan
Perhatikan kembali rumusan tesis yang telah Anda buat! Rancanglah kerangka
karangannya sesuai dengan panduan berikut!
(7) Inventarisasilah gagasan dalam rumusan tesis tsb yg menurut Anda
memerlukan pengembangan dalam makalah. Catat sebanyak-banyaknya!
(8) Klasifikasikan gagasan-gagasan tsb: kelompokkan gagasan yg seklasifikasi
dan susunlah gagasan atas dasar kesederajatannya1
(9) Elaborasilah gagasan detail sesuai dengan kebutuhan Anda!
(10) Aturlah urutannya dan susunlah kerangka karangan makalah Anda!
(11) Setelah jadi, periksa lagi rincian dan urutan gagasannya. Perlu ditambah
atau dikurangi, digeser urutannya, dsb.
(12) Mintalah teman untuk mengevaluasi kerangka karangan Anda. Perhatikan
masukan teman Anda.
(13) Jika perlu penyempurnaan, lakukan sampai Anda yakin kerangka karangan
Anda dapat dikembangkan dalam tahap penulisan, dan dijamin makalah
Anda berhasil menyampaikan tesisnya dan sesuai dengan judulnya.
Tahap Penulisan
Pengembangan Gagasan dalam Paragraf
Tahap ini adalah pengembangan gagasan ke dalam paragraf. Jika Jika
kerangka yang disiapkan kerangka formal, yang gagasannya sudah sampai pada
rincian detail, setiap nomor rincian dalam kerangka adalah satu gagasan pokok.
Mulailah menulis dari gagasan pokok sesuai dengan urutan dalam kerangka
karangan. Nyatakan gagasan pokok itu dalam kalimat utama. Tentukan apakah Anda
mengembangkan secara deduktif atau induktif, atau bahkan kombinasi keduanya,
sehingga jelas penempatan kalimat utamanya. Dukunglah kalimat utama itu dengan
kalimat-kalimat penjelas!
Anda dapat mengembangkan paragraf dengan teknik penyajian contoh/bukti,
komparasi persamaan atau perbedaan, sebab akibat atau akibat sebab, logis
prosedural, temporal atau spasial, dsb. Variasikan jenis paragraf, teknik
pengembangan, dan kalimat-kalimat Anda agar enak dibaca dan tidak terkesan
menjenuhkan.
Dengan demikian, Anda telah menyelesaikan buram (draft) makalah Anda.
Jika mengalami kemacetan pada salah satu gagasan, lewati dulu, teruskan
mengembangkan gagasan yang lebih mudah dulu. Draft ini masih perlu dibaca dan
direvisi dalam tahap selanjutnya.

Pengolahan Kutipan
Dalam penulisan makalah yang berintikan pengembangan gagasan dalam
paragraf-paragraf tersebut tidak jarang di gunakan pendapat, gagasan, data yang
telah dikemukakan oleh orang lain batik dalam buku ataupun penerbitan lain
(majalah, jurnal, koran). Penggunaan kutipan itu dimaksudkan sebagai penegasan,
pembuktian atau pembandingan pendapat, secara jujur penulis makalah harus
mempertanggung jawabkan kutipan itu.
Pengutipan dapat dilakukan secara langsung atau tak langsung, kutipan
langsung berarti peminjaman pendapat, gagasan, data secara lengkap dan utuh
seperti dalam sumber aslinya. Akan tetapi jika peminjaman pendapat, gagasan, data
itu diintisarikan dan dirumuskan berbeda dengan sumber aslinya disebut kutipan tak
langsung (Keraf, 1994 :179-180).
Kutipan langsung yang tidak melebihi empat baris ketikan dapat diintegrasikan
dalam teks dengan diapit oleh tanda kutip (“ ……..”). Oleh karena itu, spasi baris-
baris kutipan tersebut tetap sama dengan spasi baris-baris teks. Di akhir kutipan
disertakan pertanggungjawabannya berupa nama pengarang, tahun terbit, dan
nomor halaman tempat didapati kutipan itu.
Kutipan langsung yang melebihi empat baris ketikan dipisahkan dari teks
dengan menggunakan spasi rapat, sehingga tampak berbeda dengan teksnya.
Disamping tetap digunakan tanda kutip (“ ….”)
Pengetikannya berindensi 4 karakter masuk dari awal alenia. Kutipan yang terakhir
ini dimulai dari indensi 7 karakter masuk dari margin kiri. Akhir kutipan disertakan
pertanggung jawabannya. Perhatikan contoh berikut!

“Filsafat bahasa ialah teori tentang bahas yang berhasil dikemukakan oleh
para filsuf, sementara mereka itu dalam perjalanan memahami pengetahuan
konseptual. Filsafat bahasa ialah usaha para filsuf memahami conceptual
knowledge melalui pemahaman terhadap bahasa“ (poedjosoedarmo, 2001:2).

Kutipan tak langsung dituliskan dengan cara pengintegrasian dalam teks


dengan jarak baris sesuai baris teks, dan tidak perlu diapit tanda kutip. Pertanggung
jawaban kutipan dapat ditempatkan ditengah kutipan atau diakhir kutipan. Perhatikan
contoh berikut!
Apakah filsafat bahasa itu? Poedjosoedarmo berpendapat bahwa filsafat
bahasa adalah teori tentang bahasa yang dirumuskan filsuf pada saat mereka
memahami pengetahuan konseptual (Poedjosoedarmo, 2001:2 )
Atau :
Apakah filsafat bahasa itu? Poedjosoedarmo (2001:2) berpendapat bahwa
filsafat bahasa adalah teori tentang bahasa yang dirumuskan filsuf pada saat
mereka memahami pengetahuan konseptual.
Bagaimanakah mengolah kutipan dalam kesatuan makalah? Memang
seharusnya kutipan tersebut tidak sekadar dikutip tetapi harus diinterprestasikan,
direlevansikan, dan diinferensikan . Kutipan harus diinterprestasikan dengan cara
menunjukkan pemahaman Anda atas isi kutipan tersebut. Sungguhkah Anda
mengerti, dan memahami isi kutipan itu? itu saja belum cukup. Selanjutnya perlu
ditunjukkan relevansinya dengan gagasan yang sedang Anda kembangkan. Dengan
demikian, kutipan dalam kesatuannya dengan makalah Anda jelas fungsinya :
sebagai penegas, penjelas, pembanding, pemerluas, atau pendukungbukti. Akhirnya
kutipan yang telah diinterprestasikan, direlevansikan harus disimpulkan. Dalam
konteks masalah makalah Anda, apa simpulan Anda atas isi kutipan itu ? Begitulah
semestinya dilakukan agar kutipan tidak terkesan sebagai tempelan, atau terkesan
sebagai kliping. Perhatikanlah contoh berikut!
Hal itu berarti bahwa filsafat bahasa inklusif pada semua bidang pemikiran.
Filsafat bahasa terjadi di bidang politik. Filsafat bahasa terjadi juga pada bidang-
bidang lain, karena pada setiap bidang tersebut para pemikir terus mencari
pengetahuan konseptual. Jadi, filsafat bahasa tidak hanya ada di bidang bahasa
(baca: linguistik), dan tidak dimonopoli oleh bahasa.
Sekarang berhenti dulu mempelajari materi, karena Anda haruus menuju
kepelatihan 6 yaitu mengembangkan gagasan yang ada dalam kerangka karangan
kedalam paragraf-paragraf. Gunakanlah kutipan dalam pengembangan tersebut,
Ikuti petunjuk pelatihan 6!

Tahap Revisi atau Perbaikan


Biasanya hasil pengembangan gagasan pada tahap penulisan belum
sempurna benar. Jarang ada penulis yang menyelesaikan tulisannya jadi.
Kekurangan, ketidaksempurnaan baik pada pengembangan isi, penggunaan bahasa
(tanda baca, pilihan kata, penyusunan kalimat), maupun sistematika atau
pengorganisasian gagasan pastilah ada.
Anggapan bahwa hasil penulisan tahap tersebut masih berupa buram. Oleh
karena itu, perlu dibaca ulang untuk ditemukan kekurangan-kekurangannya, dan
kemudian dilakukan pembetulan atas kekurangan atau kesalahan tersebut. Tahap
tersebut disebut tahap revisi atau perbaikan. Istilah lain adalah penyuntingan.
Apa yang perlu diperbaiki atau disunting? Pertama, perbaikan itu terarah pada
isi. Apakah isi tulisan tersebut sudah sesuai dengan judul, dan rumusan tesis pada
awal menulis makalah? Yang kurang ditambahi, yang lebih ditinggalkan. Lebih
maksudnya terlalu luas, terlalu menyimpang/keluar dari judul dan tesis. Adakah
gagasan yang saling bertentangan? jika ada, selaraskanlah!
Kedua, pada sistematika atau urutan. Manakah di antara gagasan itu yang
perlu digeser penempatannya untuk memperoleh efektivitas? Apakah urutan itu tidak
menjemukan? jika belum atau tidak , ubahlah sistematikannya!
Ketiga, perbaikan pada segi bahasa. Adakah kesalahan atau kekhilafan dalam
penggunaan tanda baca atau pungtuasi? Adakah ketidaktepatan pemilihan kata,
pembentukan kata? Adakah kalimat yang tidak efektif yaitu tidak tepat sasaran
karena rumusannya tidak benar? Jika ada, perbaikilah dulu sebelum orang lain
membacanya.
Dengan kemajuan teknologi (komputer), semua itu dapat langsung dilakukan
dengan komputer. Sebelum dicetak, lakukan revisi, perbaikan, atau penyuntingan di
komputer. Setelah yakin tanpa kesalahan, barulah dicetak. Akan tetapi, bisa juga
penyuntingan dilakukan pada buram cetakan. Jika itu yang dilakukan, gunakan
tanda-tanda koreksi/penyuntingan yang lazim.

Sistematika dan Isi


Jika diamati dengan teliti, makalah itu terdiri atas komponen isi (1)
pendahuluan atau pengantar, (2) isi, (3) penutup atau kesimpulan, dan (4) daftar
pustaka atau daftar rujukan.
Bagian pendahuluan berisi hal-hal yang secara substansial perlu
dikembangkan sebelum penulis makalah menyampaikan isi makalah. Hal-hal yang
secara substansial itu setidak-tidaknya mencakup latar belakang, masalah beserta
ruang lingkup atau cakupan masalah yang akan dibahas dalam makalah, dan tujuan
penulisan makalah. Kadang-kadang dapat ditambahkan juga garis besar isi makalah
dan urutan pembahasannya.
Bagian inti tidak lazim dinyatakan dengan label inti sebagai label bagian itu.
Bagian inti lazim langsung menggunakan label-label subtopik substansi yang
dikemukakan dalam bagian inti itu. Jabaraan-jabaran substansi selanjutnya secara
hierarkhis juga masih terbuka.
Untuk mengkonkretkan pemahaman terhadap inti makalah, patut dilihat
makalah pada lampiran. Pada lampiran 1, inti langsung berisi uraian subtopik
substansi isi makalah, yakni Berbahasa Bukan Sekadar Berkomunikasi (butir 2),
Sekolah Dasar sebagai sarana Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (butir 3),
Beberapa Ciri Bahasa Baku (butir 4). Pada lampiran 2 cobalah diidentifikasi!
Pertimbangan yang harus diperhatikan adalah prinsip bahwa bagian inti
makalah harus benar-benar menggambarkan substansi isi yang dijanjikan oleh judul
makalah. Apa pun wujud substansi isi dan berapa pun jabarannya, bagian inti itu
harus benar-benar memenuhi tuntutan substansi isi yang dijanjikan oleh judul
makalah.
Di samping prinsip di atas, butir-butir yang dituangkan pada bagian inti
makalah harus tertata secara sistematis. Hal itu berarti bahwa penampilan butir-butir
itu harus teratur menurut kerangka berpikir logis. Jika ada butir-butir bahasan yang
statusnya bertata jenjang, penampilan bahasan itu juga harus menampakkan tata
jenjangnya.

Penutup
Bagian penutup makalah lazim diisi simpulan dan saran. Jika simpulan saja
yang ditampilkan, bagian itu cukup dilabeli dengan istilah simpulan. Di samping itu,
bagian penutup dapat juga berisi penegasan kembali hal-hal penting yang telah
dipaparkan pada bagian inti. Jika penegasan kembali itu dinyatakan, simpulan
dinyatakan setelah penegasan kembali itu.
Dalam penutup makalah juga lazim ditampilkan saran-saran. Saran itu dapat
ditampilkan jika isi makalah memungkinkan penulis menyampaikan saran. Dengan
kata lain, saran ditampilkan jika diisyaratkan perlu oleh bagian inti makalah.

Catatan
Catatan itu masih merupakan bagian isi makalah, tetapi kehadirannya bersifat
manasuka. Catatan itu hanya digunakan jika ada hal-hal yang perlu dinyatakan oleh
penulis makalah, tetapi hal-hal itu tidak dapat ditampilkan dalam bagian-bagian
makalah sebelumnya.

Daftar Pustaka
Sebagaimana daftar pustaka dalam laporan ilmiah, dalam makalah juga
hanya berisi pustaka yang diacu saja oleh penulis dalam makalah. Dalam daftar
pustaka makalah, pustaka metode penelitian tidak diperlukan kecuali kalau makalah
itu makalah yang berisi hasil penelitian atau makalah tentang metode penelitian.
Lampiran
Kadang-kadang penulis makalah berusaha melengkapi makalahnya dengan
hal-hal yang perlu dilampirkan. Jika kondisi itu terjadi, lampiran dalam makalah
dipandang perlu.

Penilaian Makalah
Makalah yang selesai ditulis perlu dinilai kualitasnya. Bagaimanakah mutu
makalah itu? Apakah makalah itu bermutu atau tidak? Penilaian makalah dapat
didasarkan pada lima kriteria: kesesuaian judul dan isi, ketajaman perumusan
masalah, kebenaran pembahasan, ketepatan simpulan, dan kebenaran tata
tulisannya. Ketebalan makalah, kepangkatan dan gelar penulis, misalnya, tidak dapat
dijadikan sebagai kriteria penilaian makalah.
Judul makalah dan isi makalah harus sesuai. Apa yang terumuskan dalam
judul dibahas dalam isi makalah. Isi makalah seharusnya membahas variabel-
variabel yang dirumuskan dalam judul. Jika terjadi ketidaksesuaian antara judul dan
isi, hal itu mengindikasikan makalah tersebut kurang bermutu.
Ketajaman perumusan masalah dapat dilihat pada permasalahan -- biasanya
di akhir pendahuluan -- dengan memperhatikan rumusan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan. Apakah pertanyaan-pertanyaan bergayut dengan judul? Apakah
pertanyaan tersebut problematis artinya mengungkapkan persoalan yang memang
patut dipecahkan? Apakah pertanyaan itu memungkinkan pengkajian secara ilmiah?
Apakah permasalahan itu dibahas secara tepat? Artinya apakah teori, fakta,
data yang digunakan mendukung atau sesuai dengan masalah? Apakah
pembahasan menawarkan alternatif-alternatif jawaban? Apakah setiap alternatif diuji
kebenarannya? Apakah keterkaitan pembahasan masalah satu dengan lainnya?
Logis dan rasionalkah pembahasannya? Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut
dapat digunakan untuk menilai makalah dari segi kebenaran pembahasannya.
Apakah simpulan merupakan sintesis dari pembahasan? Apakah simpulan
merupakan alternatif teruji dan terbaik dari alternatif yang diajukan? Apakah
simpulan itu tidak melenceng dari permasalahan? Semua pertanyaan itu dapat
diajukan untuk menilai kualitas makalah dalam ketepatan simpulan yang diambilnya.
Akhirnya, hal-hal seperti pemaragrafan, penyusunan kalimat, pemilihan kata,
penggunaan tanda baca dan ejaan perlu juga menjadi pertimbangan dalam penilaian
makalah. Begitu hal-hal teknis seperti pengutipan, penulisan catatan kaki,
perwajahan patut juga dipertimbangkan. Apakah hal-hal yang berkaitan dengan tata
tulis itu sudah dilakukan dengan benar?
Daftar Pustaka

Akhadiah, Sabarti dkk. 1997. Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jenderal Dikdasmen Bagian Proyek Penataran Guru
SLTP setara D-III.

Akhadiah, Sabarti dkk. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.


Jakarta: Erlangga.

Ardiana, Leo Idra dkk. 2002. Penulisan Karya Ilmih: Pelatihan Terintegrasi Berbasis
Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Dirjen Dikdasmen Depdiknas.

Brotowijoyo, Mukayat D. 1985. Penulisan Karangan Ilmiah: Akademika Pressindo.

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang. 1993. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah: Skripsi, Artikel, dan Makalah. Malang: IKIP Malang.

Syafi’ie, Imam. 1992. Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Penulisan Ilmiah.


Makalah disajikan pada Seminar Sehari Dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Brawijaya Malang tanggal 5 Oktober 1992.

Tim pengembang Bahasa Indonesia Keilmuan FPBS IKIP Malang. 1994. Bahasa
Indonesia Keilmuan. Malang: Seksi Kajian Bahasa dan Seni FPBS IKIP
Malang.

Anda mungkin juga menyukai