BAB I
PENDAHULUAN
Di Era Globalisasi seperti saat ini ada kecenderungan untuk kembali pada
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah.
Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali
siswa memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang
Universitas Alkhairaat 1
Model Pembelajaran Kontekstual
3. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana Latar Belakang CTL
b. Mengetahui Teori apa saja yang mendukung model pembelajaran CTL.
c. Mengerti dan memahami pengertian Pembelajaran Kontekstual.
d. Mengetahui bagaimana lankah-langkah Pembelajaran Kontekstual.
e. Mengetahui bagaimana karakteristik Pembelajaran Kontekstual.
f. Mengerti bagaimana Strategi dalam Pembelajaran Kontekstual.
g. Mengetahui bagaimana perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan
Tradisional.
h. Mengetahui saja kelebihan dan kekurangan Pembelajaran kontekstual.
Universitas Alkhairaat 2
Model Pembelajaran Kontekstual
BAB II
PEMBAHASAN
Universitas Alkhairaat 3
Model Pembelajaran Kontekstual
Universitas Alkhairaat 4
Model Pembelajaran Kontekstual
Universitas Alkhairaat 5
Model Pembelajaran Kontekstual
1. Teori Piaget
Menurut Piaget perkembangan kognitif pada anak secara garis besar terbagi empat
periode yaitu: a) periode sensori motor ( 0 – 2 tahun); b) periode praoperasional (2-7
tahun); c)periode operasional konkrit (7-11 tahun); d) periode operasi formal (11-15)
tahun. Sedangkan konsep-konsep dasar proses organisasi dan adaptasi intelektual
menurut Piaget yaitu: skemata (dipandang sebagai sekumpulan konsep); asimilasi
(peristiwa mencocokkan informasi baru dengan informasi lama yang telah dimiliki
seseorang; akomodasi (terjadi apabila antara informasi baru dan lama yang semula tidak
cocok kemudian dibandingkan dan disesuaikan dengan informasi lama); dan
equilibrium (bila keseimbangan tercapai maka siswa mengenal informasi baru).
1. Teori Bruner
Teori belajar Bruner hampir serupa dengan teori Piaget, Bruner mengemukakan
bahwa perkembangan intelektual anak mengikuti tiga tahap representasi yang berurutan,
yaitu: a) enaktif, segala perhatian anak tergantung pada responnya; b) ikonik, pola
berpikir anak tergantung pada organisasi sensoriknya dan c) simbolik, anak telah
memiliki pengertian yang utuh tentang sesuatu hal sehingga anak telah mampu
mengutarakan pendapatnya dengan bahasa.
Implikasi teori Bruner dalam proses pembelajaran adalah menghadapkan anak pada
suatu situasi yang membingungkan atau suatu masalah. Dengan pengalamannya anak
akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur idenya
dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dalam benaknya.
1. Teori Vygotsky
Universitas Alkhairaat 6
Model Pembelajaran Kontekstual
CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia
nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih
bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Universitas Alkhairaat 7
Model Pembelajaran Kontekstual
D. Langkah-langkah CTL
CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas
yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara
garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut:
1. Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu
pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Tetapi
siswa harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman
nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang
berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide, yaitu siswa harus mengkontruksikan
pengetahuan dibenak mereka sendiri.
Esensi dari teori kontruksivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan
mentransfomasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki
Universitas Alkhairaat 8
Model Pembelajaran Kontekstual
informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar ini pembelajaran harus
dikemas menjadi proses mengkontruksi bukan menerima pengetahuan. Landasan
berpikir konstruktivisme agak berbeda dengan kaum objektif, yang lebih menekankan
pada hasil pembelajaran. Dalam pandangan konstruktivisme, strategi memperoleh lebih
diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat
pengetahuan. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan : (1)
menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa; (2) memberi kesempatan
siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri; dan (3) menyadarkan siswa agar
menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
2. Bertanya (questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya karena
bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang produkstif, kegiatan bertanya
berguna untuk: (1) menggali informasi baik administrasi maupun akademik; (2)
mengecek pemahaman siswa; (3) membangkitkan respon pada siswa; (4) mengetahui
sejauh mana keingin tahuan siswa; (5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa;
(6) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru; (7) untuk
membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; (8) untuk menyegarkan
kembali pengetahuan siswa. Pada semua aktivitas belajar, questioning dapat diterapkan
antara siswa dengan siswa, antara guru dan siswa, antara siswa dengan guru, antara
siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas dan sebagainya.
3. Menemukan (inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran menggunakan
pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hanya hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi juga hasil dari
menemukan sendiri. Siklus inquiry adalah (1) observasi, (2) bertanya, (3) mengajukan
dugaan, (4) pengumpulan data, (5) penyimpulan. Kata kunci dari strategi inquiry adalah
siswa menemukan sendiri, adapun langkah-langkah kegiatan menemukan sendiri
adalah: (1) merumuskan masalah dalam mata pelajaran apapun; (2) mengamati atau
Universitas Alkhairaat 9
Model Pembelajaran Kontekstual
5. Permodelan (modelling)
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model
yang bisa ditiru. Model itu, memberi peluang yang besar bagi guru untuk memberi
contoh cara mngerjakan sesuatu, dengan begitu guru memberi model tentang bagaimana
belajar. Dalam pendekatan kontekstual guru bukan satu-satunya model. Model dapat
dirancang dengan melibatkan siswa, seorang siswa dapat ditunjuk untuk memberikan
contoh temannya, misalnya cara melafalkan suatu kata. siswa contoh tersebut dikatakan
sebagai model, siswa lain dapat menggunakan model tersebut sebagai standar
kompetensi yang harus dicapai.
6. Refleksi (reflection)
Universitas Alkhairaat 10
Model Pembelajaran Kontekstual
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir
kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dalam hal belajar di masa lalu.
Siswa mengendapkan apa yang dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru,
yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelummnya. Refleksi
merupakan respons terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.
Universitas Alkhairaat 11
Model Pembelajaran Kontekstual
1. Kerjasama.
2. Saling menunjang.
3. Menyenangkan, tidak membosankan.
4. Belajar dengan bergairah.
5. Pembelajaran terintegrasi.
6. Menggunakan berbagai sumber.
7. Siswa aktif.
8. Sharing dengan teman.
9. Siswa kritis guru kreatif.
10. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar,
artikel, humor dan lain-lain.
11. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan
hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain
Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi
tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya. Secara umum tidak ada
perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program
pembelajaran kontekstual. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada
deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan operasional), sedangkan program untuk
pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya.
Beberapa komponen utama dalam pembelajaran Kontekstual menurut Johnson (2000:
65), yang dapat di uraikan sebagai berikut:
Universitas Alkhairaat 12
Model Pembelajaran Kontekstual
Universitas Alkhairaat 13
Model Pembelajaran Kontekstual
ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian,
ketajaman pemahaman dalam mengembangkan sesuatu.
Universitas Alkhairaat 14
Model Pembelajaran Kontekstual
Universitas Alkhairaat 15
Model Pembelajaran Kontekstual
Universitas Alkhairaat 16
Model Pembelajaran Kontekstual
Universitas Alkhairaat 17
Model Pembelajaran Kontekstual
1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk
dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan
nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang
ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi
secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam
memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme,
dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui
landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami”
bukan ”menghafal”.
3. Kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa
secara penuh, baik fisik maupun mental
4. Kelas dalam pembelajaran Kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh
informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di
lapangan
5. Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari
guru
6. Penerapan pembelajaran Kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran
yang bermakna
Universitas Alkhairaat 18
Model Pembelajaran Kontekstual
3. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL, guru tidak
lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai
sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan
yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang.
Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan
keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah
sebagai instruktur atau ”penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah
pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap
perkembangannya.
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan
dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun
dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra
terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan
semula.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Universitas Alkhairaat 19
Model Pembelajaran Kontekstual
CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat dengan cara
menempatkan siswa di dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan
awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari. CTL dapat diterapkan dalam
kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://dedi26.blogspot.com/2013/06/pengertian-pembelajaran-kontekstual.html
(diunduh pada 30 September 2014)
Universitas Alkhairaat 20
Model Pembelajaran Kontekstual
http://007indien.blogspot.com/2011/12/penerapan-pembelajaran-kontekstual.html (diunduh
pada 30 September 2014)
http://dionesaliaski.wordpress.com/pendidikan/islami/model-pembelajaran-konstektual/
(diunduh pada 30 September 2014)
http://sulipan.wordpress.com/2011/05/16/teori-belajar-menurut-piaget-bruner-dan-
vygotsky/(diunduh pada 01 Oktober 2014)
Universitas Alkhairaat 21